Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, November 12, 2015

Islamic Philantrophy Kajian Fakultas Ekonomi UNS



Press Release Kajian Fakultas Ekonomi
Badan Pengkajian Pengamalan Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
05 November 2015

“ISLAMIC PHILANTROPHY”

Pembicara : Rayas Asa Luminaries (Brench Manager AL-Azhar Peduli Ummat Jawa Tengah)
Perform : Yusuf Rahman (MC dan Tilawah)
Lokasi : Ruang Sidang 2 FEB UNS
Pelaksanaan : 16.15-17.35


            Bismillah Alhamdulillah. Kafe pada sore hari ini merupakan rangkain kurikulum bulanan dan pada bulan ini kami mengambil tema besar tentang islamisasi ekonomi, dalam hal ini, perekonomian modern yang pada dasarnya liberal kami asumsikan dapat dikelola secara islami. Maka, dua materi sebelumnya merupakan landasan awalm terutama tentang ekonomi islam, yang diawali dengan prinsip dasar mu’amalah dan aplikasinya. Pada pertemuan kali ini, kami memaparkan tema yang tengah populer, yaitu tema lembaga filantropi islam. Pada dasarnya, islam adalah agama sosial, bahkan instrumen ekonomi yang digunakan memiliki fondasi sosial yang menjadi warna utama. Dengan demikian, meskipun pada prinisipnya sama-sama perusahaan filantropi, akan ada warna berbeda anatara lembaga filantropi islam dan konvesional.

         Dengan demikian, kami mengundang pembicara yang telah dan tengah berkiprah pada lini ini, dan beliau adalah seorang pimpinan cabang AL-Azhar Peduli Ummat Jawa Tengah. Acara ini diselenggarakan di ruang sidang 2 FEB UNS pada waktu yang tepat meskipun mengalami beberapa kendala teknis seperti kabel proyektor yang tidak cocok dengan laptop pembicara. Untuk materi, pembicara menjelaskan bahwa filantropis telah ada semenjak era kebudayaan kuno, dalam hal ini kebudayaan Yunani. Ummat islam mengadopsi ilmu pengetahuan tersebut dan menjadi dasar teoritis dalam pengembangan filantropi yang islami yang dalam hal ini didasarkan pada instrumen perekonomian islam, yaitu Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf dan Fidyah. Isntrumen inilah yang membedakan antara lembaga filantropi konvensional dengan islam, meskipun sekali lagi, pada dasarnya sama-sama perusahaan sosial, bahkan negara yang terkenal karena filanropinya adalah Inggris. Maka, diperlukan peran generasi muda agar lembaga filantropi islam senantiasa memiliki ide-ide pengelolaan yang baru dan segar. Wallahu ‘Alam.
-Bidang Syi’ar BPPI 2015

Resensi oleh Muhammad Abdullah ‘Azzam

No comments:

Post a Comment