Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Friday, September 9, 2022

Menyoal Kebangkitan Ummat Islam: Bagaimana kalau Melihat Sudut Pandang Pesimistis-Realis?

 

Sumber Gambar: https://www.kompas.com/homey/read/2020/12/31/162600776/tanaman-alami-kebusukan-akar-begini-cara-mengatasinya?page=all


 Oleh: M. Abdullah ‘Azzam, SM., M.M.

 

Tulisan ini bukan tulisan popular, karena kalau melihat spektrum pembahasan ummat islam, yang seringkali terjadi pada satu sisi akan benci betul pada islam. Mending hilangkan saja islam, ajaran serta ummatnya dari muka bumi ini, dan bukan hanya itu, berlomba-lomba bagaimana caranya biar tidak hanya khalayak ramai, tapi ummat islam sendiri takut terhadap islam. Sedangkan di sisi lain akan ditemui orang-orang yang sangat-sangat optimistic. Pokok e islam pernah jaya dan akan jaya lagi, dunia akan Kembali kepada pangkuan islam, dan akan jaya dengan nilai-nilai islam. Al-Fatih holic, Shalahuddin Al Ayyubi fans club, masuk kesini semua, Islam is de best! Serta berbagai pendapat lain yang akan membentang dari sisi ini, hingga sisi yang satunya lagi. Itulah, kenapa bahasan-bahasan soal islam bukan sebagai agama, tapi sebagai peradaban adalah bahasan yang sangat tricky. Sangat mudah bagi orang, siapapun dia untuk mengambil keuntungan daripada luasnya bahasan tentang islam. Tapi, sebenarnya bagaimana sih?

 

Maka tidak ada salahnya kita melihat sudut pandang pesimistis-realis, yaitu orang-orang yang sangat-sangat rendah ekspektasinya terhadap masa depan, dan diperparah dengan bukti-bukti nyata, entah kondisi di lapangan saat ini, naskah-naskah peninggalan masa lalu, hingga proyeksi di masa mendatang. Orang-orang pesimis ini adalah salah satu alasan, kenapa setelah lebih dari 20 tahun reformasi, negeri ini masih begini-begini saja. Inilah cara pandang yang jika disimpulkan akan membentuk diksi semacam ini “Ya karena memang kondisinya begini, ayatnya begini, dan kedepan akan seperti ini, ya kita cuman bisa begini saja”. Tetapi tidak ada salahnya loh, coba kita saksikan saja, apa-apa yang sedang terjadi dan bagaimana sejatinya prospek masa depan ummat di tengah kondisi yang semacam ini.

 

Ummat islam dan buih di lautan

Bayangkan jika dalam naskah agama, yang levelnya dibawah kitab suci, sudah dinyatakan bahwa ummat islam selepas Nabi Muhammad SAW, akan mengalami masa dimana jumlahnya banyak namun tidak memiliki arti. Ya, baik buih di lautan. Ini tentu adalah kondisi yang luar biasa tidak mengenakkan, karena posisinya, bukan lagi jumlah, bukan lagi kekuatan kolektif ummat. Tetapi memang, di masa itu ummat islam tidak berarti, hanya dipermainkan oleh lautan saja, dan tidak hanya itu, tercerai berai. Dalam konteks kehidupan dunia, maknanya sangat sedikit.

Kiranya, bagaimana kondisi ummat islam saat ini? Jika kita diminta untuk melakukan list, masalah-masalah keuamatan, wah luar biasa. Akan ada banyak fakta yang menunjukkan, ya memang benar, jumlah ummat islam sebanyak lebih dari 2 milyar penduduk, dari total 7 milyar penduduk bumi, nyaris tidak memberikan arti signifikan. Jangankan merubah peta kekuatan dunia, untuk melindungi sesame muslim dari manusia lain saja, ummat islam tidak mampu. Bila boleh kita bandingkan, saksikan apa yang terjadi saat Russia menyerang Ukraina di awal tahun 2022 lalu. Negara-negara barat dengan faham kapitalisme-liberlisme mereka, berbondong-bondong merubah peta dunia, sehingga gimana caranya Russia bisa kena hukum, perang di Ukraina menjadi neraka dunia bagi pasukan Russia, dan ya, itu yang terjadi. Sekarang, dalam tulisan ini, saya tidak akan menyebutkan kronologi kejadian, tapi hanya nama-nama saja. Kira-kira apa yang dilakukan ummat islam, saat Palestina, Kashmir, Afghanistan, Rohingya, Pattani, Mindanao, Christchruch New Zealand, Somalia, Sudan, Iraq, Yaman, Suriah, Libya, Alburqueque Amerika Serikat, London Inggris, dan tempat-tempat lain, mengalami apa yang dialami Ukraina Saat ini?

Adakah peta dunia yang berubah?  No. Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, elit politiknya masih sibuk korupsi, negara-negara jazirah arab saling berkelahi sesamanya, bahkan negara pelayang 2 kota suci, malah sibuk lempar-lempar bom ke tetangganya sendiri, Yaman.

Tidak hanya buih di lautan, ummat islam global berperilaku sebagaimana ummat tidak beradab, tidak tahu siapa kawan siapa lawan. Sibuk mencari selamat dan keuntungan atas dirinya sendiri. Jangankan merubah peta dunia, membuat agar dunia islam masih dianggap relevan saja, ummat muslim kelabakan. Jika bukan karena kuasa Allah, seperti yang terjadi di Afghanistan dimana para pejuang disana berulang-ulang berdoa “Sungguh yang melempar peluru ini adalah Allah”, sebuah peluru home made untuk senapan AK-47 home made, bisa menembus dinding pelindung helicopter baik Chinook Amerika maupun Mi-4 Hind Uni Soviet. Ya, Ketika ada golongan ummat islam yang menang, itu bukan karena ummat islam dunia, itu karena kekuatan kolektif mereka sendiri, perjuangan mereka sendiri, dan Rahmat Allah yang akhirnya turun, karena segelintir ummat islam itu masih teguh mengejar syarat-syarat kemenangan.

Dan ini terbukti, tidak peduli apa yang terjadi di Afghanistan, apa yang terjadi di Turkiye, ummat islam Indonesia misalkan, masih geger hanya karena beda ormas, beda mazhab fiqih. Padahal jelas, kemenangan-kemenangan itu diperoleh dari persatuan, kesatuan visi. Jadi hampir tidak ada pengaruhnya pencapaian-pencapaian yang diperoleh ummat islam, karena ummat islam yang lain tidak hanya acuh-tak acuh dengannya, mereka masih betah dengan bubble masing-masing. Masih betah terombang-ambing, dan membuat friksi-friksi tidak perlu dengan sesamanya.

 

Ummat Islam dan Al-Mahdi

Kapan masa kejayaan ummat, yang seluruh naskah-naskah agama islam, termasuk syarah atasnya bersepakat? Ya. Kehadiran Imam Al-Mahdi di akhir zaman, yang akan Kembali membawa persatuan, kesatuan, semangat jihad, dan kebangkitan dalam berbagai aspek. Dibai’at di dekat Ka’bah, kehadiran Al-Mahdi ditandai dengan peristiwa Ajaib, hilang ditelan bumi-nya pasukan yang dikirim oleh penguasa islam untuk membunuh Al-Mahdi tersebut. Jika terjadi demikian, sebuah garansi bahwa betul yang dibaiat saat itu adalah Imam Al-Mahdi. Setelah itu barulah mulai, proses penaklukan Kembali, membawa Kembali cahaya islam ke seluruh penjuru dunia. Tidak peduli apakah itu Hind, apakah itu Negara Timur Jauh, atau bahkan Tanah Romawi. Semua akan merasakan Kembali, kemuliaan islam.

Pertanyaannya adalah, kapan kiranya Imam Al-Mahdi hadir ke bumi ini? Jika kita melihat dalam perspektif permasalahan ummat islam modern, yang dihadapi saat ini adalah kondisi krusial, dimana dari semua sisi ummat islam sudah dikepung dalam berbagai permasalahan. Persekusi dari semua sisi, ditambah dengan kelemahan internal ummat yang dimulai dari terpecah belah-nya ummat islam. Kondisi ini sudah sangat membutuhkan, seorang tokoh mythical, tokoh legendaris untuk segera menyelesaikan permasalahan ummat, dan percaya tidak percaya, banyak kalangan dari ummat islam yang hanya mengandalkan solusi dari sang tokoh legendaris.  

Bisa dipahami dimana permasalahannya? Akhirnya masih ada Sebagian besar ummat islam, yang berhenti mencari solusi dan pasrah saja menunggu sang Ratu Adil. Familiar bukan dengan istilah Ratu Adil? Ya! Juru selamat akhir zaman ini dianggap mampu menjadi solusi, dan benar nubuwahnya seperti itu. Tetapi sekali lagi ini bukan alasan untuk ummat islam berhenti mencari solusi atas permasalahan-permasahalannya saat ini. Tetapi apa boleh buat? Apa yang bisa dilakukan manusia biasa untuk menjawab ratusan permasalahan yang dihadapi ummat islam saat ini? Jika Allah SWT sudah menjanjikan kehadiran Al-Mahdi, apa boleh buat? Kita tinggal menunggu saja bukan?

Ummat Islam dan Keselamatan Personal

Apa yang terjadi, Ketika seorang manusia sudah tidak mampu lagi, bertarung habis-habisan dengan berbagai permasalahan yang dia hadapi hari demi hari? Kalau pertanyaan ini ditanyakan kepada penulis, jawabannya sangat sederhana. Kira-kira, apa yang bisa saya lakukan agar saya dan keluarga dekat saya selamat dari permasalahan itu. Dan ya! Inti dari sudut pandang pesimistis-realis adalah demikian. Masalah terlalu banya, we fricked up already, lebih baik saya menemukan keselamatan untuk diri saya sendiri.

Silahkan saja saksikan, ada berapa banyak perumahan-perumahan eksklusif yang diisi oleh ummat islam yang taat, dengan argumentasi agar mereka memperoleh tempat ibadah yang aman dan nyaman, terhindar dari azab. Ada berapa majelis yang akhirnya, mereka-mereka yang duduk terdepan bukan lagi mereka yang benar-benar belum tahu islam, tetapi hanya sosok-sosok manusia yang dipandang “lebih mulia” dari manusia lain. Dan Ketika ditanya kenapa mereka duduk terdepan? Jawabannya sederhana, saya mau diri saya jadi lebih sholih. Serta berbagai realitas lain, yang akhirnya menunjukkan, semakin jarang disaksikan usaha-usaha untuk menjawab permasalahan ummat. Baik dari faktor-faktor social, saintek, politik hingga militer. Ummat islam memilih zona nyaman masing-masing, dan ya! Tidak ada salahnya disitu!.

Dari penjabaran ringkas ini, jika kita melihat dari kacamata pesimistis-realis, kebangkikan ummat islam tidak lain hanyalah konsep kosong. Tidak ada bukti-bukti empiric yang mendukung, bahwa kebangkitan ini akan terjadi. Mengapa demikian? Karena itulah kenyataannya. Baik dari sudut pandang global, hingga sudut pandang internal ummat, islam selalu menjadi bulan-bulanan. Di persekusi oleh orang lain, dan di bully oleh ummat sendiri, dan ya, kedua hal ini bukanlah sesuatu yang mengenakkan bagi siapapun juga. Maka, masihkan kita memandang kebangkitan ummat, dari sudut pandang se-sempit ini saja?

 

Wallahu ‘Alam


Muhammad Abdullah 'Azzam, M.M. 


Lulusan program Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Alumni penerima manfaat beasiswa baktinusa angkatan 6.

Email: skripsiazzam@gmail.com


Untuk tulisan lain, silahkan kunjungi pranala dibawah ini:
http://fellofello.blogspot.com/2022/09/kenapa-naik.html
http://fellofello.blogspot.com/2022/07/good-corporate-governance.html?m=1


Mampir di Kompasiana

 : https://www.kompasiana.com/azzamabdullah

follow me on insta @Azzam_Abdul4 

Thanks for your support!

Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya

No comments:

Post a Comment