Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Saturday, May 17, 2014

D Priceless Expensive Memories

 kata orang dulu, pengalaman adalah guru paling berharga. murah, bahkan gratis, tapi bernilai mahal --> kata temen ane, pas awal-awal kena masalah di pondok

Assalamualaikum? waalaikumasalam.. dor! haha, ajegile udah tengah bulan mei postingan ane belum nyampe lima :v greget banget, ampe blog ane karatan. maap dah, buat siapapun yang udah ngebuka blog ane, dan setia ngeliat postingan "lawas" ane, karena kesibukan dan kemalasan ane, ni blog jadi ngga terurus, padahal, wahh, sampai pengen nangis dah rasanya ngga bisa koar-koar di sini, pokoknya ane harap gan semua baik-baik aja lah, selalu sehat ceria, gembira, dan ngga lupa ane mau ngucapin, selamat pagi, dan met tahajjud bagi yang tengah dan akan melaksanakan.

  ngga kerasa,, bagi yang muslim nih yaa, kita udah mau ketemu ama bulan bonus tanpa batas, mulai dari pahala sampai bonus kuota :v, yoeh, bulan Ramadhan, jangan lupa disiapin, minimal tilawahnya, biar ntar pas ramadhan seengaknya pernah ngerasain negabaca al fatihah nyampe an naas ngga pakek korupsi. bagi yang nggak menjalankan, neh ane kasih tau. di negara berpenduduk mayoritas muslim, perputaran uang dan transakasi ekonomi saat Ramadhan mampu melonjak sampai 200%, dan 500% saat lebaran. so yang mau berbisnis guna memudahkan yang berpuasa, silahkan, pokoknya mah, happy Ramadhan deh..
"Allahumma bariklana fii rajaba wa sya'ban, wa balighna Ramadhan"

oke guys, ane udah pusing sebenarnya, ngantuk banget, tapi, yah, itung-itung masih ada kesempatan untuk berbuat baik dan berbagi pengalaman, cerita, dan opini, yah kenapa nggak. kali ini, ane akan menceritakan sedikit tentang pengalaman ane yang bener-bener mahal. kalau dikalkulasikan hampir senilai 15 juta rupiah, padahal ane memperolehnya dengan cara gratis, cuman menerabas "sedikit" aturan pondok.

oke, mungkin ada beberapa agan sekalian yang udah pernah ngebaca post full english ane yang berjudul "About Fello is Something", ane tulis bertepatan setelah tahun baruan, yang sebenarnya menceritakan tentang kehidupan ane, dan seseorang, tapi, yah maaf aja deh, kalau grammarnya kacau, tapi, silahkan bagi yang mau tau alasan ane bikin postingan ini bisa balik lagi ke postingan itu. oke, kalau di cerita itu, bisa dibilang ane adalah seorang cowok yang bener-bener setia dan baik banget sama orang manapuun, terutama yang lawan jenis yah, bahkan kalau bisa dibilang, no matter it cost, i'll do the best for you. itu, atau kalau di bahasa gombalannya, i'll do anything for make you smile, even i must burn my own feel. nah begitulah. dengan sifat ane yang kayak gitu, seringkali ane terjebak dalam dinamika kehidupan, hubungan antara pria dan wanita. bisa yang bersifat serius, santai, hingga cenderung sadistik. itulah, yang ngebuat ane berpikiran, pengalaman itu free tapi betul betul mahal konsekuensinya.

oke, dulu ane berpikiran bahwa menjadi seseorang yang anti-mainstream itu, adalah nggak asik, nggak gaul, dan lain-lain. jadi, pas jaman-jamannya temen-temen ane mulai mengenal dan berinteraksi intense dengan lawan jenis, ane juga mulai ambil start, mendekati seorang wanita, walapun di cover dengan alasan pingin mengerjai saja. betul terjadi, ada seorang wanita yang akrab betul dengan  ane, bahkan sempet jadi kekasih, pacar maksudnya, selama hampir 2.5 tahun. itu juga yang ngebuat ane tenar dan bisa masuk ke eselon para tetua angkatan (percaya ngga percaya, semua ini ane lakuin dan ane dapetin ketika ane tinggal di pondok pesantren, mirip seminari lah kalau di agama kristen) karena eselon atas itu, biasanya merupakan orang yang secara natural diakui performanya oleh angkatan, atau secara achieve, diakui dengan "keidentikan" dengan eselon angkatan. ane termasuk keduanya, walaupun untuk sebab pertama baru muncul selepas kelas 1 SMA.

ketika membina hubungan dengan wanita itu, ane sebut namanya aja deh. namanya Nafisa Haqul Azizy, biar keluar di search google, bukan cuman hubungan status aja yang ane dapetin. lebih dari itu, bener-bener lebih, bahkan sampa detik ini ane nggak bisa ngebayangin, darimana ide dan gagasan kenapa pengalaman lebih itu bisa ane dapetin. perasaan yang ane rasain bahkan sampai pada tahap, "nggak masalah dibenci dunia asal masih diciintai dia". bener-bener pikiran jangkan pendek kekanak-kanakan, tetapi memang sangat indah, indah dalam kacamata kehidupan singkat dunia, dan kenikmatan fana dunia. bayangkan lah, tiap kali rindu selalu ada yang memeluk,,, ahhhhhh sudahlah. pegel saya, bukan pegel fisik tapi mental. serius, ini pengalaman aneh ini masih selalu terngiang kalau ane tengah dalam kondisi "kosong". ini, pengalaman yang baru bisa ane serap setelah ane merenungkannya setahn kemudian, setelah muncul insiden yang dikenang orang tua ane sebagai insiden oktober kelabu. karena keluarga ane beruntun diterima kemalangan, yang dibanding sama nabi Muhammad emang masih 1 per infinity, tapi cukup memukul keluarga ane.

berawal dari disidangnya ukhti nafisa, yang mengawali konfrontasi jangka panjang dengan para staff OSIS bagian kemanan wanita, hantaman pengalaman yang melesat bagai kereta di terowongan dalam teori relativitas Einsten dimulai.

konfrontasi kecil itu, memicu banyak hal tak terduga. salah satu staff keaman OSIS itu, ada yang merupakan mantan anak buah ane ketika jamannya mbikin acara pesantren kilat ramadhan di sebuah SMP di Semarang. kedekatan professional itu, nyaris berubah menjadi kedekatan personal, karena kalau boleh jujur, nggak mungkin kan atasan dengan staff saling memanggil dengan panggilan sayang?. tapi syukurlah, hal itu nggak berlanjut lama, singkat, sangat singkat karena nafisa udah mengintervensi apa yang kami lakukan.

kemudian, benih yang lain muncul dari tenaga ajaib gossip mulut khas pesantren. konfrontasi itu berhembus bagai limbah PT Asida*ama Surakarta di musim hujan pertengahan. berbau busuk menyengat, membuat siapa saja merasa tidak aman dan nyaman, ingin segera mengakhiri sumber bau busuk ini, dan ini yang membuat ane memperoleh kartu kuning dari badan kehormatan OSIS.

karena nggak tahan dengan bau busuk ini, mantan anak buah ane itu, segera membuat manuver nggak terduga, membawa masalah ini ke tangan para pembina, yang berujung pada retaknya jari kelingking ane, dan berakhirnya masa 15 juta ane di pondok pesantren, kemudian ditutup dengan beragam kemalangan yang lain, yang memang, seperti meng-install ulang program sistem operasi otak,jiwa dan raga ane. betul-betul sebuah kelucuan karena harus membayar 15 juta dulu guna memperoleh pengalaman seperti ini.

gan, yang ingin ane sampaikan adalah, sangat lucu kalau kita harus membayar pada pengalaman, padahal pengalaman merupakan "guru" sejati, ilmunya gratis. jangan sampai pengalaman yang menghampirimu, mematahkan jari dan asa impianmu, kemudian mencampakkanmu ke permukaan tanah berlumpur, baru kemudian kamu menyadari keberadaanya, seperti apa yang telah terjadi pada ane.

ane 100% yakin, pengalaman telah berkali-kali menyapa ane dalam bentuk paling halus, indah dan cantik, tapi karena kelembutannya itu, ane lupa. baru setelah jari ane retak, ane baru sadar, kalau dia hadir, ada, nyata dan mengingatkan.

itulah kenapa dalam syari'at islam yang konon katanya fundamental dan ekstrem kanan, ETc, dijelaskan pentingnya membaca, membaca dalam artian luas loh. karena betul, dengan membaca banyak hal, disitulah kita yang balik merampok pengalaman, kita menodong dia lebih dulu, guna mengambil manfaat yang terkandung di dalamnya. dengan cara itu juga, pengalaman itu betul menjadi sesuatu yang disebut "D priceless expensive" thing, benda geratisan tapi sangat mewah dan mahal, dan bisa kita gunakan sebaik mungkin demi apa yang disebut masa depan yang lebih cerah. betul-betul transaksi paling menguntungkan di dunia, selain transaksi dengan Allah pastinya.

so wat? masih mau menunggu dipatahkan dulu jarinya sama pengalaman?

Wallahu 'Alam
Muhammad Abdullah 'Azzam Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret Surakarta.

No comments:

Post a Comment