AL-Qur’an
Titipan
“Kuntum
Khoiro Ummatin Ukhrijat Liinnaas…” entah sebuah kebetulan, ayat ini menemani
pertemuan kita. Aku tidak tahu bagaimana kabarmu, tapi aku harap kamu tahu aku,
disisimu saat ini. Dahulu, iya, kamu mengingatkanku apa hakikatku hidup di
dunia ini. Sekarang aku hanya tersenyum, berharap Allah merawatmu dengan baik
disana. Kembali aku teringat, apa yang terjadi malam itu.
“Mas,
kamu tidak apa-apa mas?” sosok itu menampar wajahku keras-keras.
Terbuka
perlahan, aku menatap bingung pada sosok itu. Semuanya terjadi begitu cepat,
singkat izrail menarik nyawaku keras, kemudian menghempaskannya kembali.
“Mas,
Sadar mas, sadar!!” tamparan itu kembali menghantam wajahku. Aku membuka mata,
dan melihat sesosok laki-laki. Wajah teduhnya terlihat panik, terlihat setetes
darah mengalir di pelipisnya. Baju koko putihnya terlihat kotor, mungkin karena
berbenturan dengan aspal.
Aku
terduduk, merasakan sakit luar biasa di kaki kiri ku. Motor kesayanganku
tergolek lemah di jalan, nyaris tidak berbentuk lagi. Sedang kulihat disana ada
rongsokan motor, mungkin milik laki-laki berbaju koko tadi. Rasa sakit itu
kembali menyerang, kepalaku berputar, suara sayup-sayup teriakan panik manusia
hilang perlahan, lalu gelap.
Aku
tersadar saat tengah tertidur di sebuah ranjang. Melihat botol infus
menggantung, aku sadar aku berada di rumah sakit. Ingatan kejadian sebelumnya
berkelebat, serbuk putih, kepulan asap, minuman hangat. Bertanya akan identitas
diri, kekasih ku meninggalkanku, berkendara memecah sunyinya malam. Benturan
keras, dan aku terbangun disini.
Kuedarkan
pandangan disekitar kamar, dan aku melihat kembali sosok berbaju koko putih
itu. Terlihat duduk sambil berbicara pelan, sepintas aku mendengarnya.
Kata-kata itu mirip dengan panggilan adzan, sayangnya sudah lama adzan kuacuhkan. Dia menatapku dan tersenyum
“Alhamdulillah,
kamu sudah sadar mas. Tadi kamu sempet pingsan, warga bawa kamu ke rumah sakit”
katanya sambil mendekatiku.
“Kata
polisi mas berkendara dibawah pengaruh minuman keras. Mungkin mereka akan mendatangi
mas..” sekali lagi dia tersenyum, membalikkan tubuhnya
“Oh
iya mas, terakhir mas. Allah pasti memiliki alasan, kenapa masih mengizinkan
mas untuk hidup. Saya menitipkan Al-Qur’an ini buat kamu mas. Coba dibaca dan
direnungi mas, di bagian yang sudah saya tandai” dia meletakkan Al-Qur’an itu
disampingku, sekali lagi dia tersenyum dan keluar dari kamarku.
Berselang,
dokter dan perawat masuk kedalam ruangan. Sekilas aku melihat sang laki-laki,
dia kembali tersenyum kepadaku, kulihat dia mengepalkan tinjunya, diangkat
keatas, dan dia menghilang dari pandanganku.
Pagi
itu, aku sudah tersadar kembali. Kaki kiriku patah, dan harus mendapat
perawatan intensif. Namun selebihnya tidak apa-apa, hanya gegar otak ringan dan
luka-luka lecet di sekujur tubuhku. Kata dokter, polisi akan datang dan
menanyaiku beberapa hal. Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya, maka aku
memperbaiki posisi duduk ku dan bersiap menunggu.
Kulihat
disebelahku, ada sebuah Al-Qur’an. Titipan orang itu aku rasa, orang baik yang
tidak aku tahu. Terlihat ada bekas cipratan darah disana, mungkin miliknya, aku
tidak tahu darimana asalnya. Kubuka, satu demi satu, dan di satu bagian,
kulihat bekas jemari menempel disana, jemari berlumuran darah.
Tepat
beberapa detik, polisi datang. Seorang inspektur berkumis menunjukkan sebuah
foto. Lelaki berwajah teduh, dengan sebuah baju koko putih bersimbah darah.
Terlihat luka-luka menghiasi wajahnya.
“Laki-laki
ini, meninggal setelah ditabrak saudara, dia terlempar sekian meter dari
motornya, lalu kepalanya menghantam aspal telak. Dia tewas karena benturan itu.
Saat wafat, dia memegang qur’an ditangannya”
Aku
terdiam, kulihat di depan pintu, laki-laki berwajah teduh itu bersedekap dan
tersenyum. Kemudian dia isyaratkan aku untuk menjaga baik-baik al-Qur’an itu.
Gigil menyelimuti tubuhku, dan lagi-lagi aku kehilangan kesadaran. Air mataku
mengalir, ya, maafkan aku, tetapi setidaknya, akan kuteruskan langkahmu. Tunggu
aku.
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6
Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini
kunjungi juga profil selasar saya di : https://www.selasar.com/author/abdullah/
Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
No comments:
Post a Comment