Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, September 25, 2013

ayo yang butuh contoh analisis

ANALISA DAN PEMBAHASAN
DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

“Dan sungguh kami telah meneguhkan kedudukan mereka yang belum pernah kami berikan kepada kamu dan kami telah memberikan kepada mereka pendengaran,pengelihatan, dan hati. Tetapi pendengaran,pengelihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah,dan adzab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. (Al-Ahqaf, ayat 26)

            Majapahit,Sriwijaya,Kesultanan Malaka,Kerajaan Aceh, adalah segelintir memori,secuil mozaik mozaik emas yang mewarnai sejarah kehidupan Nusantara dengn tinta emas. Disegani oleh warga luar negeri, Dicintai oleh rakyat sendiri. Kemakmuran yang terbagi rata, struktur masyrakat yang rapi dan penuh dengan toleransi, perdagangan dan kegiatan produksi yang ramai, lagi melimpah, adalah hal yang biasa, kedigdaayaan militer, baik laut maupun darat adalah sebuah keniscayaan, dan keadilan dalam berkehidupan adalah fondasi dalam system kemasyarakatan. Itulah secuil keagungan suatu bangsa di masalalu, secuil cerita yang serupa mimpi bagi anak keturunan mereka di masa sekarang, sekuntum bunga yang dulu mekar indah, yang kini hanya mampu dinikmati oleh anak penerus sebagai fossil. Itulah realita Negara kita, realita Bangsa Indonesia di masa lalu, yang diakui oleh dunia, bahkan oleh Negara-negara yang kita sebut sekarang sebagai Negara maju. Itulah kehebatan leluhur kita di masa lalu. Pertanyaannya, apa yang membuta bangsa yang begitu besar, kuat, dan kokoh itu hanya tinggal menjadi ebuah cerita, hanya menjadi sebuag serpihan-serpihan dalam suatu catatan yang kita sebut sebagai sejarah?
            Kegagalan dan ketamakan dalam politik dan ekonomi karena hilangnya figure pemimpin hingga demoralisasi, persaingan antar Negara,ketimpangan social adalah secuil sebab yang mengakibatkan kegagahan bangsa kita di masa lalu sirna. Akan tetapi ada satu hal, yang membuat kita benar-benar jatuh dalam liang kehancuran, sesuatu yang saya pahami setelah membaca buku ini (Negara Paripurna Pancasila)
“hegemoni kekuatan dagang Eropa khususnya Belanda membuka pintu bagi kolonialisme-imperialisme itu berkombinasi dengan kemunculan Negara-negara ansoluris prinumi sebagai ikutan dari bangkitnya semacam kapitasme monarki (monarchy capitalism)”(Yudi Latif,2012)
Penyebab hilangnya kekuatan kita, diakarenakan sebuah penetrasi ideology hingga ekonomi yanhg dilakukan oleh bangsa bangsa pendatang, terutama eropa yang menginginkan kelimpahan kekayaan dan sumberdaya yang ada di bumi nusantara, yang didukung oleh hasrat para penguasa local, yang menginginkan kemewahan hidup yang ditunjukkan dan dipamerkan oleh bangsa pendatang tersebut, yang pada akhirnya menghilangkan nilai-nilai kearifan local, yang sebelumnya mampu membawa bangsa kita, menjadi bangsa kuat yang mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,dan hal itu berlanjut terus, hingga kita mampu memperolah kemerdekaan 350 tahun kemudian. Merupakan sebuah interval yang sangat lama dalam memperolah suatu kesempatan untuk comeback.





Selama masa 350 tahun itu, Bangsa Indonesia  tidak berdiam diri menhadapi kemerosotan kedudukan mereka di mata dunia internasional. Dalam statusnya sebagai bangsa terjajah, yang dieksploitasi habis-habisan oleh imperialis asing, baik Belanda, sebagai actor utama, dan Negara eropa lain, sebagai pemain figuran, bangsa Indonesia berusaha mengembalikan derajat mereka, baik melalui jalur senjata maupun jalur diplomatic. Sejarah mencatat perjuangan Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Patimura, sebagai para pahlawan yang mengangkat senjata guna mengusir penjajah, sejarah juga mencatat nama-nama seperti Mohammad Hatta, Ir. Soekarno, Mohammad Yamin, Tan Malaka, dan sebagainya, juga sebagai pahlawan-pahlawan bangsa, akan tetapi perjuangan mereka tidak dengan cara mengangkat senjata, tapi menggerakan dan menggunakan kemampuan berorganisasi, melobi dan juga pengetahuan, jadi secara mental, mereka mampu membangkitkan semangat perjuangan yang lebih berintelek, sehingga mampu menghasilkan apa yang disebut pancasila.

Dalam perjalanannya, tokoh-tokoh yang muncul sebagai intelektualis bangsa,  akan muncul sebagai tokoh utama yang kelak akan merumuskan Negara Indonesia, dikarenakan wawasan intelektualitas mereka yang luas, walaupun, terkadang terjadi konflik diantara mereka. Menyangkut soal keadilan social, wacana mengenai apa itu keadilan dan apa itu kesejahteraan saja sudah muncul berbagai macam pendapat yang sebenaranya saling bertentangan, yang dikarenakan karena keberagaman ideology yang dianut oleh para leluhur kita, yang ideology itu tak lepas darri organisasi-organisasi pergerakan nasional yang para leluhur kita ikuti.

No comments:

Post a Comment