"aku tidak bisa mengerti kenapa aku terdampar di tumur jauh"
"nak.. kau harus mengerti urgensi dari hidup, ah, maaf, kau pasti sudah memahaminya..."
syaikh menerawang jauh, menyeruput kopi pahit tanpa gula sembari menunggu shabu-shabu rebusannya matang. aku hanya menatap dia lekat, meskipun dia banyak bicara tapi sangat jarang syaikh membuka percakapan mendalam denganku, apalagi menyangkut urusan pribadi.
aku mengusap tangan, menatap ke horizon jauh, menembus kepekatan pagi di pasar asakusa.
"aku tidak tahu syeikh, aku telah memutuskan mengunci itu semua.."
"namun, aku masih mendengarkan, aku rasa kau memiliki cerita menarik syeikh.."
aku meluruskan kaki, pegal, pagi ini aku harus mengayuh dari blok 7-10..
" kau terlihat seperti orang tua kuro.. kau masih muda, bersemangatlah.." melihatku melenguh dan menderita syeikh hanya tersenyum, menepuk punda dan memulai percakapan..
"kau masih mengayuh sejauh 7/10 Kilometer.. aku berlari, dari kairo sampai tokyo, terkatung katung dan tertambat di kota ini.." dia mengunyah shabu-shabu setengah matang itu, sekali lagi menerawang.. jauh..
Kairo, 22 Desember 2013
kairo sangat sepi, seolah kota hantu selepas dilakukannya jam malam bagi penduduknya, siapapun yang melanggar jam malam, siksaan penjara illegal menanti. sudah banyak cerita penemuan mayat-mayat tidak dikenal di sekitar kota paska pecahnya kudeta. rezim baru As-sisi memang brutal, merebut dengan kudeta, lalu membunuh orang ketika tahajud, mungkin seorang nimrod atau calligula tidak ada yang sebrutal itu. malam itu, seorang pemuda mengendap-ngendap, menghindari mata nyalang petugas keamanan. dia membawa pesan, pesan penting penentu masa depan mesir, pemuda itu terlihat was-was ketika sebuah barracuda menembus kesunyian malam sambil menenteng beragam lampu sorot. lepas dari barracuda, dia pergi melangkah, menembus kesunyian malam.
Pinggiran kairo, 22 Desember 2013
"apa yang terjadi? bagaimana kondisi kota?"
pemuda itu disambut berbagai pertanyaan selepas memasuki rumah reot di pinggir kota. berlokasi sangat dekat dengan pembuangan sampah membuat rumah itu sangat sepi. begitu pula daerah sekitarnya, hanya ada deretan rumah petak yang terpencar dan terpisah, selepas kudeta, daerah itu semakin sepi..
"bayangkan kau hidup berdampingan dengan T-70 dan T-72, setiap malam? jangankan berkumpul, aku saja tidak tenang untuk buang air besar dimalam hari".. pendatang itu membuka tudung, masuk, dan duduk
disekelilingnya terlihat wajah-wajah pemuda, mata mereka nanar dan nyalang, seolah belum bisa melupakan kebiadaban rezim kudeta mesir atas para demonstran.
"kemarin aksi dilakukan lagi di suez, mereka membawa peluru tajam. beberapa orang kita tewas.. aku sampai sekarang belum bisa mengontak yusuf dan ibrahim.. entah semoga mereka baik-baik saja.."
orang dengan wajah lebih senior membuka percakapan, sambil memegang gelas teh di tangan..
"untuk yusuf dan ibrahim, semoga Allah membersamai mereka.."
katanya diamini seluruh orang di dalam rumah itu
"besok, rencananya front bersenjata akan menyerang pasukan sisi, entah posisi dimana. sepertinya akan menjadi berita buruk dan baik untuk kita.." kata seorang berkcamata, sambil memegang laptop nya.
"aku mendengar juga kanal-kanal informasi kita beberapa diserang dan dibekukan. aku sampai tidak percaya negara ini masih memblokir twitter..." katanya sambil tersenyum, senyum kecut.
"itu masih lebih baik.. beberapa informan busuk mulai menyebar isu perang sipil. beberapa orang di pinggiran alexandria terlibat baku bunuh, aku dengar 3 tewas, tentara turut bermain.. ah. hentikan.. ahmad.. pesan apa yang kau bawa..?" kata orang terakhir, dia paling kurus dan memiliki luka di mukanya..
orang baru itu membuka mulut, dengan bahasa isyarat dia meminta lampu dimatikan dan lilin dinyalakan. sebuah kertas kusam dibentangkan ditengah ruangan. simbol angka dan huruf terbentang, semua yang hadir menutup mata, beberapa mengusap air mata yang menetes keluar..
"laa haulaa wa laa quwaata.. illa billah...." yang paling senior menggumam,
"yasin.. maksudnya apa ini.. apa yang terjadi yasin.." si muka bopeng menerkam yasin, orang paling senior diantara mereka.. terlihat air mata mengalir deras di matanya..
"ya humam, tenanglah, " orang berkacamata berusaha menenangkan humam, yang masih nampak histeris
"ahmad,, apa maksdunya? apa hanya pesan kecil ini yang diberikan kepadamu? "
"hasan.. aku tidak tahu.. aku hanya dipanggil menuju bawah tanah, bertemu dengan syeikh utsmani dibawah sana, dan dia memberikanku pesan ini, untuk disampaikan kepada kalian.."
ahmad terlihat menahan air matanya kuat-kuat, seperti ada yang salah dengan dunia, ada yang salah dengan ketetapan tuhan..
"ahmad... 32 tahun dan sekarang kita merdeka, kita bebas dari diktator berengsek itu, mengapa, hanya seorang iblis kecil kita tidak angkat senjata melawannya? apakah kau lupa ahmad atas apa yang terjadi di masjid rabi'ah? apa kau lupa ahmad?!" humam makin tidak terkendali hingga terpaksa hasan menamparnya keras-keras hingga tersungkur.
"ahmad, jelaskan padaku bagaimana ekspresi syaikh utsmani.." yasin mulai berbicara, sembari menenangkan diri
"beliau juga menangis, sebenarnya natal besok adalah waktunya, waktu nya kami menghukum as-sisi, namun sekali lagi, bukan dengan senjata maupun bahan peledak. kita akan turun kejalan, dengan massa lebih besar. pusat sudah menyiapkan 500.000 massa sebagai aksi perdana, namun, pihak-pihak pergerakan bersenjata sudah melayangkan ancaman, dan ancaman itu dianggap serius oleh pihak militer.."
ahmad mengatur nafas, berusaha melanjutkan cerita..
"kalian tahu, militer sudah menahan 2000 lebih rekan kita, dan mereka mengancam seluruh tahanan akan dibunuh apabila kita tidak menghentikan aksi kelompok radikal itu. jelas, mereka bukan bagian dari kita, kita sama sekali tidak bisa menghentikannya..."
"lantas pusat membuka penawaran, penawaran perdamaian dengan informasi rencana aksi 25 desember nanti. tahanan selamat, namun, mereka tetap mengeksekusi 20 orang secara acak sebagai bukti keseriusan pemerintah kudeta atas apa yang mereka lakukan.."
ahmad terkulai lemas, dia menyelesaikan ceritanya dengan air mata membuncah. seperti sebuah kesakitan karena dihujam sembilu. begitu juga dengan yang lain.. mereka hanya menatap kosong di gelas-gelas mereka
"lantas.. ahmad.. apa yang diminta oleh syaikh utsmani untuk kita lakukan?" kata humam, dia mengusap air mata di wajahnya, sembari merapihkan bajunya..
"syaikh utsmani mengatakan.. carilah takdirmu.." ahmad menutup percakapan pada malam hari itu dibarengi sautan adzan jauh dari kota. perkataan carilah takdirmu berarti kelompok pemuda yang dimaksud harus membubarkan diri dan menghilang dari mesir jauh-jauh karena posisi mereka tidak aman. misi mereka saat ini, paska keluar kata-kata itu hanya satu, meninggalkan mesir secepat mungkin, bertebaran menuju negara-negara di bumi sambil terus menghidupkan semangat perjuangan yang dihidupkan di negeri ini. berbekal tekad, mereka berempat berpencar. menghindari kejaran aparat, tersaruk saruk di sungai nil, terpaksa berbaur dengan tong sampah yang akan dibuang menuju laut, dan berbaur dengan daging beku impor dari brazil. mereka menghapus jati diri mereka, melupakan keluarga mereka, dan mencari takdir mereka di belahan dunia yang jauh..
22 Desember 2015
dua tahun selepas "pelepasan", biasanya para pemuda akan kembali ke jalur dunia maya, menghidupkan internet dan berkumpul kembali. bertujuan untuk memastikan apakah kelompok mereka masih lengkap.. atau malah menemuai syahid semua. waktu pertemuan adalah 2x24 jam, dan siapapun harus menyapa salam kepada rekan mereka..
ahmad menanti dengan gelisah di kios korannya. kios ini baru ditempati selama 2 bulan, hasil kebaikan hati orang tua jepang yang pernah ditolongnya dan sekarang dia sudah meninggal. dia mewariskan kios nya kepada ahmad untuk dihidupkan dan untuk membantu kehidupan ahmad di jepang.
"hiduplah nak.. penuhi takdirmu.." begitu kata orang tua itu sebelum berpulang selamanya di rumah sakit pusat asakusa..
ahmad mengingat betul kata-katanya, dan membenanmkan jauh-jauh kata itu di ingatannya. ahmad ingin terus hidup, dia akan memenuhi takdirnya..
waktu telah berlalu, ini hampir 18 jam semenjak ahmad membuka percakapan, belum ada satupun rekan-rekannya yang menjawab. ahmad hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka, sembari mulai mempersiapkan dagangan korannya pagi itu.
24 jam semenjak ahmad membuka percakapan, belum ada satupun pesan masuk dari rekan-rekannya. ahmad sama sekali tidak tahu apa yang terjadi kepada mereka, namun, hanya satu hal yang pasti, ahmad harus menunggu. masih ada 24 jam lagi sebelum berakhirnya perjanjian itu..
tengah hari, ahmad mendapat sebuah telepon dari nomor tidak dikenal. ahmad mengangkatnya dengan gusar karena menelepon berarti mematikan jaringan internetnya. dia mengangkat telepon dan dengan gusar mengucap salam...
suara diseberang memecah air mata, suara itu, syeikh utsmani!. ahmad bergegeas duduk, mendengan suara sang mentor menelepon dari kejauhan. ahmad melepas rindu, menanyakan kabar, dan keadaan beliau..
syeikh bercerita dia juga disuruh keluar dari mesir, beruntung syeikh memiliki koneksi dengan pejabat qatar dan saat ini tengah tinggal disana. keadaan beliau dan keluarganya sehat, hanya, ramadhan, anak syeikh yang paling tua masih ada di mesir. dia belum diperintahkan keluar dari mesir.
"ahmad.. hari ini adalah hari yang dijanjikan bukan..?"
syeikh membuka percakapan, seolah tahu apa yang ditunggu ahmad..
"ahmad.. ambillah air wudhu, bersujudlah sepanjang mungkin.. informasi ini insya Allah benar. Humam, Hasan dan Yasin, semuanya syahid. mereka berhasil keluar dari mesir, namun, agen dan pembunuh bayaran membawa mereka menuju rabb-Nya. Hasan, dia berhasil memasuki palestina dan bergabung dengan Hamas, namun, saat peperangan 2014 dia syahid. Hasan dibunuh zionis ahmad..."
ahmad jatuh, tersungkur, dia tidak percaya apa yang didengarnya.. saat itu dunia menjadi gelap...
"teruslah hidup, ahmad, temukan takdirmu..." ahmad tersadar, dan dia menangis..
Asakusa, saat ini
syeikh hanya menatap jauh, aku tidak bisa membayangkan cerita macam apa yang dia katakan. dia adalah orang luar biasa..
"kuro, sekali lagi.. temukan takdirmu.." syeikh menatapku dengan air mata berlinang, lalu dia berlari kedalam. membiarkanku termenung sendirian..
Rabia.. sebuah pesan kebebasan
para wira tunduk sujud
menantang dajjal berwujud manusia
laku hewan biadab tiada tanding
dajjal mengokang senjata
moncong meletup, menghantar doa seribu malaikat
rabia pesan perjuangan
takbir menggelegar, menembus batas
mengurai mimpi, menebar cinta
membalas bualan dajjal
membawa kekuatan
membawa pembaharuan
rabia.. rahim orang-orang hebat
rahim para wira
semoga tuhan membersamai mereka
-Continued
Created by :
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student,uns.ac.id
"nak.. kau harus mengerti urgensi dari hidup, ah, maaf, kau pasti sudah memahaminya..."
syaikh menerawang jauh, menyeruput kopi pahit tanpa gula sembari menunggu shabu-shabu rebusannya matang. aku hanya menatap dia lekat, meskipun dia banyak bicara tapi sangat jarang syaikh membuka percakapan mendalam denganku, apalagi menyangkut urusan pribadi.
aku mengusap tangan, menatap ke horizon jauh, menembus kepekatan pagi di pasar asakusa.
"aku tidak tahu syeikh, aku telah memutuskan mengunci itu semua.."
"namun, aku masih mendengarkan, aku rasa kau memiliki cerita menarik syeikh.."
aku meluruskan kaki, pegal, pagi ini aku harus mengayuh dari blok 7-10..
" kau terlihat seperti orang tua kuro.. kau masih muda, bersemangatlah.." melihatku melenguh dan menderita syeikh hanya tersenyum, menepuk punda dan memulai percakapan..
"kau masih mengayuh sejauh 7/10 Kilometer.. aku berlari, dari kairo sampai tokyo, terkatung katung dan tertambat di kota ini.." dia mengunyah shabu-shabu setengah matang itu, sekali lagi menerawang.. jauh..
Kairo, 22 Desember 2013
kairo sangat sepi, seolah kota hantu selepas dilakukannya jam malam bagi penduduknya, siapapun yang melanggar jam malam, siksaan penjara illegal menanti. sudah banyak cerita penemuan mayat-mayat tidak dikenal di sekitar kota paska pecahnya kudeta. rezim baru As-sisi memang brutal, merebut dengan kudeta, lalu membunuh orang ketika tahajud, mungkin seorang nimrod atau calligula tidak ada yang sebrutal itu. malam itu, seorang pemuda mengendap-ngendap, menghindari mata nyalang petugas keamanan. dia membawa pesan, pesan penting penentu masa depan mesir, pemuda itu terlihat was-was ketika sebuah barracuda menembus kesunyian malam sambil menenteng beragam lampu sorot. lepas dari barracuda, dia pergi melangkah, menembus kesunyian malam.
Pinggiran kairo, 22 Desember 2013
"apa yang terjadi? bagaimana kondisi kota?"
pemuda itu disambut berbagai pertanyaan selepas memasuki rumah reot di pinggir kota. berlokasi sangat dekat dengan pembuangan sampah membuat rumah itu sangat sepi. begitu pula daerah sekitarnya, hanya ada deretan rumah petak yang terpencar dan terpisah, selepas kudeta, daerah itu semakin sepi..
"bayangkan kau hidup berdampingan dengan T-70 dan T-72, setiap malam? jangankan berkumpul, aku saja tidak tenang untuk buang air besar dimalam hari".. pendatang itu membuka tudung, masuk, dan duduk
disekelilingnya terlihat wajah-wajah pemuda, mata mereka nanar dan nyalang, seolah belum bisa melupakan kebiadaban rezim kudeta mesir atas para demonstran.
"kemarin aksi dilakukan lagi di suez, mereka membawa peluru tajam. beberapa orang kita tewas.. aku sampai sekarang belum bisa mengontak yusuf dan ibrahim.. entah semoga mereka baik-baik saja.."
orang dengan wajah lebih senior membuka percakapan, sambil memegang gelas teh di tangan..
"untuk yusuf dan ibrahim, semoga Allah membersamai mereka.."
katanya diamini seluruh orang di dalam rumah itu
"besok, rencananya front bersenjata akan menyerang pasukan sisi, entah posisi dimana. sepertinya akan menjadi berita buruk dan baik untuk kita.." kata seorang berkcamata, sambil memegang laptop nya.
"aku mendengar juga kanal-kanal informasi kita beberapa diserang dan dibekukan. aku sampai tidak percaya negara ini masih memblokir twitter..." katanya sambil tersenyum, senyum kecut.
"itu masih lebih baik.. beberapa informan busuk mulai menyebar isu perang sipil. beberapa orang di pinggiran alexandria terlibat baku bunuh, aku dengar 3 tewas, tentara turut bermain.. ah. hentikan.. ahmad.. pesan apa yang kau bawa..?" kata orang terakhir, dia paling kurus dan memiliki luka di mukanya..
orang baru itu membuka mulut, dengan bahasa isyarat dia meminta lampu dimatikan dan lilin dinyalakan. sebuah kertas kusam dibentangkan ditengah ruangan. simbol angka dan huruf terbentang, semua yang hadir menutup mata, beberapa mengusap air mata yang menetes keluar..
"laa haulaa wa laa quwaata.. illa billah...." yang paling senior menggumam,
"yasin.. maksudnya apa ini.. apa yang terjadi yasin.." si muka bopeng menerkam yasin, orang paling senior diantara mereka.. terlihat air mata mengalir deras di matanya..
"ya humam, tenanglah, " orang berkacamata berusaha menenangkan humam, yang masih nampak histeris
"ahmad,, apa maksdunya? apa hanya pesan kecil ini yang diberikan kepadamu? "
"hasan.. aku tidak tahu.. aku hanya dipanggil menuju bawah tanah, bertemu dengan syeikh utsmani dibawah sana, dan dia memberikanku pesan ini, untuk disampaikan kepada kalian.."
ahmad terlihat menahan air matanya kuat-kuat, seperti ada yang salah dengan dunia, ada yang salah dengan ketetapan tuhan..
"ahmad... 32 tahun dan sekarang kita merdeka, kita bebas dari diktator berengsek itu, mengapa, hanya seorang iblis kecil kita tidak angkat senjata melawannya? apakah kau lupa ahmad atas apa yang terjadi di masjid rabi'ah? apa kau lupa ahmad?!" humam makin tidak terkendali hingga terpaksa hasan menamparnya keras-keras hingga tersungkur.
"ahmad, jelaskan padaku bagaimana ekspresi syaikh utsmani.." yasin mulai berbicara, sembari menenangkan diri
"beliau juga menangis, sebenarnya natal besok adalah waktunya, waktu nya kami menghukum as-sisi, namun sekali lagi, bukan dengan senjata maupun bahan peledak. kita akan turun kejalan, dengan massa lebih besar. pusat sudah menyiapkan 500.000 massa sebagai aksi perdana, namun, pihak-pihak pergerakan bersenjata sudah melayangkan ancaman, dan ancaman itu dianggap serius oleh pihak militer.."
ahmad mengatur nafas, berusaha melanjutkan cerita..
"kalian tahu, militer sudah menahan 2000 lebih rekan kita, dan mereka mengancam seluruh tahanan akan dibunuh apabila kita tidak menghentikan aksi kelompok radikal itu. jelas, mereka bukan bagian dari kita, kita sama sekali tidak bisa menghentikannya..."
"lantas pusat membuka penawaran, penawaran perdamaian dengan informasi rencana aksi 25 desember nanti. tahanan selamat, namun, mereka tetap mengeksekusi 20 orang secara acak sebagai bukti keseriusan pemerintah kudeta atas apa yang mereka lakukan.."
ahmad terkulai lemas, dia menyelesaikan ceritanya dengan air mata membuncah. seperti sebuah kesakitan karena dihujam sembilu. begitu juga dengan yang lain.. mereka hanya menatap kosong di gelas-gelas mereka
"lantas.. ahmad.. apa yang diminta oleh syaikh utsmani untuk kita lakukan?" kata humam, dia mengusap air mata di wajahnya, sembari merapihkan bajunya..
"syaikh utsmani mengatakan.. carilah takdirmu.." ahmad menutup percakapan pada malam hari itu dibarengi sautan adzan jauh dari kota. perkataan carilah takdirmu berarti kelompok pemuda yang dimaksud harus membubarkan diri dan menghilang dari mesir jauh-jauh karena posisi mereka tidak aman. misi mereka saat ini, paska keluar kata-kata itu hanya satu, meninggalkan mesir secepat mungkin, bertebaran menuju negara-negara di bumi sambil terus menghidupkan semangat perjuangan yang dihidupkan di negeri ini. berbekal tekad, mereka berempat berpencar. menghindari kejaran aparat, tersaruk saruk di sungai nil, terpaksa berbaur dengan tong sampah yang akan dibuang menuju laut, dan berbaur dengan daging beku impor dari brazil. mereka menghapus jati diri mereka, melupakan keluarga mereka, dan mencari takdir mereka di belahan dunia yang jauh..
22 Desember 2015
dua tahun selepas "pelepasan", biasanya para pemuda akan kembali ke jalur dunia maya, menghidupkan internet dan berkumpul kembali. bertujuan untuk memastikan apakah kelompok mereka masih lengkap.. atau malah menemuai syahid semua. waktu pertemuan adalah 2x24 jam, dan siapapun harus menyapa salam kepada rekan mereka..
ahmad menanti dengan gelisah di kios korannya. kios ini baru ditempati selama 2 bulan, hasil kebaikan hati orang tua jepang yang pernah ditolongnya dan sekarang dia sudah meninggal. dia mewariskan kios nya kepada ahmad untuk dihidupkan dan untuk membantu kehidupan ahmad di jepang.
"hiduplah nak.. penuhi takdirmu.." begitu kata orang tua itu sebelum berpulang selamanya di rumah sakit pusat asakusa..
ahmad mengingat betul kata-katanya, dan membenanmkan jauh-jauh kata itu di ingatannya. ahmad ingin terus hidup, dia akan memenuhi takdirnya..
waktu telah berlalu, ini hampir 18 jam semenjak ahmad membuka percakapan, belum ada satupun rekan-rekannya yang menjawab. ahmad hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka, sembari mulai mempersiapkan dagangan korannya pagi itu.
24 jam semenjak ahmad membuka percakapan, belum ada satupun pesan masuk dari rekan-rekannya. ahmad sama sekali tidak tahu apa yang terjadi kepada mereka, namun, hanya satu hal yang pasti, ahmad harus menunggu. masih ada 24 jam lagi sebelum berakhirnya perjanjian itu..
tengah hari, ahmad mendapat sebuah telepon dari nomor tidak dikenal. ahmad mengangkatnya dengan gusar karena menelepon berarti mematikan jaringan internetnya. dia mengangkat telepon dan dengan gusar mengucap salam...
suara diseberang memecah air mata, suara itu, syeikh utsmani!. ahmad bergegeas duduk, mendengan suara sang mentor menelepon dari kejauhan. ahmad melepas rindu, menanyakan kabar, dan keadaan beliau..
syeikh bercerita dia juga disuruh keluar dari mesir, beruntung syeikh memiliki koneksi dengan pejabat qatar dan saat ini tengah tinggal disana. keadaan beliau dan keluarganya sehat, hanya, ramadhan, anak syeikh yang paling tua masih ada di mesir. dia belum diperintahkan keluar dari mesir.
"ahmad.. hari ini adalah hari yang dijanjikan bukan..?"
syeikh membuka percakapan, seolah tahu apa yang ditunggu ahmad..
"ahmad.. ambillah air wudhu, bersujudlah sepanjang mungkin.. informasi ini insya Allah benar. Humam, Hasan dan Yasin, semuanya syahid. mereka berhasil keluar dari mesir, namun, agen dan pembunuh bayaran membawa mereka menuju rabb-Nya. Hasan, dia berhasil memasuki palestina dan bergabung dengan Hamas, namun, saat peperangan 2014 dia syahid. Hasan dibunuh zionis ahmad..."
ahmad jatuh, tersungkur, dia tidak percaya apa yang didengarnya.. saat itu dunia menjadi gelap...
"teruslah hidup, ahmad, temukan takdirmu..." ahmad tersadar, dan dia menangis..
Asakusa, saat ini
syeikh hanya menatap jauh, aku tidak bisa membayangkan cerita macam apa yang dia katakan. dia adalah orang luar biasa..
"kuro, sekali lagi.. temukan takdirmu.." syeikh menatapku dengan air mata berlinang, lalu dia berlari kedalam. membiarkanku termenung sendirian..
Rabia.. sebuah pesan kebebasan
para wira tunduk sujud
menantang dajjal berwujud manusia
laku hewan biadab tiada tanding
dajjal mengokang senjata
moncong meletup, menghantar doa seribu malaikat
rabia pesan perjuangan
takbir menggelegar, menembus batas
mengurai mimpi, menebar cinta
membalas bualan dajjal
membawa kekuatan
membawa pembaharuan
rabia.. rahim orang-orang hebat
rahim para wira
semoga tuhan membersamai mereka
-Continued
Created by :
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student,uns.ac.id
No comments:
Post a Comment