Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, July 22, 2020

Qurban Tahun Ini





Qurban Tahun Ini
Oleh : Muhammad Abdullah ‘Azzam

Sebentar lagi Idul Adha, Idul Qurban, momen penting dalam kehidupan ummat islam. Tidak hanya muatan spiritual didalamnya, muatan-muatan sosial, muatan ekonomis, kaya menghiasi setiap tahap prosesinya. Sebagaimana ibadah ummat islam lainnya yang syarat dengan pemenuhan aspek spiritual, emosional, sosial dan fisik manusia, muatan manfaat dan kemuliaan didalamnya sangat luar biasa. Sewajarnya ketika kaum muslimin akhirnya berlomba-lomba, tentu jika tahu kebermanfaatan didalamnya.

Pegorbanan. Kata kuncinya disitu. Tahun ini spepertinya ummat islam diminta untuk terus menerus berkorban, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Kondisi pandemic memang bukan hal mudah, bukan hal mudah, dan sekali lagi bukan hal mudah.

Sebuah keniscayaan orang-orang harus melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dalam kondisi saat mereka tidak bisa normal bekerja. Sedangkan kewajiban, mulai dari tagihan listrik hingga biaya sekolah anak tidak bisa diajak kompromi, semua meminta dipenuhi tepat waktu. Belum lagi kebutuhan harian pangan, kebutuhan berupa kuota yang menjadi tak ubahnya oksigen, karena hampir semua aktifitas memerlukan kuota. Akhirnya bisa dipastikan, fokus bertahan hidup untuk diri sendiri dan keluarga menjadi fokus tujuan masing-masing individu saat ini.

Jarak fisik pun menjadi paradigm bersosial baru. Dimana salaman tangan, pelukan dan ciuman yang umum menjadi symbol kedekatan, berubah menjadi petaka kalau dilakukan sekarang. Kerumunan dibatasi, tidak ada lagi istilah bercengkrama di tempat-tempat umum, semua orang dalam kondisi siaga, batuk atau bersin didepan public bukan pilihan bijaksana. Tatanan masyarakat berubah, kehati-hatian dan mungkin curiga menjadi bahasa harian dalam masyarakat.

Bertahan hidup menjadi semakin sulit, wajar, karena interaksi sosial yang mungkin menjadi solusi jika kita tidak mampu sendirian menyelesaikan masalah seolah hilang begitu saja. Kenapa? Karena bisa jadi teman yang biasanya menjadi solusi masalah bisa jadi tengah memasuki episode permasalahan serupa. Saksikan saja, mencari solusi dengan menghadap wajah Tuhan Yang Maha Esa akhir-akhir ini menjadi permasalahan serius, padahal sebelumnya orang tidak peduli dengan hal ini.
Pengorbanan yang ummat manusia lakukan kebelakang tidak bisa dipandang sebelah mata. Manusia tidak hanya mengorbankan kepentingan dirinya demi orang lain, bahkan kehidupan sosial yang menjadi kebutuhan primer manusia, hilang begitu saja, tercerabut dari akar-akarnya. Maka jika ditanya, apakah manusia harus mengorbankan lebih dari ini, mungkin jawaban kebanyakan orang adalah, tidak.

Untuk memperoleh penghidupan bagi diri sendiri dan keluarga terdekat saja, tidak hanya waktu dan tenaga diserahkan, bisa jadi setiap hari kita berjudi dengan nyawa kita. Bagaimana nasi hangat tersedia di meja harus diukur dan ditebus dengan berbagai hal yang seringkali berkali lipat dari harga nasi itu sendiri. Bahkan melihat senyum orang-orang yang kita sayang menjadi hal yang nyaris mustahil, dalam kondisi karantina dan kekhawatiran kita membawa malaikat maut saat bertemu dengan orang yang kita sayang.

Lantas bagaimana dengan ibadah idul qurban tahun ini? ibadah ini secara tekstual dan kontekstual memang mengharuskan ummat islam untuk mengorbankan sesuatu dan secara sukarela menyerahkannya kepada masyarakat sekitar.

Ada satu hal yang menarik saat melihat konstruksi masyarakat dalam menghadapi pandemic ini, dan hal ini berkaitan dengan bagaimana setiap orang, negara, memang menghadapi badai yang sama, namun, mereka memiliki kapabilitas yang berbeda.

Ambil saja contoh bagaimana Amerika Serikat dengan ribuan kasus baru covid-19 setiap harinya. Betul bahkan bagi Amerika, hal tersebut tetap mengerikan, tetap overwhelming, tetapi jika scenario semacam itu terjadi di negara berkembang? Film resident evil soal zombie, menjadi lebih mirip game plant versus zombie, karena kita benar mengalami dan melihat kejadian mengerikan itu sekarang dan secara langsung.

Artinya dalam diri kita sekalipun, sangat mungkin ada orang yang lebih sial dari kita. Dan jika kita melihat keatas, banyak mungkin orang yang lebih beruntung, pandemic ini tidak berdampak apa-apa terhadap mereka.

Maka ibadah qurban menjadi sebuah titik menarik, yang akan melihat bagaimana manusia bisa menunjukkan kualitasnya. Mungkin tahun ini, daging qurban yang kita sembelih dan nikmati bersama, benar-benar menjadi satu-satunya suapan daging yang dinikmati saudara, tetangga dan kawan kita tahun ini, maksudnya, value, nilai dari daging qurban itu pada tahun ini dan dalam kondisi pandemic ini ada pada titik tertinggi. Dalam istilah ekonomi, permintaan akan daging hewan itu sedang berada dalam kondisi all-time high, karena semua orang, bisa jadi ingin menikmati hal serupa.

Sekarang silahkan bayangkan saja kalau kemudian kita bisa berqurban dengan hewan qurban yang layak di tahun ini, dan semua bukan karena kita mau bergaya, tapi karena kita memang mampu. Akan sepenting apa hewan qurban itu bagi kelanjutan hidup orang-orang disekitar kita. Mungkin ukurannya akan sama, tetapi makna dari hewan qurban itu bisa jadi setara dengan air minum bagi seorang musafir di padang pasir. We probably attain, the unbelievable value that far beyond whatever we put on that.

Dan tentu persyaratan berkurban tetap sama, mampu. Dan mungkin wajar jika diasumsikan tahun ini, tidak terlalu banyak orang yang bisa dikategorikan mampu. Namun semangat berkorban ini tetap menjadi sebuah solusi agar kemanusiaan, ummat manusia bisa bertahan. Maka apapun yang bisa kita lakukan untuk memudahkan urusan orang lain tahun ini, tidak ada salahnya dilakukan. Maksudnya, setiap pengorbanan akan tetap terlihat elok dimata Tuhan, apalagi di bulan ini, seharusnya Tuhan menyambut tamu-tamuNya, hamba-hambaNya yang berkunjung ke rumahnya. Tidak ada salahnya bukan, kita menikmati suguhan itu sebaik-baiknya, dan semampu kita?

Selamat hari raya Idul Adha 1441 Hijriah.


Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.

For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini

kunjungi juga profil selasar saya di : https://www.selasar.com/author/abdullah/
Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 

No comments:

Post a Comment