Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Tuesday, October 24, 2017

Affective Event Theory (Teori Kejadian Afektif)



Sumber : http://study.com/cimages/videopreview/affect_112739.jpg


Teori Kejadian Afektif : Diskusi Teoritis tentang Struktur, Sebab dan Konsekuensi dari Pengalaman Afektif di Tempat Kerja 

Halaman : 1-36
Review jurnal Howard M. Weiss dan Russel Cropanzano

Pendahuluan

Meskipun kepuasan kerja telah diterima sebagai sesuatu yang “mempengaruhi”, masih sangat minim diketahui penyebab dan pengaruh dari pengalaman afektif sesungguhnya dalam latar kerja. Bekerja dari literasi datar soal emosi dan mood, kami memperkenalkan teori kejadian afektif, yang menekankan peran dalam kejadian kerja sebagai penyebab proksimal dari reaksi afektif. Kita mendiskusikan struktur dari pengalaman afektif, penyebab situasional dan disposisional serta dampaknya dalam performa dan kepuasan kerja. 

Masalah dari konstruksi dan sebab musabab bukan masalah paling rumit dalam definisi ini. Yang paling sulit adalah fakta bahwa kepuasan kerja bukanlah reaksi afektif atau emosional, atau setidaknya bukan aspek yang umum dipelajari dan digunakan. Berdasarkan sifat alamiahnya, bisa disimpulkan sementara bahwa kepuasan kerja adalah evaluasi penentuan putusan positif atau negative dari sebuah pekerjaan atau situasi pekerjaan

Kemudian, kapan terjadi hubungan antara afektif dengan kepuasan? Jawaban dari pertanyaan ini jelas menyembunyikan sebab dan dampak. Karena hakikatnya penentuan kepuasan kinerja adalah sebuah “produk jadi” dari hasil evaluasi dan penentuan putusan. 

Memperlakukan kepuasan kerja sebagai sebuah simpulan evaluasi dari kedua faktor baik afektif maupun anteseden kepercayaan sepertinya lebih konsisten dengan posisi saat ini ataupun formasi perilaku. Meskipun telah lama diketahui, namun baru saat ini pemahaman ini tengah mulai menemukan bentuk. 

Membuat perbedaan bahwa kepuasan adalah hasil penetapan putusan, dan afektif sebagai hal yang menyebabkan putusan membawa pada titik terang secara cepat pada keismpulan bahwa kepuasan dan afektif harus diperlakukan sebagaimana dua fenomena berbeda. Dalam hal ini, mensugesti peran penting mempelajari reaksi afektif dalam independensi kerja dari kepuasan kerja. 

Juga akan dijelaskan secara ringkas, hal kecil tentang nilai emosi dan mood dalam kepuasan kinerja pada paper ini. 

Tiga Pendekatan Teoritis untuk Kepuasan Kerja

Pada bagian ini akan dipaparkan ringkas mengenai beberapa teori umum yang dilakukan berdasarkan pada kepuasan kerja. Teori-teori dibawah ini menyinggung beberapa bahasan tentang kejadian afektif. Diskusi tentang elemen-elemen ini akan menghindari evaluasi dari literature penelitian disebabkan adanya review yang bagus di suatu tempat (Arvey, Carter, & Buerke 1991, Locke, 1976). 

1.      Pendekatan Penghukuman Kognitif

Merupakan teori yang mendominasi seluruh lanskap teoritis. 


Dalam teori ini secara umum, memiliki beberapa konstruksi particular, dimana konstruksi umum ada sebagaimana gambar diatas. Dalam struktur umum ini digambarkan lingkungan kerja sebagai sebagai susunan dari fitur-fitur abstrak seperti karakteristik kerja dan peluang promosi.

Dominasi dari pendekatan ini dimungkinkan karena kemampuannya untuk menyelesaikan dan menjawab beberapa asumsi. Sebagian besar dari asumsi diatas tidak dilandasi dari kepentingan logis. Tapi lebih kepada karakteristik dan kepenulisan dari tradisi ini.

Dengan pendekatan pengukuman kognitif, struktur dimensional dari kepuasan telah berevolusi dalam bentuk fokus kepada atribut dan fitur dari lingkungan. Tetapi, kita harus menyelidiki reaksi afektif dari struktur fenomenalnya sendiri. Kemudian, fokus pada evaluasi seringkali acuh dengan apa yang terjadi di tempat kerja. Kemudian pertanyaan sedehana, dimana emosi atas kepuasan kerja?

2.      Pendekatan Pengaruh Sosial

Dasar gagasan dari pendekatan pengaruh sosial adalah bahwa lingkungan sosial memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan orang dalam menilai suatu pekerjaan. Ilmuwan mengalami perjuangan menyakitkan untuk membuktikan bahwa teori ini adalah alternative dari teori sebelumnya (penghukuman kognitif/cognitive judgement). Apa yang terjadi jika sumber dari pendekatan pengaruh sosial dan penghakiman kognitif memiliki sumber yang saling bertolak belakang?.

Dalam argument kami, masalah pertama adalah ketidaktepatan interpretasi dari segi bahasa. Masalah kedua, keberadaan kata seperti need fulfillment menjadi masalah tersendiri karena hal tersebut menjadi kritik atas pemahaman dasar kebutuhan. 

Kontroversi ini tidak akan dibahas lebih lanjut, dan kami tidak akan berusaha memecahkan masalah ini. Bisa kita lihat sekilas gambaran dari teori pendekatan pengaruh sosial pada gambar dibawa ini dan bisa kita jadikan representasi cara kerja teori ini.



Kami hanya menggunakan pemikiran saat ini tentang perilaku memberikan tambahan bobot pada gagasan bahwa perilaku tidak disimpan dipanggil kembali, namun berada pada tataran konstruksi atas permintaan (Wilson & Hodges, 1992). Social information bisa dipahami mudah sebagai informasi kontekstual penting.

3.      Pendekatan Disposisional

Gagasan dasar dari pendekatan disposisional adalah orang-orang pada tingkatan tertentu kepuasan kerja seseorang ditentukan tendensi umum dia terhadap apa yang dia rasa baik atau buruk dalam hidupnya, dan tendensi ini bersifat tidak bergantung kepada sifat alamiah dari sebuah pekerjaan, fitur positif atau negatifnya.

Dalam pendekatan ini ada dua kajian yang umum dilakukan dalam lingkup teori pendekatan disposisional, yaitu : 

a.       Determinasi personal dari kepuasan disposisional
Hampir semuapenelitian terbaru tentang kepribadian dan kepuasan kerja telah melihat kepada kedua kecendurungan kepribadian, afektifitas positif dan afektifitas negative. Karakteristik dasar positif lebih cenderung pada perilaku bersosial dan bahagia. Sedangkan negative cenderung pada perilaku anti-sosial dan stress.

Sebagaimana kepuasan kerja, keberadaan afektofitas didalamnya memiliki kecendurungan sendiri seperti perilaku. Dan tendensi ini diperlihatkan memiliki kaitan dengan kepuasan kerja. Temuan ini memang tidak semenarik prediksinya karena pada dasarnya kita hanya mengetahui bagaimana orang dengan kecenderungan apa akan berlaku/memiliki kepuasan seperti apa. Namun, temuan ini membuat kita bisa menggaris bawahi beberapa hal tertentu tentang perilaku dan afektifitas. 

b.      Pengaruh genetika dalam kepuasan disposisional
Hal ini menunjukkan adanya perilaku ilmiah genetic, terhadap kepuasan yang dirasakan secara berbeda oleh masing-masing individu. Sayangnya temuan ini tidak menawarkan terlalu banyak dalam sudut pandang psikologis. Namun poin ini bisa memberikan arah yang produktif jika dikaji secara hati-hati.

Arah yang lebih berguna adalah dengan memberikan proses psikologis yang bisa memberikan dukungan dan bekerjasama dengan temuan secara genetic ini, tentu juga konsekuensi psikologis. Artinya, temuan masa mendatang tidak bisa memandang remeh temuan ini. Temuan ini bisa memberikan sokongan pada kepuasan kinerja namun bukan sebagai “hereditas”, namun dia bisa berlaku sebagaimana gejala kepada sebab psikologis yang proksimal. 

Teori Kejadian Afektif : Sebuah Pandangan Umum

Pembahasan dari posisi dan teori sebelumnya membawa kami pada simpulan tentang keberadaan afektif event, dan kami akan memberikan pandangan umum tentang posisi kami. Teori kejadian afektif (Affective Event Theory) adalah pandangan kami, dan kami akan mendiskusikan beberapa perbedaan antara teori ini dengan metode sebelumnya.

Pertama, teori ini fokus kepada struktur, sebab dan konsekuensi pengalaman afektif di dalam pekerjaan. Kedua, teori ini mengarahkan perhatian jauh dari fitur lingkungan, tapi kepada kejadian sebagai sebab proksimal dari reakasi afektif. Kemudian, teori ini juga memasukkan waktu sebagai parameter penting ketika menguji pengaruh dan kepuasan.

Selain itu, teori ini memberikan perhatian pada rekasi afektif sepanjang waktu adalah perbedaan mendasar dengan teori tradisional. Karena pada teori tradisional, memberikan landasan waktu untuk kepuasan kerja sama sekali tidak memiliki kepentingan teoritis. Kemudian terakhir, teori ini mempertimbangkan struktur dari reaksi afektif sama pentingnya dengan fitur-fitur lingkungan. 


Riset Sebelumnya yang Konsisten dengan Affective Events Theory (AET)

Tidak pernah ada klaim dari kami bahwa tidak ada penelitian sebelumnya yang berfokus kepada AET. Kenyataannya beberapa penelitian ditemukan konsisten dengan teori AET. Berikut dua teori yang kebetulan sudah jarang dibahas oleh kalangan akademisi. 

1.      Hersey (1932)
Pada 1932 Roxford Hersey mempublikasikan jurnal berjudul Emosi Pekerja di Toko dan Rumah. Riset dari Hersey sudah hampir dilupakan, namun dia masih memberikan potongan penting dalam konteks rekasi emosi didalam pekerjaan. Posisi teoritis Hersey berfakus pada krisis kehidupan. Dia berargumen bahwa kehidupan sebagaimana tempat kerja memiliki beberapa krisis, yang memerlukan penyesuaian. 


Diagram diatas adalah temuan Hersey tentang bagaimana pengaruh posisi emosi atas produktifitas. 

2.      Herzberg, Mausner dan Snyderman

Herzberg mengungkapkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan tidak terpaku pada 1 dimensi berulang, namun terbagi pada beragam dimensi. Respon dilapangan menjawab dengan “artefak metodologis”, “kebingungan antara agen dan kejadian”, dan “proses-proses atribusional”.

Kami akan mencari keunikan dan hubungan antara AET dengan teori Herzberg, terlepas dari teori 2 faktornya. Pertama Herzberg menyadari adanya perilaku tempat kerja. Untuk Herzberg, penyebab utama kepuasan dan ketidakpuasan adalah kejadian pekerjaan. Menariknya, setelah Herzberg menyadari hal ini, dia tidak berhenti disini, namun mengembangkan kepada deskripsi dari lingkungan yang memfasilitasi kejadian tersebut.

Apabila kita menjaga perbedaan antara kejadian dan fitur, serta rekasi afektif dan evaluasi keseluruhan, kontroversi perbedaan antara teori 1 faktor dan 2 faktor semakin terlihat inkonseuensial, tidak logis.

Sifat Alami Emosi dan Mood

Disini kami akan coba merangkum riset-riset sebelumnya tentang 2 faktor yang mendasari AET. Kami tidak berusaha memberikan perbedaan antara satu dengan yang lain, namun hanya berusaha memberikan gambaran tentang bagaimana koherensi 2 faktor ini dengan AET. 

1.      Mendefinisikan Emosi
Mendefinisikan emosi menjadi sulit karena emosi terdiri bukan hanya dari 1 faktor tunggal, namun lebih kepada beragam reaksi.

Namun, Frijida (1993), emosi senantiasa memiliki objek atas sesuatu, misalkan dia marah atas sesuatu, suka akan sesuatu. Namun pada akhirnya, meskipun kita menyadari beragam komponen dari pengalaman psikologis, (pengaruh, psikologi, dan sejenisnya), ditemukan bahwa pengalaman-lah faktor yang penting.

2.      Mendefinsikan Mood
Dari pendapat para ahli, kami berkesimpulan bahwa kami setuju bahwa mood memiliki dampak beragam. Namun kami juga akan berhati-hati bahwa perbedaan antara emosi dan mood bisa diambil terlalu jauh. Apabila benar bahwa dampak dari emosi bisa disebabkan dari sumber emosi, mereka juga bisa jadi menggeneralisir dampak perilaku yang dimediasi oleh aktifasi atau tingkat ketertarikan.

Lebih aman jika kita mengatakan, bahwa dampak dari mood sedikit lebih bergantung kepada sifat alamiah penyebab dari mood. Hal ini konsisten dengan gagasan bahwa penyebab bukan bagian dari pengalaman fenomenal. 

3.      Struktur dari Emosi


a.       Implikasi untuk AET
Implikasi psikologis belum dapat dilakukan karena masih ada masalah dalam mendefinisikan emosi. Namun, penelitian hari ini telah memberikan fondasi yang bagus untuk memproses hal ini.

Pertama, semua peneliti setuju bahwa emosi disepakat dapat diorganisir menuju keluarga. Kedua, semua pihak sependapat bahwa kondisi emosional tertentu betul-betul nyata. Ketiga, beberapa kondisi emosi cenderung spesifik, sedangkan beberapa yang lain bersifat umum. Kesemuanya ini memiliki dampak dalam hal memprediksi tingkah laku. 

4.      Struktur dari Mood
Peneliti berusaha untuk memberikan penegasan dan penjelasan sistematis mengenai mood. Karena cukup sulit jika kita membedakan mood hanya berdasarkan pada afektifitas negative dan positif saja. Berikut ini beberapa usaha peneliti untuk membangun struktur dari mood. 

a.       Afektifitas Negatif dan Positif
b.      Intensitas dan Nada Hedonis
c.       Mengapa ada kebingungan dalam struktur faktor
d.      Ketangguhan dalam operasional berganda
e.       Deskripsi konseptual
f.       Masalah dari gangguan variansi
g.      Masalah dari kerangka waktu
h.      Integrasi dengan riset yang lain






Gambar diatas adalah bagaimana peneliti menggambarkan mood, pengaruh serta kategorinya. 

Dampak dari Kejadian dalam Emosi dan Mood

1.      Emosi membangun Event

Teori kami memberikan penekanan kepada peran kejadian sebagai penyebab proksimal dari rekasi afektif dan sebagaimana penyebab lebih lanjut dari tingkah dan perilaku melalui mediasi afektif. Beberapa, namun bukan berarti semua afektif memiliki signifikansi dalam mempengaruhi pembangun reaksi emosional dan perubahan mood pada orang-orang. Sepertinya proses pendatangan emosi umum menjadi inti dari teori penilaian kognitif.

Secara umum penilaian tersebut dibagi menjadi 2, yaitu penilaian primer dan penilaian sekunder.
a.       Penilaian primer
Merupakan sebuah inti dasar pemutusan individu atas sesuatu, yang mana merupkana dasar fondasi dari munculnya reaksi emosi.
b.      Penilaian sekunder
Penilaian sekunder merupakan penilaian yang secara umum mengikuti penilaian primer.

2.      Mood membangun Event

Dibawah ini adalah gambar yang menjelaskan bagaimana mood bisa membawa pengaruh pada kejadian-kejadian tertentu. Untuk detailnya bisa merujuk pada Cropanzano, 1996, pg. 35-37. 





Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6


Untuk artikel menarik lainnya silahkan kunjungi pranala dibawah ini
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/10/kualitas-dari-penelitian-kualitatif.html

http://fellofello.blogspot.co.id/2017/10/dimensi-anteseden-dan-konsekuensi.html

Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 


No comments:

Post a Comment