melihat segerombolan anak muda di perempatan, minum minuman keras, nyanyi ngga jelas, apa yang ada di pikiran anda? sebagai orang yang mengaku "beradab" dan "beragama" orang seperti mereka tidak lain hanya sampah dunia, hidup mereka tidak ada artinya, selain hanya menjadi racun. bahkan terkadang pandangan miring itu memunculkan stereotipe negatif, hingga berujung pada penghinaan dan pemusnahan fisik.
anak muda yang berlari ke jalanan, mereka tidak memiliki rumah yang nyaman, tidak ada lagi harapan dalam lingkungan mereka, yang ada hanya pelecehan dan penghinaan. mereka lari ke jalanan, karena tidak ada seorangpun yang memedulikan mereka, mereka bebas mencari tempat berteduh, mereka bebas beteriak, memprotes ketidakadilan dunia, ketidakadilan kehidupan, bahkan mereka terkadang bisa menyerang mereka yang menurut mereka "tidak adil" dan memberlakukan mereka sebagaimana manusia. larinya mereka ke minuman keras, larinya mereka ke dunia hitam narkoba dan seks bebas, karena tidak ada kehidupan lagi yang layak dan nyaman bagi mereka selain apa yang menurut mereka mampu melepaskan kehampaan mereka. hakikatnya, mereka lari karena mereka kehilangan harapan di tempat yang seharusnya mereka menanm dan menumbuhkan harapan.
tempat itu adalah keluarga, lingkungan sekitar mereka, lingkungan sekolah, kerja, pertemanan,bahkan negara ini. tempat-tempat itu, adalah tempat yang seharusnya menjadi tempat bagi mereka menanam harapan. tempat bagi mereka menumbuhkan harapan. tempat mereka merasa nyaman dan memiliki tempat untuk berlindung dan menyelesaikan masalah mereka. itulah realita yang kita hadapi, kenakalan mereka yang terpinggirkan, mereka yang berlari ke jalanan, mereka yang berteriak meneriakkan kebebasan, mereka melakukan hal seperti itu, seperti itu, memunculkan kebencian dalam diri kita yang mengaku "beradab" dan"bergama", ternyata salah siapa? salah kita yang mengaku "beradab", karena kita tidak mampu membawa mereka menjadi manusia yang seperti kita, manusia yang sesungguhnya memiliki potensi untuk berubah dan beradab. tapi realita yang ada justru sebaliknya. kita justru mengacuhkan mereka, justru membiarkan mereka tenggelam dalam usaha pencarian kenyamanan yang makin mengancurkan mereka.
inilah realita kehidupan kita, inilah kenyataan yang kita hadapi setiap saat, kita yang mengatakan mereka jahat, kita yang mengatakan mereka kriminal, justru menjadi sebab dan alasan mengapa mereka melakukan itu.
lantas apakah yang kita bisa lakukan dan apa jalan terbaik bagi kita untuk memperbaiki dan mengentaskan mereka? apakah ada fakta yang telah menunjukkan jalan terbaik? nantikan di bagian 2.
kita mengatakan mereka sampah, tapi hakikatnya kita adalah yang melahirkan mereka. lantas siapa kita kalau bukan sampah yang sesungguhnya?.
kritik sosial ditujukan untuk membangun
yang fakir dihadapan Allah
muhamad abdullah azzam
mahasiswa S1 manajemen FEB UNS Surakarta
anak muda yang berlari ke jalanan, mereka tidak memiliki rumah yang nyaman, tidak ada lagi harapan dalam lingkungan mereka, yang ada hanya pelecehan dan penghinaan. mereka lari ke jalanan, karena tidak ada seorangpun yang memedulikan mereka, mereka bebas mencari tempat berteduh, mereka bebas beteriak, memprotes ketidakadilan dunia, ketidakadilan kehidupan, bahkan mereka terkadang bisa menyerang mereka yang menurut mereka "tidak adil" dan memberlakukan mereka sebagaimana manusia. larinya mereka ke minuman keras, larinya mereka ke dunia hitam narkoba dan seks bebas, karena tidak ada kehidupan lagi yang layak dan nyaman bagi mereka selain apa yang menurut mereka mampu melepaskan kehampaan mereka. hakikatnya, mereka lari karena mereka kehilangan harapan di tempat yang seharusnya mereka menanm dan menumbuhkan harapan.
tempat itu adalah keluarga, lingkungan sekitar mereka, lingkungan sekolah, kerja, pertemanan,bahkan negara ini. tempat-tempat itu, adalah tempat yang seharusnya menjadi tempat bagi mereka menanam harapan. tempat bagi mereka menumbuhkan harapan. tempat mereka merasa nyaman dan memiliki tempat untuk berlindung dan menyelesaikan masalah mereka. itulah realita yang kita hadapi, kenakalan mereka yang terpinggirkan, mereka yang berlari ke jalanan, mereka yang berteriak meneriakkan kebebasan, mereka melakukan hal seperti itu, seperti itu, memunculkan kebencian dalam diri kita yang mengaku "beradab" dan"bergama", ternyata salah siapa? salah kita yang mengaku "beradab", karena kita tidak mampu membawa mereka menjadi manusia yang seperti kita, manusia yang sesungguhnya memiliki potensi untuk berubah dan beradab. tapi realita yang ada justru sebaliknya. kita justru mengacuhkan mereka, justru membiarkan mereka tenggelam dalam usaha pencarian kenyamanan yang makin mengancurkan mereka.
inilah realita kehidupan kita, inilah kenyataan yang kita hadapi setiap saat, kita yang mengatakan mereka jahat, kita yang mengatakan mereka kriminal, justru menjadi sebab dan alasan mengapa mereka melakukan itu.
lantas apakah yang kita bisa lakukan dan apa jalan terbaik bagi kita untuk memperbaiki dan mengentaskan mereka? apakah ada fakta yang telah menunjukkan jalan terbaik? nantikan di bagian 2.
kita mengatakan mereka sampah, tapi hakikatnya kita adalah yang melahirkan mereka. lantas siapa kita kalau bukan sampah yang sesungguhnya?.
kritik sosial ditujukan untuk membangun
yang fakir dihadapan Allah
muhamad abdullah azzam
mahasiswa S1 manajemen FEB UNS Surakarta
No comments:
Post a Comment