Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Wednesday, January 15, 2014

BU(d)AYA

sebenarnya ini, bukan sebuah posting, yah hanya berbagi pendapat dan menyuarakan pendapat saja, mumpung negara kita masih memegang prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat bertanggung jawab.

well, banyak orang yang menganggap sebuah budaya sebagai sebuah kunci dan pembenaran atas apa yang mereka lakukan, beberapa orang ada yang berpendapat, budaya tidak lain hanya sebatas batu sandungan yang menghambat kelajuan suatu masyarakat bahkan ada pula yang berpendapat budaya tiada lain adalah bentuk penghujatan terhadap eksistensi dan esensi dari tuhan dan kebenaran. boleh banyak orang berpendapat karena memang itulah sosial, dan budaya merupakan produk dari kehidupan sosial yang tentu memiliki dampak beragam, baik itu berupa dapak negatif ataupun positif, menyesuaikan dengan dari sudut apa dan dari kondisi apa seseorang melihat.

dalam kacamata beberapa orang, sebuah budaya bisa menjadi sebuah penanda kebangkitan ataupun kejatuhan suatu aktifitas sosial, misal ketika budaya yang tercipta seringkali adalah budaya negatif, yang menabrak dan tidak mengindahkan nilai dan norma sosial, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial dalam masyarakat itu tengah berada dalam kondisi kolaps, siap untuk mengalami keruntuhan. dan ada pula yang beranggapan, bahwa ketika kondisi masyarakat penuh dengan kebaikan, maka yang tercipta adalah sebuah kondisi, dimana masyarakat tengah berada dalam kondisi penciptaan budaya yang akan memberi dampak positif dan sejalan dengan nilai dan norma sosial, atau kesimpulannya, bukan budaya yang menciptakan masyarakat tapi masyarakat yang memunculkan budaya.

yang menjadi pertanyaan ane, seringkali di media, ketika muncul konflik atau apapun yang ada sangkut pautnya dengan budaya, selalu mereka yang berkonflik disitu mengatakan bahwa "ini adalah budaya kita", seolah-olah budaya adalah justifikasi mutlak atas apa yang mereka lakukan, dan seolah, ketika budaya telah bersingunggan dengan hukum, maka budaya yang dimenangkan dengan alasan bahwa "buadaya ini telah mengakar kuat di masyarakat dsb,dsb", padahal kita ketahui bersama, kita masyarakat dan kita manusia yang memunculkan juga menciptakan budaya, lantas kenapa, kita menjadikan seolah-olah budaya adalah aturan mutlak yang terkadang mengkungkung kita atau malah memberi dampak negatif pada pembuatnya.

maksud saya, kenapa sih kita manusia tidak mampu atau bahkan cenderung menyerah, ketika perubahan yang ingin kita lakukan, terbentur urusan budaya, kita mampu kok merubah budaya, karena tidak lain budaya adalah buatan kita. berbeda dengan keyakinan, yang merupakan interaksi pencipta dengan mahluk, nah budaya, kita adalah penciptanya, masak kita takut sama ciptaan kita?

apakah ada masalah ketika kita mampu memberikan solusi positif yang bertujuan untuk merubah ataupun memperbaiki budaya yang mengekang kita? memang akan timbul masalah tapi dampak positif akan lebih banyak kita rasakan, maka dari itu, tujuan saya menulis ini, adalah jangan mau,, kita manusia diperbudak oleh budaya, terutama budaya yang jelas-jelas menentang nilai kemanusiaan, dan melanggar aturan-aturan ketuhanan, karena budaya kita yang membuat, kita juga yang menentukan implementasinya, maka dari itu, tetap jangan pernah menyerah ataupun berhenti untuk berfikir dan merenungkan kebenaran, agar budaya yang menjadi ciptaan manusia tidak menjadi buaya yang akan membawa kita pada keburukan dan kecelakaan seperti yang digambarkan tuhan.

No comments:

Post a Comment