Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, August 11, 2021

1443 Hijriah

 


1443 Hijriah

 

Oleh: Muhammad Abdullah ‘Azzam

 

Tahun 1442 Hijriah baru saja kita lewati, tepatnya pada hari senin sore tanggal 9 Agustus 2021 Masehi. Banyak hal yang terjadi baik dalam skala individu, wilayah, bangsa hingga ummat. Tetapi ada sebuah kesamaan, kesamaan sudut pandang bahwa kita semua bisa melakukan yang lebih baik lagi. Entah mungkin untuk tujuan pribadi, tujuan besar Bersama, atau membawa perbaikan bagi bangsa dan negara. Karena bagaimanapun, kita masih diberikan hidup pada sebuah masa dimana orang bisa meti mendadak tanpa sebab.

 

Bagaimana kita menyikapi harapan-harapan yang sudah kita bangun? Bagaimana kita mampu melakukan sebuah perubahan, kecil dan besar pada lingkungan sekitar kita? Hingga bagaimana ada kontribusi yang dapat kita lakukan untuk bangsa dan negeri ini? Semua ini bukan saya yang berhak menjawab.

 

Saya hanyalah seorang penulis, menuliskan opini dengan subjektif meskipun berusaha seobjektif mungkin dalam menyikapi berbagai kondisi. Maka disini perlu ditegaskan bahwa apapun yang anda ingin lakukan, kesemuanya Kembali kepada anda. Karena inilah pilihan hidup kita masing-masing. Tetapi pada tulisan ini kiranya ada beberapa hal yang bisa saya bagi, berkaitan dengan kondisi riil yang kedepannya nanti akan kita hadapi,

 

Betapa berharganya adab dan perilaku terpuji

 

Kita sudah meyaksikan dalam banyak hal, terutama dalam perjalanan bangsa Indonesia menyelesaikan pandemic Covid-19. Hal yang sejernih kristal adalah fakta bahwa mereka yang diberikan kekuasaan tidak semuanya menjadi representasi orang dengan perilaku terpuji. Tidak ada orang baik yang tega melakukan korupsi dana bantuan social. Sangat terpampang jelas dalam akadnya bahwa judul bantuan social ditujukan kepada mereka yang membutuhkan, mereka yang terdampak pandemic dengan sangat luar biasa. Tetapi masih saja ada manusia dengan jabatan tinggi di negeri ini ikut mencuri, menggemukkan diri sendiri saat rakyat susah mencari sesuap nasi.

 

Maka sungguh semakin berat tugas mereka yang berada di posisi memastikan Pancasila menjadi falsafah kehidupan bangsa. Karena kenyataannya mereka yang harusnya memberikan contoh, berada pada Menara gading dan panggung public malah asik melakukan perilaku serong. Berbagai Tindakan criminal dan pelanggaran yang jelas mencederai martabat Lembaga pengelola pemerintahan tetapi seolah dibiarkan begitu saja karena mereka memiliki kekuasaan. Akan sangat mungkin panitia Sembilan yang merumuskan Pancasila menangis melihat bagaimana rumusan mulia mereka demi kemaslahatan bangsa hanya menjadi olok-olok, lebih parah lagi hal tersebut diperolok oleh mereka yang berkuasa.

 

Maka sekiranya kita memiliki keinginan untuk memperoleh kekuasaan, menjadi pemimpin dimanapun kita berada. Asset berupa adab dan perilaku terpuji sangatlah mahal. Hal-hal dasar, common sense yang “seharusnya semua orang tahu” bisa menjadi penentu bagaimana nanti kita memimpin. Bayangkan saja bagaimana perasaan tetangga kita yang baru saja kehilangan sanak saudaranya, saat kita hadir pada acara pemakaman namun tetap tertawa terbahak-bahak. Sekarang coba naikkan skalanya menjadi kepala Lembaga pemerintahan yang masih sempat foya-foya, haha-hihi saat rakyatnya menderita. Sungguh pengadilan Allah SWT adalah seadil-adilnya, dan kita semua hanya bisa berdoa, kita tidak menjadi pesakitan dihadapan Allah SWT.

 

Tentang islam dan masa depan

 

Sudut pandang masyarakat global terhadap islam, dengan bantuan globalisasi, internet dan sejenisnya semakin terbuka. Semua orang sekarang bebas menilai bagaimana islam yang sejati, karena sudah ada kemampuan untuk melakukan counter issue. Menyampaikan pesan-pesan sejati yang tidak terdistorsi kepentingan golongan tertentu yang disalurkan melalui media-media. Bisa dikatakan islam Kembali menuju zaman dakwah fardhiyah, dakwah personal. Tetapi naik tingkat, dengan segala perkembangan teknologi terciptalah ceruk-ceruk dakwah yang membuat orang banyak bisa mencari, jika menginginkan kebenaran sejati.

 

Tetapi memang dalam banyak hal, islam masih dipandang sebagai agama bar-bar. Bisa disaksikan bagaimana berbagai macam youtuber, melakukan prank dengan merubah cover kitab agama tertentu dengan Al-Qur’an, memilih ayat ekstrim dari kitab tersebut, dan membacakannya didepan publik. Sangat mudah orang kebanyakan mengamini bahwa ajaran tersebut adalah ajaran islam yang kuno, terbelakang, tidak progresif. Barulah saat diberitahu bahwa yang dibacakan adalah ajaran nenek moyang mereka, mereka hanya bisa tersenyum getir dan sambi lalu, melupakan bahwa barusan mereka mempersalahkan islam atas pandangan kuno nenek moyang mereka.

Masih menjadi tantangan tersendiri artinya, bagi ummat islam untuk terus menjadi corong perkembangan peradaban. Hal ini yang berhasil ummat islam lakukan pada masa kekhalifahan khulafaur rasyidin, dinasti umayyah, dinasti abassiyyah, dan dinasti-dinasti lain selama lebih dari 800 tahun. Peradaban islam-lah mercusuar masyarakat beradab nan maju. Ajaran islam yang memerdekakan manusia dari penghambaan kepada mahluk benar-benar ber evolusi menjadi ajaran yang juga merevitalisasi manusia itu sendiri. Dunia medis, ekonomi, astronomi, pelayaran, geografi, studi social, dan seterusnya semua berkembang pesat, dan dunia hanya bisa belajar dan belajar.

 

Inilah saat yang tepat untuk Kembali membuat momentum itu. Tidak aka nada satu manusiapun yang bisa percaya, kalau sebuah kitab 14 abad yang lalu sudah membicarakan tentang pertumbuhan janin yang baru bisa dipahami manusia modern beberapa saat yang lalu. Sangat sulit kiranya menerima fakta bahwa manusia yang buta huruf dan tidak bisa baca tulis mampu menemukan fakta oseanografi bahwa lautan di dunia tidak sepenuhnya bercampur, ada dinding tidak terlihat yang memisahkan antar mereka. Serta keajaiban-keajaiban lain.

 

Maka sejatinya, masa depan kejayaan manusia berikutnya memang ada di tangan islam, dan Allah SWT sudah menjamin hal ini. Lantas, apa yang akan kita lakukan pada tahun 1443 H ini untuk bisa mewujudkan kejayaan tersebut?

 

Tentang Hari Akhir dan hari akhir

 

Beberapa ulama berpendapat bahwa ummat islam tidak akan bertahan sampai tahun 1500 Hijriah. Artinya, kemungkinan besar memasuki tahun-tahun tersebut kiamat tinggal menghitung hari saja. Penulis tidak akan mengkaji Panjang lebar tentang hal ini karena sederhana, penulis tidak memiliki pengetahuan atasnya. Tetapi ada sebuah kepastian, bahwa saat islam, Al-Qur’an sudah diangkat Allah SWT dari bumi ini, saat itulah hari terakhir bagi seluruh mahluk yang ada di muka bumi ini. Tidak peduli seberapa maju-nya peradaban saat itu, dan seterusnya.

 

Karena sejatinya kita semua sedang berjalan, semakin hari menuju Kiamat yang sejati. Masing-masing kitapun setiap hari berjalan menuju kiamat kita masing-masing, kematian.

 

Maka tidak berpanjang lebar, disini hanya akan dikutip sebuah Hadits, Ketika kamu saksikan saat itu langit sudah diruntuhkan dan kamu sedang mengenggam sebutir biji kurma, maka tanamlah. Tanamlah biji kurma tersebut. Artinya tidak peduli sekecil apapun, sampai saat kita telah tiba nanti cobalah untuk terus dan terus berbuat kebajikan.

 

Tidak ada satupun yang menyuruh kita semua mampu untuk membangun masjid sendiri, mampu mengumrohkan ribuan orang, dan seterusnya. Karena ini sudah Kembali pada urusan rezeki dan bagaimana Hamba Allah SWT menegelola rezekinya. Tetapi kita semua disarankan untuk terus bersedekah, beramal semampu kita. Kita semua dianjurkan untuk menuntut ilmu, sekuat kita. Kita semua dianjurkan untuk menyayangi sesama, merawat bumi, menjaga hubungan ketetanggaan, dan seterusnya.

 

Inilah hal-hal baik yang sangat bisa dikumpulkan satu demi satu. Karena saat kita bertemu dengan akhir, hanya amal-amal semacam inilah yang menemani kita, dan tentu tidak lupa kita berdoa, semoga Allah SWT berkenan memanggil kita dalam keadaan husnul khatimah.

 

Wallahu ‘Alam

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443H

 

 


For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini

Mampir di Kompasiana : klik disini
follow me on insta @Azzam_Abdul4 
Thanks for your support!

Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya

No comments:

Post a Comment