Ya. gambarnya emang nggak nyambung. jelas santren dan hikayat nggak ada hubungannya sama senapan dan orang-orang di tengah hutan. yaiyalah, pakenya gambar seadanya, tapi biarin.
karena hidup di jadi anak santren nggak jauh beda sama hidup jadi pemberontak di hutan-hutan. minimal, tengik nya sama, sama sama jarang mandi. santren apaan? banyak orang di luar sana menyingkat pondok pesantren dengan nama santren. karena santren nya ini, anak-anak yang belajar atau ngapain disana disebut dengan nama "santri".
dulu pernah ada cerita sinetron, temanya pesantren persis, cuman isinya cewek-cewek semua. dan jujur, selain adegan kehabisan air sama manjat tembok, nggak ada yang sesuai sama kondisi asli pesantre. kamar yang bersih rapi, teras nya mengkilap, ada lobinya. HA!. kalau dkamar sana ada pakaian gelantungan dimana-mana, atau anak-anak kelekaran di teras, atau, lobi? makanan apa itu?. ya intinya, santren memang "sesuatu", ngga setiap saat kamu atau saya sendiri mengalami hidup "luar biasa" di pesantren.
maka, demi menghargai spesies langka, alien, yang disebut santri, saya dedikasikan tulisan ini. baik itu santri yang sedang mengaji, sedang mengabdi, sedang dibabat kakinya pakai lidi, ataupun berlari, mencari kesenangan duniawi. kehidupan santri berharga, jangan dianggap sama kayak politisi. sama-sama tengik si, cuman santri tengik gara-gara ngga mandi, kalau politisi tengik karena korupsi.
dalam cerita ini, saya akan menjadi seseorang bernama "dul". Dul mengalami pengalaman setengah tidak nyata, ketika lulus sekolah dasar dipindahkan dari sebuah kota di jawa tengah, menuju kota antah berantah di jawa barat. nama kotanya mirip sama sejenis logam. tapi disana sama sekali gag ada logam. adanya ikan. haha, receh. bodo amat.
hidup dul berubah drastis, dari anak SD yang hidup bareng dan sekolah ditemani mamah nya yang kerja jadi guru, menjadi jomblo (sementara), di sebuah tempat yang dikelilingi oleh jomblo juga. oya, kayaknya kepanjangan openingnya, yasudahlah. saya belum pernah nulis cerita komedi, dan di tempat saya hidup saya dikenal sebagai manusia receh. jadi yasudah, semoga senang membaca cerita saya. baik, Dul, ceritakan ceritamu.
Dul, Negeri Asing
Dingin, banget, pilek, hatsyi. aneh, tapi yagitu. umurku masih 12 tahun, kencing belum lurus. kadang-kadang berantem sama adik, tapi waktu ini aku diminta dengan hormat untuk menempuh pendidikan di suatu tempat. 345 KM jaraknya dari kota kelahiranku, kalau diibaratkan, kamu kalau lari jarak segitu, besok kamu tinggal make baju putih saja (receh). oke lupakan.
intinya aku bersama mamah dan papah. setumpuk barang dibelakang kami menceritakan seseorang akan pindah. dan ya, aku yang pindah. oya sudah cerita ya? oke lanjutin lagi. kesan pertama di tempat ini adalah asing. cuacanya asing, bahasa yang didengar asing. persis kayak masuk ke alam jin. eh salah, mungkin aku jin nya. oya, pada era ini aku belum kenal "ane", jadi aku adalah dul. apa hubungannya? nggak tau. haha.
menuju meja registrasi, pandangan pertama ku adalah "ini..kamp pengungsian?". bayangkan! orang-orang keluar dari meja registrasi sambil bawa ember! dan diliat dari embernya, isinya ngga enteng. ditambah, mereka juga menenteng sapu.
"ha... ha... aduh"
senyuman bapak-bapak menyambut ku sekeluarga. diisilah itu buku catatan, diberikan ember berwarna biru, dan sapu berwarna coklat. si bapak mengulurkan tangan kepadaku..
"selamat datang, di Pondok Pesantren NK"
aku menegok kebelakang, antrian anak-anak seumuranku terlihat tersenyum, tapi, haha. aku hanya membencongkan mulut (bahasa opo iki?), karena aku tahu, aku akan mengalami sesuatu, yang tidak pernah aku bayangkan...
Udah cukup kali ya..
jadi gitu, intinya si Dul masuk ke sebuah dunia asing yang dia sendiri tidak tahu itu apa. Pondok Pesantren NK, Jelas lah itu pelasatan, gak ada namanya pondok kayak nama DJ. eh? apa nama temen gue ya..?
intinya, ini serialisasi kedua dari kakurenbo, kalau ane sehat ane akan lanjutan kakurenbo dan hikayat santren. tapi kayaknya ini dulu buat pembukaan nya.
sekali lagi ini cerita komedi pertama ane, eh? ah gitu lah
mohon masukan, kalau mau mah boleh lah komen, atau share.
selamat malam :)
Azzam Abdullah Artwork/Azzam Abdullah
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
karena hidup di jadi anak santren nggak jauh beda sama hidup jadi pemberontak di hutan-hutan. minimal, tengik nya sama, sama sama jarang mandi. santren apaan? banyak orang di luar sana menyingkat pondok pesantren dengan nama santren. karena santren nya ini, anak-anak yang belajar atau ngapain disana disebut dengan nama "santri".
dulu pernah ada cerita sinetron, temanya pesantren persis, cuman isinya cewek-cewek semua. dan jujur, selain adegan kehabisan air sama manjat tembok, nggak ada yang sesuai sama kondisi asli pesantre. kamar yang bersih rapi, teras nya mengkilap, ada lobinya. HA!. kalau dkamar sana ada pakaian gelantungan dimana-mana, atau anak-anak kelekaran di teras, atau, lobi? makanan apa itu?. ya intinya, santren memang "sesuatu", ngga setiap saat kamu atau saya sendiri mengalami hidup "luar biasa" di pesantren.
maka, demi menghargai spesies langka, alien, yang disebut santri, saya dedikasikan tulisan ini. baik itu santri yang sedang mengaji, sedang mengabdi, sedang dibabat kakinya pakai lidi, ataupun berlari, mencari kesenangan duniawi. kehidupan santri berharga, jangan dianggap sama kayak politisi. sama-sama tengik si, cuman santri tengik gara-gara ngga mandi, kalau politisi tengik karena korupsi.
dalam cerita ini, saya akan menjadi seseorang bernama "dul". Dul mengalami pengalaman setengah tidak nyata, ketika lulus sekolah dasar dipindahkan dari sebuah kota di jawa tengah, menuju kota antah berantah di jawa barat. nama kotanya mirip sama sejenis logam. tapi disana sama sekali gag ada logam. adanya ikan. haha, receh. bodo amat.
hidup dul berubah drastis, dari anak SD yang hidup bareng dan sekolah ditemani mamah nya yang kerja jadi guru, menjadi jomblo (sementara), di sebuah tempat yang dikelilingi oleh jomblo juga. oya, kayaknya kepanjangan openingnya, yasudahlah. saya belum pernah nulis cerita komedi, dan di tempat saya hidup saya dikenal sebagai manusia receh. jadi yasudah, semoga senang membaca cerita saya. baik, Dul, ceritakan ceritamu.
Dul, Negeri Asing
Dingin, banget, pilek, hatsyi. aneh, tapi yagitu. umurku masih 12 tahun, kencing belum lurus. kadang-kadang berantem sama adik, tapi waktu ini aku diminta dengan hormat untuk menempuh pendidikan di suatu tempat. 345 KM jaraknya dari kota kelahiranku, kalau diibaratkan, kamu kalau lari jarak segitu, besok kamu tinggal make baju putih saja (receh). oke lupakan.
intinya aku bersama mamah dan papah. setumpuk barang dibelakang kami menceritakan seseorang akan pindah. dan ya, aku yang pindah. oya sudah cerita ya? oke lanjutin lagi. kesan pertama di tempat ini adalah asing. cuacanya asing, bahasa yang didengar asing. persis kayak masuk ke alam jin. eh salah, mungkin aku jin nya. oya, pada era ini aku belum kenal "ane", jadi aku adalah dul. apa hubungannya? nggak tau. haha.
menuju meja registrasi, pandangan pertama ku adalah "ini..kamp pengungsian?". bayangkan! orang-orang keluar dari meja registrasi sambil bawa ember! dan diliat dari embernya, isinya ngga enteng. ditambah, mereka juga menenteng sapu.
"ha... ha... aduh"
senyuman bapak-bapak menyambut ku sekeluarga. diisilah itu buku catatan, diberikan ember berwarna biru, dan sapu berwarna coklat. si bapak mengulurkan tangan kepadaku..
"selamat datang, di Pondok Pesantren NK"
aku menegok kebelakang, antrian anak-anak seumuranku terlihat tersenyum, tapi, haha. aku hanya membencongkan mulut (bahasa opo iki?), karena aku tahu, aku akan mengalami sesuatu, yang tidak pernah aku bayangkan...
Udah cukup kali ya..
jadi gitu, intinya si Dul masuk ke sebuah dunia asing yang dia sendiri tidak tahu itu apa. Pondok Pesantren NK, Jelas lah itu pelasatan, gak ada namanya pondok kayak nama DJ. eh? apa nama temen gue ya..?
intinya, ini serialisasi kedua dari kakurenbo, kalau ane sehat ane akan lanjutan kakurenbo dan hikayat santren. tapi kayaknya ini dulu buat pembukaan nya.
sekali lagi ini cerita komedi pertama ane, eh? ah gitu lah
mohon masukan, kalau mau mah boleh lah komen, atau share.
selamat malam :)
Azzam Abdullah Artwork/Azzam Abdullah
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com
No comments:
Post a Comment