Spionase dan Konsultasi
-Langkah Ketiga
dalam Membangun Ritel Modern
Spionase, Mengenal dan Memetakan Pesaing
Dalam dunia
bisnis, penguasaan terhadap akses informasi bisa menjadi penentu menang atau
tidaknya kita. Insting seorang pebisnis terhadap informasi seringkali menjadi
penentu dalam keberhasilan suatu keputusan. Sudah sewajarnya jika seorang
pebisnis melakukan berbagai cara untuk dapat memperoleh akses informasi terbaik
dan terpercaya, agar pengambilan keputusan nanti tidak membawa dampak buruk
kepada perusahaan. Begitu juga dalam ritel modern, informasi tidak bisa
dikesampingkan, bahkan justru bernilai lebih.
Ritel pada
dasarnya adalah bisnis berbasis pelayanan dan pemenuhan kebutuhan konsumen.
Konsumen memiliki hak mutlak untuk menentukan, dengan cara apa dia akan
memenuhi kebutuhannya, dan di pedagang seperti apa dia akan menaruh
kepercayaan. Pola pikir demikian menjadi argumen, bahwa meskipun ritel-ritel
modern berbasis minimarket menjamur dimana-mana, pasar tradisional dan
toko-toko lokal akan tetap bertahan, karena masing-masing jenis usaha ritel
memiliki pasarnya sendiri. Meskipun demikian, tetap akan ada usaha
masing-masing ritel melakukan penetrasi ke segmen pasar lain, karena tidak ada
jaminan segmen pasar kita sekarang akan tetap sama bahkan masih ada. Contoh
nyatanya adalah usaha sebuah ritel modern membuat convenient store yang konten dagangannya mirip dengan pasar
swalayan besar, namun skalanya lebih kecil.
Bagaimana
bisnis ritel bisa berkembang dan melakukan penetrasi pasar sekali lagi
ditentukan oleh bagaimana informasi bisa diperoleh dan diolah. Memperoleh
informasi menjadi hal cukup sulit, karena itu banyak perusahaan melakukan
proses memata-matai perusahaan lain. Infomasi seperti ekspansi cabang,
penambahan produk, pengembangan toko, dan rencana promo menjadi hal penting,
karena dengan adanya informasi demikian kita bisa membuat proyeksi dan prediksi
bisnis kedepan. Jika proyeksi kita benar, maka kita bisa menjadi pemenang
dengan mengambil momen tersebut, jika proyeksi kita salah, kerugian kita tidak
akan sebesar jika kita gagal memproyeksi.
Dalam
praktik simulasi manajerial, Semart dipertandingkan dengan 7 konsep lain,
dimana masing-masing memiliki plus minus-nya masing-masing. Rencana ekspansi
dan pengembangan masing-masing pun berbeda, data dan informasi yang dijadikan
landasan pun berbeda, tentu saja, cara penyajian dan presentasi bisnis didepan
konsumen pun berbeda. Disinilah Semart memanfaatkan kedekatan hubungan antar
teman sebagai sarana melakukan proses siponase. Kamar-kamar kos, forum-forum
pertemananan, hingga telepon seluler kelompok lain menjadi sumber informasi,
yang akhirnya mampu kami olah sehingga mendatangkan keunikan dalam bisnis
Semart.
Misalkan,
kelompok-kelompok lain mengarahkan pengembangan konsepnya berkutat pada
modernisasi. Dengan berbekal informasi tersebut, Semart menghadirkan konsep
minimarket dengan perpaduan apik antara nostalgia masa lalu, produk-produk
tradisional, dan konsep toko modern, sehingga menghasilkan keunggulan
kompetitif berupa uniqueness, keunikan.
Kelompok bisnis lain mengutamakan promo-promo diskon besar-besaran seperti
biasanya, misal promo lebaran, natal, dan tahun baru. Disini Semart membuat
gebrakan dengan promo diskon Malam Suro, dimana saat itu Solo menjadi destinasi
wisata paling ramai karena adanya agenda Grebek Suro yang melibatkan masyarakat
dari berbagai daerah. Dengan mengambil promo tersebut, memperkuat kesan Semart
sebagai minimarket yang Solo Banget, dan tentu, itu menjadi keunggulan
kompetitif kami.
Meskipun
informasi adalah penting, masih banyak pebisnis yang bleum aware terhadap urgensi informasi, apalagi jika dalam pelaksanaan
bisnis melibatkan tim besar. Dengan tidak aware
nya pimpinan, bisa mengakibatkan informasi dengan mudah dibocorkan anak buah
kemana-mana, dan tentu, secara bisnis hal itu tidak bagus. Sudah seharusnya
bisnis mengumpulkan, memegang dan mengelola banyak informasi, namun jangan
sampai ada satupun informasi perusahaan bocor keluar. Hukum dasar ini patutnya
menjadi pegangan erat kita dalam berbisnis, karena hal tersebut bisa
mempengaruhi faktor keberhasilan bisnis seperti misal, keunggulan kompetitif.
Karena itu,
dalam bisnis khususnya ritel modern, proses siponase menjadi bagian tidak
terpisahkan. Ada banyak cara yang umum digunakan dalam proses spionase, seperti
langsung datang ke toko pesaing dan berlagak menjadi pembeli, membeli informasi
dari pihak dalam, hingga memata-matai proses pengambilan keputusan pesaing.
Proses spionase memang seringkali menyerempet aspek legal, namun beberapa hal
memungkinkan kita sebagai pebisnis untuk melaksanakan proses spionase.
Kecanggihan teknologi bisa menjadi salah satu sarana untuk memperoleh
informasi.
Maka,
berhati-hatilah saat kita memulai bisnis. Bukan tidak mungkin orang terdekat
anda sudah menjual kepercayaan anda demi sejumlah uang. Jaga baik-baik
informasi, bahkan jika memungkinkan dibuat lingkaran-lingkaran informasi,
dimana bahkan antar anggota dalam bisnis kita tidak saling tahu ada di
lingkaran mana dia. Karena bisa jadi, satu informasi bocor keluar, menadakan
lonceng kematian bagi bisnis anda.
Kenapa Biaya Seorang Konsultan Mahal
Proses
konsultasi tidak pernah lepas dari bisnis manapun. Bahkan dalam kehidupan
sehari-hari, sadar tanpa sadar kita melakukan proses konsultasi. Penetuan
tempat makan siang, penentuan menu makan siang, hingga penetuan siapa yang akan
membayar adalah bagian dari proses konsultasi. Dalam proses konsultasi, jelas
terjadi pertukaran informasi. Dan jelas, nilai informasi tidak bisa dipandang
remeh apalagi murah.
Konsultan
pada dasarnya adalah manusia biasa yang memegang akses informasi besar terhadap
suatu bisnis. Seringkali juga, saran-saran konsultan bersifat sama seperti
informasi, menentukan hidup-matinya bisnis. Untuk memperoleh saran tersebut,
jelas kita perlu memberikan informasi relevan dan jelas, agar tidak
menghasilkan saran-saran ambigu dan tidak jelas. Pemberian informasi ini jelas
melanggar etika pada bahasan pertama, karena pada dasarnya informasi dikelola
dan dijaga sendiri oleh perusahaan. Namun, dengan kekurangan kita dalam urusan
pengalaman, dan sejenisnya, peran konsultas menjadi esensi tidak terpisahkan
dalam bisnis apapun.
Semart
beberapa kali juga melakukan konsultasi dengan ahli-ahli di bidang ritel
modern. Tentu, tingkatan konsultasi dalam latihan membangun bisnis tidak bisa
disamakan dalam arti sesungguhnya. Latihan artinya, bisa jadi orang yang kita
jadikan konsultan tidak memandang rencana bisnis kita sebagai ancaman. Kedua,
mungkin dia bisa memperoleh ide segar untuk dirinya sendiri, karena peluang
sebuah bisnis “latihan” untuk direalisasikan sangat rendah, apalagi jika bisnis
latihan itu merupakan bagian dari tugas kuliah.
Tetapi
dalam artian sesungguhnya, konsultasi bernilai sangat mahal. Banyak perusahaan
diluar sana akhirnya memilih untuk menyewa dan mempekerjakan konsultan secara
terikat dengan perusahaan, daripada menggunakan jasa konsultan independen.
Bahkan perusahaan-perusahaan diatas rela membayar mahal jasa seorang konsultan.
Alasannya sederhana, agar informasi yang dibagi dengan pihak konsultan tidak bocor
kemana-mana.
Baru-baru
ini, tren menciptakan konsultan dari Rahim perusahaan tengah menjadi tren,
dimana karyawan-karyawan terbaik dalam bisnis diberikan modal untuk menempuh
pendidikan lanjutan dan atau memperoleh pengalaman kerja ditempat lain. Produk
dari proses ini adalah seorang karyawan yang memiliki spesifikasi untuk
melakukan pengambilan keputusan sendiri, tanpa perlu melibatkan orang luar,
dalam hal ini konsultan. Keterikatan lebih degan perusahaan diharapkan mampu
meminimalisir arus informasi, dan dengan keanggotaan dan ikatan kontrak
diharapkan mempersulit karyawan untuk dapat menjual informasi ataupun
berkhianat dari perusahaan.
Usaha
diatas menjadi salah satu contoh urgensi konsultan dan proses konsultasi dalam
suatu bisnis. Maka, perlakukan konsultan sebagaimana wajarnya dan jangan
terlalu bergantung pada mereka. Bagaimanapun, manusia menjadi manusia ketika
dia mampu menentukan dan memutuskan sendiri masalah yang dia hadapi. Sama juga
dengan bisnis, dan inilah yang akan kita hadapi.
#Semart
#Monggo
Tumbas
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6
Tulisan ini juga sudah dimuat di selasar.com, untuk membaca bisa klik pranala dibawah ini
https://www.selasar.com/jurnal/35460/Spionase-dan-Konsultasi-Langkah-Ketiga-dalam-Membangun-Ritel-Modern
Untuk seri sebelumnya, bisa klik pranala dibawah ini
http://fellofello.blogspot.co.id/2016/11/retail-modern-how-to-start.html
http://fellofello.blogspot.co.id/2016/11/retail-modern-scouting-and-bonding.html
Thank you for support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
Untuk seri sebelumnya, bisa klik pranala dibawah ini
http://fellofello.blogspot.co.id/2016/11/retail-modern-how-to-start.html
http://fellofello.blogspot.co.id/2016/11/retail-modern-scouting-and-bonding.html
Thank you for support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
No comments:
Post a Comment