Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, May 22, 2014

Oportunis

"i do not understand why human think they were the best creature in this universe. seriously, they cannot hold their breath more than 5 minutes underwater!"
what fish thought about us

alhamdulillah,, bisa ngebuka blog lagi.. :) what a happy day. FYI guys, ane sekarang turun jabatan, istilahnya loss of power di organisasi yang dulu meminta dan memaksa ane bergabung, alasannya simpel, ane terlalu "galak" buat mereka. persetan lah, slogan nasional,dekat,bermanfaat. that's just a f*ckin bullshits. bisa dibayangkan lah, katanya mau professional, diajak bayar kas aja nggaimak becus, tapi ya sudahlah, itu udah bukan urusan ane, karena ane udah berusaha memberi yang ane punya, tapi mereka menolah yaa, it doesn't matter. 

oke Assalamualaikum, wah, bener bener curhatan yang melegakan hati :v karena ya gimana lagi yo, udah terlanjur dongkol banget. ngebuat orang pusing tapi ngga mau diajak pusing bareng, apaaa coba, tapi anyway, curhatan ane diatas akan ada kaitannya, insya Allah absolutely sama yang akan ane angkat buat tema siang ini, juga maaf banget buat para pembaca atau para salah ngeklik, hhe, ane jarang banget update, karena banyak alasan, tapi, jujur, membuat suatu alasan lebih mudah dari bertindak dengan laku malas.

kalau agan pembaca pernah tinggal di indonesia, atau minimal pernah bergabung di organisasi yang mayoritas ada orang indonesianya, kata kata oportunis seolah menjadi sangat tabu, dan manusia indonesia berlomba-lomba agar nggak di cap demikian, dan, kalau agan berani ngejek bos agan dengan sebutan an opportunist boss, i swear, yayan ruhiyan mad dog will approve you, soon, to accompany him in his new film :v. oke, sebenarnya kalau diliat dari akar bahasa, oportunis yang di benci sama mahluk indonesia sama sekali bertolak belakang dari kata serapan bahasa inggris ini. oportunis asalnya dari opportunity, atau peluang/kesempatan/etc, sebangsa sama probability dan chance lah, bedanya kalau opportunity itu biasane dipake buat ngejelasin sesuatu hal yang bernilai amat menguntungkan. nah, dengan tambahan ist untuk menyebutkan orang yang "pandai memanfaatkan peluang" muncullah kata opportunist , yang kemudian diserap jadi bahasa indonesia "oportunis". 

berarti, kalau dari segi akar katanya, oportunis hakikatnya dalah mereka yang pandai membaca,melihat,dan mengeksekusi peluang bernilai besar yang kadang bahkan seringkali luput dilihat orang lain, itulah menggapa, seorang muslim wajib menjadi seorang oportunis sejati. loh, bingung kan? iyalah, orang sepanjang kita indonesia orang hidup kenalnya oportunis itu berarti negatif kok, padahal kan nggak begitu.

gini guys, tahulah, islam itu kalau boleh jujur menwarkan banyak kemudahan dalam meraih kenikmatan surga dan pengampunan dosa oleh Allah, karena sebuah doktrin, atau ajaran dalam islam menjelaskan bahwa apapun yang anda lakukan, asalkan itu berupa kebaikan, sesuai dengan syari'at, dan diniatkan untuk lillahi ta'ala serta membantu agama Allah, itu jaminannya surga. jadi, kalau ente berangkat kerja, kerjanya halal, terus niatnya karena Allah, itu selama ente kerja ampe ente pulang, pahala insya Allah mengalir kek situ gintung pas jebol, deres cooy. nah, maka, dengan analogi sederhana itu, kalau kita bisa memperoleh pahala lebih banyak mengapa nggak? orang syaratnya cuman simpel begitu kok.

misalkan aja nih, ane ambil dari shiroh nabawiyyah. Rasulullah  merupakan nabi Allah yang jelas doanya, semustahil apapun dalam jangkauan pikiran manusia pasti dapat dipenuhi, karena Allah tuhan yang Maha Segalanya. ane tanya deh, bisa ngga sih, Rasulullah meminta diberi kekuatan super agar orang-orang Mekkah mau masuk islam? jawabannya, bisa banget, tapi, kalau hanya mengandalkan keajaiban saja, maka kaderisasi Rasulullah nggak akan lanjut setelah kematian beliau, karena otomatis keajaiban yang Allah beri, manusia lain belum ada yang derajatnya menyamai Rasulullah.
disini, agan mungkin bisa melihat ada dua peluang, 1. peluang semua orang mekkah masuk islam dengan kekuatan kejaiban 2. peluang terciptanya kader dakwah yang kokoh di segala lini, karena pembinaan yang bersifat logis dan manusiawi
peluang 1, memunculkan premis bahwa orang mekkah jaminan mutu masuk islam
peluang 2, memunculkan premis muncul kader dakwah baru, tapi nggak semua orang masuk islam
kalau kita berpikir dengan memakai pola pikir short impact, jelas, pasti milih yang pertama, karena mudah dan hasilnya pasti, peluang keberhasilan jangka pendek bisa dibilang mendekati angka 1.
tapi, agama kan harusnya lestari?
nah, disini bagaiman Rasulullah mampu melihat sebuah peluang besar, dibalik peluang menggiurkan di depan mata. bayangkan, kapasitas beliau adalah Nabi Allah yang terakhir, apa sih yang nggak dikasih?, tapi, dengan memilih memunculkan penerus, beliau telah memikirkan nasib kita, ummat manusia di zaman akhir ini. jika hanya mengandalkan keajaiban saja, jelas kita pasti nggak akan memeluk islam, karena kejaiban yang beliau bawa akan larut di dalam tanah, bersama dengan wafatnya beliau. karena kaderisasi itulah, kita masih mampu "seolah" bertemu langsung dengan ajaran beliau.
betul-betul oportunis bukan?

itulah  mengapa, oportunis yang ane maksud bukan oportunis yang ada di pikiran orang indonesia. oportunis di pikiran indonesia itu ya penjilat, mereka yang menjilat dan bertindak layaknya anjing patuh di depan orang yang punya daging, begitu dagingnya abis, ya kabur. oportunis disini adalah mereka yang pandai membaca,melihat dan mengeksekusi peluang, seperti yang dicontohkan Rasulullah. mereka yang cerdas, seolah licik tapi bermanfaat dan berprinsip. siapapun anda, agan pembaca sekalian, ane juga, kalau kemampuan itu ditambah dengan niat tulus lillahi ta'ala, plus nggak melanggar syari'at, insya Allah deh, profitnya dobel. akhiratnya tercicil, dunia terlunaskan. so, kalau jadi aktipis dakwah, oportunis lah, banyak peluang untuk menyukseskan sebuah visi organisasi. pertanyaannya, ente mau kagak?

salam hormat buat semua anggota BPPI FEB UNS, temen seperjuang di fakultas ekonomi UNS
salam lempar buat JN UKMI UNS. kapan mau bangun?

Wallahu 'Alam
Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret Surakarta

No comments:

Post a Comment