well, this my last examination for marketing class, in my university. before that, i want to tell you about rainbow flags that make my internet "full color".
maybe that's the biggest mistakes ever, that created by Murica-sama (I said "sama" because my country was an american slave). well then, everything yaou created, designed by god of course. that god understand how to play with your "democracy" or "freedom". because, god knows everything,
and now, enjoy may economics post, of course in indonesia. because i thing, this exam are indonesain standard, maybe. haha
-Muhammad Abdullah 'Azzam
maybe that's the biggest mistakes ever, that created by Murica-sama (I said "sama" because my country was an american slave). well then, everything yaou created, designed by god of course. that god understand how to play with your "democracy" or "freedom". because, god knows everything,
and now, enjoy may economics post, of course in indonesia. because i thing, this exam are indonesain standard, maybe. haha
-Muhammad Abdullah 'Azzam
Ujian KD IV
Manajemen
Pemasaran
Oleh :
Muhammad Abdullah ‘Azzam (F0213062)
Manajemen A
1.
Perusahaan yang meluncurkan produk
baru ke pasar biasanya menggunakan strategi penetapan harga. Berdasarkan
informasi tersebut, strategi harga apa yang mungkin telah digunakan toyota?
2.
Apakah toyota mempunyai strategi
bersaing dengan harga atau non-harga untuk beragam mereknya? Jelaskan
3.
Apakah pemberian diskon harga
merupakan strategi yang tepat bagi toyota? Mengapa?
4. Apakah
penetapan harga plus biaya penting bagi toyota? Faktor-faktor apa yang penting
bagi mereka pertimbangkan dalam menetapkan harga mereka? Jelaskan
A.
Strategi Harga yang Digunakan Toyota
Dengan meluncurkan varian baru dari innova, dengan
memberikan sentuhan yang lebih berkelas, dalam hal ini beberapa versi mewah
dari kijang Innova dengan beragam variannya. Maka, dapat diasumsikan bahwa
toyota menerapkan strategi harga terdiferensiasi (Differentiated Pricing).
Didefinisikan bahwa perusahaan dapat menyesuaikan harga dasar mereka untuk
mengakomodasi pelanggan, produk, lokasi dan hal lain yang berbeda. Diskriminasi
harga, atau menetapkan harga guna menyesuaikan hal-hal diatas dapat terjadi
jika perusahaan menjual produk atau jasa dengan satu atau lebih harga yang
tidak merefleksikan perbedaan proporsional pada biaya.
Untuk diskriminasi harga sendiri, terbagi menjadi
beberapa jenis dikriminasi harga. Yaitu, penetapan harga berdasarkan segmen
konsumen, kemudian penetapan harga berdasarkan bentuk produk, penetapan harga
berdasrkan imej, penetapan harga berdasarkan kanal, penetapan harga berdasarkan
lokasi, dan terakhir penetapan harga berdasarkan waktu. Masing-masing dari
diskriminasi harga tersebut memiliki definisi yang berbeda-beda. apabila
diurutkan, dapat diperoleh objek diskriminasi harga secara berurutan yaitu
segmen pasar, bentuk produk, imej yang ditawarkan, kanal penjualan, lokasi, dan
waktu. Objek-objek tersebut mewakili dari masing-masing jenis diskriminasi
harga.
Pada kasus toyota, yang diangkat adalah varian
kijang innova. Dengan menambahkan beberapa varian kijang innova baru, dalam hal
ini adalah kijang innova mewah. Tidak menutup kemungkinan memang terdapat
perbedaan pada masing-masing varian, terutama bagi varian G Curiser dan V
luxury, terutama dari segi ornamen. Tetapi, dari keseluruhan biaya produksi,
kami mengasumsikan bahwa mobil-mobil innova tersebut tidak terlalu memakan
biaya yang signifikan dibanding dengan varian yang menjadi dasar pada pembuatan
kelas tersebut, yaitu varian kijang innova V-Xtra.
Dengan asumsi tersebut, maka kemungkinan terbesar
toyota menerapkan diferensiasi harga dengan menyasar pada bentuk dan imej yang
ditawarkan. Untuk bentuk, masing-masing varian dari V-Xtra, V Luxury dan G
Cruiser merupakan kijang innova mewah yang dibuat berdasarkan model V-Xtra
dengan beberapa tambahan ornamen yang membedakan dari masing-masing produk.
Dengan perbedaan itu, toyota menerapkan harga yang berbeda karena bentuk yang
berbeda juga. V-Xtra dibandingkan dengan kijang innova biasa, memiliki
perbedaan pada kenyamanan seat, dan desain interior mobil. Varian V-Xtra dan V
Luxury maupun Cruiser memiliki perbedaan pada ornamen yang ditempelkan pada
mobil. V Luxury memiliki ornamen toyota original, sedangkan G Cruiser memiliki
model yang lebih sporty dengan beberapa balutan krom. Perbedaan-perbedaan ini
menjadikan masing-masing varian innova layak untuk diberikan harga yang
berbeda.
Sedangkan untuk imej, menghasilkan berbagai kesan
“mewah” menjadikan harga-harga tersebut muncul. Kesan lebih elegan dan nyaman
yang ditawarkan V-Xtra dinilai jauh lebih mahal dan berharga dibandingkan
dengan kijang innova varian biasa. Sedangkan untuk V Luxury dan G Cruiser
memang didesain untuk memberikan nuansa berkelas yang tidak didapatkan pada
varian innova yang lain. Dengan adanya penambahan imej tersebut, maka harga yang
diterapkan untuk varian ini berbeda dibandingkan dengan varian lain, meskipun
masih sesama innova.
Ditambah dengan tujuan dari toyota memproduksi
innova dengan jenis ini, maka memang kuat diasumsikan bahwa toyota membidik
kedua objek diatas untuk menerapkan strategi harga terdiferensiasi. Penetapan
harga terdiferensiasi membuat toyota dapat menjangkau pangsa pasar, dan menjual
produk yang mereka inginkan. Maka kesimpulan kami, strategi harga
terdiferensiasi adalah strategi yang diterapkan toyota. Detailnya, menerapkan
strategi diskriminasi harga berdasarkan dua dasar, dikarenakan bentuk produk,
kemudian didasarkan pada imej yang ditawarkan. Dengan demikian strategi ini
memnuat toyota dapat mencapai pangsa pasar yang diinginkan, serta produk yang
sesuai.
B. Toyota
Bersaing dengan Apa?
Ada beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan
pada persaingan. Hal-hal tersbut, terangkum pada empat bauran pemasaran, lebih
dikenal sebagai 4P, price, promotion, product, dan place. Perusahaan
dapat memilih salah satu atau lebih dari bauran-bauran pemasaran tersebut untuk
digunakan sebagai senjata bersaing di pasar. Konsekuensi dari masing-masing
pilihan tersebut juga sangat berbeda. Apabila perusahaan menginginkan bersaing
dengan produk, maka sudah kewajiban untuk memberikan pada pelangan produk yang
sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Apabila memilih lokasi, pastikan
aksesibilitas dari produk perusahaan terjamin. Begitu juga dengan pilihan lain
dari bauran pemasaran.
Apabila mengkaji dari toyota, dalam hal ini ketika toyota
meluncurkan varian mewah dari kijang innova, kami memiliki beberapa asumsi
untuk menjawab, apakah toyota bersaing dengan strategi harga atau non harga.
Asumsi pertama, adalah toyota memiliki strategi
dalam memberikan harga bagi produk-produk tersebut. Berdasarkan pertanyaan
pertama, toyota menerapkan harga yang berbeda bagi masing-masing varian produk
tersebut. Dengan pertimbangan, harga yang ditawarkan akan sesuai dengan bentuk
dan imej yang diberikan produk kepada pelanggan. Maka, dengan asumsi ini,
toyota menggunakan strategi harga pada persaingan ini. Karena pada metode
penetapan harga yang dilakukan toyota, toyota telah membagi produk dan
menetapkan harga yang dirasa sesuai dengan calon pelanggan. Ditambah dengan
tujuan guna menyediakan kendaraan serbaguna dan eksklusif bagi pelanggan, harga
bisa dinilai menjadi strategi utama yang diterapkan toyota.
Dengan menerapkan beberapa perbandingan, antara
innva dengan produk-produk sekelas di pabrikan lain, harga toyota dinilai lebih
baik dengan tawaran berbagai keunggulan. Apabila dibandingkan dengan honda yang
meluncurkan freed dan mobilio, dengan harga sedikit lebih tinggi pelanggan
dapat memperoleh produk dengan imej yang sama dengan kedua produk diatas,
dengan tambahan fitur yang lebih menarik, serta lebih serbaguna, dan tentu saja
kesan yang lebih “berkelas”, seperti yang ingin disajikan oleh toyota pada
varian-varian terbatas ini.
Asumsi kedua, adalah dengan mempertimbangkan bahwa
basis harga yang diterapkan toyota juga mempertimbangkan kualitas produk.
Branding yang dibangun toyota untuk varian innova bisa diniliai cukup berhasil
dengan memimpin 53,8% pasar mobil sedang di di Indonesia. Maka, dari segi
produk kijang innova sendiri sudah memiliki posisi cukup kuat pada pasar, serta
memiliki pangsa pasar yang kuat. Dengan demikian, produk yang sudah diterima
oleh pasar akan lebih mudah untuk kemudian dilakukan inovasi dan
pengembangan-pengembangan tertentu. Dikarenakan, inovasi tersebut mungkin bisa
membuat produk lebih diterima, dikarenakan produk dasarnya sudah diterima dan
memiliki posisi kuat di pasar.
Dengan asumsi ini, penetapan harga yang dilakukan
toyota lebih memiliki fondasi yang kuat dari segi produk. Dikarenakan, jika
dirasa memang harga yang diterapkan tidak sesuai dengan pasar, toyota masih
bisa menggunakan isu kualitas, kelas, kapasitas, dan keunggulan produk sebagai
isu untuk menarik pelanggan. Dengan demikian, ada peluang toyota juga
menggunakan produk sebagai strategi yang digunakan.
Akan tetapi, apabila coba kami simpulkan, masing-masing
strategi tersebut bersifat saling mendukung, bukan menegasi. Maka, pada asumsi
ketiga toyota menerapkan kombinasi dari strategi harga dan produk. Pembuatan
produk yang berkualitas dipadu dengan harga yang rasional. Hal ini menjadi
penjelasan paling mungkin, karena yang kita tahu, varian innova masih berbentuk
seperti innova yang dikenal secara umum, meskipun lebih mewah. Tidak ada
pembuatan produk yang berbeda disini. Maka berdasarkan asumsi ketiga ini,
toyota menggunakan fondasi produk kijang innova dan strategi diferensiasi harga
untuk produknya, guna memenangi pasar persaingan mobil sedang di indonesia.
C.
Bagaimana jika Toyota Memberikan
Diskon
Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan daftar
harga mereka dan memberikan diskon dan allowance untuk pembayaran awal,
pembelian volume, dan pembelian diluar musim. Perusahaan harus melakukan hal
ini dengan hati-hati atau akan menemukan laba mereka lebih sedikit dari yang
direncanakan.
Diskon harga telah menjadi modus operandi untuk
mengejutkan beberapa perusahaan yang menjual produk dan jasa sejenis.
Perusahaan yang berada pada kondisi over-kapasitas juga menerapkan untuk
memberikan diskon, bahkan mulai memberikan pengecer barang bermerek merea
dengan diskon cukup besar. Hal ini sebenarnya cukup beresiko, dikarenakan
mereka mengorbankan laba jangka panjang dengan penjualan volume jangka pendek.
Yang kami jelaskan adalah beberapa kondisi dan
alasan-alasan mengapa perusahaan melakukan diskon. Sedangkan untuk jenis diskon
dan allowances, Kotler menyebutkan ada lima disini, yaitu diskon pembayaran
langsung, diskon kuantitas, diskon fungsi, diskon musim, dan allowance.
Masing-masing objek dari diskon secara berurutan adalah, pembyaran tunai,
kuantitas produk, kanal penjualan, waktu/musim produk, dan opsi-opsi pembelian
dan penjualan.
Apabila ditarik pada kasus toyota, akan ada
penjelasan menarik dari Kevin Clancy dalam Kotler mengenai pemberian diskon
pada produk yang memiliki merek kuat, dan memiliki posisi di pasar. Menjadi
sebuah kesalahan jika perusahaan yang memiliki produk demikian, jika menerapkan
diskon jika menghadapi penyerang dengan harga murah. Karena, hanya 15-35%
pelanggan yang sensitif terhadap harga. Mereka yang memiliki pendapat lebih
tinggi dan selera produk yang lebih tinggi menginginkan membayar lebih untuk
fitur, pelayanan pelanggan, kualitas, tambahan layanan, dan nama merek.
Dalam hal ini, kijang innova milik toyota adalah
merek yang memiliki posisi sangat kuat di pasar, dengan merek sangat kuat.
Peluncuran kijang innova versi mewah yang telah dibahas sebelumnya, guna
mengakomodir keinginan pelanggan terhadap produk “seperti” innova yang lebih
mewah. Maka, dari segi produk dan pangsa sasaran merupakan mereka yang
dikategorikan “ingin membayar lebih”. Disimpulkan dengan memberikan diskon, secara
langsung dapat memangkan apa yang ditawarkan, sebagai produk berkualitas,
mewah, dan berkelas. Dan membuat pangsa pasar sasaran malah tidak tetrarik
membeli, karena, pangsa sasaran toyota kijang innova varian ini adalah mereka
yang ingin membayar lebih. Kesimpulannya, pemberian diskon untuk produk kijang
innova V-Xtra, V Luxury dan G Cruiser kurang tepat, dengan
pertimbangan-pertimbangan diatas.
D.
Urgensi Penetapan Harga Plus Biaya dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ada beberpa metode penetapan harga yang umum
digunakan. Masing-masing penetapan harga memiliki dasar penetapan
masing-masing. Dalam buku Kotler, dijelaskan ada 4 jenis metode penetapan harga
yang umum digunakan oleh perusahaan, yaitu ; markup pricing, target return
pricing, perceived value pricing, value pricing, going rate pricing, auction
type pricing.
Markup pricing merupakan metode penetapan harga paling tua.
Menambahkan standar markup pada biaya produk. Rumusan yang dugunakan adalah
biaya variabel ditambah dengan biaya tetap dibagi dengan estimasi penjualan,
sehingga diperoleh biaya per-unit. Penambahan markup dilakukan dengan membagi
biaya per-unit dengan 1 diurangin pengembalian yang diinginkan dalam penjualan.
Diperolelah harga jual yang sudah di markup. Biaya-biaya menjadi pertimbangan
disini.
Kedua, target return pricing, juga menggunakan biaya sebagai
dasar. Meskipun sasaran utamannya adalah penjualan harus memberikan
pengembalian seperti return on investment (ROI) yang diinginkan
perusahaan. Perhitungan dari metode ini tetap memikirkan biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan. Rumusan dari metode ini pun juga memperhatikan biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan investasi.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, selalu
ada komponen biaya yang digunakan perusahaan, meskipun biaya-biaya tersebut
tidak selalu biaya produk. Metode berikutnya misalnya, perceived value,
memberikan perhitungan berdasarkan biaya pengiriman nilai pada pelanggan,
bahkan dapat memunculkan dikotomi pelanggan. Value pricing juga
memperhtiungkan komponen biaya dengan mereduksi harga, tetapi memberikan
kualitas cukup tinggi. Dan lain sebagainya. Masing-masing selalu
mempertimbangkan komponen biaya yang mungkin muncul sebagai landasan penetapan
harga. Meskipun komponen biaya-biaya tersebut berbeda, meskipun sumber dari
biaya tersebut bisa berasal dari internal atau eksternal perusahaan.
Maka, urgensi penetapan harga berdasarkan biaya bagi
toyota, terutama pada produk varian kijang innova yang kita bahasa sangat
penting. Ada beberapa alasan yang akan kami deskripsikan secara singkat. Untuk
alasan pertama, keseluruhan metode penetapan harga menggunakan variabel-varibel
biaya sebagai dasarnya. Maka, memilih metode apapun toyota tetap harus
memperhitungkan biaya-biaya yang mungkin mucnul. Kedua, varian produk yang
dibahas notabene memiliki harga yang jauh lebih tinggi, tetapi, juga menawarkan
fasilitas-fasilitas yang tidak dimiliki produk kijang innova pada umumnya.
Penambahan fasilitas ini juga memerlukan perhitungan, karena bagaimanapun
penambahan fasilitas berarti penambahan biaya.
Dua alasan tadi akan diperkuat dengan beberapa
faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor ini adalah faktro dari biaya yang
mungkin muncul. Pertama, faktor biaya dari produk. Produk pasti memiliki biaya,
dan biaya tersebut harus menjadi pertimbangan. Kedua, biaya yang muncul dari
investasi yang dilakukan. Pengembangan produk yang dilakukan toyota pada varian
kijang innova tentunya memerlukan investasi. Biaya dari investasi ini harus
dapat diperhitungkan. Kemudian, biaya dari penghantaran nilai, termasuk promosi
dan layanan-layanan lebih dari produk. Produk kijang innova ini dipromosikan
sebagai produk yang memberikan layanan lebih, sebagaimana Caterpillar
memberikan contoh pada Kotler. Maka, sepatutnya, biaya-biaya tersebut juga
diperhitungkan. Berikutnya adalah biaya dari pesaing, kemungkinan pesaing juga
akan memunculkan produk yang lebih kurang sama. Biaya yang muncul juga haris
dipertimbangkan.
Itulah beberapa alasan mengapa toyota perlu
menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya. Disertai dengan beberapa faktor
biaya yang dapat muncul dan mempengaruhi harga. Bagaimanapun, penetapan harga
harus didasari pada data biaya yang mungkin muncul, sehingga harga yang
ditetapkan dapat memenuhi ekspektasi profit dari perusahaan.
Surat Pernyataan
Saya yang bertanda
tangan di bawah ini
Nama :
Muhammad Abdullah ‘Azzam
NIM :
F0213062
Kelas :
Manajemen Kelas A
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa saya
mengerjakan ujian KD empat (4) Manajemen Pemasaran secara mandiri dengan tidak
memberikan jawaban atau mencontek kepada orang lain
Muhammad Abdullah
‘Azzam
(NIM :F0213062)
No comments:
Post a Comment