"Keep Our Water Drinkable. An Essay From Muhammad Abdullah 'Azzam, The Colleague Student Of Sebelas Maret University, Fsculty Of Economics and Business"
written in 04 December 2104,
Komposisi
written in 04 December 2104,
- Sejarah Perkembangan Deterjen
Deterjen merupakan salah satu produk pembersih yang banyak
dimanfaatkan pada kegiatan pembersihan untuk laundry, alat-alat rumah tangga,
transportasi, kegiatan komersial dan industri metal. Deterjen pertama kali
dikembangkan oleh Jerman pada waktu Perang Dunia II dengan tujuan agar lemak
dan minyak dapat digunakan dalam keperluan lainnya. Pada tahun 1916 lahir inovasi baru yang dilakukan ilmuwan Jerman, Fritz
Gunther, yang menemukan surfaktan sebagai bahan tambahan pembuat sabun. Namun,
baru tahun 1933 detergen untuk rumah
tangga untuk pertama kalinya diluncurkan di AS. Kelebihan detergen mampu lebih
efektif membersihkan kotoran meski dalam air yang mengandung mineral. Pada tahun 1950-an dibuatlah detergen dengan
pemutih oksigen. Kemudian di era 1960-an,
sabun pencuci bahkan sudah memiliki enzim yang memungkinkan pakaian
direndamsebelum dicuci. Lalu pada era 1970-an,
sabun pencuci yang dipadukan dengan bahan pelembut kain mulai dikenal luas.
Inovasi sabun pencuci terus berkembang di era
1980-an seiring perkembangan mesin pencuci. Berdasarkan kebutuhan mesin
pencuci, industri berhasil menciptakan konsentrat bubuk untuk mencuci pakaian.
Sedang di era 1990-an, industri juga
kembali menghadirkan sabun pencuci baru berupa cairan yang mampu bekerja dua
kali lipat lebih efektif saat mencuci pakaian.
Sejarah dari perkembangan komponen kompenen
deterjen diawali pada tahun 1965, dimana pemakaian bahan kimia pengaktif
permukaan (surfaktan) bernama ) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) digunakan. Akan tetapi, senyawa ini yang
sulit diurai oleh mikroorganisme dipermukaan tanah, menghasilkan limbah busa di
sungai dan danau. Baru sepuluh tahun
kemudian ditemukan Linear Alkalybenzene Sulphonate (LAS) yang
lebih ramah lingkungan. Bakteri dapat lebih cepat menguraikan molekul LAS,
sehingga tidak menghasilkan limbah busa.
Gebrakan terbesar muncul setelah dimanfaatkannya Metil
Ester Sulfonat (MES). Dimana MES lebih mudah terdegradasi dibandingkan LAS.
Menurut Matheson (1996), MES menunjukkan karakteristik yang baik, diantaranya
mudah terdegradasi dan memiliki sifat detergensi yang baik terutama pada air
dengan tingkat kesadahan yang tinggi, serta
dipadukannya MES dengan Enzim proteolitik .
enzim ini merupakan katalis organik yang cenderung
untuk mempercepat reaksi dan enzim proteolitik dapat mengubah ataupun
menghancurkan protein menjadi asam amino, baik sebagian maupun keseluruhan. Pemanfaatan enzim ini mulai
diproduksi dalam skala industri pada tahun
1960-an (Winarno, 1986). Menurut Ward (1983) dalam industri protease
digunakan untuk membersihkan kotoran yang berasal dari protein. Penggunaan
protease dapat mengurangi konsentrasi fosfat dalam deterjen dan menurunkan suhu
air untuk mencuci pakaian, sehingga dapat menghemat energi dan mengurangi
pencemaran lingkungan.
- Mengenal Deterjen
Seperti yang dijelaskan pada sub bab
sebelumnya, bahwa deterjen merupakan senyawa yang ditemukan dan terus
dikembangkan untuk terus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, dan menjaga
keseimbangan alam. Maka, perlu kita kenal apa saja yang terdapat dalam
deterjen. Detergen
adalah campuran
berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibanding dengan sabun,
detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik
serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air
Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan
berikut:
- Surfaktan. Dikenal sebagai surface active agent. Mempunya sifat Hidrofil dan Hidrofob. Suka air dan suka lemak. Berfungsi untuk menurunkan tegangan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang melekat pada badan. Ada 4 kategori surfaktan.
a.
Anionik
1.
Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
2.
Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS
3.
Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b.
Kationik : Garam Ammonium
c.
Non-Ionik : Nonyl Phenol Polyethoxyle
d.
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
B.
Builder, merupakan pembentuk yang berfungsi meningkatkan
efisiensi surfaktan. Caranya, menonaktifkan kesadahan air.
1.
NTA (Nitril Tri Acetate)
2.
EDTA (Ethylene Diamine
Acetate)
c.
Silikat : Zeolit
d.
Sitrat : Asam Sitrat
C. Filler, merupakan bahan tambahan, tidak mempunyai
kemampuan menambah daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh ; Sodium Sulfat
D. Aditif, merupakan bahan suplemen/tambahan untuk membuat
produk lebih menarik. Misalnya, pewangi, pelarut, pewarna, dan lain-lain.
Contohnya : Enzim,
Boraks,
Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
- Deterjen dan Kehidupan
Mengapa manusia menciptakan berbagai
alat-alat aneh (bagi leluhur kita) saat ini tentunya dengan tujuan agar memudahkan
kehidupan manusia, dan tentunya, dengan pertimbangan bahwa apa yang mereka
ciptakan bermanfaat bagi mereka. Lantas, adakah manfaat dari deterjen ini?
Sebuah artikel yang ditulis oleh home page Solusi Mencuci di https://www.facebook.com/notes/solusi-mencuci/berbagai-manfaat-alternatif-deterjen/317789228252749
memaparkan beberapa manfaat dari penggunaan deterjen.
A. Pembersih
serbaguna
Deterjen
pencuci baju, bisa digunakan untuk membersihkan lantai, bak mandi, toilet
hingga counter dapur. Untuk keperluan ini, buatlah campuran 1 cangkir deterjen,
¾ cangkir pemutih, dan 1 liter air panas. Aduk hingga rata, masukkan ke dalam
botol dan gunakan sebagai pembersih saat diperlukan.
B. Pembasmi
jamur
Taburkan
deterjen bubuk ke atas bagian benda yang berjamur, biarkan beberapa saat hingga
berubah warna menjadi kecokelatan, yang berarti jamur telah mati. Kemudian
bersihkan dengan lap atau sapu hingga bersih.
C. tumpahan minyak
Tumpahan
minyak bisa terjadi di mana saja; di dapur, di garasi, atau di area rumah
lainnya. Agar menghindari seorang tergelincir di atas lantai atau area licin
itu, taburkan deterjen bubuk ke atas tumpahan minyak. Biarkan beberapa saat,
hingga butiran deterjen terlihat lembap, atau berwarna kekuningan. Sapu butiran
deterjen itu hingga bersih.
D. Pengharum
karpet
Bubuhi
sedikit deterjen cair ataupun bubuk ke dalam kontainer air pembersih mesin
pembersih karpet. Uap air yang beraroma deterjen itu akan menyegarkan karpet
yang baru saja dibersihkan.
E.
Melancarkan saluran air
Ketika
saluran air bak pencuci piring terhambat, aliran air lama surut, dan tidak
tersedia formula pelancar sumbatan, cobalah untuk menuangkan ¼ cangkir deterjen
cair ke dalam saluran, berselang waktu 1 menit; segera siramkan 1 panci air
mendidih ke dalam saluran. Cara ini dapat melarutkan kumpulan lemak yang
biasanya menghambat aliran air.
Bahkan, dalam dunia medis dan dalam pertempuran pun, deterjen
memberikan manfaat yang tidak sedikit. Seperti dijelaskan dalam sejarah
penemuan deterjen, deterjen pertama kali dimanfaatkan oleh militer Jerman dalam
perang dunia kedua untuk memperoleh bermacam manfaat dari penggabungan air dan
minyak, maka, dengan adanya deterjen akan memudahkan tentara untuk menjaga
kondisi mesin perang mereka yang tidak tahan asam, karena deterjen bersifat
basa yang dapat mengubah zat asam menjadi netral apabila bercampur dengan basa.
Sedangkan dalam dunia medis, menurut sebuah karya ilmiah yang ditulis oleh
Farida, dalam karya ilmiah berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan
tentang Pencegahan Infeksi pada Proses Persalinan di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara” deterjen dianggap sebagai salah satu alternatif penanganan infeksi dalam
dunia kesehatan dikarenakan sifatnya yang umum dan mudah ditemukan serta cukup
efektif dalam menstretlisasi alat-alat seperti kateter, dan benda lain yang
digunakan untuk sarana pendukung pengobatan pasien.
Maka dapat disimpulkan, dalam masa sekarang, penggunaan deterjen bisa
dikatakan sangat membantu kebutuhan manusia, terutama dalam menjaga pola hidup
bersih dan sehat, apabila penggunaannya secara wajar dan tidak berlebihan,
mengapa demikian? Di awal penulis telah memaparkan sedikit tentang bencana apa
saja yang disebabkan oleh deterjen, terutama dampak pemakaian deterjen pada
lingkungan perairan. Maka, di sub bab berikut, akan penulis paparkan mengenai
perairan dan deterjen. Bagaimana pemakaian deterjen dapat menimbulkan masalah
pada lingkungan perairan yang merupakan salah satu faktor pembentuk ekosistem.
4.
Deterjen dan Perairan
Lingkungan perairan dalam buku “Telaah Kualitas Air” yang menyadur dari
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Menyebutkan bahwa lingkungan perairan
adalah segala macam air yang berada di dalam atau berasal dari sumber air di
atas permukaan tanah. Air laut dan air di bawah permukaan tanah tidak termasuk.
Meskipun dalam hal ini penulis akan membidik lingkungan perairan termasuk
perairan laut dan ekosistem air bawah tanah. Tetapi hal ini dapat disimpulkan
bahwa seluruh air yang ada di dunia, adalah air, yang merupakan sarana
pemenuhan kebutuhan dan penunjang kehidupan.
Maka, menjaga lingkungan perairan dari degradasi atau kerusakan merupakan
mutlak tanggung jawab seluruh organisme yang memanfaatkan air. Yang menjadi
masalah adalah, seringkali, organisme paling dominan di muka bumi, manusia,
melupakan tanggung jawab mereka untuk menjaga lingkungan perairan ini, dan
seringkali malah merusak lingkungan perairan dengan limbah padat maupun cair
yang mereka buang ke lingkungan-lingkungan perairan. Kemudian apa korelasi nya
dengan deterjen ini?. Beberapa penelitian dan bukti faktual menyebutkan, dalam
masa awal penemuan deterjen, zat ABS yang waktu masa awal menjadi komponen
surfaktan dalam deterjen justru menciptakan limbah busa di sungai-sungai dan
sulit untuk diuraikan oleh mikro organisme. Ini merupakan contoh kecil dari
dampak penggunaan deterjen yang seringkali tidak ramah lingkungan. Berikut ini
penulis akan menguraikan dampak pemakaian deterjen terhadap lingkungan
perairan.
A. Beracun terhadap Air
Detergen memiliki efek beracun dalam air, karena
detergen akan menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari
bakteri dan parasit. Deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang.
Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi deterjen 15 bagian per juta.
Deterjen dengan konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur
ikan. Berarti, deterjen membahayakan kelangsungan hidup organisasi perairan
B. Mempengaruhi
Perkembangbiakan Organisme Perairan
Surfaktan yang terkandung dalam deterjen akan mengurangi
kemampuan perkembangbiakan organisme perairan. Deterjen juga memiliki andil
besar dalam menurunkan kualitas air. Bahan kimia organik seperti pestisida dan
fenol, hanya dengan konsentrasi 2 ppm saja dapat diserap ikan dua kali lipat
dari jumlah bahan kimia lainnya. Menyebabkan terganggunya perkembangbiakan dan
dalam contoh ekstrem dapat memicu kepunahan organisme tertentu. Contoh kasus :
punahnya ikan endemik di Sungai Missisippi Amerika Serikat pada tahun 1960-an
C. Mengancam
Stabilitas Lingkungan Perairan dikarenakan Residu yang Tidak Bisa Diuraikan
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Limbah deterjen yang dihasilkan rumah tangga akan bermuara pada sebuah tempat, seperti selokan ataupun kolam. Biasanya, eceng gondok akan tumbuh dengan populasi yang cukup besar pada ujung selokan.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Limbah deterjen yang dihasilkan rumah tangga akan bermuara pada sebuah tempat, seperti selokan ataupun kolam. Biasanya, eceng gondok akan tumbuh dengan populasi yang cukup besar pada ujung selokan.
D. Pemicu Boomig
Enceng Gondok
Enceng Gondok
merupakan flora perairan yang memanfaatkan oksigen dari dalam air untuk
melakukan proses fotosintesis, yang berarti, dalam jangka panjang akan
mereduksi kuantitas oksigen di dalam air dan mengancam kelangsungan hidup fauna
seperti ikan. Dari segi estetika, keberadaan enceng gondok yang terlalu banyak
dapat mengurangi keindahan kondisi perairan. Enceng gondok akan tumbuh sangat
subur di lingkungan yang banyak terdapat residu-residu seperti residu deterjen
hingga pelet ikan. Contoh nyata dari kasus ini adalah Danau Toba. Seperti sama
kita ketahui, eceng gondok tumbuh subur nyaris tidak terkendali pada semua
bibir pantai Danau Toba. Hal tersebut terjadi, selain dari residu pelet yang
ditabur pada kerambah yang berserak di Danau Toba, ditengarai juga berasal dari
sisa deterjen yang dipakai masyarakat Danau Toba yang masih mencuci di perairan
ditambah limbah dari restoran, rumah makan dan hotel-hotel yang berada di
sekitar Danau Toba yang membuang limbahnya secara langsung ke dalam danau.
E. Menumpuknya
Limbah Busa yang Sulit Terurai di Perairan
Kota Semarang
merupakan kota asal penulis, masalah yang dihadapi oleh pemerintah Kota
Semarang adalah permasalahan pengaturan pengairan kota terutama di wilayah
Kecamatan Semarang Utara yang merupakan tempat tinggal penulis. Setiap pagi
hari, di selokan-selokan di wilayah penulis terdapat gumpalan busa berbau busuk
yang berasal dari limbah deterjen di perumahan mewah yang ada di sekitar
wilayah penulis. Hal ini menghilangkan hingga 30% populasi ikan layak makan
seperti ikan mujair yang dulu banyak terdapat di lingkungan tempat tinggal
penulis dan hanya menyisakan spesies sepat, betik, dan ikan sapu-sapu yang
tidak layak makan. Inilah realita yang penulis alami di lingkungan sekitar
penulis.
Maka, dapat
penulis simpulkan, seperti buah simalakama, diperlukan perhatian dari segi
pengelolaan deterjen dikarenakan dampaknya yang cukup besar pada lingkungan
perairan. Alasan yang cukup logis adalah, manusia tidak akan bisa hidup tanpa
air, maka, apa yang dapat terjadi jika lingkungan perairan menjadi tercemar dan
rusak? Tentunya yang tejadi adalah bencana, dikarenakan kita sendiri juga tahu,
air yang dapat kita minum jumlahnya sangat terbatas. Maka dalam sub-bab
terakhir, penulis akan menyampaikan gagasan mengenai paket program penyelamatan
lingkungan perairan dari bahaya deterjen.
5.
Reformasi
Perairan dan Kelangsungan Hidup Manusia
Reformasi
perairan merupakan hal mutlak dalam program penyelamatan lingkungan perairan
dari beragam kerusakan yang dapat terjadi. Maksudnya disini, adalah perubahan
fungsi perairan yang selama ini dikenal hanya sebagai tempat untuk memperoleh
air dan tempat sampah berjalan bagi beragam limbah, terutama limbah rumah
tangga yang di indonesia masih menjadi kontributor terbesar rusaknya lingkungan
perairan nasional. Beberapa paket program yang ditawarkan penulis adalah :
A. The Green
River Project
Maksudnya,
adalah melakukan rebosiasi massal di daerah aliran sungai, baik hulu, bagian
perairan, hingga hilir. Dikarenakan apa, eksistensi tanaman hijau yang kuat dan
dapat bertahan di kondsi perairan yang ekstrim akan dapat mereduksi jumlah
polutan yang ada di air. Tanaman seperti ini ada dan dapat dikembangbiakan
secara massal. Sepeti contohnya tanaman bakau yang cocok untuk hidup di
perairan payau yang bersifat tidak seperti enceng gondok, justru bakau dapat
menambah kuantitas oksigen di dalam air. Maka, penghijauan sungai merupakam
metode yang cukup tepat untuk menjaga kondisi oksigen di dalam air.
B. The Cleansing
Project Ultima
Merupakan
proyek besar pengolahan limbah. Jadi, mengadakan sarana pengendapan dan
pengolahan limbah sebelum dibuang ke perairan, sehingga, perairan menerima
limbah buangan yang bisa dikatakan lebih aman daripada limbah yang tidak
dikelola terlebih dahulu. Project ini akan layak digunakan di industri skala
besar maupun sentra industri kecil menengah yang bersifat komunal atau
perumahan-perumahan elit, yang notabene lebih memiliki kelebihan dana untuk
pengelolaan ini. Proyek ini juga bisa dituangkan dalam bentuk regulasi tegas
untuk melindungi proyek ini secara legal-formal.
C. The Effective
Bubbles
Merupakan
kampanye pemakaian deterjen secara cermat dan cerdas. Dikarenakan ada beberapa
alasan yang seringkali tidak di ketahui oleh pemakai deterjen. Yang paling
sering menjadi kesalahan adalah pemakaian deterjen yang melewati batas
kewajaran, dan juga dikarenakan pemahaman yang keliru bahwa pemakaian deterjen
yang lebih banyak akan membuat pakaian lebih bersih. Padahal kenyataannya,
makin banyak memakai deterjen justru makin membuat pakaian lebih cepat apek,
kusam, dan hal negatif lain. Tujuan dari kampanye ini merupakan penyadaran
massif terhadap pola pikir masyarakat yang masih salah mengenai deterjen dan
penggunannya. Sasaran dari kampanye ini adalah keseluruhan elemen masyarakat,
dikarenakan dengan model kampanye akan lebih mudah di terima oleh seluruh
golongan masyarakat.
No comments:
Post a Comment