Dul, Kamar Mandi dan Pertemanan
Di PPNK, ada beberapa tempat yang
memegang peran kehidupan para santri. Lika-liku, problematika, dan solusi
seringkali berputar di tempat-tempat ini. Tempat-tempat ini memastikan santri
secara fisik dan spiritual tetap sehat, tetap waras. Karena, seringkali jika
terjadi masalah di tempat-tempat ini, kehidupan si santri akan berubah drastic,
tidak bisa normal kembali. Lain halnya jika terjadi hal-hal baik, kehidupan
lebih baik menanti, dengan kenyamanan dan kenikmatan surgawi.
Salah satu tempat pernah di bahas
disini, ya, pusat informasi, alias information center. Kalian bisa baca
bagaimana pentingnya pusat informasi bagi para santri PPNK di sini (http://fellofello.blogspot.co.id/2017/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html). Sebagai
penguasa informasi, mutlak kehadirannya menentukan sejahtera-tidaknya, ngenes-tidaknya
kehidupan para santri. Terimakasih untuk pusat informasi juga, karena
keberadaanmu kami para santri laki-laki masih menjaga “moral seksual” kami pada
tempatnya. Man for woman, and woman for man.
Tempat kedua, kamar mandi. Kamar
mandi adalah lokasi pribadi dimana seorang individu bebas “mengeskpersikan
dirinya” sedemikian rupa, sebebas-bebasnya. Kata “sedemikian rupa” dan “bebas”
ini tetap berlaku sama di PPNK. Di kamar mandi kamu boleh bertelanjang dan
menyanyi suka-suka. Bahkan melakukan hal-lain-yang-tidak-semestinya ya terserah
anda, tetapi tentu, anda harus siap dengan konsekuensinya.
Kamar mandi di PPNK, mungkin sama
seperti pondok lain, bersifat komunal. Artinya, masing-masing kamar mandi
saling dihubungkan dalam koneksi pipa air dengan sumber air tunggal. Sangat
jarang ditemukan kamar mandi di PPNK yang memiliki keran sendiri-sendiri,
kalaupun ada jumlah sangat terbatas. Jika tidak memakai pipa, maka kamar mandi
ini dihubungkan menggunakan bak panjang raksasa. Mungkin saya jelaskan, bagaimana
kamar mandi ini dibangun.
Pertama, bangunlah bak mandi ukuran
1.5x1x0.7, tapi buatlah sepuluh buah dan satukan semuanya, hilangkan sekat
antar bak mandi. Kedua, siapkan kamar mandi, ukurannya terserah anda, tetapi
usahakan sesuai dengan panjang bak mandi raksasa anda. Dijejerkan sedemikian
rupa, siapkan sebah sumber air. Berikan jarak antara tembok pembatas antar
kamar mandi dengan plafon, kamar mandi komunal PPNK sudah siap. Makin bingung
ya? Baiklah saya jelaskan dengan cerita.
Di suatu sore yang cerah, ane dan
jeki sedang mandi dengan tenang. Belum banyak santri yang mandi sore itu,
sehingga air masih jernih dan bisa puas kami nikmati. Tiba-tiba, “BYUUURRR!!!!”
sebuah benda besar tercebur kedalam air. Ane dan Jeki yang penasaran segera
melongok ke dalam bak mandi, kebetulan bak mandinya belum penuh, dan melihat di
kejauhan, ada seorang anak berambut keriting sedang berenang di dalam Bak
Mandi. Berenang! Dia berenang sejauh kira-kira 3 kamar mandi sebelum seorang
anak lain mengganggu dia dengan menarik-narik celana pendek yang dia gunakan.
Di sore yang lain, terlihat
sekelompok anak berlari-lari girang sambil memutar-mutar kaos dan sarung. Mereka
tertawa terbahak-bahak dan berlari menjauhi kamar mandi jemuran. Ane hanya
bertanya-tanya dan meneruskan perjalanan ane menuju kamar mandi. Sedikit terkejut,
tiba-tiba sebuah kepala melongok keluar dari pintu kamar mandi, dan memanggil
ane.
“Dul, ente tadi liat anak-anak
lari-lari bawa sarung biru nggak?”
“Iya, ane liat, kayaknya mereka
temen sekamar ente kan?” ane menjawab dengan bertanya-tanya
“Sialan tuh anak. Dul, ane pinjem
sarung ente bentar dong, ane mau ngejar itu anak-anak dulu..”
Ane berikan sarung ganti ane,
segera dia kembali menutup pintu kamar mandi. Tak lama berselang, santri itu
sudah keluar, bertelanjang dada, dengan rambut keriting dan muka sepuhnya, dia
mirip seperti engkong-engkong kemalingan mangga. Dengan semangat 45 dia
berteriak..
“ABAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!!!”
Kulihat di jendela kamarnya (kamar
orang sepuh ini di lantai 2) anak yang berlari girang tadi megibar-ngibarkan
sarung dan baju milik si sepuh. Tanpa Ba-Bi-Bu si sepuh langsung berlari,
meninggalkan ane yang cuman bisa melongo.
Ane memasuki kamar mandi yang dia
tinggalkan, dan melihat saksi sebuah pertempuran. Bekas ciprata air dengan
skala besar terlihat dimana-mana, bahkan seluruh dinding kamar mandi basah
kuyup. Akhirnya ane sedikit banyak paham skenarionya. Berawal dari perang air,
berujung pada ancaman dan paksaan untuk sebuah ketelanjangan.
Kedua cerita tadi adalah sekilas
penggambaran kamar mandi di PPNK. “Sedemikian rupa” dan “bebas” di kamar mandi
PPNK benar-benar dalam level yang berbeda. Semuanya berarti komunal, semua
orang memiliki hak setara. Hak untuk menyiram teman di sebelahnya, hak untuk
berenang, dan jika anda sedikit mesum dan usil, hak untuk mengintip. Karena desain
kamar mandi di PPNK benar-benar mendukung anda untuk mengembangkan dua bakat
anda. Pertama, bakat kemesuman, jelas tidak penting karena hasil dari mengintip
ini hanyalah seorang anak laki-laki. Kedua, bakat meneror orang, dengan
memunculkan sedikit kepala anda diatas pembatas kamar mandi, 100% rekan anda
pasti ketakutan, kecuali yang orientasi seksualnya sudah bermasalah.
Selain sebagai tempat
bersenang-senang, kamar mandi dengan mudah menjadi tempat untuk memupuk
persahabatan. Contoh kasusnya ketika ane meminjamkan sarung kepada si sepuh
itu, ane jadi tau nama si sepuh itu bernama Jalil. Putra pengusaha telur asin
dari Kota Telur Asin, dan karena ane sudah kenal dengan dia lebih mudah ane
bercerita tentang tokoh satu ini. Selain kasus tadi, persahabatan dan
pertemanan lebih sering dimulai dari saling berbagai alat mandi. Alat mandi
mulai dari sabun cair, shampoo, pasta gigi, sikat gigi hingga sabun batang
sering menjadi objek untuk memulai relasi pertemanan.
Seorang anak yang membawa sebotol shampoo
berukuran sedang, bisa membantu 3-4 orang santri tuna-shampoo. Seorang santri
dengan sebotol sabun cair sering membantu maksimal 2 orang, bahkan sering
saking “dermawannya” seorang santri membagi separuh sabun cairnya kepada santri
lain (modus penipuan, “bro bagi sabun nya dong” sabun diperoleh, dipindah
separuhnya ke botol kosong milik santri penipu). Atau kalau memang sedang
sangat “dermawan” seorang santru ke kamar mandi membawa sabun, shampoo, dan
pasta gigi, dia kembali ke kamar hanya membawa sikat gigi saja (modus penjarah
alat mandi. Oknum biasanya adalah kakak kelas atau santri seangkatan yang sok
preman).
Di level kakak kelas yang lebih
senior, kamar mandi benar-benar menjadi tempat untuk memupuk solidaritas. Selain
piket kamar, ada istilah piket kamar mandi. Tugasnya bukan untuk bersih-bersih
kamar mandi, tetapi untuk menyediakan sebotol shampoo, sebotol sabun cair, dan
sebuah pasta gigi, yang nantinya akan digunakan oleh teman-teman nya seangkatan.
Betul-betul sangkatan! 100 orang! Mereka akan berbagi seindah mungkin agar
semua teman-teman seangkatannya bisa mandi dengan layak dengan shampoo, sabun
dan pasta gigi sebegimana mestinya. Luar biasa bukan?
Itulah sedikit cerita tentang kamar
mandi PPNK, jelas bukan tempat mewah, bahkan mirip sekali dengan kamar mandi di
penjara. Cuman, banyak kisah pertemanan terukir disini. Pertemuan dan
pertemanan ane dengan Jalil menjadi salah satu contoh kisah indah dari kamar
mandi. Teman-teman yang suka berbagi sabun akhirnya benar-benar berpasangan
dengan 2 atau 3 orang teman untuk berbagi alat mandi. Setiap orang berkewajiban
memenuhi kebutuhan saudaranya, secara bergantian mengantri kamar mandi untuk
saudaranya. Sedang yang lain memuaskan diri, saling bercanda dan saling siram
di kamar mandi, kemudian keluar sambil tertawa puas atau berkejar-kejaran
dengan ceria. Ya, ituah sekilas cerita singkat soal kamar mandi PPNK
----------- Kamar Mandi PPNK Undercover -----------
“kejujuran adalah dasar jurnalistik”
Sudah ya cerita indahnya? Ini ada
beberapa cerita lain dari kamar mandi PPNK. Cerita ini benar-benar lain, untuk
itu semua identitas tokoh ane sembunyikan
Pintu didobrak! Bruak!!
Kebahagiaan santri di kamar mandi,
tentu tidak bisa dipahami semua orang, baik itu dikalangan para santri atau
asatidz (ustadz pondok). Jelas, pihak yang paling tidak suka dengan cara
senang-senang santri PPNK adalah para ustadz, yang diwakili para ustadz asrama.
Setiap sore mereka rutin berpatroli, mengecek kamar mandi yang penghuninya
bersenang-senang secara berlebihan. Teguran bisa berupa gedoran keras, bahkan
tidak jarang tendangan keras di pintu. Perlu anda tahu, kamar mandi di PPNK
semuanya jelas dilengkapi dengan gerendel pengunci, namun karena perlakuan yang
dialami, tidak jarang gerendel berumur sangat singkat.
Seperti suatu ketika, seorang
ustadz asrama, sebut saja “pak janggut” sedang berpatroli. Kamar mandi-kamar
mandi sudah banyak menjadi korban gedorannya. Bagi kami, suara gedoran ustadz
ini jauh lebih menganggu daripada suara perang air di kamar mandi. Sampailah dia
di kamar mandi jemuran, tersebutlah 3 orang santri teman sekamar sedang asik
bermain perang air. Meskipun kami tidak suka dengan suara gedoran, kami suka
melihat teman kami menderita (HAHA), akhirnya beramai-ramai kami menunjuk
ketiga kamar mandi tadi dan tanpa dikomando kami semua bersepakat diam,
menunggu Pak Janggut beraksi.
Mendengar keributan di kamar mandi,
Pak Janggut naik pitam, dan segera, sebuah tendangan karate meluncur menghantam
pintu kamar mandi pertama, BRAKKKK!!!!!!. Suara benturan sangat keras, namun
bersyukur, sepertinya kamar mandi pertama gerendelnya masih sehat, hanya
penghuninya langsung terdiam. Tidak menunggu lama, tendangan kedua meluncur,
kali ini menghantam pintu kamad mandi kedua “CRACCKKK BRAAAAKKKK!!!!!!”,
terekspose! Penghuninya memakai sesuatu sebagai gerendel, tetapi apapun itu
sesuatu tadi sudah patah, dengan panik dia membanting ulang pintunya, dan
berteriak sembari menutupi tubuh telanjangnya.
Tiba di pintu ketiga, melihat
handuk yang disangkutkan diujung pintu, kami semua tahu kamar mandi ini tidak
memiliki gerendel. Tetapi, entah kenapa si penghuni tidak tahu diri dan malah
tertawa-tawa sembari terus menyirami rekan di sebelahnya. Dengan naik pitam,
sebuah tendangan langit diarahkan ke pintu ketiga, dan “BRAAAKKKKKK!!!!!!!!!”
pintu terbuka dengan lebar. Si penghuni, mungkin karena kaget justru hanya
berbalik, menghadap pintu yang terbuka, dengan tanpa sehelai benangpun. Tawa pun
pecah, melihat dia melongo dan tidak berbuat apa-apa terhadap bagian pribadinya
yang terekspos.
Baru setelah sepersekian detik kami
puas menelanjangi dia (dalam artian sesungguhnya) dia berteriak liar, menutup
kembali pintu kamar mandir, dan berteriak liar lagi. Satu hal masih menganggu
pikiran ane, apakah dia memang seorang tukang pamer..? karena setelah berteriak
justru dia tertawa terbahak-bahak dan keluar kamar mandi dengan senyum ceria.
Gayung + Setan = Gayung Kepala Setan
Tidak lengkap jika sebuah asrama
tidak memiliki cerita setan, ini ada sebuah cerita setan tentang kamar mandi. Konon,
kamar mandi asrama kami dulu beridiri diatas kuburan, jadi memang sejak lama
cerita setan berkeliaran di asrama kami. Suatu hari, seorang bernama A mengalami
sakit perut parah, lebih apesnya, dia mengalaminya saat tengah malam.
Tanpa buang waktu, dia segera
membuka pintu kamar dan berjalan menuju kamar mandi. Hembusan angin ane
menyambutnya saat dia sudah mencapai kompleks kamar mandi asrama. Dengan tidak
mempedulikan itu, karena sakit perutnya semakin menggila dia segera memasuki
salah satu kamar mandi, yang sudah tersedia gayung tentunya. Ditutup pintu
kamar mandi, dan segera A memulai perjuangan menaklukan sakit perutnya. Brat,
bret brot, brut, prepet, prepet, sepertinya Indumi kadalursa benar-benar
menjadi masalah serius.
Segera setelah dia memenangkan pertempuran,
dia membersihkan diri menggunakan gayung yang tersedia. Awalnya tidak ada yang
aneh, dia berhasil membersihkan sisa-sisa pertempurannya dengan baik, jamban
pun disiram rapih sehingga sisa-sisa pertempuran tidak terlihat lagi. Namun,
ketika dia mulai memakai celana pendek, gayung ini perlahan berubah aneh. Mendadak
dari dalam kamar mandi, terdengar suara ketawa cekikian.
Spontan, A menoleh kebelakang, dan
melihat gayung itu di sisi bak. Bedanya, gayung itu bukan sesuatu dari plastik,
namun berbentuk kepala setengah botak, dengan lubang besar diatas nya. Panik
dan marah, A yang merupakan jagoan taekwondo segera membuka pintu kamar mandi,
dan dengan gagah berani menghadiahi tendangan taekwondo kepada gayung terkutuk
itu sehingga membentur dinding kamar mandi keras-keras. Sambil berteriak, A
berlari keluar, histeris.
Efek Samping Cerita Horor di Kamar Mandi
Pengalaman A dan gayung setannya
benar-benar menjadi legenda, apalagi A tidak berbohong soal ceritanya. Dia benar-benar
mengalami bahkan dia berani bersumpah atas nama Allah. Ditambah dengan reputasi
asrama kami dengan setan-setannya sejak pertama kali dibangun, suasana kamar
mandi asrama berubah menjadi mencekam. Banyak orang memilih ke kamar mandi
berombongan, jarang sekali ada santri ke kamar mandi malam-malam sendirian,
termasuk ane.
Hingga suatu ketika, kompleks kamar
mandi terdekat dari asrama, mengalam gangguan pada pipa air, sehingga
mengakibatkan sekitar 30 kamar mandi tidak dialiri air. Kamar mandi jemuran-ah,
sejumlah 20 kamar mandi yang masih dialiri air. Jemuran benar-benar berbeda
dengan kamar mandi dekat asrama, disana betul-betul gelap karena tidak ada
pencahayaan di sekitarnya. Lebih parah lagi, kamar mandi yang memiliki jamban
terletak di ujung, jauh dan gelap. Alamat jika kita mengalami sakit perut
tengah malam seperti si A tadi.
Pagi hari saat krisis air itu,
santri-santri segera berlari, berebutan antrian di kamar mandi jemuran sejak
habis subuh. Dengan semangat 45, kami semua mengantri dan segera terjadi
keributan di kamar mandi. Belum selesai kami ribut-ribut, di kamar mandi ke 4,
cukup dekat dengan sumber air, seorang santri berteriak dengan histeris.
“AN********* ADA T**** DI BAK
MANDI!!!! PISANG COKLAT ANJIRRRR!!!!!!”
Kami pun shock, bahkan beberapa
orang yang sudah mulai mandi mengehntikan aktifitasnya. Kami segera mengerumuni
kamar mandi nomor 4 dan bergantian melihat masuk ke baknya. Betul, sesuatu
berbentuk besar-panjang, berwarna coklat menghiasi dasar bak mandi. Akan sangat
senang, jika itu adalah “pisang coklat” betulan, namun sayangnya kami tahu, itu
bukanlah pisang coklat.
Dengan karakteristik bak komunal,
otomatis, semua orang segera walk out dari kamar mandi jemuran. Keributan
karena krisis air terhenti seketika, karena ada sebuah “pisang coklat” di dasar
bak mandi. Apa komentar ane? “Anjir”. Udah gitu doang. Mantap kan?
NB: kalau mau percaya silahkan, nggak juga boleh.
-Contunued
Azzam Abdullah Artwork/Azzam Abdullah
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
Untuk seri sebelumnya bisa tengok disini :
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
Untuk seri sebelumnya bisa tengok disini :
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/hikayat-santren-dul-rotan-dan-kehidupan.html
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/hikayat-santren-dul-penutupan-psnk.html
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/hikayat-santren-dul-penutupan-psnk.html
Untuk cerita lain mungkin bisa baca :
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/sendiri.html
http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/sendiri.html
Thank you for Support!
Share, Follow and Comment!!
No comments:
Post a Comment