Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, October 24, 2013

nilai perusahaan dan kondisi ekonomi.





sebanarnya juga bro, ini cuman tugas dari kampus tersayang aja. tapi, karena niat ane juga buat share ilmu, nggak ada salahnya kan ini ane repost?? heheh.. enjoy this knowledge meal..





MENGAPA DALAM MENENTUKAN NILAI SUATU PERUSAHAAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR-FAKTOR YANG MERUPAKAN KONDISI EKONOMI?

TIGA FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN NILAI PERUSAHAAN
1.PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah kondisi, dimana keadaan ekonomi suatu Negara tengah berada dalam kondisi kuat atau lemah. Kondisi ini biasa dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, atau pengeluaran agregat yang terjadi dalam suatu Negara pada masa tertentu, kemudian PDB, yang merupakan perhitungan nilai final barang dan jasa dalam suatu Negara dalam waktu tertentu, dan kemudian tingkat pengangguran, yang menggambarkan produktivitas penduduk suatu Negara. Ketika pertumbuhan ekonomi suatu Negara tengah menguat, ini menandakan bahwa, PDB,konsumsi,dan pengangguran suatu Negara tengah berada dalam titik terbaik, kalau digambarkan, ketika orang bekerja, mereka akan menghasilkan produk yang nantinya akan memperbesar nilai PDB Negara, dan mereka akan memperoleh uang guna memenuhi kebutuhan mereka, yang berarti, bahwa konsumsi di suatu Negara akan naik, itu adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi Negara tengah berada dalam kondisi yang terbaik, yang tentunya memberi dampak yang positif bagi bisnis. Ketika bisnis mengalami masa seperti itu, dikarenakan permintaan barang naik, niscaya mereka akan berusaha keras guna memenuhi permintaan pasar, dan kemudian mereka akan mencari tenaga tambahan, guna mencapai tingkat produksi itu. Lain halnya ketika ekonomi melemah, maka yang terjadi justru sebaliknya, atau dengan kata lain, pada masa ini bisnis tengah mengalami kelesuan.

2.TINGKAT SUKU BUNGA
Instrumen yang juga mempengaruhi kondisi ekonomi suatu Negara, adalah tingkat suku bunga yang tengah berlaku di suatu Negara, yang biasanya berkaitan erat dengan kebijakan sektor moneter. Biasanya, ketika tingkat suku bunga di suatu Negara rendah, maka banyak orang atau kita sebut sebagai businessman berani meminjam uang di bank, sehingga, dalam kondisi ini, sector bisnis berputar, dan bergerak, dikarenakan memperoleh kemudahan dalam meminjam dan melunasi pinjaman, dikarenakan bunga yang rendah . lain halnya ketika tingkat suku bunga di suatu Negara tengah berada dalam level tertinggi, atau tinggi, maka, para businessman akan kesulitan untuk meraih suntikan modal guna menggerakkan usahanya, yang berdampak pada turunnya produktivitas. Akan tetapi, terkadang, ada factor yang satu lagi, yang dia bersifat amat kontradiksi dengan bunga, yang juga merupakan indicator ekonomi yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan, yaitu..
3.INFLASI
Inflasi. Kondisi ketika harga barang mengalami kenaikan secara terus menerus, dikarenakan banyaknya jumlah uang yang beredar, ataupun karena factor-faktor lain, seperti kelangkaan, dan lain-lain. Ini adalah kondisi yang pada dasarnya adalah suatu dilemma bagi pebisnis, kenapa? Ketika terjadi inflasi, harga barang-barang otomatis akan beranjak naik, dan tentunya, ini memberikan keuntungan yang tidak sedikit bagi pebisnis. Akan tetapi, ketika mereka membutuhkan dana untuk memperkuat dan menaikkan produksinya, mereka tidak akan semudah ketika inflasi kecil dalam memperoleh dan,dikarenakan suku bunga naik, karena menaikkan suku bunga adalah salah satu cara guna meminimalisir laju inflasi. Jadi, ketika terjadi inflasi, pebisnis cenderung akan menambah produksinya, akan tetapi ketika terjadi hal yang sebalinya (deflasi), pebisnis akan menurunkan produksinya.
Tiga hal yang disebutkan diatas, akan berdampak secara langsung ataupun tidak langsung bagi masyarakat selaku konsumen maupun pebisnis selaku produsen, yang akan saya bahas disini adalah dampak-dampak yang terjadi secara langsung saja, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

1. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT SUKU BUNGA MEMPENGARUHI PERMINTAAN AKAN  PRODUK PERUSAHAAN
Seperti dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga merupakan beberapa factor yang mempengaruhi perekonomian, dalam dampak yang mempengaruhi permintaan ini adalah, apabila suatu Negara tengah berada dalam pertumbuhan ekonomi yang kuat, atau relative kuat, biasanya akan membuat masyarakat lebih mampu untuk membeli dan memenuhi kebutuhan hidupnya yang berarti,bahwa permintaan masyarakat pada masa ini tengah berada dalam kondisi progresif, begitu halnya dengan bunga, ketika tingkat suku bunga sedang rendah atau relative rendah, masyarakt akan lebih memilih untuk membelanjakan uangnya guna memenuhi kebutuhannya, daripada menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan kepada bank, yang juga menyebabkan naiknya permintaan. Lain halnya, jika kondisi yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi lemah, atau tingkat suku bunga tinggi, atau bahkan kedua-duanya, maka masyarakat akan lebih memilih untuk mengamankan uangnya, daripada membelanjakannya. Seperti contohnya, masyarakat yang merupakan nasabah bank, ketika mengethui tingkat suku bunga naik, mereka akan memasukkan uangnya kedalam bank, dengan harapan memperoleh imbal balik dari bunga tersebut. Yang berarti, bahwa dalam kondisi ini, permintaan akan produk perusahaan akan mengalami penurunan.
dari paragraph diatas, kondisi ekonomi yang kuat dan bunga, dapat secara langsung mempengaruhi pendapatan yang diterima perusahaan, maka dari itu, di paragraph kali ini saya akan mencoba membahas mengenai

2.PENGARUH PERMINTAAN AKAN PRODUK PERUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN YANG DITERIMA PERUSAHAAN
Semakin banyak yang laku, semakin banyak uanhh yang didapat. Itu adalah sebuah prinsip yang hamper diketahui oleh orang-orang yeng bergelut di dunia usaha. Ketika permintaan akan produk meningkat, berarti,produk yang kita perdagangkan adalah produk-produk yang laku di pasaran, yang berarti, bahwa uang yang kita peroleh dari produk-produk itu (baik berupa barang atau jasa) akan lebih banyak,sehingga menaikkan pendapatan kita, karena produknya laris. Lain halnya ketika produk yang kita jual tidak laku, yang berarti, uang yang kita dapat dari produk itu hanya sedikit, yang berakibat dengan tidak naiknya pendapatan, atau justru akan mengurangi pendapatan kita.
Mengapa demikian? Dikarenakan dalam berusaha kita juga memerlukan biaya, karena tidak mungkin dengan tanpa biaya kita bias menghasikan suatu produk, biaya disini tidak hanya berupa materi. Tenaga juga termasuk salah satu komponen biaya. Sedangkan, kalau kita berbicara biaya adalah sebagai komponen yang bersifat modal, maka, yang amat mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi.

3.BAGAIMANA INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA DAPAT MEMPERNGARUHI BIAYA
Inflasi dan suku bunga adalah hal yang saling berkaitan tapi memiliki sifat yang saling kontradiksi, satu dengan yang lain. Ketika terjadi inflasi, suku bunga naik, tapi jika yang terjadi sebaliknya maka tingkat suku bunga turun. Ketika kondisi inflasi, produsen biasanya ingin menawarkan produk sebanyak-banyaknya karena harga naik, akan tetapi, inflasi tidak hanya mempengaruhi barang satu produsen saja, tapi bias juga barang-barang yang lain, seperti bahan baku, barang-barang yang bersifat substitusi ataupun komplementer juga ikut terpengaruh. Dalam kondisi ini, produsen memnbutuhkan biaya lebih besar guna mencapai produksi yang diinginkan, yang berarti, produsen memerlukan modal. Ketika kita berbicara modal disini adalah uang, maka, pada masa-masa inflasi, tingkat suku bunga akan lebih besar, dilakukan untuk menghambat laju inflasi. Ketika produsen meminjam uang di masa ini, maka, ketika jatuh tempo pengembalian, produsen harus membayar lebih mahal, dikarenakan bunga yang ditanggung lebih besar, yang berarti biaya yang dikeluarkan juga lebih besar. Akan tetapi, jika yang terjadi sebaliknya, maka akan terjadi hal yang sebalinya pula.
Biaya disini, dalam konsep penentuan laba dalam akuntansi, akan menjadi pengurang bagi pendapatan (atau bersifat negatif). Begitu juga dalam suatu bisnis, apabila kondis yang muncul adalah perusahaan itu mengalami biaya yang lebih besar dibandingkan pendapatan, maka bias dipastikan bahwa perusahaan itu mengalami rugi, kalau sebaliknya, pendapatan lebih besar dari biaya, maka perusahaan itu untung/memperoleh laba.
Laba atau rugi, yang merupakan hasil perhitungan antara biaya dan pendapatan, merupakan indicator yang di gunakan untuk menilai nilai suatu perusahaan. Mengapa? Akan coba saya jelaskan di paragraph pentup ini.

PENGARUH LABA TERHADAP NILAI SUATU PERUSAHAAN
Ketika anda sebagai investor, diberi pilihan, anatara dua perusahaan. Yang satu konsisten dengan keu tungannya dan mampu tetap survive, yang satu lagi konsisten dengan kerugiannya dan tinggal tunggu waktu untuk gulung tikar, mana yang anda pilih? Seorang investor yang pemula sekalipun tentunya ingin menanamkan uangnua di perusahaan yang memiliki nilai postif, kecuali, jikan anda adalah investor yang menyukai tantangan. Nilai yang dibentuk disini, adalah akumulasi daripada kemampuan perusahaan untuk tetap merih keuntungan dan tetap bertahan, melaui ujian-ujian yang terjadi akibat satu factor, yaitu kondisi ekonomi, yang diakumulasikan dalam satu kata yang bernama laba. Apabila suatu perusahaan mampu meraih laba, dan mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, maka otomatis, nilai perusahaan itu akan memiliki nilai yang postif, apalagi, jika ditambah dengan perolehan laba yang cukup besar dan konsisten (hal ini biasanya tercantum dalam prospectus perusahaan yang ingin go public). Akan tetapi jika yang terjadi adalah kondisi yang sebaliknya, seperti kegagalan dalam bertahan di tengah-tengah kondisi ekonomi, dan memeproleh kerugian apalagi jika kerugian itu cukup besar, niscaya, nilai yang diperoleh juga akan sesuai dengan apa yang didapat, yang kalau dalam kondisi ini adalah nilai negative.
Jadi, kondisi ekonomi dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan dapat terjadi, karena kondisi ekonomi memiliki efek berantai terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan. Mulai dari aktivitas produksi dan biaya-biayanya, hingga aktivitas penjualan, secara keseluruhan hamper dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang terjadi pada masa itu. Ketika kondisi ekonomi bagus, maka itu akan meembawa angina segar bagi pebisnis, tapi apabila yang terjadi adalah kondisi ekonomi yang lesu, yang terjadi adalah sebaliknya. Maka, yang terpenting bagi perusahaan bukan hanya mengejar nilai melalui besaran laba yang didapat, akan tetapi,suatu perusahaan juga haruslah survive, bertahan, dan menyesuaikan diri, bahkan menaklukan dan memeprbaiki kondisi ekonomi dimana dia berada.
Muhammad Abdullah Azzam (F0213062), Manajemen kelas A

No comments:

Post a Comment