Assalamualaikum, Selamat Malam.
Ane malam ini akan membahas sesuatu yang serius sedikit. ane akan cerita alasan-nya kenapa ane mngangkat bahasan ini. sejarahnya, ane sekarang lagi dalam proses pengerjaan sebuah mata kuliah yang interesting banget. namanya praktik simulasi manajerial, manakuliah satu ini memang jadi primadona di jurusan manajemen FEB UNS. selain karena muatan-nya yang asyik, karena praktik beneran, poin praktik itu disimulasikan mendekati riil, karena mahasiswa sudah dituntut untuk menyajikan data, menyajikan informasi yang relevan hingga keterterimaan sebuah konsep hingga keberjalanan konsep tersebut, apa bisa diterapkan di dunia nyata atau ngga. jadi, hampir semua metode pembelajaran terangkum semua di mata kuliah ini. hasil atau output dari mata kuliah ini juga ngga main-main, sangat bisa disebar bahkan diaplikasikan baik itu oleh mahasiswa atau bahkan masyarakat pada umum-nya. So, tulisan ane selama beberapa hari kedepan akan berusaha untuk membahas keberjalanan ane dan rekan-rekan ane dalam proses pengerjaan mata kuliah satu ino. semoga aja bermanfaat ya.
oke masuk ke pembahasan, pembahasan di awal berkaitan dengan assignment pertama kami, yaitu membuat "fondasi" untuk sebuah retail modern. fondasi ini menjadi warna bagi bisnis yang akan kita bangun, dan tentu saja. menetukan tahapan-tahapan yang akan dibangun berikutnya, bahkan kualitas bangunan retail kita bisa dinilai dari fondasi yang kita bangun. proses ini, meskipun terkesan sederhana tetapi pada hakikatnya memerlukan effort yang tidak sedikit, terutama dalam menemukan data dan informasi yang akan menjadi fondasi dari bisnis kita. akan coba ane bagikan beberapa proses yang sudah ane dan temen-temen lalui dalam membangun fondasi ini, dan jujur, proses kami memang"unik" namun memberi dampak yang berbeda dengan kapasitas kami sebagai retail modern.
Kenali Pasar-mu
secara umum, bisnis modern tidak bisa disamakan dengan bisnis di masa lalu. sekarang, suara dari konsumen dan kebutuhan pasar adalah suara mutlak, dan menjadi pertiimbangan utama dalam membangun sebuah bisnis. selain dari manusia-nya,kultur budaya dan lokasi dimana kita membangun bisnis haruslah menjadi seperti halaman belakang kita. maksud-nya, jangan sampai bisnis kita justru menyajikan sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungan-nya dengan lokasi dan pasar di sekitar kita. secara sederhana, kita memulai kebangkrutan jika menjual bikini kepada masyarakat yang tinggal di kutub, serta menjual sebuah set pakaian musim dingin di tengah musim panas. namun, cukup banyak pebisnis terutama pemula yang seringkali belum berhasil menangkan esensi dari kerja yang satu ini.
mengapa saya sebutkan demikian? beberapa perusahaan biasanya mengenali pasar dari data-data statistik. pendapat saya pribadi, betul data statistik itu bisa kita jadikan fondasi bahkan bisa kita golongkan sebagai sebuah data primer. namun, mengenali pasar yang digambarkan dari data statistik dalam hemat kami kurang, kenapa demikian? bisnis retail pada dasarnya sangat bergantung pada selera dan kepedulian masyarakat terhadap apa yang kita jual. mengapa demikian, fungsi retail secara umum adalah sama dimanapun,yaitu menjual produk. namun, produk-nya ini kan perlu kita pastikan apakah konsumen sesuai dan mau menerima itu. lebih jauh lagi, dalam mempersiapkan konsep bisnis, mendengarkan langsung dan melihat langsung kepada kehidupan konsumen bisa memberikan gambaran yang riil kepada proses yang terjadi di lapangan.
saya dan rekan-rekan saya yang tergabung dalam Semart berusaha untuk mengenali pasar kami secara langsung. cerita dan proses-nya akan ane jelaskan berikutnya di Intermezzo, karena jujur, proses demikian "secara kebetulan" linier dengan kebiasaan kami. namun kami ingin menegaskan, sebelum kami membahas konsep, dengan memanfaatkan narasumber yang ada, terutama yang tergabung di dalam Semart dan mengenali solo, kami berusaha memetakan potensi-potensi yang memungkinkan digali di kota solo ini. tentu, data ini dibantu dengan data statistik yang kami peroleh dari berbagai sumber, namun, interaksi langsung dengan calon pasar kami menjadi sebuah syarat, sehingg, konsep yang kami tawarkan secara umum mampu untuk mewadahi kebutuhan dari calon pasar kami.
Apa yang Kamu Tawarkan?
penawaran disini berkutat pada konsep bisnis, yang proses pembuatannya berasal dari pengolahan data dan informasi milik kita, dan tentu, dikelola oleh orang-orang yang terlibat dalam proses membangun bisnis ini. akan muncul beberapa pertanyaan dalam proses ini, dan akan saya jawab dan menjadi jawaban saya pada bagian ini.
1. keterlibatan pihak luar dalam membangun konsep?
pembangunan konsep bagi beberapa orang seringkali menjadi pekerjaan yang tidak menyenangkan,karena secara umum, kita akan diminta pengorbanan baik waktu, tenaga bahkan harta. mengapa demikian, membangun konsep sangat erat kaitannya dengan informasi yang kita miliki. dan memperoleh informasi bukan hal yang mudah. sehingga beberapa orang lebih memilih mendelegasikan proses pembuatan konsep ini kepada pihak ketiga, bahkan termasuk pencarian informasi-nya.
dalam pandangan ane dan teman-teman, proses kami membangun konsep sangat menentukan "rasa" saat bisnis ini berjalan. maka, pada proses ini kami betul-betul meminimalisir keterlibatan pihak luar dalam mengeksplore konsep ini. namun, pihak luar kami libatkan dalam hal informasi yang akan kami bawa dalam membangun konsep. jujur, hal ini memakan waktu karena ane selaku general manajer harus berkeliling di kota solo mencari role model yang pas bagi bisnis ritel modern di kota seperti surakarta, dan salah satu staff ane sampe pulang ke magelang untuk bertemu boss nya dulu yang kebetulan juga mengelola bisnis yang sama. namun, hasilnya sangat luar biasa. kesempatan anggota untuk berbicara, mencari informasi, dan lain-lain memberikan rasa tersendiri pada keberjalanan proyek ini.
apakah membangun yang demikian mudah? tidak. cukup banyak kepentingan dan ego individu yang dikelola. namun, satu hal yang bisa ane pastikan. seorang general manager yang "buta" soal apa yang dia inginkan, sama dengan "membutakan" tim-nya yang sebenarnya memiliki potensi yang besar. maka, meskipun proses pencarian ide dan perumusan konsep dikelola secara internal dan melibatkan banyak kepala, seorang manajer kepala harus memiliki kartu-kartu truff yang dideliver kepada anggota-nya. dengan demikian, ngga ada istilah "grambyang" dalam pembuatan konsep.
2. mengelola informasi? bagaimana jika ada kelebihan informasi?
seringakali dalam mencari informasi, kita menemukan beberapa informasi yang "berlebihan" atau bukan pada tempat-nya. misalkan, informasi anak-anak pulang sekolah kapan, prediksi musim, hingga tim mana yang menang bola tadi malam.dalam proses brainstorming, informasi demikian senantiasa muncul, entah bagian dari rasa frustasi atau memaksa otak untuk berpikir.
dalam pemikiran kami, memang ada informasi yang berharga dan tidak, namun, sifat dasarnya semua kembali bahwa kesemua-nya itu adalah informasi. yang membedakan adalah proses pengolahannya. informasi yang bisa segera dikelola jangan dibiarkan mengendap. maksud pengelolaan bukan hanya pada pemanfaatan, membuang informasi juga bagian dari pengelolaan informasi.
sekarang, pihak mana yang punya peran di bagian ini? semua anggota sebenarnya wajib untuk yang demikian. hal ini pula yang kami terapkan di Semart. dalam banyak hal, kami selaku individu berusaha mengelola informasi dan membangun database tersediri, namun, yang membedakan adalah spesialisasi informasi.dan tentu saja, informasi umum dan kemampuan me-recall informasi kembali di tangan general manajer dan jajaran-nya. dengan demikian, jika memang ada hal-hal tertentu yang menarik dan bisa dikaji ulang, pihak inilah yang bisa "ditanyai" dan saling mengkoreksi.
3 konsep dibuat terlebih dahulu baru berusaha menyusuaikan dengan pasar bagaimana?
ada satu prinsip yang kita harus pahami, bahwa perbaikan berkelanjutan adalah roh dari dunia bisnis modern. artinya, baik konsep itu dibangun di awal ataupun di akhir akan senantiasa menuntut adanya perbaikan berkelanjutan. kemudian, sifat dari informasi sendiri memang senantiasa bisa diperbarui dan disesuaikan.
namun, yang ingin ane sampaikan adalah memulai di awal akan memudahkan di akhir, serta, apa-apa yang kita lakukan di awal akan menentukan langkah kita di akhir-nya. pasar memang bisa dipaksa untuk mengadaptasi konsep kita dengan beberapa metode, namun, berbicara bisnis kepemilikan atas fondasi berarti kepemilikan atas "keamanan" dalam bekerja.
berbeda jika kita memiliki dan mengembangkan kemampuan forecasting atau lebih lanjut berada pada posisi mengendalikan dan mempermainkan pasar. dengan kemampuan forecasting yang didukung dengan data dan informasi, membangun sesuatu yang "terlihat tidak nyambung" bisa berarti investasi keuntungan di masa mendatang.
Semart dalam proses-nya berusaha mengkombinasikan kedua-nya, namun, dalam start up awal kami memang mengutamakan kondisi pasar yang kami hadapi. mengapa demikian, pada prosesnya kami disimulasikan bertemu para investor yang bisa mempermainkan pasar dilihat dari segi kapabilitas dana yang dimiliki. maka, di beberapa aspek, kami sedikit berani meramalkan kondisi pasar, namun, tetap melihat pada kondisi yang kami temukan saat ini,
4. berhadapan dengan masalah, kepada siapa kita harus bertanya?
masalah adalah mutlak, maksudnya,akan senantiasa muncul terutama jika kita berposisi sebagai pemain baru dalam sebuah bisnis. pihak mana yang akan kita tanyai ketika terjadi masalah? pertanyaan ini seringkali meruntuhkan dan membuat mental seorang pemula runtuh ketika ndelalah kok bertanya kepada orang yang tidak tepat, namun pada prinsip-nya bertanya itu perlu.
di Semart, kami berusaha menerapkan hal ini untuk menjawab masalah yang kami hadapi, dan jujur, masalah itu tidak sedikit.
di tahap pertama, Semart akan berusaha bertanya pada diri Semart sendiri. kami mamanfaatkan sumber daya yang kami miliki untuk berusaha menjawab masalah dengan cara kami. berikutnya, Semart akan berusaha bertanya pada pasar, pasar kami tentu saja orang-orang di sekitar kami yang kebetulan juga menjadi pasar dari kami. karena apa, sumber masalah biasanya di pasar, dan, informasi serta kunci penyelesaian masalah bisa ditemukan dengan mengiris permasalahan satu per satu.
terakhir, disinilah pihak luar dilibatkan. namun, kami menguatamakn pihak yang sudah memiliki kedekatan dengan kami secara individu. mengapa demikian, hubungan antar korporat meskipun hanya simulasi tetap memiliki beberapa titik yang tidak mungkin dibagi. dalam proses bertanya juga diharamkan bagi kami untuk "modal dengkul". konsep sekasar-kasarnya harus ditawarkan, sehingga informasi bisa disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan.
Apakah Pasar-mu Menerima Itu?
proses terakhir adaah proses yang paling mudah. dengan kita melemparkan pertanyaan ini, artinya kita sudah punya sesuatu untuk dicobakan pada pasar. proses ini, lebih sering melibatkan proses statistik dan digunakan untuk memperkuat konsep yang kita ajukan.
ada beberapa pilihan cara untuk menguji konsep kita kepada pasar. Proses yang Semart pilih adalah menggunakan uji coba tidak langsung dengan melemparkan kuesioner kepada responden.data yang keluar dari proses ini adalah ukuran pasar dan respon pasif dari pasar terhadap konsep kita. cukupkah ini sebagai data pendukung? cukup, karena kita bisa langsung menjaring pendapat dari pasar kita dengan kuesioner yang "jelas" tentu saja.
yang kedua sebenarnya lebih ane sukai, cuman ya gitu. simulasi berbelanja di toko kita sebenarnya adala program yang menarik untuk uji pasar. karena yang kita dapatkan adalah respon aktif dari pasar, dan, kita mempercepat proses pemasaran aktif toko kita. ya kedepan, jika memang ada dana tidak ada salahnya menggunakan metode ini, karena serius, metode yang kedua ini lebih asyik.
Intermezzo : Jalan-jalan Berhadiah
mayoritas personil Semart adalah anak muda, dan otomatis, suka jalan-jalan dan makan-makan. proses-nya, baik ditemani kekasih, keluarga, bahkan ngenes sendirian. kebetulan saja, dengan sifat yang beginian, kami memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan caon pasar kami. jujur, dengan pola demikian, informasi itu datang seperti angin dan semua-nya A1, bahkan GM bisa dikatakan cuman diem aja dan informasi hebat dan berharga itu datang begitu saja kepada GM dan tentu internal kami.
so, ngga ada salahnya sering jalan-jalan buat memulai sebuah retail modern, karena jujur, anda senang dan sehat, anda juga yakin. karena anda dengan mata kepada sendiri bisa menikmati pasar anda.
oke, ini dulu untuk yang pertama. kedepan akan ane bagi cerita-cerita yang lebih seru lagi.
dan regards buat anak-anak yang ikutan rapat perdana di Kopilot belakang UNS. orangnya itu ada Afif Maulana, Arga Rizki, Diyan Fatma, Iska Ari, Dhita Amalia, Chamidah, Primari Putri, Novia Jati, Indrawan Sadzaly, dan Mas Choitul Thoriq yang pas itu Lagi membantu orang tua di rumah.
god bless you
Ane malam ini akan membahas sesuatu yang serius sedikit. ane akan cerita alasan-nya kenapa ane mngangkat bahasan ini. sejarahnya, ane sekarang lagi dalam proses pengerjaan sebuah mata kuliah yang interesting banget. namanya praktik simulasi manajerial, manakuliah satu ini memang jadi primadona di jurusan manajemen FEB UNS. selain karena muatan-nya yang asyik, karena praktik beneran, poin praktik itu disimulasikan mendekati riil, karena mahasiswa sudah dituntut untuk menyajikan data, menyajikan informasi yang relevan hingga keterterimaan sebuah konsep hingga keberjalanan konsep tersebut, apa bisa diterapkan di dunia nyata atau ngga. jadi, hampir semua metode pembelajaran terangkum semua di mata kuliah ini. hasil atau output dari mata kuliah ini juga ngga main-main, sangat bisa disebar bahkan diaplikasikan baik itu oleh mahasiswa atau bahkan masyarakat pada umum-nya. So, tulisan ane selama beberapa hari kedepan akan berusaha untuk membahas keberjalanan ane dan rekan-rekan ane dalam proses pengerjaan mata kuliah satu ino. semoga aja bermanfaat ya.
oke masuk ke pembahasan, pembahasan di awal berkaitan dengan assignment pertama kami, yaitu membuat "fondasi" untuk sebuah retail modern. fondasi ini menjadi warna bagi bisnis yang akan kita bangun, dan tentu saja. menetukan tahapan-tahapan yang akan dibangun berikutnya, bahkan kualitas bangunan retail kita bisa dinilai dari fondasi yang kita bangun. proses ini, meskipun terkesan sederhana tetapi pada hakikatnya memerlukan effort yang tidak sedikit, terutama dalam menemukan data dan informasi yang akan menjadi fondasi dari bisnis kita. akan coba ane bagikan beberapa proses yang sudah ane dan temen-temen lalui dalam membangun fondasi ini, dan jujur, proses kami memang"unik" namun memberi dampak yang berbeda dengan kapasitas kami sebagai retail modern.
Kenali Pasar-mu
secara umum, bisnis modern tidak bisa disamakan dengan bisnis di masa lalu. sekarang, suara dari konsumen dan kebutuhan pasar adalah suara mutlak, dan menjadi pertiimbangan utama dalam membangun sebuah bisnis. selain dari manusia-nya,kultur budaya dan lokasi dimana kita membangun bisnis haruslah menjadi seperti halaman belakang kita. maksud-nya, jangan sampai bisnis kita justru menyajikan sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungan-nya dengan lokasi dan pasar di sekitar kita. secara sederhana, kita memulai kebangkrutan jika menjual bikini kepada masyarakat yang tinggal di kutub, serta menjual sebuah set pakaian musim dingin di tengah musim panas. namun, cukup banyak pebisnis terutama pemula yang seringkali belum berhasil menangkan esensi dari kerja yang satu ini.
mengapa saya sebutkan demikian? beberapa perusahaan biasanya mengenali pasar dari data-data statistik. pendapat saya pribadi, betul data statistik itu bisa kita jadikan fondasi bahkan bisa kita golongkan sebagai sebuah data primer. namun, mengenali pasar yang digambarkan dari data statistik dalam hemat kami kurang, kenapa demikian? bisnis retail pada dasarnya sangat bergantung pada selera dan kepedulian masyarakat terhadap apa yang kita jual. mengapa demikian, fungsi retail secara umum adalah sama dimanapun,yaitu menjual produk. namun, produk-nya ini kan perlu kita pastikan apakah konsumen sesuai dan mau menerima itu. lebih jauh lagi, dalam mempersiapkan konsep bisnis, mendengarkan langsung dan melihat langsung kepada kehidupan konsumen bisa memberikan gambaran yang riil kepada proses yang terjadi di lapangan.
saya dan rekan-rekan saya yang tergabung dalam Semart berusaha untuk mengenali pasar kami secara langsung. cerita dan proses-nya akan ane jelaskan berikutnya di Intermezzo, karena jujur, proses demikian "secara kebetulan" linier dengan kebiasaan kami. namun kami ingin menegaskan, sebelum kami membahas konsep, dengan memanfaatkan narasumber yang ada, terutama yang tergabung di dalam Semart dan mengenali solo, kami berusaha memetakan potensi-potensi yang memungkinkan digali di kota solo ini. tentu, data ini dibantu dengan data statistik yang kami peroleh dari berbagai sumber, namun, interaksi langsung dengan calon pasar kami menjadi sebuah syarat, sehingg, konsep yang kami tawarkan secara umum mampu untuk mewadahi kebutuhan dari calon pasar kami.
Apa yang Kamu Tawarkan?
penawaran disini berkutat pada konsep bisnis, yang proses pembuatannya berasal dari pengolahan data dan informasi milik kita, dan tentu, dikelola oleh orang-orang yang terlibat dalam proses membangun bisnis ini. akan muncul beberapa pertanyaan dalam proses ini, dan akan saya jawab dan menjadi jawaban saya pada bagian ini.
1. keterlibatan pihak luar dalam membangun konsep?
pembangunan konsep bagi beberapa orang seringkali menjadi pekerjaan yang tidak menyenangkan,karena secara umum, kita akan diminta pengorbanan baik waktu, tenaga bahkan harta. mengapa demikian, membangun konsep sangat erat kaitannya dengan informasi yang kita miliki. dan memperoleh informasi bukan hal yang mudah. sehingga beberapa orang lebih memilih mendelegasikan proses pembuatan konsep ini kepada pihak ketiga, bahkan termasuk pencarian informasi-nya.
dalam pandangan ane dan teman-teman, proses kami membangun konsep sangat menentukan "rasa" saat bisnis ini berjalan. maka, pada proses ini kami betul-betul meminimalisir keterlibatan pihak luar dalam mengeksplore konsep ini. namun, pihak luar kami libatkan dalam hal informasi yang akan kami bawa dalam membangun konsep. jujur, hal ini memakan waktu karena ane selaku general manajer harus berkeliling di kota solo mencari role model yang pas bagi bisnis ritel modern di kota seperti surakarta, dan salah satu staff ane sampe pulang ke magelang untuk bertemu boss nya dulu yang kebetulan juga mengelola bisnis yang sama. namun, hasilnya sangat luar biasa. kesempatan anggota untuk berbicara, mencari informasi, dan lain-lain memberikan rasa tersendiri pada keberjalanan proyek ini.
apakah membangun yang demikian mudah? tidak. cukup banyak kepentingan dan ego individu yang dikelola. namun, satu hal yang bisa ane pastikan. seorang general manager yang "buta" soal apa yang dia inginkan, sama dengan "membutakan" tim-nya yang sebenarnya memiliki potensi yang besar. maka, meskipun proses pencarian ide dan perumusan konsep dikelola secara internal dan melibatkan banyak kepala, seorang manajer kepala harus memiliki kartu-kartu truff yang dideliver kepada anggota-nya. dengan demikian, ngga ada istilah "grambyang" dalam pembuatan konsep.
2. mengelola informasi? bagaimana jika ada kelebihan informasi?
seringakali dalam mencari informasi, kita menemukan beberapa informasi yang "berlebihan" atau bukan pada tempat-nya. misalkan, informasi anak-anak pulang sekolah kapan, prediksi musim, hingga tim mana yang menang bola tadi malam.dalam proses brainstorming, informasi demikian senantiasa muncul, entah bagian dari rasa frustasi atau memaksa otak untuk berpikir.
dalam pemikiran kami, memang ada informasi yang berharga dan tidak, namun, sifat dasarnya semua kembali bahwa kesemua-nya itu adalah informasi. yang membedakan adalah proses pengolahannya. informasi yang bisa segera dikelola jangan dibiarkan mengendap. maksud pengelolaan bukan hanya pada pemanfaatan, membuang informasi juga bagian dari pengelolaan informasi.
sekarang, pihak mana yang punya peran di bagian ini? semua anggota sebenarnya wajib untuk yang demikian. hal ini pula yang kami terapkan di Semart. dalam banyak hal, kami selaku individu berusaha mengelola informasi dan membangun database tersediri, namun, yang membedakan adalah spesialisasi informasi.dan tentu saja, informasi umum dan kemampuan me-recall informasi kembali di tangan general manajer dan jajaran-nya. dengan demikian, jika memang ada hal-hal tertentu yang menarik dan bisa dikaji ulang, pihak inilah yang bisa "ditanyai" dan saling mengkoreksi.
3 konsep dibuat terlebih dahulu baru berusaha menyusuaikan dengan pasar bagaimana?
ada satu prinsip yang kita harus pahami, bahwa perbaikan berkelanjutan adalah roh dari dunia bisnis modern. artinya, baik konsep itu dibangun di awal ataupun di akhir akan senantiasa menuntut adanya perbaikan berkelanjutan. kemudian, sifat dari informasi sendiri memang senantiasa bisa diperbarui dan disesuaikan.
namun, yang ingin ane sampaikan adalah memulai di awal akan memudahkan di akhir, serta, apa-apa yang kita lakukan di awal akan menentukan langkah kita di akhir-nya. pasar memang bisa dipaksa untuk mengadaptasi konsep kita dengan beberapa metode, namun, berbicara bisnis kepemilikan atas fondasi berarti kepemilikan atas "keamanan" dalam bekerja.
berbeda jika kita memiliki dan mengembangkan kemampuan forecasting atau lebih lanjut berada pada posisi mengendalikan dan mempermainkan pasar. dengan kemampuan forecasting yang didukung dengan data dan informasi, membangun sesuatu yang "terlihat tidak nyambung" bisa berarti investasi keuntungan di masa mendatang.
Semart dalam proses-nya berusaha mengkombinasikan kedua-nya, namun, dalam start up awal kami memang mengutamakan kondisi pasar yang kami hadapi. mengapa demikian, pada prosesnya kami disimulasikan bertemu para investor yang bisa mempermainkan pasar dilihat dari segi kapabilitas dana yang dimiliki. maka, di beberapa aspek, kami sedikit berani meramalkan kondisi pasar, namun, tetap melihat pada kondisi yang kami temukan saat ini,
4. berhadapan dengan masalah, kepada siapa kita harus bertanya?
masalah adalah mutlak, maksudnya,akan senantiasa muncul terutama jika kita berposisi sebagai pemain baru dalam sebuah bisnis. pihak mana yang akan kita tanyai ketika terjadi masalah? pertanyaan ini seringkali meruntuhkan dan membuat mental seorang pemula runtuh ketika ndelalah kok bertanya kepada orang yang tidak tepat, namun pada prinsip-nya bertanya itu perlu.
di Semart, kami berusaha menerapkan hal ini untuk menjawab masalah yang kami hadapi, dan jujur, masalah itu tidak sedikit.
di tahap pertama, Semart akan berusaha bertanya pada diri Semart sendiri. kami mamanfaatkan sumber daya yang kami miliki untuk berusaha menjawab masalah dengan cara kami. berikutnya, Semart akan berusaha bertanya pada pasar, pasar kami tentu saja orang-orang di sekitar kami yang kebetulan juga menjadi pasar dari kami. karena apa, sumber masalah biasanya di pasar, dan, informasi serta kunci penyelesaian masalah bisa ditemukan dengan mengiris permasalahan satu per satu.
terakhir, disinilah pihak luar dilibatkan. namun, kami menguatamakn pihak yang sudah memiliki kedekatan dengan kami secara individu. mengapa demikian, hubungan antar korporat meskipun hanya simulasi tetap memiliki beberapa titik yang tidak mungkin dibagi. dalam proses bertanya juga diharamkan bagi kami untuk "modal dengkul". konsep sekasar-kasarnya harus ditawarkan, sehingga informasi bisa disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan.
Apakah Pasar-mu Menerima Itu?
proses terakhir adaah proses yang paling mudah. dengan kita melemparkan pertanyaan ini, artinya kita sudah punya sesuatu untuk dicobakan pada pasar. proses ini, lebih sering melibatkan proses statistik dan digunakan untuk memperkuat konsep yang kita ajukan.
ada beberapa pilihan cara untuk menguji konsep kita kepada pasar. Proses yang Semart pilih adalah menggunakan uji coba tidak langsung dengan melemparkan kuesioner kepada responden.data yang keluar dari proses ini adalah ukuran pasar dan respon pasif dari pasar terhadap konsep kita. cukupkah ini sebagai data pendukung? cukup, karena kita bisa langsung menjaring pendapat dari pasar kita dengan kuesioner yang "jelas" tentu saja.
yang kedua sebenarnya lebih ane sukai, cuman ya gitu. simulasi berbelanja di toko kita sebenarnya adala program yang menarik untuk uji pasar. karena yang kita dapatkan adalah respon aktif dari pasar, dan, kita mempercepat proses pemasaran aktif toko kita. ya kedepan, jika memang ada dana tidak ada salahnya menggunakan metode ini, karena serius, metode yang kedua ini lebih asyik.
Intermezzo : Jalan-jalan Berhadiah
mayoritas personil Semart adalah anak muda, dan otomatis, suka jalan-jalan dan makan-makan. proses-nya, baik ditemani kekasih, keluarga, bahkan ngenes sendirian. kebetulan saja, dengan sifat yang beginian, kami memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan caon pasar kami. jujur, dengan pola demikian, informasi itu datang seperti angin dan semua-nya A1, bahkan GM bisa dikatakan cuman diem aja dan informasi hebat dan berharga itu datang begitu saja kepada GM dan tentu internal kami.
so, ngga ada salahnya sering jalan-jalan buat memulai sebuah retail modern, karena jujur, anda senang dan sehat, anda juga yakin. karena anda dengan mata kepada sendiri bisa menikmati pasar anda.
oke, ini dulu untuk yang pertama. kedepan akan ane bagi cerita-cerita yang lebih seru lagi.
dan regards buat anak-anak yang ikutan rapat perdana di Kopilot belakang UNS. orangnya itu ada Afif Maulana, Arga Rizki, Diyan Fatma, Iska Ari, Dhita Amalia, Chamidah, Primari Putri, Novia Jati, Indrawan Sadzaly, dan Mas Choitul Thoriq yang pas itu Lagi membantu orang tua di rumah.
god bless you
Created by :
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management
Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com
or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Baktinusa Angkatan 6
No comments:
Post a Comment