Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Monday, January 13, 2014

#AYTKTM jilid 2

"Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani"
mengandung makna mendasar tentang keikhlasan dan pengorbanan, serta kesebaran dan pengaharapan total terhadap kehenddak Allah SWT, yang merupakan eksekutor akhir terhadap hasil apapun yang merupakan usaha kita sebagai hambanya.

assalamualaikum wr.wb, ohaiyo gozaimas minna, otanjoubi omedetto :D liverpool wins 5-3 against  stoke city in barclays premier league. hehe, sekadar intermezzo aja gan, di pertandingan bola yang barusan ane tonton, tim favorit ane menang sih, cuman hikmah justru datang dari tim lawan, well, apapun yang terjadi, kami tetep mendukungmu, solanya, suporter stoke tetep aja nyanyi keras-keras walaupun udah akhir pertandingan, dan yah, mungkin itulah layaknya suporter, atau mungkin, kalau kaitannya sama pos ane ini, layaknya seorang simpatisan.
oke lets check it out.
1. pentingnya sebuah pembelaan
  
islam menurut nubuwah nabi muhammad SAW akan mengalami semacam pengasingan, dan kembali ke kondisi awal saat dia pertama kali muncul, dan yah, banyak orang meyakini itulah saat ini, saya juga termasuk salah satunya, kenapa, islam di masa kejayaan mampu memainkan peran di semua lini kehidupan, akan tetepai sekarang cenderung dibatasi bahkan dihalangi, baik itu oleh mereka yang mengumandangkan diri sebagai musuh islam, juga oleh muslim sendiri, example, baitul maal dulu base utamanya di masjid tapi sekarang? ah sudahlah.
pembatasan dan pengekangan itu, memang meembuat kita sebagai muslim merasa dan benar-benar ditekan dimana mana, dijadikan sasaran fitnah dan segala objek eksploitasi. dan itulah yang mengakibatkan kita sebagai muslim layak dan wajar ketika melakukan pembelaan dan usaha-usaha guna memperoleh kebebasan, itu sah, namun ada yang menjadi masalah disini.

dianalogikan dua orang berkelahi, saling pukul, benar benar saling pukul. yang satu memukul yang lain, yang lain membalas dengan pukulan, terus seperti itu. apa yang terjadi? pastinya, dua-duanya sama sama capek, bonyoknya juga sama, dan akhirnya berhenti ketika satu pihak jengah dan malas untuk pukul-pukulan lagi. bandingkan dengan dua orang berkelahi, yang satu memukul lawannya, tapi lawannya dengan sigap mematahkan tangan yang memukul. apa yang terjadi? yang satu berhenti memukul karena tidak mampu memukul, yang satunya selamat dari luka karena efektifitas dan efesiensi serangan yang dilancarkan.

apa maksud dari analogi diatas?

islam tengah berada dalam kondisi sebagai sasaran tinju dan pukulan, bertubi tubi dari semua pihak, begitu juga PKS, yang notabene meruapakan salah satu partai yang berhaluan islam. kita dipukul bermacam pukulan, mulai dari fitnah pedangdut hingga fitnah sapi bakar yang tentunya, rasa sakitnya belum sebanding dengan kotoran unta dan penyihirnya nabi Muhammad SAW.
#AYTKTM merupakan ekstraksi dari teladan nabi ketika beliau berdakwah, walaupun beliau di hina, di caci dan dimaki, beliau tetap setia melayanai mereka, tetap konsisten berdakwah, bahkan perbuatan yang mereka lakukan tidak dibalas dengan hal yang sama, justru dibalas dengan kebaikan yang berlipat.
lantas, mari kita bandingkan dengan apa yang kita lakukan. di banyak lokasi pertempuran dan pembelaan atas nama PKS dengan #AYTKTM nya, banyak, banyak sekali "para pembela" memakai logika dikatai "anjing" balas dengan "anjing". oke, let me give you question, is that Rasulullah did? which we use his attitude in our Hastag?

bayangkan, kita memakai teladan rasulullah, tapi perilaku kita dalam menjaga konsistensi kata #AYTKTM tidak jauh beda dengan mereka yang menghina dan menghantam kita. bahkan cenderung, kita semua selaku "para pembela" cenderung menafikkan kuasa Allah dan Takabbur atas apa yang kita miliki. bersombong dengan mengatakan "saya hanya menguji yang menghujat" atau bahkan mengatakan "biarkan Anjing mengonggong, kafilah tetap berlalu", itukah yang dilakukan Rasul?
rasulullah, selalu menemukan cara untuk menaklukkan musuh dengan cara yang sangat cantik.kita yang merasa pembela pastinya pernah membaca kisah perang khandak, dimana rasul menciptakan kemelut di fihak musuh melalui intelnya, atau ingatkah antum tentang perempuan tua yahudi yang selalu meludahi rasul dalam hikayat madinah? coba liat hasilnya. perang khandak yang merupakan perang yang sangat berat mampu diakhiri dengan kemenangan rasul, dan nenek tua itu akhirnya masuk islam, setelah melihat kemuliaan akhlak beliau. ingat, hastag #AYTKTM murni deteladani dari akhlak rasul, lantas apakah kita sebagai pengikutnya, tidak mampu atau mungkin tidak mau meniru langkahnya? tidak bisakah kita mematahkan tangan para pemukul kita wahai "para pembela"? apakah kita merasa bangga setelah para pemukul itu "menutup akun" tapi kemudian bangkit dengan memakai akun lain? itukah kemenangan? coba dibandingkan dengan ketika kita mampu bermain cantik, memegang kendali, dan kemudian mampu membuat mereka berbalik menjadi tukang pukul milik kita, manakah yang lebih indah?

apa yang kita semua "para pembela" lakukan tidak lain hanyalah tindakan sporadis yang tidak cantik, dimana kita sama sama melempar peluru kemudharatan, baik itu bagi diri kita atau mereka yang memukul kita. kita membela sekaligus menghancurkan apa yang kita bela. indikator kemenagn bukan ketika mereka terdiam karena malu atau kehabisan argumen, tapi ketika mereka mau menerima argumen kita dan berhenti memukuli kita. itulah kemenangan. ketika kita tetap bertindak secara sporadis, ingatlah akhi, tukang pukul kita sanagt banyak, tetapi mereka memiliki stok 10x lipat dibanding yang kita punya, dengan bermacam variasi pukulan yang berbahaya. kita tidak akan mampu menerima dan terus beradu pukul dengan mereka, karena kita terbatas. tapi bayangkan ketika kita mempu mematahkan tangan mereka, mematahkan argumen mereka, dan ditengah ketidak berdayaan mereka kita mampu membuka mata mereka dengan kebenaran. bandingkan akhi, saudaraku, mana yang lebih baik?

Allah dan Rasul-Nya mengajarkan semua pada kita, bersabar dan melawan. dan metode pertempuran mereka, bukan dengan cara sporadis yang melelahan, tapi dengan cara yang mulia, sebagaimana mematahkan tangan seorang lawan dalam perkelahian, karena tangan yang patah dapat tersambung kembali, dan dalam proses penyembuhan tangan itu kita sebagai yang mematahkan mampu untuk membuat tangan patah itu, memberi manfaat ketika kesembuhannya. bisakah kita sebagai "para pembela" tidak lagi memakai filosofi "anjing balas anjing"? bisakah? bukan bisa, tetapi mau. karena mau tidak mau, kita harus melakukan perubahan fundamental dalam metode pembelaan kita, atau #AYTKTM tidak lain hanya isapan jempol, karena perbuatan kita sama sekali tidak mencerminkan
"APAPUN YANG TERJADI KAMI TETAP MELAYANI"
siapkah kita wahai "para pembela"?
semoga rahmat Allah dan Syafaat Rasulullah membawa kebaikan dan kemudahan bagi kita semua, dalam membela dan mempertahankan agama Islam.
Wallahu 'alam

Wassalamualaikum WR.WB
yang fakir di hadapan Allah
Muhammad Abdullah 'Azzam
mahasiswa S1 Manajemen FEB UNS Surakarta

No comments:

Post a Comment