"angka adalah hal yang paling dekat menuju kebenaran. puisi, janji, dan politik hanyalah omong kosong"
Doktor Hermann, Pacific Rim
saking banyaknya orang yang sudah ngga percaya lagi sama sistem distribusi kekuasaan yang dianggap legal di dunia ini, resistensi yang muncul terhadap segala hal yang bersifat tidak bisa di nalar seperti agama dan teori ketuhanan amat sangat besar, dan melebihi apa yang diperkirakan Sir Isaac Newton ketika menjabarkan teori materialisme.
Assalamualaikum semua agan pembaca yang terhormat, dan tentunya selamat malam menjelang dini hari, karena jelas sekarang udah jam 11 lewat, dan selamat memasuki hari minggu. buat yang masih jomblo, congrats, karena agan sekalian sudah melewati malam minggu. :D, konbanwa minna, genki desu ka? haha
oke, sebelumnya maaf banget buat agan agan poembaca sekalian dimanapun agan berada, ane bener-bener jarang mosting akhir-akhir ini, disamping ada banyak kesibukan terkait urusan organisasi kampus, adik ane yang ada jauh disana juga minta diperhatikan, jadi waktu ane buat berkarya jadi aga tersita, tapi ane harap dapat dimaklumi oleh agan sekalian. ni ane baru aja pulang dari tawang mangu, ikut panas panas di kampanye damai, dan menyiram ruh dengan siraman ilmu rohani, dan mantap banget ane masih bisa mengetik beberapa kalimat disini. haha. oya jangan lupa, 9 April, seluruh indonesia akan menentukan mau dibawa kemana NKRI, pilih aja yang sudah teruji kualitasnya, jangan milih yang mentereng karena ada pencitraan tapi in the fact ngga jauh-jauh dari preman necis, jangan juga milih yang terbukti klemur-klemur, alias lambat tanggap, jangan milih juga yang masih bisa meng klaim bersih karena belum teruji. gunakan hari anda, gunakan kekuatan observasi dan ilmu pengertahuan, karena nasib yang nentuin pan kita sendiri.\
oke menyikapi masalah politik, ane ngga akan jauh jauh menulis opini singkat ini, dari masalah politik. terutama menyikapi masalah "janji politik". seringkali dalam melakukan propaganda guna mamuluskan jalan menuju ruang sidang DPR dan ruang kerja Presiden, orang melakukan banyak hal yang terkadang menyalahi aturan dan norma kemanuisaan. salah satu senjata yang paling sering digunakan adalah "janji". mainstream banget kan agan perhatikan, kata-kata indonesia makmur dan sejahtera adalah kata kata yang diulang dalam kampanye di zaman manapun, hanya kemanasannya yang berbeda, dan yang ingin disampaikan seolah-olah adalah "elu ndak milih gue, elu sengsara".
agan, tentunya keberhasilan dan ketepatan kita dalam memilih wakil kita di senayan dan abdi agung kita di istana negara dilhat dari presentase atau seberapa banyak sih janjinya dia tepati. sehingga, janji yang merupakan perikatan antar manusia nggak hanya jadi senjata yang digunakan dalam manuver politik, tetapi harus dilaksanakan dan dipantau dalam aktifitas pelaksanaannya.
singkat ceirta aja nih gan, di zaman yang serba canggih dan serba terbuka, agan jangan mau tertipu dengan kepemimpinan seseorang, bisa jadi orang tersebut baik, tetapi liat juga mereka-mereka yang berada di behind the scene sang leader. kalau agan ngga mau pemimpin korup, jangan milih pemimpin yang diusung oloeh para koruptor. akan jadi mimpi saja, kalau agan mengkehendaki hilangnya korupsi kalau apa yang agan pilih adalah partai juara korupsi. simple kan?
kaitannya, apalagi pemimpin yang nepatin janji yang diucapin sama mulutnya aja ngga bisa ditambah dengan di beking oleh mereka-mereka yang kuat dalam hal mendzalimi negara. jawabannya apa? penyesalan saja yang akan agan dapat, dan rasa gelo yang nggak ketulungan.
pinterlah, dalam memilih, karena itu partisipasi kita, tapi masak mau milih pemimpin yang hanya bisa umbar janji aja? sori-sori yee...
#BuktiNyataKebohongan
Wallau 'alam
Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret, Surakarta
No comments:
Post a Comment