Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Thursday, February 20, 2014

langit jatuh (skyfall), dan burung jatuh (flappybird)

assalamualaikum semua.. :D agan pembaca yang terhormat, aahaha, yang semoga makin dipermudah urusannya, dan selamat malem bagi agan yang telah bersiap untuk beristirahat buat mempersiapkan esok hari yang semoga lebih baik, dan konbanwa minna, domo arigatou, genki desu ka? ahaha.

oke gan, langit jatuh dan skyfall serta gambar mas 007 di samping ini sebenanrya ngga ada kaitan sama postingan ane sih, ane tambahin aja, soalnya ide nulis ini postingan yang biasalah, supper, snack ringan malam hari muncul pas ane ndenger theme song pilem skyfall yang di nyanyiin sama si adelle,, hehe.

berawal dari ketika ane main game mainstream, flappy bird, dan F.Y.I aja yaa, high score ane 38 dan dapet gold medal, setelah main ampe karatan :V emang keren tuh si dong nguyen. nah, pas main itu game, tau sendirilah betapa mengesalkannya ngeliat burung imut berwarna biru,kuning,merah jaduh berkali-kali hanya gara gara kita gagal dalam menentukan tempo tapping layar, tap,tap,tap, jatuh, score 2, itu biasa di game ini, tetapi, mungkin ya, ada beberapa hal, dalam game ini yang sebenarnya bisa aja menjadi inspirasi, bagi mereka yang tengah meratapi kegagalan, atau malah sedang dalam perjalanan untuk menggagalkan orang lain. well, let me start

taulah, dalam game F.Bird ini,sekali aja ente ngga konsen, jangan harap dah itu burung yang proporsi sayap ama palanya aja kagak imbang mau terbang dengan kecepatan konstan, kalau kagak nubruk pipa mario bross paling menghujam tanah, persis kek roket angkasanya korea utara. ndak jauh beda kaya hidup kita lah sebagai manusia. jelas mausia punya visi,tujuan hidup. sama kayak si burung ngga jelas itu, dia juga punya tujuan yang entah dimana, player juga punya tujuan untuk menemukan tujuan dari si burung yang punya tujuan. (yo dawg) yang berbeda, ada manusia yang merelakan hidup dan kemampuan, untuk fokus pada tujuan hidup yang di buat, sama kaya beberapa player yang ampe begadang dan ampe runyam untuk menyelesaikan game burung itu. hasilnya? bill gates, steve jobs, mark zuckenberg, saikh mansoor, abu rizal bakrie, bob sadino, anis matta, adalah beberapa contoh personal, yang patut disamakan dengan para hig scorer player dalam flappy bird, bukan dalam kasta sosial sih, tapi dalam level pengorbanan dan keseriusan mereka, dalam meraih visi mereka, ya bedanya, yang atu visinya visi level 9999, yang atu visinya masih level nerbangin burung.

terus yang kedua, yang ane rasain ya, bentuk pipa dalam flappy bird hampir mirip, yang beda hanya kontur, lebar celah dan mode pergerakan pipa, dan konon ada mario bross di level 999. begitu juga hidup, sebenarnya masalah yang harus dilewati, pada dasarnya memiliki bentuk yang sama, dalam segi akar permasalahan, atau ngga se heterogen suku-suku indonesia. tetapi tetap diperlukan metode yang berbeda, untuk menyelesaikan masalah itu, kalau masalah itu menjulang sangat tinggi, kita manusia perlu mengepak lebih kuat, lebih bertenaga. tapi kalau masalahnya ecek-ecek, alias abal, yah, lepaskan sayap anda, dan hadapi dengan elegan,, hehe. persis kan kek flappy bird?

nah gan, intinya, sebenarnya idup kita ngga jauh beda kek game flappy bird, kita jadi burung sekaligus player. ketika jadi burung, kita memiliki peran sebagai seorang suksesor, atau minimal memberi sedikit kebahagiaan kepada mereka yang memainkan kita, atau kalau ane boleh sebut, mereka, atau komuntas di sekitar kita. nah, kalu kita jadi player, perlu visi yang jelas dan pegorbanan, kenapa? banyak orang berusaha memberi manfaat buat kita, terus ngga ada salahnya kan kalau kita berusaka sekuat tenaga untuk mewujudkan visi bersama?

ane gan, cuman mau ngingetin ajah, ehehehe, hidup ini bisa menjadi sebuah panggung drama, kadang berperan sebagai aktor, kadang hanya penikmat saja. lantas? harmonisasi, dan maksimalisasi diri kita dalam tiap peran yang kita lakoni itu, yang membuat hidup ini makin berarti. insya Allah. hehe, so keep unity,keep solidity, keep morality, because we're human being.

Wallahu 'alam

Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret Surakarta

No comments:

Post a Comment