Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Sunday, February 9, 2014

#1Hari1Ayat : Learn as a Learner

"(Dia) yang mengajar manusia dengan (perantara) pena"
Q.s Al-'Alaq ayat 4

membelah sup tomat menjadi dua bagian, atau merubah wujud suatu benda adalah sihir. tetapi seorang pemuda menolak narkoba dan menerima pendidikan, itu adalah mukjizat
-cuplikan perkataan di filem Bruce Al-Mighty

Assalamualaikum, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. konbanwa, hehe, alhamdulillah dengan segala puji hanya untuk Allah, ane masih diberi kesempatan menikmati dunia ciptaan-Nya, serta O2, oksigen yang masih bisa dengan normal masuk ke paru-paru, juga sepoi sepoi angin merek masp*on, yang dibuat oleh manusia dengan prakarsa daksa dan kepala ciptaan Allah juga. well, masih dalam seri #1Hari1Ayat, dan masih dalam pembahasan 5 ayat legend yang turun pertama kali, ane akan sekali lahi melakukan share pemahaman ane atas ayat ini, buat intermezzo aja, bagi siapapun yang berduka di Anfield, seilahkan melapor ke RSJ terdekat.. (yang Gooners ataupun Liverpudlian pasti mudeng). wehehe.. #YNWA!

oke, begini. dalam beberapa seri sebelumnya, dalam pembahasan surat Al-Alaq ini, seringjkali muncul istilah ilmu pengetahuan, pembeajaran, dan kemuliaan bagi mereka-mereka yang mau mengkaji rahasia Allah, yang terseraak di alam semesta. tetapi, belum dijelaskan, dalam post sebelumnya, metde seperti apakah yang dimunculkan Allah, yang dijadikan bagian dari insting manusia, untuk terus menggali source knowledge, sumber pengetahuan yang terserak di alam semesta.

dijelaskan bahwa pembelajaran ilmu, dalam ayat ini Allah menjelaskan sebuah metode pencarian hakikat pengetahuan yang dimiliki Allah, yaitu melalui perantara pena (Qolam), atau kalau diterjemahkan secara bebas, bisa berarti ilmu Allah dapat kita peroleh dan akan diturunkan oleh Allah melalui pembelajaran yang dilakukan manusia.

Ilmu, apapun bentuknya, pada hakikatnya merupakan kebaikan, bahkan ilmu mencongkel jendela yang dimiliki pencuri amat bermanfaat ketika kita kehilangan kunci rumah, tetapi penyalah gunaan oleh manusia, yang membuat hakikat kebaikan dari ilmu itu hilang. Ambil contoh, perdagangan pada dasarnya adalah sesuatu yang diperbolehkan, dan yang dilarang itu riba' (Al-Baqoroh 275), tetapi ketika objek yang diperdagangkan adalah sesuatu yang haram, melanggar etika moral, dan dilarang syariat, niscaya ilmu perdagangan yang tadinya manfaat berubah menjadi sesuatu yang dilarang, bahkan harus dijauhi. itu adalah akibat dari penyalah gunaan ilmu.

padahal dalam penjelasan hadits, ilmu, perjuangan untuk memperolehnya, serta hasil yang diperoleh sudah mirip kek kita nangkep duren tanpa pakai pengaman. kita usaha maksimal, penuh luka, cedera di mana mana, tapi hasil yang kita peroleh tidak maksimal, apalagi kalau pasrah aja menerima durian runtuh. Yang ingin ane maksudkan disini, ilmu dengan metode qolam, dengan metode mencari dengan usaha, membutuhkan cost yang sangat mahal, mulai dri waktu, tenaga, harta, hingga pikiran tersita untuk dapat memperoleh, memahami, serta mampu menularkan kembali ilmu, karena Allah memberi ilmu semacam ini tidak dengan gratis (taufiq, 2013) harus ada sesuatu yang di korbankan untuk mendapatkan ilmu yang semacam ini, yang Allah mengajarkannya melalui perantara pena.

yang ingin ane tekankan adalah, fitrah kita sebagai manusia, adalah menjadi seorang pembelajar, sebagai seorang pencari ilmu. ini benar benar di tekankan dalam 5 ayat pertama yang Allah turunkan dalam rangkaian panjang 23 tahun penurunan Al-Quran, kenapa? Allah ingin memberikan petunjuk yang terang bagi setiap muslim, bahwa dengan ilmu kemuliaan dan kemudahan hidup dunia akhirat dapat diperoleh. itulah kenapa dalam kisah Bruce Al-Mighty, sangat diangkat tema bahwa yang namanya mukjizat bukan sepenuhnya mukjizat, ilmu dan kesadaran kita untuk kembali pada fitrah itulah yang membawa kita pada keimanan penuh atas Sang Pemberi Mukjizat, dan bahwa mukjizat itu hanya sebagai wasilah untuk memperteguh keimanan kita kepada-Nya, lucu bukan pemahaman orang yang tidak muslim jauh lebih dalam pada kasus ini daripada kita yang muslim.

lalu yang kedua, karena ilmu itu sangat mahal, Allah sangat menganjurkan , agar ilmu itu dipergunakan untuk hal berbau positif, kenapa? kita sudah mahal mahal dan susah-susah mendapat ilmu, namun ketika aplikasinya, bukan pahala yang diperoleh namun malah kebalikannya. kan sungguh sayang. ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

lantas, masihkan kita tetap stay dengan apa yang kita punya? atau kita mau meng improve, mengembangkan diri kita? kemudian memberi manfaat lebih besar walau harus berkorban besar?
pilihan, wewenang yang diberi Allah pada manusia, dan wewenang itu menentukan segalanya.

Wallahu 'alam 
Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret, Surakarta

No comments:

Post a Comment