Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Tuesday, August 11, 2020

Alasan. Sebuah Tulisan Penggugah Semangat

 

Sumber Gambar : Koleksi Pribadi Penulis

Alasan

Setiap kejadian selalu memiliki awal, dan banyak orang memilih mengawali apapun yang mereka lakukan dengan menemukan sebuah alasan. Jawaban dari pertanyaan “kenapa” menjadi pilihan banyak orang kenapa mereka melakukan sesuatu. Dalam dunia kriminal pun dikenal istilah motif, berbagai kumpulan alasan kenapa orang melakukan tindakan kriminal. Dalam istilah asing dikneal “reason”, berbagai pertimbangan logis seseorang melakukan sesuatu, ya meskipun beberapa kesempatan mungkin pertimbangan dari “reason” tersebut tidak logis. Artinya, banyak tindakan yang didasari dengan sebuah alasan, alasan yang seringkali sangat kuat, logis tidak logis, tetapi kuat yang pada akhirnya membuat orang melakukan suatu tindakan.

Ingin tahu seberapa kuat alasan bisa mendorong seseorang? Saksikan bagaimana sejarah dibentuk oleh kumpulan alasan individu, tidak hanya individu bahkan, tapi sebuah alasan kolektif individu mampu membentuk dan merubah sejarah. Revolusi Prancis dilandasi alasan 85% penduduk kelas ketiga Prancis yang muak berada dibawah tekanan dan perlakuin tidak adil kaum borjuis. Revolusi indiustri dilandasi alasan masyarakat pada masa itu yang ingin memudahkan dan meningkatkan produksi, mengapa demikian? Penemuan bernama mesin uap lah alasannya. Apakah orang ada yang menderita karena alasan tersebut? tidak hanya menderita, banyak orang kehilangan nyawa, harta benda, dikarenakan tindakan yang dilandasi alasan tersebut.

Kekuatan sebesar itu, dan bagaimana alasan bisa mendarah daging di alam bawah sadar manusia, menjadi sebab banyak orang berlomba mencari alasan kuat sebelum melakukan sesuatu. Cinta, keluarga, perdamaian, kekayaan, kekuatan, hingga alasan seperti kebencian, dendam, kemarahan, menjadi berbagai hal yang dijadikan orang-orang sebagai landasan mereka membuat alasan tersebut. Lantas, bagaimana dengan kehidupan di perguruan tinggi? Lantas, bagaimana dengan pekerjaan? Dan berbagai hal lain yang membangun kehidupan kita?

Kehidupan kita adalah sejarah kita, dan kita adalah tokoh-tokoh yang akan membuat tindakan menyejarah itu, dan bisa jadi sejarah dunia ditentukan oleh kita. Maka menemukan alasan itu, menjadi sebuah titik yang akan menentukan sebarapa jauh kita siap melakukan sesuatu untuk sejarah kita sendiri. Apakah sejarah itu akan ditulis dengan tinta emas? Atau dengan tinta darah? Semua ditentukan oleh seberapa kuat dan apa yang mendasari alasan tersebut.

Dasar sederhana seperti perasaan kebencian karena pernah diperlakukan tidak adil. Kemarahan karena pernah dipandang sebelah mata, bahkan diremehkan. Semangat membalas dendam, karena tindakan semena-mena yang mungkin merubah bentuk fisik kita, melukai dengan dalam hati kita. Hal-hal remeh temeh dan tidak berkelas ini bisa membawa kita menjadi sosok pembunuh, jika akhirnya kita menggunakan pisau dan pedang untuk mewujudkan tindakan kita. Bukan hanya pembunuh biasa, tetapi pembunuh menyejarah karena bisa jadi tindakan kita merubah sebuah tatanan sosial masyarakat.

Namun jika pedang dan pisau itu kita rubah menjadi pena dan cinta. Dimana kita membuktikan dengan prestasi, kita jawab dengan karya sehingga kemarahan dan kebencian itu menjadi ruh untuk membuktikan pada mereka kita tidak seperti apa yang mereka sangkakan, apa yang mereka kira, dan apa-apa yang telah mereka perlakukan kepada kita. Saksikanlah, karya-karya mu itu akan berbicara keras, lantang, dan bahkan tidak jarang Tuhan turut tersenyum, memberikan restu bahkan membalasmu dengan berbagai kemuliaan.

Itu baru alasan rendah, bisa membuatmu jatuh pada waham kebesaran dan bisa jadi secara tidak langsung membuatmu melakukan hal-hal yang mungkin menyakiti orang lain. Maksudnya, ingat-kan bagaimana anak-anak yang dianggap gagal dan tidak punya masa depan ramai-ramai menyambung “tali silaturrahim”, menyebut nama guru yang “mereka sayangi” sambil menyebutkan pencapaian apa yang sudah mereka peroleh? Ya hal itu sangat mungkin terjadi jika landasan alasan kita adalah kebencian, dendam dan kemarahan. Meskipun tidak ada yang salah dengan itu asalkan kita tidah membuktikan dengan tindakan melanggar hukum dan menyakiti orang lain.

Tetapi coba bayangkan jika alasan kita adalah alasan mulia, alasan-alasan agung. Membahagiakan orang tua yang tidak hanya terucap di bibir saja, mengejar mimpi untuk mewujudkan perdamaian di muka bumi, menciptakan sesuatu yang memudahkan kehidupan manusia, atau mungkin lebih sederhana tapi mulia, mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang berjasa dengan kita. Dengan potensi, dan semangat yang sama bisa jadi tercapailah tujuan-tujuan yang tidak terbayangkan. Bukan hanya membuktikan kepada manusia-manusia yang sejak awal memandang remeh kita, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu memberi manfaat pada mereka yang mungkin tidak mengetahui, tidak mengenal kita.

Namun, bisakah kita membayangkan sebuah landasan, landasan yang akan menciptakan alasan terkuat. Alasan ini bisa senantiasa diperbaharui, namun tekanan dalam menjaganya jauh, jauh lebih kuat, cobaan dan rintangannya jauh lebih mengerikan. Landasan alasan tersebut adalah Allah, dan alasan yang dimaksud adalah “mencari berkah dari Penguasa Langit dan Bumi, Allah SWT”. Tidak banyak orang bisa menggunakan ini sebagai alasan, namun, alasan ini sangat mudah diucapkan bahkan oleh mereka yang mungkin tidak pernah berkunjung ke rumah-Nya. Namun jika seorag manusia mampu mempertahankan alasan ini, maka seluruh penghuni bumi dan langit akan berada dalam lingkar manfaatnya. Kehadiran nya membawa perbaikan dan pencerahan, perbuatannya menghasilkan sebuah role model ideal. Rasulullah Muhammad SAW menjadi pengejawantahan sejati orang-orang semacam ini.

Lantas, apa alasan kita menginjakkan diri kita di perguruan tinggi, sekolah, kantor atau mungkin pelaminan? Seluruh alasan itu adalah alasan alamiah manusia, manusia selalu memiliki potensi untuk mencintai, sebagaimana dia memiliki tendensi untuk membenci. Kebencian bisa mendrongmu menciptakan hal-hal luar biasa, sekarang bayangkan jika cinta dan kasih sayang yang mendorongmu. Bukan hanya luar biasa yang kamu perbuat, namun juga penuh cinta dan kasih sayang.

Sekarang, coba mantapkan diri untuk mengejar alasan terakhir, alasan paripurna, coba memberi dan melakukan sesuatu atas dasar berkah dari yang maha Mencintai. Apa yang dapat kamu lakukan kira-kira? Dan Dia adalah Tuhan yang Penyabar, dia memahami bahwa diri kita adalah manusia yang mudah dibolak-balik hatinya, dan Dia akan bersabar melihatmu berkali-kali mempebaiki alasan, berkali-kali mencari-cari alasan. Tetapi ada satu hal yang telah Dia gariskan dan dicontohkan oleh Hamba Terbaik-Nya. Apa itu? sebuah tindakan riil, nyata, di jalan kebaikan yang menjadi perwujudan dari apapun landasan niat kita.

Ketika manusia mengawali perjalanan hidup di masa dewasa dengan kebencian dan dendam, kehausan mewujudkan dan membuktikan kepada manusia-manusia yang memandang rendah dan memperlakukan manusia lain secara tidak adil. Namun, berbagai hal membuat manusia mempelajari arti cinta, mempelajari arti kasih sayang, dan lebih utama, rasa terima kasih. Mencari keberkahan dari Allah SWT? Perjalanan ini singkat dan panjang. Singkat karena Dia bisa memanggilmu pulang kapan saja, tetapi panjang, karena mendalami makna kehidupan, makna cinta yang Dia ajarkan, membutuhkan segala-galanya dari diri kita.

Apa alasanmu?


Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.

For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com

Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini

kunjungi juga profil selasar saya di : https://www.selasar.com/author/abdullah/
Thanks for your support!

Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 


No comments:

Post a Comment