Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, May 13, 2020

The Theory of Management




Beberapa Pertanyaan Menarik tentang Teori Manajemen

Manajemen tidak muncul begitu saja
Peran manusia dalam membangun kerangka dan menumbuhkannya
Terlalu besar untuk dinihilkan

pertanyaan menarik ini disadur dari diskusi-diskusi perkuliahan
Magister manajemen Universitas Sebelas Maret





1.      Tantangan dan peluang bagi manajer dalam menggunakan konsep OB
Konsep OB memiliki beberapa manfaat di dalam penerapan dan konsepnya. Beberapa peluang yang didapat jika manajer menggunakan konsep OB adalah
a.       Better understanding. Manajer akan memiliki kepahaman lebih baik dalam memotret fenomena-fenomena organisasi. Hal ini kelak bisa sampai pada tahap manajer mampu untuk memahami dan memetakan sikap individu
b.      Strategi yang stratejik. Dengan adanya kepahaman, manajer akan bisa menyusun strategi yang bahkan saking stratejiknya bisa membidik karyawan secara by name dan by address. Hal ini sangat penting untuk aspek berikutnya, karena jika strategi gagal untuk menembak sasaran yang tepat, yang muncul adalah kekacauan.
c.       Perbaikan performa. Dengan strategi yang tepat, diharapkan performa perusahaan bisa meningkat. Hal ini linier karena OB bisa membantu meningkatkan performa bahkan per individu karyawan atau setidaknya secara kolektif. Dengan ini perusahaan bisa diperbaiki performanya.
Sedangkan untuk tentangannya, pada hakikatnya adalah keterbalikan dari peluang-peluang diatas. Yaitu :
a.       Confusion. Berusaha strict dengan konsep dan teori bisa menimbulkan kebingungan bagi manajer
b.      Strategi yang tidak kokoh dan fleksibel. Hal ini disebabkan karena manajer menyusun strategy dari satu sudut pandang saja sebagai manajer. Hingga tercipta strategi yang secara teori baik, cuman penerapannya tidak cocok.
c.       Performa menurun. Dampak dari strategi yang tidak tepat.
Dari kedua dampak diatas dalam menerapkan konsep OB manajer tetap harus berani mengambil pendekatan seni. Tidak semua konsep OB bisa secara gelondongan diinjeksi pada lingkungan organisasional. Perlu kemampuan mengolah dan mengelola agar konsep-konsep tersebut bisa diterima dan terkelola dengan baik.
2.      Perbedaan antara emosi dan mood. Apakah bentuk dasar dari emosi dan mood?
Emosi dan mood memiliki beberapa perbedaan. Secara definisi, menurut Goleman, emosi dan mood adalah perasaan dan pikiran yang khas, keadaan psikologis dan biologis serta kecenderungan untuk bertindak. Yang membedakan kedua hal ini adalah :
Waktu : Emosi cenderung instan dan berlangsung cepat, mood cenderung lebih lama
Ekspresi : emosi akan tercermin dari ekspresi, sedangkan mood lebih susah tercerminkan di ekspresi
Perasaan : emosi bentuk perasaan yang mendalam, sedangkan mood kurang mendalam.
Bentuk dasar dari emosi dan mood bisa dilihat di 4 kuadran. Yang terdiri dari kuadran high negative affect, high positive affect, low negative affect dan low positive affect. Masing masing contoh dari kuadran-kuadran tersebut adalah :
HNA : nervous, tense
HPA : happy,excited
LNA : relaxed, calm
LPA : bored, depressed
3.      Apakah perilaku mengikuti sikap? Kenapa iya kenapa tidak? Diskusikan faktor2 yang memperngaruhi apakah perilaku mengikuti sikap
Attitude merupakan sikap dasar yang kita bawa sebagai individu yang dipoles oleh lingkungan dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Attitude ini bisa dibangun menjadi attitude positif seperti sikap yang menghargai kesopanan, sikap tenggang rasa dan lain-lain. Sikap ini bisa menjadi pembawaan seorang individu dan tercermin dari bagaimana laku tindaknya dia. Orang dengan sikap baik akan berusaha bersikap baik, sedangkan orang jahat bisa saja berlaku baik namun otak culas dan hati kejinya akan tetap bertindak seperti itu.
Apakah attitude bisa mempengaruhi behavior? Para ahli berbeda pendapat disini. Poin pertama, behavior bisa didesain, bisa dibuat dan dipoles sesuai kebutuhan. Inilah kenapa dalam perusahaan orang secara kasat bisa terlihat baik-baik saja, baru setelah rekeningnya diintip KPK semua berubah. Mengapa? Karena behavior pun dibentuk dari person dan lingkungan, menurut rumus persamaan Lewin. Maka bisa jadi ornag dengan attitude tidak jelas bisa memiliki behavior jelas ketika dia bersama dan berada di lingkungan orang-orang yang jelas.
Namun para ahli juga memiliki poin kedua, yaitu attitude pasti terwujud dalam behavior. Sepandai-pandainya memperbagus behavior, jika secara attitude dia tidak bagus akan ada peluang bocornya behavior tersebut. Inilah kenapa para ahli berpendapat bahwa attitude pun bisa diuji, dengan berpegang pada behavior yang ditampakkan individu. Hal-hal yang mempengaruhi hubungan attitude dengan behavior ini diantaranya :
1.      Arti penting sikap
2.      Spesifitas sikap
3.      Aksesibilitas sikap
4.      Tekanan sosial
5.      Pengalaman langsung mengenai sikap
Variable diatas bisa menunjukkan bagaimana interaksi antara A-B, alias attitude dengan behavior.
4.      Outcome apa saja yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja? Implikasinya bagi manajemen?
Kepuasan kerja memiliki beberapa dampak, yang jika karyawan puas bisa berdampak positif, dan jika tidak bisa berdampak negative. Beberapa hal yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja adalah sebagai berikut :
1.      Produktifitas/kinerja
Bagaimana karyawan menunjukkan performanya dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan.
2.      Kehadiran dan turnover
Kemampuan karyawan untuk bisa hadir sesuai dengan aturan yang berlaku dan keinginan karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja di perusahaan.
Dari 2 hal ini, karyawan bisa menunjukkan ekspresinya jika dia merasa tidak puas dengan kerja dan pekerjaannya. Eskpresi yang umum ditunjukkan adalah dia keluar dari perusahaan, menyuarakan ketidakpuasan kepada pihak manajemen, mengabaikan apa yang terjadi di perusahaan dan cenderung tidak loyal kepada perusahaan. Ada satu hal lagi yaitu kesehatan, namun belum ditemukan bahwa kesehatan bisa menjadi faktor yang menunjukkan kepuasan kerja.
Secara manajerial, kepuasan kerja jelas berdampak pada berbagai keputusan manajerial. Jika karyawan tidak puas dan mulai berekspresi menunjukkan ketidakpuasannya, jangankan bicara performa, output dari perusahaan, mereka hadir atau tidak saja manajemen tidak akan tahu. Kalaupun mereka hadir bisa jadi malah melakukan tindakan-tindakan kontraproduktif dalam bekerja. Inilah kenapa kepuasan kerja harus berusaha dicapai oleh manajemen.
Beberapa hal bisa digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja tentu didasarkan pada berbagai teori motivasi. Jika berkaca pada teori Maslow, pemberian insentif bisa meningkatkan kepuasan kerja. Namun menurut Herzberg bisa sebaliknya, justru melaukan job enrichment dan enlargement bisa lebih meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Lantas mana yang betul? Dalam menerapkan teori ini perusahaan tidak dituntut untuk mencari yang betul, tapi lebih kepada yang tepat bagi perusahaannya. Mengkombinasikan solusi tersebut juga bisa untuk memaksimalkan efek kepuasan kerja bagi karyawan.
Pada intinya kepuasan kerja harus diusahakan pada level terbaik agar performa perusahaan terjaga, dan tentu, hal ini bisa lebih meminimalkan turnover yang terjadi di perusahaan.


A.    Jelaskan Komentar Saudara
1.      Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely
Salah satu sudut pandang yang bisa diambil adalah bagaimana kekuatan yang absolut tidak akan merusak, jika dimiliki oleh yang absolut juga, seperti tuhan. Maka dalam hal ini kekuatan absolut yang dimiliki dzat absolut tidak akan merusak. Semua dibangun atas asas kemanfaatan dan keadilan bagi semua mahluk. Inilah kenapa, kekuatan absolut tidak selamanya merusak.
Namun, manusia adalah mahluk dengan kekuatan tidak absolut. Manusia memiliki akhir, memiliki kelemahan, dan secara personal diberi pilihan dan kekuatan untuk merusak. Inilah kenapa jika manusia diberi kekuatan, kekuasaan yang mendekati kekuasaan dzat absolut, kelemahan-kelemahan ini yang membuat kekuasaan “absolut” manusia menjadi peluang besar untuk menutupi kelemahan diri, untuk mengapliksikan dan melaksanakan ambisi-ambisi individu, serta pada akhirnya berpeluang mengorbankan dan mencederai kepentingan orang lain.
Inilah mengapa pernyataan ini berlaku dengan memandang siapa dan apa yang memiliki kekuatan absolut itu, dalam hal ini objek bisa memperngaruhi tendensi kalimat diatas. Jika objek dari pernyataan tersebut adalah dzat yang bersifat absolut dan memiliki kekuatan absolut, kekuatan tersebut tidak akan merusak. Namun jika kekuasaan dan kekuatan tersebut diberikan kepada mahluk yang lemah, maka kekuasaan tersebut akan membawa kerusakan karena pada akhirnya, mahluk yang menganggap dirinya “absolut” seperti tuhan, akan lupa bahwa diri manusia pada hakikatnya banyal alpa dan salahnya.

2.      Effective communication means effective leadership
Para comedian secara khusus stand up comedian dituntut untuk mampu menyampaikan guyonan, lawak, materinya secara lugas, mudah dipahami dan lucu. Namun tidak semua dari para comedian tersebut adalah pemimpin. Dalam hal ini penulis akan memandang bahwa komunikasi efektif adalah skill,kemampuan, yang bisa diasah. Sedangkan kepemimpinan efektif adalah seni, rasa, yang dibangun dari pengalaman-pengalaman, hikmah, kejadian-kejadian yang membentuk individu sebagai wujud pemimpin tersebut.
Seseorang yang lulus dari sekolah ilmu komunikasi atau manajemen pemasaran belum tentu bisa menjadi kepala bidang humas perusahaan, karena dia belum pernah mengalami kejadian dengan klien-klien perusahaan. Namun kepala humas perusahaan akan bisa berbagai pengalaman yang kelak menjadi pengetahuan juga dalam ilmu komunikasi dan manajemen pemasaran. Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan, setiap komunikasi efektif belum tentu mewujudkan kepemimpinan efektif. Namun setiap kepemimpinan yang efektif pasti memiliki caranya tersendiri untuk mewujudkan komunikasi efektif, sesuai dengan kejadian dan kondisi yang berlaku.
3.      Sumber pengaruh itu personal dan atau posisional?
Pemimpin adalah pengaruh merupakan salah satu kalimat yang penulis ingat saat membaca buku SDM karangan Dessler. Dalam sudut pandang kepemimpinan pun pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia pimpin (hadits arba’in). Dalam hal ini pengaruh dari kepemimpinan seseorang terdengar sangat personal, dimana bagaimana individu menempa dan membentuk dirinya sebagai pemimpin, dia akan memiliki pengaruh terlepas dari posisi individu tersebut didalam perusahaan. Inilah kenapa bahkan di lingkungan sesame karyawan senantiasa terdapat kelompok-kelompok yang mengusung pandangan ingroup-outgroup, karena terdapat pemimpin-pemimpin non posisional yang memiliki pengaruh di sesame koleganya atau bahkan lebih dari itu.
Namun kekuatan posisi structural hakikatnya menambah daya gedor pengaruh individu. Hal ini penulis alami sendiri sebelum dan setelah mengalamai perubahan jabatan. Saat masih menjadi staff administrasi keuangan, saran-saran pengembangan bisnis penulis memang didengarkan, namun hal tersebut tidak semantap setelah penulis dipindahkan menjadi manajer pemasaran. Namun, pandangan penulis masih berpandangan meskipun secara posisi individu tersebut memiliki kekuatan untuk melebarkan pengaruhnya, namun secara individu dia tidak memiliki kapasitas melakukan itu, maka pengaruh dari posisinya itu hanya terbatas dictate, menyuruh. Perilaku menyuruh ini bisa berdampak ganda, jika bawahan legowo maka tidak ada masalah, namun jika bawahan tidak legowo, gelombang protes akan bisa merongrong legitimasi posisi individu tersebut.
Inilah kenapa terlepas dari posisi dan jabatan, individu harus senantiasa mengembangan kemampuan kepemimpinan dan lain-lain sebagai individu, karena pada akhirnya pengaruh personal akan memperkuat legitimasi posisi kita.
4.      Hubungan atasan dengan bawahan langsung itu outgroup atau ingroup?
Ingroup dan outgroup adalah konsep bahwa komunitas manusia memiliki keinginan untuk membangun hubungan dimana hubugan-hubungan tesebut dalam beberapa kondisi bisa sangat intim. Para ahli berpendapat bahwa hubungan-hubungan tersebut didasari atas kesamaan kepentingan dan cara pandang, dan hal ini bisa jadi melampaui batas-batas professional. Inilah kenapa dalam pembentukan ingroup dan outgroup, sudut pandang yang umum digunakan adalah subjektifitas dari masing-masing individu.
Interaksi atasan dan bawahan adalah interaksi apa? Interaksi tersebut pada dasarnya adalah interaksi organisasional. Hal tersebut bisa menjadi interaksi ingroup jika atasan tersebut tergabung dalam ingroup dari para bawahan. Begitu juga sebaliknya, bisa menjadi outgroup jika secara subjektif kelompok bawahan, atasan mereka diluar kelompok mereka. Inilah mengapa dalam interaksi organisasional profesionalisme selalu diuatamakan karena ruh asli dari interkasi tersebut memang profesionalitas. Jika tidak mengedepankan profesionalitas dan mengutamakan bahasa-bahasa dan sudut pandang subjektif dari ingroup dan outgroup, organisasi bisa jadi tidak berjalan maksimal dan malah penuh dengan prasangka.

B.     Pengertian dan penjelasan singkat tentang
1.      Disonasi sikap
Teori Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance) oleh Leon Festinger merupakan perasaan yang dimiliki orang ketika mereka “menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat yang lain mereka pegang” (West & Turner, 2008 : 137). Konsep ini membentuk inti dari Teori Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance Theory-CDT), teori yang berpendapat bahwa disonansi adalah sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah mengurangi ketidaknyamanan itu. Tingkat kenyamanan yang terjadi disebut sebagai Tingkat Disonansi (magnitude dissonance) yaitu merujuk pada sejumlah kuantitatif disonansi yang dialami seseorang. Tingkat disonansi akan menentukan tindakan yang akan diambil seseorang dan kognisi yang mungkin akan ia gunakan untuk mengurangi disonansi. Tingkat disonansi dipengaruhi oleh faktor kepentingan yaitu seberapa signifikan suatu masalah terhadap tingkat disonansi, rasio disonansi yaitu jumlah kognisi disonan berbanding dengan kognisi konsonan,  dan rasionalitas individu untuk menjustikfikasi inkonsistensi.

Introducing Communication Theory Analysis and Application, 4th Edition, Richard West ; Lynn. H.Turner. McGraw Hills, 2011
2.      B = f(I,E)
Mungkin lebih tepatnya memiliki rumus B = f(P,E), merupakan teori persamaan yang dibuat oleh Kurt Lewin yang menggambarkan tentang bagaimana behavior (B, Perilaku) dibentuk oleh fungsi dari person (P, Individu) dan environment (E, Lingkungan). Pertama kali muncul di buku karangan Lewin, Principles of Topological Psychology pada tahun 1936. Lewin menyatakan fungsi dari P dan E dalam persamaannya bisa dirubah dengan variable lain sesuai kondisi yang dibutuhkan. Meskipun terkesan abstrak, namun teori dan persamaan ini menjadi landasan dalam ilmu psikologi dan keprilakuan.
3.      P = f (A,M,R,O)
Fungsi P diatas adalah fungsi yang membentuk personality, yang membentuk individu. Dari fungsi diatas penulis baru berhasil menemukan 2 hal yang membentuk personality, yaitu Agreeableness (A), dan Openess (O) alias keterbukaan. Fungsi M dan R belum bisa penulis temukan, namun dalam berbagai artikel yang penulis temukan, selain agreeableness dan openness personality juga bisa dibentuk dari Conscienteousness, Extraversion dan Neuroticism.
4.      L = f(L,F,S)
Fungsi L diatas penulis simpulkan merupakan fungsi dari kepemimpinan, yang menyebutkan bahwa leadership, memiliki fungsi Learning (L, pembelajaran), Formalization (F, formalisasi) dan Structue (Struktur). Menggambarkan bahwa kepemimpinan bisa dibentuk dari proses pembelajaran, pembuatan tupoksi formal bagi individu, dan kemudian diresmikan dengan struktur yang menunjukkan rantai komando dan porsi-porsi tanggung jawab.



Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.


For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini


Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 



No comments:

Post a Comment