Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/cc/Kelelahan.jpg |
Biar Nggak Capek
Oleh: Muhammad Abdullah ‘Azzam
Saya sendiri merasakan sebuah
kelelahan mental dan fisik luar biasa. Tentu ini tidak terlihat karena memang
sifat dari fatigue yang ini tidak
sebagaimana normalnya, tetapi hati dan pikiran benar-benar dalam titik gelisah,
ketidakpastian benar-benar menjadi tmen sehari-hari. Belum lagi rasa was-was,
rasa khawatir, karena bisa jadi esok entah kemalangan entah bencana menimpa
kita. Ditambah hati yang semakin panas melihat perilaku orang yang sombong
dengan pencapaian, bangga dengan cueknya, dan diam bahkan menjilat.
Kalau anda membaca tulisan
saya berarti anda juga membaca tulisan saya, dan ya bisa jadi salah satu dari
banyak hal diatas menjadi pikiran dan hal yang kita hadapi sehari-hari. Kita semua
mungkin mengalami kelelahan, tentu dalam beragam bentuknya, dan ya, anda
termasuk beruntung jika anda lelah tapi masih bisa membaca tulisan saya. Karena
garansi diluar sana ada orang yang bahkan tidak sempat bersantai demi
menyambung hidup. Tetapi perayalah, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan
untuk mengurangi kelelahan itu.
Tulisan ini bukan tulisan how to yang sudah terbukti ampuh. Tulisan
ini sejatinya wujud usaha penulis biar semangat lagi menulis, dan dikompilasi
dari pengalaman, cerita orang dan sejenisnya. Penulis pun belum berhasil
mengamalkan semua yang ditulisnya, jadi ya bismillah
saja semoga tulisan ini bisa memberikan manfat. *disclaimer.
Dunia sekarang berputar dengan
sangat cepat, terimakasi pada digitalisasi. Sekarang bisa kita saksikan setiap
manusia yang cukup memiliki harta dan kenyamanan sampai memiliki 2 rumah, rumah
digital dan rumah asli. Rumah asli sangat mungkin dikunjungi oleh BPS untuk
disensus, tapi rumah digital, well, ada aplikasi bernama fake GPS, kita bisa
memalsukan dimana posisi real time kita di dunia.
Maka melijhat rumah digital
orang lain, betapa luar biasa hati ini bertanya-tanya. Misalkan teman sekelas
yang dulu tidak jelas, hobi mencontek, dia selalu posting foto dengan mobil
mewah, rumah mewah. Teman yang dulu diejek karena wajah, tiba-tiba glowing,
cuantik. Pokoknya ada semacam evolusi luar biasa sosok-sosok manusia kalau
sudah memasuki ranah digital. Hell yeah sebagai seorang penulis amatir pun,
sangat sering kita temui sekarang Wallahu ‘Alam dia siapa membuat tulisan dari
yang positif sampai provokatif dan disebarluaskan di berbagai media social, dan
tentu, anonym, tanpa nama.
Saya termasuk yang aneh
berarti, masih gentle, bahkan masang alamat email juga di setiap tulisan saya
di blog ini.
Tahu apa yang luar biasa
darinya? Kita bisa saksikan pengaruh luar biasa dari vanity yang dilakukan orang-orang. Lulusan teknik mendadak ngomong layaknya
dokter patologi klinis, orang-orang yang nggak
pernak belajar medis tiba-tiba mempromosikan diri sebagai konsuttan kesehatan. Manusia
yang ngga pernah olahraga pagi komentar soal atlit sepakbola, dan seterusnya. Mendadak
dengan adanya media social semua orang membranding dirinya jadi segalanya, bisa
segalanya, punya segalanya dan bependapat seenaknya.
Jika kita ndelalah termasuk seseorang yang ngerti dan kemudian melihat
tingkah polah manusia di media social, subhanallah, bawaannya pingin misuh
sepertinya. Karena ya tadi, seolah-olah apa yang kita perjuangkan dengan darah
dan air mata sia-sia, karena ada manusai X yang entah baca artikel dimana
koar-koar soal teori konspirasi covid. Padahal belajar menjadi dokter
pengorbanannya luar biasa, jangankan, dukun bersertifikat saja harus berjuang
juga dengan segala macam persembahan dan ritual.
Maka cara paling mudah
sekaligus paling sulit dilakukan adalah meninggalkan HP, melakukan diet dan
detoksifikasi media social. Mudah saja, hp disimpan saja begitu, ngga scrolling
di instagram, ngga binge watching. Termasuk saya menulis tulisan ini karena
sejatinya ada project cuman saya masih mudah teralihkan oleh hp, makannya saya
coba nulis semacam ini. Tetapi memang kehidupan kita suah semakin dipenuhi oleh
HP, ditambah dengan kondisi pandemic HP jadi semacam tongkat sihir Harry
Potter. Harry Potter bilang Accio
atau Wingardium LeViosa hal magis
terjadi. Kita ngga kalah, mau sesuatu tinggal panggil gra*, mau peralanan bisa
pilih t*ket.com atau tra*eloka.
Tetapi kita perlu menyadari
bahwa setidaknya perlu bagi kita untuk tetap membangun interaksi yang riil. Bisa
dengan kawan terdekat, tetangga, penghuni kamar sebelah, dan ya itu tidak harus
ngobrol lama-lama seperti sebelum pandemic. Say hello, tersenyum (orang senyum
kelihatan loh walau pakai masker), melambaikan tangan. Karena kehidupan yang
riil tadi memberikan semacam semangat bahwa ada kehiduapn yang nyata, yang ada
dalam genggaman kita yang bisa kita raih, kita jangkau.
Persetan Jack Paul mau tinju
lawan siapa lagi nanti, karena Alhamdulillah besok keluarga Haji Nono mau
syukuran aqiqah cucu-nya. Hal ini mudah tapi sangat susah untuk bisa
benar-benar diamalkan, tetapi kawan, tidak ada salahnya mencoba. Kasian juga
tubuh dan pikiranmu sudah benar-benar lelah dengan segala kepalsuan yang ada di
dunia maya.
Not Everything on the Internet are Real
Lalu apalagi? Meskipun pandemic
mungkin tidak langsung berdampak pada berkurangnya produktifitas, pandemic tetaplah
sebuah factor yang nyata dan banyak orang semakin pusing dengan bagaimana
berlaku atas pandemic ini. Mulai dari anti-vaksin, pro-vaksin, percaya pandemic
adalah konspirasi dan anti teori konspirasi. Belum lagi kalau saya menyebutkan
berbagai macam metode aneh-aneh untuk pengobatan Covid-19 yang diklaim manjur
oleh siapaun yang meyampaikan.
Lalu harus apa? Harus bagaimana?
Ya, jawabannya sederhana tapi juga cukup berat dilakukan. Jawabannya adalah
kembali kepada common sense, akal sehat.
Tanyakan pada diri kita apakah
kita mampu melakukan SEMUA metode pengobatan, pencegahan dan sejenisnya yang
diklaim bisa memperkuat imun tubuh atau bahkan membasmi covid? Tidak. Tubuh kita
ini rumit dan kemampuannya terbatas. Tetapi sudah menjadi akal sehat bahwa
makan sehat, bergerak, beraktifitas bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Inilah
bagaimana akal sehat bisa menjadi solusi untuk menghindarkan diri dan keluarga
dari kebingungan, karena tadi, kita
menyadari bahwa diri kita terbatas.
Lalu apakah harus nekat atau
paranoid ketika ada pandemic? Ya sedang-sedang saja, berlaku se wajar mungkin. Kalau
memakai 10 lapis masker membuat sesak dan kemana-mana tanpa masker berarti
menguncang masalah, ya apa susahnya memakai masker barang 1? Maskr pun tidak
harus berwujud masker, kain yang dilipat 2 pun bisa menjadi masker. Untuk ekstra
proteksi bisalah memakai masker dobel. Tetapi akal sehatnya, karena pandeminya
masuk dan dikeluarkan lewat hidung dan mulut, tutuplah itu hidung dan mulut.
Akal sehat juga harus
dipelihara agar tidak terpleset. Banyak ahli yang bisa kita tanyai, ada dokter
yang bisa kita jadikan rujukan. Asal jangan mendengarkan orang yang tidak punya
kapasitas pada bidangnya. Donald Trump mantan presiden Amerika pernah menyuruh
rakyatnya untuk minum Bayclin, bayangkan, cairan pemutih, DAN YA ADA YANG
PERCAYA OMONGAN LUAR BIASA INI. Maka seleksi dengan baik informasi yang masuk
dan benar-benar hati-hati memilih konsultan. Karena tidak semua orang yang
men-klaim diri sebagai konsultan kesehatan adalah ahli medis, bisa jadi dia
adalah agen marketing Viagra.
Mungkin 2 hal ini yang bisa
saya bagi malam hari ini, dan Alhamdulillah saya sudah memperoleh semangat
untuk menulis lagi setelah sekian lama mager menulis. 1000 kata lebih, not too
bad. Ayo bersama kita amalkan, agar kita
Nggak
Capek.
Wallahu ‘Alam
https://fellofello.blogspot.com/2021/04/hitam-dan-putih-ramadhan-dan-realita.html
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
No comments:
Post a Comment