Sumber Gambar : Koleksi Pribadi Penulis
Alasan
Setiap kejadian selalu memiliki awal, dan banyak orang memilih mengawali apapun yang mereka lakukan dengan menemukan sebuah alasan. Jawaban dari pertanyaan “kenapa” menjadi pilihan banyak orang kenapa mereka melakukan sesuatu. Dalam dunia kriminal pun dikenal istilah motif, berbagai kumpulan alasan kenapa orang melakukan tindakan kriminal. Dalam istilah asing dikneal “reason”, berbagai pertimbangan logis seseorang melakukan sesuatu, ya meskipun beberapa kesempatan mungkin pertimbangan dari “reason” tersebut tidak logis. Artinya, banyak tindakan yang didasari dengan sebuah alasan, alasan yang seringkali sangat kuat, logis tidak logis, tetapi kuat yang pada akhirnya membuat orang melakukan suatu tindakan.
Ingin tahu
seberapa kuat alasan bisa mendorong seseorang? Saksikan bagaimana sejarah
dibentuk oleh kumpulan alasan individu, tidak hanya individu bahkan, tapi
sebuah alasan kolektif individu mampu membentuk dan merubah sejarah. Revolusi
Prancis dilandasi alasan 85% penduduk kelas ketiga Prancis yang muak berada
dibawah tekanan dan perlakuin tidak adil kaum borjuis. Revolusi indiustri
dilandasi alasan masyarakat pada masa itu yang ingin memudahkan dan
meningkatkan produksi, mengapa demikian? Penemuan bernama mesin uap lah
alasannya. Apakah orang ada yang menderita karena alasan tersebut? tidak hanya
menderita, banyak orang kehilangan nyawa, harta benda, dikarenakan tindakan
yang dilandasi alasan tersebut.
Kekuatan
sebesar itu, dan bagaimana alasan bisa mendarah daging di alam bawah sadar
manusia, menjadi sebab banyak orang berlomba mencari alasan kuat sebelum
melakukan sesuatu. Cinta, keluarga, perdamaian, kekayaan, kekuatan, hingga
alasan seperti kebencian, dendam, kemarahan, menjadi berbagai hal yang
dijadikan orang-orang sebagai landasan mereka membuat alasan tersebut. Lantas,
bagaimana dengan kehidupan di perguruan tinggi? Lantas, bagaimana dengan
pekerjaan? Dan berbagai hal lain yang membangun kehidupan kita?
Kehidupan
kita adalah sejarah kita, dan kita adalah tokoh-tokoh yang akan membuat
tindakan menyejarah itu, dan bisa jadi sejarah dunia ditentukan oleh kita. Maka
menemukan alasan itu, menjadi sebuah titik yang akan menentukan sebarapa jauh
kita siap melakukan sesuatu untuk sejarah kita sendiri. Apakah sejarah itu akan
ditulis dengan tinta emas? Atau dengan tinta darah? Semua ditentukan oleh
seberapa kuat dan apa yang mendasari alasan tersebut.
Dasar
sederhana seperti perasaan kebencian karena pernah diperlakukan tidak adil.
Kemarahan karena pernah dipandang sebelah mata, bahkan diremehkan. Semangat
membalas dendam, karena tindakan semena-mena yang mungkin merubah bentuk fisik
kita, melukai dengan dalam hati kita. Hal-hal remeh temeh dan tidak berkelas
ini bisa membawa kita menjadi sosok pembunuh, jika akhirnya kita menggunakan
pisau dan pedang untuk mewujudkan tindakan kita. Bukan hanya pembunuh biasa,
tetapi pembunuh menyejarah karena bisa jadi tindakan kita merubah sebuah
tatanan sosial masyarakat.
Namun jika
pedang dan pisau itu kita rubah menjadi pena dan cinta. Dimana kita membuktikan
dengan prestasi, kita jawab dengan karya sehingga kemarahan dan kebencian itu
menjadi ruh untuk membuktikan pada mereka kita tidak seperti apa yang mereka
sangkakan, apa yang mereka kira, dan apa-apa yang telah mereka perlakukan
kepada kita. Saksikanlah, karya-karya mu itu akan berbicara keras, lantang, dan
bahkan tidak jarang Tuhan turut tersenyum, memberikan restu bahkan membalasmu
dengan berbagai kemuliaan.
Itu baru
alasan rendah, bisa membuatmu jatuh pada waham kebesaran dan bisa jadi secara
tidak langsung membuatmu melakukan hal-hal yang mungkin menyakiti orang lain.
Maksudnya, ingat-kan bagaimana anak-anak yang dianggap gagal dan tidak punya
masa depan ramai-ramai menyambung “tali silaturrahim”, menyebut nama guru yang
“mereka sayangi” sambil menyebutkan pencapaian apa yang sudah mereka peroleh?
Ya hal itu sangat mungkin terjadi jika landasan alasan kita adalah kebencian,
dendam dan kemarahan. Meskipun tidak ada yang salah dengan itu asalkan kita
tidah membuktikan dengan tindakan melanggar hukum dan menyakiti orang lain.
Tetapi coba
bayangkan jika alasan kita adalah alasan mulia, alasan-alasan agung.
Membahagiakan orang tua yang tidak hanya terucap di bibir saja, mengejar mimpi
untuk mewujudkan perdamaian di muka bumi, menciptakan sesuatu yang memudahkan
kehidupan manusia, atau mungkin lebih sederhana tapi mulia, mengucapkan
terimakasih kepada orang-orang yang berjasa dengan kita. Dengan potensi, dan
semangat yang sama bisa jadi tercapailah tujuan-tujuan yang tidak terbayangkan.
Bukan hanya membuktikan kepada manusia-manusia yang sejak awal memandang remeh
kita, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu memberi manfaat pada mereka yang
mungkin tidak mengetahui, tidak mengenal kita.
Namun,
bisakah kita membayangkan sebuah landasan, landasan yang akan menciptakan
alasan terkuat. Alasan ini bisa senantiasa diperbaharui, namun tekanan dalam
menjaganya jauh, jauh lebih kuat, cobaan dan rintangannya jauh lebih
mengerikan. Landasan alasan tersebut adalah Allah, dan alasan yang dimaksud
adalah “mencari berkah dari Penguasa Langit dan Bumi, Allah SWT”. Tidak banyak
orang bisa menggunakan ini sebagai alasan, namun, alasan ini sangat mudah
diucapkan bahkan oleh mereka yang mungkin tidak pernah berkunjung ke rumah-Nya.
Namun jika seorag manusia mampu mempertahankan alasan ini, maka seluruh
penghuni bumi dan langit akan berada dalam lingkar manfaatnya. Kehadiran nya
membawa perbaikan dan pencerahan, perbuatannya menghasilkan sebuah role model
ideal. Rasulullah Muhammad SAW menjadi pengejawantahan sejati orang-orang
semacam ini.
Lantas, apa
alasan kita menginjakkan diri kita di perguruan tinggi, sekolah, kantor atau
mungkin pelaminan? Seluruh alasan itu adalah alasan alamiah manusia, manusia
selalu memiliki potensi untuk mencintai, sebagaimana dia memiliki tendensi
untuk membenci. Kebencian bisa mendrongmu menciptakan hal-hal luar biasa,
sekarang bayangkan jika cinta dan kasih sayang yang mendorongmu. Bukan hanya
luar biasa yang kamu perbuat, namun juga penuh cinta dan kasih sayang.
Sekarang,
coba mantapkan diri untuk mengejar alasan terakhir, alasan paripurna, coba
memberi dan melakukan sesuatu atas dasar berkah dari yang maha Mencintai. Apa
yang dapat kamu lakukan kira-kira? Dan Dia adalah Tuhan yang Penyabar, dia
memahami bahwa diri kita adalah manusia yang mudah dibolak-balik hatinya, dan
Dia akan bersabar melihatmu berkali-kali mempebaiki alasan, berkali-kali
mencari-cari alasan. Tetapi ada satu hal yang telah Dia gariskan dan
dicontohkan oleh Hamba Terbaik-Nya. Apa itu? sebuah tindakan riil, nyata, di
jalan kebaikan yang menjadi perwujudan dari apapun landasan niat kita.
Ketika
manusia mengawali perjalanan hidup di masa dewasa dengan kebencian dan dendam,
kehausan mewujudkan dan membuktikan kepada manusia-manusia yang memandang
rendah dan memperlakukan manusia lain secara tidak adil. Namun, berbagai hal
membuat manusia mempelajari arti cinta, mempelajari arti kasih sayang, dan
lebih utama, rasa terima kasih. Mencari keberkahan dari Allah SWT? Perjalanan
ini singkat dan panjang. Singkat karena Dia bisa memanggilmu pulang kapan saja,
tetapi panjang, karena mendalami makna kehidupan, makna cinta yang Dia ajarkan,
membutuhkan segala-galanya dari diri kita.
Apa
alasanmu?
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
No comments:
Post a Comment