Dul, Senapan Angin
Mandi sore pertama di pondok
menjadi pengalaman menyenangkan. Alasannya sederhana, airnya sejuk! Di rumah ane
tidak ada aliran air sesejuk itu. Selepas naik ke kamar, terlihat kesibukan baru,
orang-orang berlarian kesana kemarin sambil membawa kertas. Beberapa orang tua
terlihat membawa benda-benda aneh dan tak wajar, kecrekan-kecrekan semakin
berisik karena puluhan orang memainkannya bersamaan. Begitu masuk ke kamar,
mamah ane menarik ane ke ranjang.
“Dul, ini ada perlengkapan untuk
persiapan PSNK, sama ini ada buku pegangan untuk peserta PSNK”
Ane menatap heran, bukunya berwarna
hijau lecek dan isinya tidak tebal. Lebih terkejut ketika di halaman belakang
ada “Pedoman Santri Muslimah”. Pedomannya lucu, dan membuat ane berpikir santri
muslimah/santriwati di PPNK nggak pernah mandi. Isinya seperti ini :
“Bedakilah wajahmu dengan air wudhu”
“Bersihkan tubuhmu dengan istighfar”
“Wangikan dirimu dengan ahlak mulia”
Bener kan? Dengan wudhu dan ahlak
mulia, kamu menghemat biaya kosmetik. Jangan risau soal mandi, karena tubuh mu
bersih dengan istighfar. Ane berharap santriwati disini tidak mengamalkan
pedoman itu literary, karena ujungnya
repot. Tetapi belakangan ane denger rumor kalau santriwati PPNK emang jarang
mandi. Semoga rumornya salah.
“Mah, PSNK apaan emang?”
“Gatau Dul, baca aja di bukunya”
Sambil ane membalik-balik buku,
mamah menyiapkan baju olahraga dan celana lapangan disamping tempat tidur. Sepatu
pun disiapkan diatas lemari, dan terihat kecrekan bencong sudah siap diatas
ember. Ane masih asik membaca buku, mencari tahu apa itu PSNK. Ternyata informasi
yang ane butuhkan ada di halaman pertama.
“PSNK, Pekan Santri NK. Agenda pengenalan
kampus kepada santri baru selama 5 hari penuh, agar santri mampu
menginternalisasi nilai-nilai sebagai santri PSNK. Acara ini diselenggarakan oleh
OSNK, dan kami selaku penyelenggara mengucapkan selamat datang di keluar besar
PPNK, serta agenda PSNK ke 14”
Disaat tengah membaca, mamah
menepuk ane.
“Dul, ini mamah siapin disini
alat-alat untuk PSNK nya, jangan susah bangun ya!”
Ane hanya mengangguk, hari sudah
semakin malam. Lengkap sudah hari-hari tanpa ada orang tua dimulai. Mandi sore
bukan di rumah orang tua, sholat maghrib tanpa dilanjut duel Yu-Gi-Oh, makan
malam berjama’ah, dan menjelang malam pertama tidur tidak bersama orang tua.
“Dul, jangan lupa doa. Mamah mau
balik lagi ke penginapan. Udah dulu ya..”
Sembari mamah pergi, ane lihat
seorang ibu menghampiri dan berbisik..
“Ibu, saya juga taruh baju di
samping bantal tempat tidur anak saya. Kira kira kena iler nggak ya…?”
Memerah, ane menatap anak si ibu,
tetangga kasur ane. Anak karawang yang bernama Jean.
“Eh, ini buku isinya apaan aja..?
“isinya semacam petunjuk gitu Dul. Sama
jadwal acara. Coba ente liat jadwal acaranya deh”
Ane melewati berbagai halaman,
sekilas ane melihat bait-bait lagu, jujur judulnya aneh-aneh, salah satunya
berjudul “tempe enek pawon”. Ketika ane melihat jadwal agenda, terbelalak! Agenda
pertama besok dilaksanakan pukul 03.00 dini hari!.
“Jean, ini serius…? Besok kita kudu
bangun jam 03.00?”
“Nggak tau deh, tapi kayaknya
serius deh…”
Seumur-umur, ane nggak pernah
bangun dini hari! Ane bangun dini hari cuman sekali, pas mimpi basah doing. Mungkin
ane harus mimpi basah kali ya biar bisa bangun dini hari? Jean juga keliatan
semi panic, membaca berulang-ulang jadwal acara PSNK. Karena panic, ane juga
mengikuti, da, betul, selama 5 hari ane harus bangun jam 03.00 terus menerus.
Oh god why… 5 hari terus menerus
mimpi basahnya kayaknya nggak mungkin kan ya..? lebih lanjut membaca draft
acaranya, semakin bingung ane dibuatnya. Draft acara memiliki nama aneh-aneh. Seperti
Shoobunn untuk jam mandi pagi, Tempe Orek untuk jadwal makan, dan nama-nama
aneh lainnya. Mungkin pondok nasional levelnya memang seaneh ini kali ya..?
Karena dihantui bangun jam 3 pagi,
ane segera bersiap untuk tidur, Jean pun juga sama. Sebelum memejamkan mata,
kembali ane mengingat kenangan-kenangan saat ane masih hidup bersama orang tua.
Enaknya bangun subuh dan sholat bersama, makanan-makanan yang pasti enaknya,
uang saku, dan lebih penting kehangatan bernama keluarga. Meringkuk ditemani
hawa dingin dari gunung, ane bener-bener merasa kamar baru ini sebagai tempat
yang asing. Ane adalah Dul, Dul kecil yang dalam waktu sehari dipaksa melihat
dan hidup dalam tempo orang dewasa. Berputar-putar dalam alam kenangan, tanpa
sadar ane menangis, tangisan kegamangan seorang anak kecil, dan ane menangis
hingga perlahan ane terlelap.
“UWWIII….UWWWIIIII…..UWWWWIIIIIIIII”
“BANGUN……..BANGUN…….BANGUN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Mendadak chaos! Ane ngga jadi mimpi
basah dan langsung membuka mata. Dengan tergeragap mengambil seragam olahraga
dan celana lapangan. Tergesa ane memakai sepatu, dan mengikuti ratusan orang di
asrama kami berlari serabutan. Terlihat Jean juga bingung dengan wajah
lucu-setengah-ngantuk nya. Dalam waktu 5 menit kami semua sudah berada di
lapangan pondok.
“tes.. tes.. SUDAH BANGUN SEMUA??
MASIH NGANTUK…??”
“Sudah Kak! Iya Kak!”
Kompak kami semua menjawab,
mengharap pengampunan agar bisa melanjutkan tidur setidaknya sampai waktu
shubuh.
“BAIK! KALAU GITU SEMUANYA AMBIL
POSISI BENDING! 50 KALI!!!!”
Buset! Jam 03.00 pagi langsung
disuruh bending! Seger-seger dah badan, sehat luar biasa.
Dengan angot-angotan kami semua pun
bending, dengan hitungan serempak dipimpin seorang gorilla dari anak-anak kelas
persiapan SMA. Sebuah awal menyenangkan! Luar biasa! Seolah kami sedang
disiapkan betul untuk jadi anggota kelompok milisi tertentu. Selepas bending,
kami semua diarahkan ke masjid. Bersiap sholat tahajud (tidur) dan sholat subuh
(ngantuk).
Selepas subuh kami kembali ke
asrama, dan bersiap sarapan. Entah kenapa perkataan mas-mas itu benar, rending kemarin
adalah makanan terenak (buat orang normal) yang kami makan. Hari ini kami awali
dengan nasi putih, dan tempe orek. Hanya itu, tanpa daging, buah apalagi susu. Selepas
itu ane mandi, seperti biasa rupanya, pornoaksi yang sama, bahasa pisuhan yang
sama, dan dingin yang sama. Bedanya ane baru sadar kalau air di kamar mandi
keruhnya luar biasa.
Jam 7 ini aka nada acara pembukaan
PSNK. Acara luar biasa yang akan diikuti 400 orang, semua anak-anak baru
imut-imut, santriwan dan santriwati. Terlihat mas-mas berlarian kesana kemari,
menyiapkan berbagai peralatan. Panggung disiapkan, sound system selesai dicek
suaranya, dan ada balon disana. Balon, berwarna-warni dengan bendera tertulis
PSNK 14 dibawahnya.
07.00, waktu menunjukkan. Seseorang
berwajah tegas dengan janggut lancip memasuki wahana acara. Dikawal dua orang
tinggi besar berkulit hitam dan putih, keduanya menenteng katana. Sang laki-laki
berwajah tegas tampak mantap, seperti Ja’far musuh Aladdin. Kemudian seorang
protokoler menyerahkan sebuah senapan angin..
“DOR!!!!”
“SAYA NYATAKAN PEKAN SANTRI NK KE 14 DIBUKA!”
Gelegar suara bapak itu mantap, ane
sampai merinding. Iya, merinding karena selama 6 tahun mendatang, dunia inilah
yang akan ane hadapi…
-continued
Azzam Abdullah Artwork/Azzam Abdullah
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
Untuk seri sebelumnya bisa tengok disini :
No comments:
Post a Comment