Qurban Tahun Ini
Oleh : Muhammad Abdullah ‘Azzam
Sebentar lagi Idul Adha, Idul
Qurban, momen penting dalam kehidupan ummat islam. Tidak hanya muatan spiritual
didalamnya, muatan-muatan sosial, muatan ekonomis, kaya menghiasi setiap tahap
prosesinya. Sebagaimana ibadah ummat islam lainnya yang syarat dengan pemenuhan
aspek spiritual, emosional, sosial dan fisik manusia, muatan manfaat dan
kemuliaan didalamnya sangat luar biasa. Sewajarnya ketika kaum muslimin
akhirnya berlomba-lomba, tentu jika tahu kebermanfaatan didalamnya.
Pegorbanan. Kata kuncinya disitu. Tahun
ini spepertinya ummat islam diminta untuk terus menerus berkorban, baik untuk
dirinya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Kondisi pandemic memang bukan
hal mudah, bukan hal mudah, dan sekali lagi bukan hal mudah.
Sebuah keniscayaan orang-orang
harus melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dalam kondisi saat mereka
tidak bisa normal bekerja. Sedangkan kewajiban, mulai dari tagihan listrik
hingga biaya sekolah anak tidak bisa diajak kompromi, semua meminta dipenuhi
tepat waktu. Belum lagi kebutuhan harian pangan, kebutuhan berupa kuota yang
menjadi tak ubahnya oksigen, karena hampir semua aktifitas memerlukan kuota. Akhirnya
bisa dipastikan, fokus bertahan hidup untuk diri sendiri dan keluarga menjadi
fokus tujuan masing-masing individu saat ini.
Jarak fisik pun menjadi paradigm bersosial
baru. Dimana salaman tangan, pelukan dan ciuman yang umum menjadi symbol kedekatan,
berubah menjadi petaka kalau dilakukan sekarang. Kerumunan dibatasi, tidak ada
lagi istilah bercengkrama di tempat-tempat umum, semua orang dalam kondisi
siaga, batuk atau bersin didepan public bukan pilihan bijaksana. Tatanan masyarakat
berubah, kehati-hatian dan mungkin curiga menjadi bahasa harian dalam
masyarakat.
Bertahan hidup menjadi semakin
sulit, wajar, karena interaksi sosial yang mungkin menjadi solusi jika kita
tidak mampu sendirian menyelesaikan masalah seolah hilang begitu saja. Kenapa? Karena
bisa jadi teman yang biasanya menjadi solusi masalah bisa jadi tengah memasuki
episode permasalahan serupa. Saksikan saja, mencari solusi dengan menghadap
wajah Tuhan Yang Maha Esa akhir-akhir ini menjadi permasalahan serius, padahal
sebelumnya orang tidak peduli dengan hal ini.
Pengorbanan yang ummat manusia
lakukan kebelakang tidak bisa dipandang sebelah mata. Manusia tidak hanya
mengorbankan kepentingan dirinya demi orang lain, bahkan kehidupan sosial yang
menjadi kebutuhan primer manusia, hilang begitu saja, tercerabut dari
akar-akarnya. Maka jika ditanya, apakah manusia harus mengorbankan lebih dari
ini, mungkin jawaban kebanyakan orang adalah, tidak.
Untuk memperoleh penghidupan bagi
diri sendiri dan keluarga terdekat saja, tidak hanya waktu dan tenaga
diserahkan, bisa jadi setiap hari kita berjudi dengan nyawa kita. Bagaimana nasi
hangat tersedia di meja harus diukur dan ditebus dengan berbagai hal yang
seringkali berkali lipat dari harga nasi itu sendiri. Bahkan melihat senyum
orang-orang yang kita sayang menjadi hal yang nyaris mustahil, dalam kondisi
karantina dan kekhawatiran kita membawa malaikat maut saat bertemu dengan orang
yang kita sayang.
Lantas bagaimana dengan ibadah idul
qurban tahun ini? ibadah ini secara tekstual dan kontekstual memang
mengharuskan ummat islam untuk mengorbankan sesuatu dan secara sukarela
menyerahkannya kepada masyarakat sekitar.
Ada satu hal yang menarik saat
melihat konstruksi masyarakat dalam menghadapi pandemic ini, dan hal ini
berkaitan dengan bagaimana setiap orang, negara, memang menghadapi badai yang
sama, namun, mereka memiliki kapabilitas yang berbeda.
Ambil saja contoh bagaimana Amerika
Serikat dengan ribuan kasus baru covid-19 setiap harinya. Betul bahkan bagi
Amerika, hal tersebut tetap mengerikan, tetap overwhelming, tetapi jika scenario
semacam itu terjadi di negara berkembang? Film resident evil soal zombie,
menjadi lebih mirip game plant versus zombie, karena kita benar mengalami dan
melihat kejadian mengerikan itu sekarang dan secara langsung.
Artinya dalam diri kita sekalipun,
sangat mungkin ada orang yang lebih sial dari kita. Dan jika kita melihat
keatas, banyak mungkin orang yang lebih beruntung, pandemic ini tidak berdampak
apa-apa terhadap mereka.
Maka ibadah qurban menjadi sebuah
titik menarik, yang akan melihat bagaimana manusia bisa menunjukkan
kualitasnya. Mungkin tahun ini, daging qurban yang kita sembelih dan nikmati
bersama, benar-benar menjadi satu-satunya suapan daging yang dinikmati saudara,
tetangga dan kawan kita tahun ini, maksudnya, value, nilai dari daging qurban
itu pada tahun ini dan dalam kondisi pandemic ini ada pada titik tertinggi. Dalam
istilah ekonomi, permintaan akan daging hewan itu sedang berada dalam kondisi
all-time high, karena semua orang, bisa jadi ingin menikmati hal serupa.
Sekarang silahkan bayangkan saja
kalau kemudian kita bisa berqurban dengan hewan qurban yang layak di tahun ini,
dan semua bukan karena kita mau bergaya, tapi karena kita memang mampu. Akan sepenting
apa hewan qurban itu bagi kelanjutan hidup orang-orang disekitar kita. Mungkin ukurannya
akan sama, tetapi makna dari hewan qurban itu bisa jadi setara dengan air minum
bagi seorang musafir di padang pasir. We probably attain, the unbelievable
value that far beyond whatever we put on that.
Dan tentu persyaratan berkurban
tetap sama, mampu. Dan mungkin wajar jika diasumsikan tahun ini, tidak terlalu
banyak orang yang bisa dikategorikan mampu. Namun semangat berkorban ini tetap
menjadi sebuah solusi agar kemanusiaan, ummat manusia bisa bertahan. Maka apapun
yang bisa kita lakukan untuk memudahkan urusan orang lain tahun ini, tidak ada
salahnya dilakukan. Maksudnya, setiap pengorbanan akan tetap terlihat elok
dimata Tuhan, apalagi di bulan ini, seharusnya Tuhan menyambut tamu-tamuNya,
hamba-hambaNya yang berkunjung ke rumahnya. Tidak ada salahnya bukan, kita
menikmati suguhan itu sebaik-baiknya, dan semampu kita?
Selamat hari raya Idul Adha 1441
Hijriah.
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6
Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini
kunjungi juga profil selasar saya di : https://www.selasar.com/author/abdullah/
Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
No comments:
Post a Comment