Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, July 12, 2018

Energy of Asia : Refleksi Kebangsaan


Hai Pembaca
sebelum ini kami informasikan bahwa website saya menggunakan cookie dan iklan. untuk mendukung blog ini terus berjalan, kami akan sangat berterimakasih jika pembaca bersedia berpartisipasi dengan meng-klik iklan yang tersaji di halaman website ini. 
Terima kasih :) -Azzam

Ilustrasi : Maskot Hewan Terbaru untuk Lomba Ketahanan Energi Asia 2018 :p Sumber : Istimewa



Energy of Asia

Kalimat diatas jika penulis tidak salah adalah jargon, atau mungkin tema Asian games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang. Penulis kurang paham maksudnya, tapi setelah melihat iklan di y*utube, sedikit banyak wawasan penulis terbuka. Ya kurang lebih, Indonesia dan bangsanya adalah sesuatu, dengan potensi dan kekuatan untuk menggerakkan asia dan bangsa-bangsa di dalamnya, tentu diiringi latar unjuk kebolehan para atlit. ‘Ala kulli haal, tema besar Asian games ini patut bersama diapresiasi, karena jika betul-betul terlaksana, negeri ini sudah cukup maju untuk mampu turut membangu negara dan bangsa lain. Untuk lagu meraih bintang Via valen, penulis tidak akan berkomentar, silahkan warganet menyampaikan pandangannya.

Visi besar menjadi penggerak asia yang didengungkan dalam event Asian games, sekali lagi merupakan hal positif, namun, jika melihat potret bagaimana bangsa ini ‘menggerakkan’ dirinya, sebuah anomaly mungkin, tepat untuk menggambar kondisi riil dengan visi besar tadi. Dari aspek energy saja, negeri kaya ini susah untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Tentu, bahasan disini berlaku untuk bagaimana perkapita mampu untuk memenuhi kebutuhan energy masing-masing, tidak berlaku bagi individu yang gaji dan asetnya cukup untuk membeli sebuah pulau pribadi. Ya meskipun sekali lagi, jika harga bahan bakar naik produk-produk bikinan taipan-taipan itu juga naik sih.

Mana mungkin di zaman sekarang kita berbicara distribusi barang menggunakan tenaga hewan? Proses industrialisasi telah membawa dunia bisnis yang digerakkan oleh mesin, artinya, dibutuhkan lagi energy untuk menggerakkan mesin-mesin tersebut. Bukan hanya itu, cakupan pengaruh mesin tidak berhenti pada kehidupan bisnis saja, bahkan pada kehidupan sehari-hari yang tidak ada hubungannya dengan bisnis. Instagram, whatsapp, dan twitter semuanya membutuhkan energy, semuanya perlu di charge minimal sekali sehari. Hampir tidak mungkin, kenaikan harga untuk sumber energy itu, tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, karena semua lapisan masyarakat hampir bisa dipastikan membutuhkan akses kepada sumber energy tersebut untuk kelangsungan hidup mereka.

Peran vital energy terhadap kehidupan seharusnya dibarengi dengan kemudahan akses masyarakat untuk memperolehnya. Konon pemerintah Indonesia mencanangkan berbagai program untuk mampu memenuhi dan memberikan akses atas kebutuhan energy masyarakat. Sebut saja program swastanisasi listrik, pemberian opsi bahan bakar murah non subsidi, hingga penambahan akses untk transportasi air menjadi opsi yang ditawarkan pemerintah dan berhasil mencuri simpati pada pemilihan presiden terakhir. Luar biasa bukan? Memang tidak berlebihan jika dikatakan pemerintah saat ini sedang bekerja keras untuk memajukan bangsa ini, tentu, dengan hasil kerja kauntitaif yang diakumulasi atas dasar perkapita.

Siapa yang tidak mau kemudahan dalam memasang listrik? Lihat saja, listrik dipasang gratis! Anda tidak perlu membayar apa-apa untuk itu. Selama anda seorang jomblo dengan kebutuhan laptop, wifi dan handphone biaya listrik sebelas-dua belas dengan kacang goreng kemasan, populasi jomblo harus bangga! Karena pemerintah snagat memperhatikan anda. Tetapi anda harus tetap jomblo untuk hidup enak, kenapa? Kalau kebutuhan sudah bertambah dengan adanya kulkas, mesin cuci dan setrika, akan tiba masa gaji bulanan anda yang biasanya cukup untuk membayar kebutuhan listrik, dalam satu malam menjadi tidak cukup karena anda termasuk golongan 900 keatas, non subsidi.

Kemudian bahan bakar alternative, kurang apa coba? Konon katanya bahan bakar mesin ini adalah pendamping dan alternative bagi bahan bakar cupu perusak mesin dengan ron 88. Dengan menambah sekian ribu anda bisa memperoleh bahan bakar ron 90 yang lebih jauh, lebih bersih, lebih hijau. Silahkan cari disemua spbu, bahan bakar ini sudah tersedia! bahkan dari 4 konter spbu, 3 diantaranya sudah memiliki bahan bakar alternative ini. Jika anda tidak mau memakainya? Gampang, ada konter lain yang menawarkan bahan bakar elit dengan ron 92 dan 98! Kurang apa coba? Buat apa beli bahan bakar cupu dengan ron 88 yang merusak mesin jika anda bisa membeli bahan bakar alternative dan derivasi diatasnya ini? Tapi maaf ya, semua itu tidak dicover subsidi. Apa dampak jika sebuah komoditas tidak dicover subsidi? Silahkan jawab sendiri.

Saya sangat mengapresiasi kerja pemerintah dengan visi besar menjadi penggerak asia-nya. Berkat berbagai kebijakan terkait energy terutama listrik dan bahan bakar, penulis jadi lebih bijak dalam menggunakan keduanya. Untuk listrik penulis tidak lagi sudi menyalakan lampu di siang bolong terutama di kos-kos an, sedangkan untuk bahan bakar alhamdulillah mesin motor penulis rapih terawat berkat ron 92 dan 95, mulus luar biasa. Meskipun menu makan menjelang waktu bayar pulsa dan isi ulang bensin harus berganti, tetapi tidak apa-apa. Kalau memang sudah tidak bisa bayar untuk memenuhi keduanya? Tidak masalah, bapak dan ibu menteri punya solusi brillian dengan mencabut meteran listrik atau membuat motor tenaga air putih, keren bukan?

Energy of asia adalah cita-cita besar bangsa ini dengan segala macam dinamika didalamnya, bahkan kalau dilihat dari iklan you*ube tadi, kekuatan penggerak utama adalah orang-orangnya. Tentu, bagaimana mungkin motor tenaga air putih bisa dibuat kecuali oleh orang-orang berpendidikan nan sehat? Maka dari itu berbagai terobosan juga dilakukan agar rakyat Indonesia pantas menyebut dirinya sebagai energy dari benua asia. Lupakan beras kiloan! Dan juga mi instan, ada beras sachet yang harganya sama dengan mi instan. Negeri ini penghasil daging terbesar! Jangan lupakan protein karena dia mudah didapat, silahkan cari setelah hujan di kebun-kebun anda, akan ditemukan sumber daging berupa bekicot yang gizinya mengalahkan daging sapi atau ayam. Bangsa berpendidikan itu memerlukan akses informasi, jangan gunakan facebook atau telegram, dua ini dikuasi oleh teroris! ini ada tiktok! Aplikasi kreatif yang membuat jogedan anda bisa bernilai meet-and-greet rp. 300.000 dengan para fans. Luar biasa bukan? Sudah gizi cukup, protein hewani tersedia, terdidik pula.

Untuk itulah sebuah kebanggaan patut tertanam di hati kita, karena bangsa ini pantas menyebut dirinya energy of asia. Lihat saja, di negeri ini kita tidak memerlukan dollar, cukup dengan rupiah kamu bisa beli gorengan. Dollar tidak kamu perlukan untuk hidup, angka 14.000 itu cuman angka, lihat saja kan harga gorengan masih 2000 dapat 3? Maka berbanggalah kita sebagai rakyat Indonesia, karena Alhamdulillah kita telah terdidik menjadi bangsa mandiri bebas subsidi, dan berdikari dengan rupiah yang dimiliki. Jika anda agak susah memenuhi kebutuhan sendiri? Tenang saja ada kartu-kartu berwarna-warni  yang dapat membantu kehidupan anda sendiri, kartu-kartu itu ada dimana? Silahkan cari sendiri. Luar biasa, bangsa besar yang dipimpin oleh individu-individu yang mampu melihat sisi lain masalah dengan menggunakan solusi alternative seperti bekicot dan tik-tok.

Maka banggalah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, dan berbahagialah menjadi tuan rumah Asian games yang membuat kita menjadi the energy of asia. Karena bukan tidak bukan, lain tidak lain, bangsa kreatif dan mandiri-lah yang mampu menjadi pemimpin asia. Salam dollar 14.000 dan listrik kantor! Hidup Indonesia!


Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.


For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini
Tulisan ini Juga sudah Dimuat di Selasar.com, silahkan kunjungi pranala ini untuk berpetualang dalam dunia literasi

Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 



No comments:

Post a Comment