Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, July 1, 2015

Some Basic Pricing Question (Marketing)

well, this my last examination for marketing class, in my university. before that, i want to tell you about rainbow flags that make my internet "full color".
maybe that's the biggest mistakes ever, that created by Murica-sama (I said "sama" because my country was an american slave). well then, everything yaou created, designed by god of course. that god understand how to play with your "democracy" or "freedom". because, god knows everything,
and now, enjoy may economics post, of course in indonesia. because i thing, this exam are indonesain standard, maybe. haha

-Muhammad Abdullah 'Azzam



Ujian KD IV
Manajemen Pemasaran
Oleh : Muhammad Abdullah ‘Azzam (F0213062)
Manajemen A

1.      Perusahaan yang meluncurkan produk baru ke pasar biasanya menggunakan strategi penetapan harga. Berdasarkan informasi tersebut, strategi harga apa yang mungkin telah digunakan toyota?
2.      Apakah toyota mempunyai strategi bersaing dengan harga atau non-harga untuk beragam mereknya? Jelaskan
3.      Apakah pemberian diskon harga merupakan strategi yang tepat bagi toyota? Mengapa?
4.      Apakah penetapan harga plus biaya penting bagi toyota? Faktor-faktor apa yang penting bagi mereka pertimbangkan dalam menetapkan harga mereka? Jelaskan

A.     Strategi Harga yang Digunakan Toyota
Dengan meluncurkan varian baru dari innova, dengan memberikan sentuhan yang lebih berkelas, dalam hal ini beberapa versi mewah dari kijang Innova dengan beragam variannya. Maka, dapat diasumsikan bahwa toyota menerapkan strategi harga terdiferensiasi (Differentiated Pricing). Didefinisikan bahwa perusahaan dapat menyesuaikan harga dasar mereka untuk mengakomodasi pelanggan, produk, lokasi dan hal lain yang berbeda. Diskriminasi harga, atau menetapkan harga guna menyesuaikan hal-hal diatas dapat terjadi jika perusahaan menjual produk atau jasa dengan satu atau lebih harga yang tidak merefleksikan perbedaan proporsional pada biaya.
Untuk diskriminasi harga sendiri, terbagi menjadi beberapa jenis dikriminasi harga. Yaitu, penetapan harga berdasarkan segmen konsumen, kemudian penetapan harga berdasarkan bentuk produk, penetapan harga berdasrkan imej, penetapan harga berdasarkan kanal, penetapan harga berdasarkan lokasi, dan terakhir penetapan harga berdasarkan waktu. Masing-masing dari diskriminasi harga tersebut memiliki definisi yang berbeda-beda. apabila diurutkan, dapat diperoleh objek diskriminasi harga secara berurutan yaitu segmen pasar, bentuk produk, imej yang ditawarkan, kanal penjualan, lokasi, dan waktu. Objek-objek tersebut mewakili dari masing-masing jenis diskriminasi harga.
Pada kasus toyota, yang diangkat adalah varian kijang innova. Dengan menambahkan beberapa varian kijang innova baru, dalam hal ini adalah kijang innova mewah. Tidak menutup kemungkinan memang terdapat perbedaan pada masing-masing varian, terutama bagi varian G Curiser dan V luxury, terutama dari segi ornamen. Tetapi, dari keseluruhan biaya produksi, kami mengasumsikan bahwa mobil-mobil innova tersebut tidak terlalu memakan biaya yang signifikan dibanding dengan varian yang menjadi dasar pada pembuatan kelas tersebut, yaitu varian kijang innova V-Xtra.
Dengan asumsi tersebut, maka kemungkinan terbesar toyota menerapkan diferensiasi harga dengan menyasar pada bentuk dan imej yang ditawarkan. Untuk bentuk, masing-masing varian dari V-Xtra, V Luxury dan G Cruiser merupakan kijang innova mewah yang dibuat berdasarkan model V-Xtra dengan beberapa tambahan ornamen yang membedakan dari masing-masing produk. Dengan perbedaan itu, toyota menerapkan harga yang berbeda karena bentuk yang berbeda juga. V-Xtra dibandingkan dengan kijang innova biasa, memiliki perbedaan pada kenyamanan seat, dan desain interior mobil. Varian V-Xtra dan V Luxury maupun Cruiser memiliki perbedaan pada ornamen yang ditempelkan pada mobil. V Luxury memiliki ornamen toyota original, sedangkan G Cruiser memiliki model yang lebih sporty dengan beberapa balutan krom. Perbedaan-perbedaan ini menjadikan masing-masing varian innova layak untuk diberikan harga yang berbeda.
Sedangkan untuk imej, menghasilkan berbagai kesan “mewah” menjadikan harga-harga tersebut muncul. Kesan lebih elegan dan nyaman yang ditawarkan V-Xtra dinilai jauh lebih mahal dan berharga dibandingkan dengan kijang innova varian biasa. Sedangkan untuk V Luxury dan G Cruiser memang didesain untuk memberikan nuansa berkelas yang tidak didapatkan pada varian innova yang lain. Dengan adanya penambahan imej tersebut, maka harga yang diterapkan untuk varian ini berbeda dibandingkan dengan varian lain, meskipun masih sesama innova.
Ditambah dengan tujuan dari toyota memproduksi innova dengan jenis ini, maka memang kuat diasumsikan bahwa toyota membidik kedua objek diatas untuk menerapkan strategi harga terdiferensiasi. Penetapan harga terdiferensiasi membuat toyota dapat menjangkau pangsa pasar, dan menjual produk yang mereka inginkan. Maka kesimpulan kami, strategi harga terdiferensiasi adalah strategi yang diterapkan toyota. Detailnya, menerapkan strategi diskriminasi harga berdasarkan dua dasar, dikarenakan bentuk produk, kemudian didasarkan pada imej yang ditawarkan. Dengan demikian strategi ini memnuat toyota dapat mencapai pangsa pasar yang diinginkan, serta produk yang sesuai.

B.      Toyota Bersaing dengan Apa?
Ada beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan pada persaingan. Hal-hal tersbut, terangkum pada empat bauran pemasaran, lebih dikenal sebagai 4P, price, promotion, product, dan place. Perusahaan dapat memilih salah satu atau lebih dari bauran-bauran pemasaran tersebut untuk digunakan sebagai senjata bersaing di pasar. Konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut juga sangat berbeda. Apabila perusahaan menginginkan bersaing dengan produk, maka sudah kewajiban untuk memberikan pada pelangan produk yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Apabila memilih lokasi, pastikan aksesibilitas dari produk perusahaan terjamin. Begitu juga dengan pilihan lain dari bauran pemasaran.
Apabila mengkaji dari toyota, dalam hal ini ketika toyota meluncurkan varian mewah dari kijang innova, kami memiliki beberapa asumsi untuk menjawab, apakah toyota bersaing dengan strategi harga atau non harga.
Asumsi pertama, adalah toyota memiliki strategi dalam memberikan harga bagi produk-produk tersebut. Berdasarkan pertanyaan pertama, toyota menerapkan harga yang berbeda bagi masing-masing varian produk tersebut. Dengan pertimbangan, harga yang ditawarkan akan sesuai dengan bentuk dan imej yang diberikan produk kepada pelanggan. Maka, dengan asumsi ini, toyota menggunakan strategi harga pada persaingan ini. Karena pada metode penetapan harga yang dilakukan toyota, toyota telah membagi produk dan menetapkan harga yang dirasa sesuai dengan calon pelanggan. Ditambah dengan tujuan guna menyediakan kendaraan serbaguna dan eksklusif bagi pelanggan, harga bisa dinilai menjadi strategi utama yang diterapkan toyota.
Dengan menerapkan beberapa perbandingan, antara innva dengan produk-produk sekelas di pabrikan lain, harga toyota dinilai lebih baik dengan tawaran berbagai keunggulan. Apabila dibandingkan dengan honda yang meluncurkan freed dan mobilio, dengan harga sedikit lebih tinggi pelanggan dapat memperoleh produk dengan imej yang sama dengan kedua produk diatas, dengan tambahan fitur yang lebih menarik, serta lebih serbaguna, dan tentu saja kesan yang lebih “berkelas”, seperti yang ingin disajikan oleh toyota pada varian-varian terbatas ini.
Asumsi kedua, adalah dengan mempertimbangkan bahwa basis harga yang diterapkan toyota juga mempertimbangkan kualitas produk. Branding yang dibangun toyota untuk varian innova bisa diniliai cukup berhasil dengan memimpin 53,8% pasar mobil sedang di di Indonesia. Maka, dari segi produk kijang innova sendiri sudah memiliki posisi cukup kuat pada pasar, serta memiliki pangsa pasar yang kuat. Dengan demikian, produk yang sudah diterima oleh pasar akan lebih mudah untuk kemudian dilakukan inovasi dan pengembangan-pengembangan tertentu. Dikarenakan, inovasi tersebut mungkin bisa membuat produk lebih diterima, dikarenakan produk dasarnya sudah diterima dan memiliki posisi kuat di pasar.
Dengan asumsi ini, penetapan harga yang dilakukan toyota lebih memiliki fondasi yang kuat dari segi produk. Dikarenakan, jika dirasa memang harga yang diterapkan tidak sesuai dengan pasar, toyota masih bisa menggunakan isu kualitas, kelas, kapasitas, dan keunggulan produk sebagai isu untuk menarik pelanggan. Dengan demikian, ada peluang toyota juga menggunakan produk sebagai strategi yang digunakan.
Akan tetapi, apabila coba kami simpulkan, masing-masing strategi tersebut bersifat saling mendukung, bukan menegasi. Maka, pada asumsi ketiga toyota menerapkan kombinasi dari strategi harga dan produk. Pembuatan produk yang berkualitas dipadu dengan harga yang rasional. Hal ini menjadi penjelasan paling mungkin, karena yang kita tahu, varian innova masih berbentuk seperti innova yang dikenal secara umum, meskipun lebih mewah. Tidak ada pembuatan produk yang berbeda disini. Maka berdasarkan asumsi ketiga ini, toyota menggunakan fondasi produk kijang innova dan strategi diferensiasi harga untuk produknya, guna memenangi pasar persaingan mobil sedang di indonesia.

C.      Bagaimana jika Toyota Memberikan Diskon
Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan daftar harga mereka dan memberikan diskon dan allowance untuk pembayaran awal, pembelian volume, dan pembelian diluar musim. Perusahaan harus melakukan hal ini dengan hati-hati atau akan menemukan laba mereka lebih sedikit dari yang direncanakan.
Diskon harga telah menjadi modus operandi untuk mengejutkan beberapa perusahaan yang menjual produk dan jasa sejenis. Perusahaan yang berada pada kondisi over-kapasitas juga menerapkan untuk memberikan diskon, bahkan mulai memberikan pengecer barang bermerek merea dengan diskon cukup besar. Hal ini sebenarnya cukup beresiko, dikarenakan mereka mengorbankan laba jangka panjang dengan penjualan volume jangka pendek.
Yang kami jelaskan adalah beberapa kondisi dan alasan-alasan mengapa perusahaan melakukan diskon. Sedangkan untuk jenis diskon dan allowances, Kotler menyebutkan ada lima disini, yaitu diskon pembayaran langsung, diskon kuantitas, diskon fungsi, diskon musim, dan allowance. Masing-masing objek dari diskon secara berurutan adalah, pembyaran tunai, kuantitas produk, kanal penjualan, waktu/musim produk, dan opsi-opsi pembelian dan penjualan.
Apabila ditarik pada kasus toyota, akan ada penjelasan menarik dari Kevin Clancy dalam Kotler mengenai pemberian diskon pada produk yang memiliki merek kuat, dan memiliki posisi di pasar. Menjadi sebuah kesalahan jika perusahaan yang memiliki produk demikian, jika menerapkan diskon jika menghadapi penyerang dengan harga murah. Karena, hanya 15-35% pelanggan yang sensitif terhadap harga. Mereka yang memiliki pendapat lebih tinggi dan selera produk yang lebih tinggi menginginkan membayar lebih untuk fitur, pelayanan pelanggan, kualitas, tambahan layanan, dan nama merek.
Dalam hal ini, kijang innova milik toyota adalah merek yang memiliki posisi sangat kuat di pasar, dengan merek sangat kuat. Peluncuran kijang innova versi mewah yang telah dibahas sebelumnya, guna mengakomodir keinginan pelanggan terhadap produk “seperti” innova yang lebih mewah. Maka, dari segi produk dan pangsa sasaran merupakan mereka yang dikategorikan “ingin membayar lebih”. Disimpulkan dengan memberikan diskon, secara langsung dapat memangkan apa yang ditawarkan, sebagai produk berkualitas, mewah, dan berkelas. Dan membuat pangsa pasar sasaran malah tidak tetrarik membeli, karena, pangsa sasaran toyota kijang innova varian ini adalah mereka yang ingin membayar lebih. Kesimpulannya, pemberian diskon untuk produk kijang innova V-Xtra, V Luxury dan G Cruiser kurang tepat, dengan pertimbangan-pertimbangan diatas.

D.     Urgensi Penetapan Harga Plus Biaya dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ada beberpa metode penetapan harga yang umum digunakan. Masing-masing penetapan harga memiliki dasar penetapan masing-masing. Dalam buku Kotler, dijelaskan ada 4 jenis metode penetapan harga yang umum digunakan oleh perusahaan, yaitu ; markup pricing, target return pricing, perceived value pricing, value pricing, going rate pricing, auction type pricing.
Markup pricing merupakan metode penetapan harga paling tua. Menambahkan standar markup pada biaya produk. Rumusan yang dugunakan adalah biaya variabel ditambah dengan biaya tetap dibagi dengan estimasi penjualan, sehingga diperoleh biaya per-unit. Penambahan markup dilakukan dengan membagi biaya per-unit dengan 1 diurangin pengembalian yang diinginkan dalam penjualan. Diperolelah harga jual yang sudah di markup. Biaya-biaya menjadi pertimbangan disini.
Kedua, target return pricing, juga menggunakan biaya sebagai dasar. Meskipun sasaran utamannya adalah penjualan harus memberikan pengembalian seperti return on investment (ROI) yang diinginkan perusahaan. Perhitungan dari metode ini tetap memikirkan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Rumusan dari metode ini pun juga memperhatikan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan investasi.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, selalu ada komponen biaya yang digunakan perusahaan, meskipun biaya-biaya tersebut tidak selalu biaya produk. Metode berikutnya misalnya, perceived value, memberikan perhitungan berdasarkan biaya pengiriman nilai pada pelanggan, bahkan dapat memunculkan dikotomi pelanggan. Value pricing juga memperhtiungkan komponen biaya dengan mereduksi harga, tetapi memberikan kualitas cukup tinggi. Dan lain sebagainya. Masing-masing selalu mempertimbangkan komponen biaya yang mungkin muncul sebagai landasan penetapan harga. Meskipun komponen biaya-biaya tersebut berbeda, meskipun sumber dari biaya tersebut bisa berasal dari internal atau eksternal perusahaan.
Maka, urgensi penetapan harga berdasarkan biaya bagi toyota, terutama pada produk varian kijang innova yang kita bahasa sangat penting. Ada beberapa alasan yang akan kami deskripsikan secara singkat. Untuk alasan pertama, keseluruhan metode penetapan harga menggunakan variabel-varibel biaya sebagai dasarnya. Maka, memilih metode apapun toyota tetap harus memperhitungkan biaya-biaya yang mungkin mucnul. Kedua, varian produk yang dibahas notabene memiliki harga yang jauh lebih tinggi, tetapi, juga menawarkan fasilitas-fasilitas yang tidak dimiliki produk kijang innova pada umumnya. Penambahan fasilitas ini juga memerlukan perhitungan, karena bagaimanapun penambahan fasilitas berarti penambahan biaya.
Dua alasan tadi akan diperkuat dengan beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor ini adalah faktro dari biaya yang mungkin muncul. Pertama, faktor biaya dari produk. Produk pasti memiliki biaya, dan biaya tersebut harus menjadi pertimbangan. Kedua, biaya yang muncul dari investasi yang dilakukan. Pengembangan produk yang dilakukan toyota pada varian kijang innova tentunya memerlukan investasi. Biaya dari investasi ini harus dapat diperhitungkan. Kemudian, biaya dari penghantaran nilai, termasuk promosi dan layanan-layanan lebih dari produk. Produk kijang innova ini dipromosikan sebagai produk yang memberikan layanan lebih, sebagaimana Caterpillar memberikan contoh pada Kotler. Maka, sepatutnya, biaya-biaya tersebut juga diperhitungkan. Berikutnya adalah biaya dari pesaing, kemungkinan pesaing juga akan memunculkan produk yang lebih kurang sama. Biaya yang muncul juga haris dipertimbangkan.
Itulah beberapa alasan mengapa toyota perlu menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya. Disertai dengan beberapa faktor biaya yang dapat muncul dan mempengaruhi harga. Bagaimanapun, penetapan harga harus didasari pada data biaya yang mungkin muncul, sehingga harga yang ditetapkan dapat memenuhi ekspektasi profit dari perusahaan.













Surat Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini            
Nama              : Muhammad Abdullah ‘Azzam
NIM                 : F0213062
Kelas                : Manajemen Kelas A
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa saya mengerjakan ujian KD empat (4) Manajemen Pemasaran secara mandiri dengan tidak memberikan jawaban atau mencontek kepada orang lain



Muhammad Abdullah ‘Azzam
                                                                                                                         (NIM :F0213062)

No comments:

Post a Comment