Pertanyaan
kehadirannya seoerti penyakit flu, tidak ada yang menghaapkan dia hadir namun mendadak lendir keluar dari hidung kita. ringan tapi merepotkan karena memaksa kita harus berhenti beraktifitas, karena tidak seperti penyakit lain, flu disebabkan oleh virus influenza. tak ubahnya janji, tak ubahnya kenangan, dia akan selalu berada dalam tubuh, hanya menunggu waktu yang tepat untuk dia mucul kembali dan merusak stabilts fungsi kerja tubuh. seperti hari itu,sosok yang tidak kuinginkan berhasil menemukanku, dan tepat, saat kondisiku dalam keadaan membutuhkan solusi. aku hanya menatap, memutar pandangan tak beraturan, berusaha menjauhi kontak dengan dia. kulihat tora kembali asyik menggoeng cumi-cumi yang tadi aku semprot dengan bersin-ku. suara peggorengan yang beradu dengan spatula semakin membuat aku tidak nyaman.
"arman, kenapa kamu disini.."
"aku membeli ikan, kebetulan aku mendengar percakapan kalian. entah kenapa persis sperti gosip yang akhir ini kudengar"
arman cuek saja memilih beberapa ikan todak yang terpajang di lemari pendingin, dia seolah mengacuhkanku, tidak mempedulikan kehadiranku. arman adalah orang indonesia, putra seorang legislator di senayan, mahasiswa di universitas yang sama denganku, namun kami berbeda jurusan. jika aku mengambil bisnis, dia mengambil ilmu robotik. tidak main-main memang, semenjak sekolah menengah atas namanya sudah santer terdengar di komunitas robotik nasional, berkat robot peniup api yang dia buat. saat ini denga relsi ayahnya, serta sponsor dari pemerintah nasional jepangm, dia kuliah sekaligus bekerja di bagian robotik Toshiba.
mengapa dia mengenalku? singkatnya dia adalah orang yang menampungku, serta menyeretku kembali pada apa yang membuatku melarikan diri dari indonesia. maka dari itu, aku sangat tidak suka, dan selalu berusaha berinteraksi dengan orang itu.
"bagaimana tadi? siapa? kamu sudah mendapat pengalam seksual dengan siapa?" arman berkata cuek sambil mengangkat sebuah ikan todak..
"aku harap kamu menikmatinya. kata sebuah artikel perempuan jepang tidak pernah bisa tahan dengan pria-pria indonesia" arman mengangkat ikan todak yang lain,lalu berjalan menuju meja kasir.
perkataan satir barusan membuat tora tersipu-sipu, sedangkan aku? wajahku memerah luar biasa. beruntung toko ikan ini sepi, dan arman berbicara tidak dengan bahasa jepang.
"bagaimana?apakah kamu masih mau melanjutkan pengalaman itu? kalau iya aku mengingatkanmu untuk selalu memakai alat kontrasepsi. bahaya kalau ada berita mantan ketua lembaga ternama di sebuah kampus indonesia membuat seorang wanita jepang hamil" arman berkata lagi,lebih sadis. jujur aku ingin memasukan ikan todak itu kemulutnya. apalagi setelah melihat wajah tora yang memerah, menahan tawa mati-matian.
"hentikan, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa dengan yuko. aku.. hanya memberikanny tempat tinggal yang layak.."
aku mencari alasan sebisaku, yang jelas aku tidak mau armn mengeluarkan kata-kata ngawuenya lagi..
"kalau begitu, seharusnya kamu tahu kan, apa yang layak bagimu dan baginya?"
arman menatapku serius, sambil memegang ikan todak, serta beranjak meninggalkan kasir..
"kuroooooo!!! kenapa kamu lama sekali.. sudah waktunya makan malam.... "
sebuah teriakan dari kejauhan, aku tersentak, apa-apa an hari ini... kulihat yuko berdiri dipintu masuk toko, sambil berkacak pinggang. dia mengenakan rok panjang yang aku pinjamkan dari Miha dan masih mengenakan jilbab turki yang dia pakai saat malam pertama. mukanya terlihat bersungut-sungut, aku tertegun arman membatu, dan tora tertawa terbahak-bahak.
"ha ha ha! kuro san, sungguh hari yang sangat beruntung!" kata tora sambil beranjak keluar dari meja kasir dan meninggalkan kami bertiga.
"kuro, ayolah, aku lapar.. "
yuko menarik lengan bajuku, seolah ingin mengeluarkan aku dari situ. kulirik arman, dia seolah tidak percaya, entah ada sesuatu yang aku tidak tahu tentang ekspresi wajahnya. namun, aku mengerti satu hal, ini bukan kali pertama arman bertemu dengan yuko. aku berdoa, semoga tebakan-ku salah, namun, saat kulihat arman membuka mulut, aku tahu, akan terjadi sesuatu yang besar.
"kamu.. kenapa kamu disini? bukannya kamu adalah putri..." arman menggumam, membuat yuko akhirnya menyadari keberadaannya, mulut yuko membulat, matanya terbelalak. kulihat tora memasang muka serius, sambil menggenggam telepon genggamnya, keliahatnnya dia sudah siap untuk menelepon seseorang.
"kenapa kamu disini? yukarin ichijou?! bukankah kamu,,kamu putera dari yang terhorma saizo ichijou,kepala perusahaan tempat aku bekerja?!"
aku kaget, yuko mengenggam lengan bajuku erat, tora terlihat menelpon seseorang sambil berkata sesuatu pada arman, seolah mengusir arman. aku membatu, seolah tidak percaya dengan apa yang aku dengar. namun,kurasakan tangan yuko menarikku keras,aku dipaksa meninggalkan tempat itu. kulihat sekilas tora masih marah-marah kepada arman, namun arman hanya menatapku. sebuah tatapan bersimpati, seolah-olah mengesankan betapa malangnya aku sekarang. aku memalingkan muka, kulihat yuko berlari didepanku, namu kurasakan, aku memasuki sebuah tempat yang aku tidak boleh berada di dalamnya.
-continued
kehadirannya seoerti penyakit flu, tidak ada yang menghaapkan dia hadir namun mendadak lendir keluar dari hidung kita. ringan tapi merepotkan karena memaksa kita harus berhenti beraktifitas, karena tidak seperti penyakit lain, flu disebabkan oleh virus influenza. tak ubahnya janji, tak ubahnya kenangan, dia akan selalu berada dalam tubuh, hanya menunggu waktu yang tepat untuk dia mucul kembali dan merusak stabilts fungsi kerja tubuh. seperti hari itu,sosok yang tidak kuinginkan berhasil menemukanku, dan tepat, saat kondisiku dalam keadaan membutuhkan solusi. aku hanya menatap, memutar pandangan tak beraturan, berusaha menjauhi kontak dengan dia. kulihat tora kembali asyik menggoeng cumi-cumi yang tadi aku semprot dengan bersin-ku. suara peggorengan yang beradu dengan spatula semakin membuat aku tidak nyaman.
"arman, kenapa kamu disini.."
"aku membeli ikan, kebetulan aku mendengar percakapan kalian. entah kenapa persis sperti gosip yang akhir ini kudengar"
arman cuek saja memilih beberapa ikan todak yang terpajang di lemari pendingin, dia seolah mengacuhkanku, tidak mempedulikan kehadiranku. arman adalah orang indonesia, putra seorang legislator di senayan, mahasiswa di universitas yang sama denganku, namun kami berbeda jurusan. jika aku mengambil bisnis, dia mengambil ilmu robotik. tidak main-main memang, semenjak sekolah menengah atas namanya sudah santer terdengar di komunitas robotik nasional, berkat robot peniup api yang dia buat. saat ini denga relsi ayahnya, serta sponsor dari pemerintah nasional jepangm, dia kuliah sekaligus bekerja di bagian robotik Toshiba.
mengapa dia mengenalku? singkatnya dia adalah orang yang menampungku, serta menyeretku kembali pada apa yang membuatku melarikan diri dari indonesia. maka dari itu, aku sangat tidak suka, dan selalu berusaha berinteraksi dengan orang itu.
"bagaimana tadi? siapa? kamu sudah mendapat pengalam seksual dengan siapa?" arman berkata cuek sambil mengangkat sebuah ikan todak..
"aku harap kamu menikmatinya. kata sebuah artikel perempuan jepang tidak pernah bisa tahan dengan pria-pria indonesia" arman mengangkat ikan todak yang lain,lalu berjalan menuju meja kasir.
perkataan satir barusan membuat tora tersipu-sipu, sedangkan aku? wajahku memerah luar biasa. beruntung toko ikan ini sepi, dan arman berbicara tidak dengan bahasa jepang.
"bagaimana?apakah kamu masih mau melanjutkan pengalaman itu? kalau iya aku mengingatkanmu untuk selalu memakai alat kontrasepsi. bahaya kalau ada berita mantan ketua lembaga ternama di sebuah kampus indonesia membuat seorang wanita jepang hamil" arman berkata lagi,lebih sadis. jujur aku ingin memasukan ikan todak itu kemulutnya. apalagi setelah melihat wajah tora yang memerah, menahan tawa mati-matian.
"hentikan, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa dengan yuko. aku.. hanya memberikanny tempat tinggal yang layak.."
aku mencari alasan sebisaku, yang jelas aku tidak mau armn mengeluarkan kata-kata ngawuenya lagi..
"kalau begitu, seharusnya kamu tahu kan, apa yang layak bagimu dan baginya?"
arman menatapku serius, sambil memegang ikan todak, serta beranjak meninggalkan kasir..
"kuroooooo!!! kenapa kamu lama sekali.. sudah waktunya makan malam.... "
sebuah teriakan dari kejauhan, aku tersentak, apa-apa an hari ini... kulihat yuko berdiri dipintu masuk toko, sambil berkacak pinggang. dia mengenakan rok panjang yang aku pinjamkan dari Miha dan masih mengenakan jilbab turki yang dia pakai saat malam pertama. mukanya terlihat bersungut-sungut, aku tertegun arman membatu, dan tora tertawa terbahak-bahak.
"ha ha ha! kuro san, sungguh hari yang sangat beruntung!" kata tora sambil beranjak keluar dari meja kasir dan meninggalkan kami bertiga.
"kuro, ayolah, aku lapar.. "
yuko menarik lengan bajuku, seolah ingin mengeluarkan aku dari situ. kulirik arman, dia seolah tidak percaya, entah ada sesuatu yang aku tidak tahu tentang ekspresi wajahnya. namun, aku mengerti satu hal, ini bukan kali pertama arman bertemu dengan yuko. aku berdoa, semoga tebakan-ku salah, namun, saat kulihat arman membuka mulut, aku tahu, akan terjadi sesuatu yang besar.
"kamu.. kenapa kamu disini? bukannya kamu adalah putri..." arman menggumam, membuat yuko akhirnya menyadari keberadaannya, mulut yuko membulat, matanya terbelalak. kulihat tora memasang muka serius, sambil menggenggam telepon genggamnya, keliahatnnya dia sudah siap untuk menelepon seseorang.
"kenapa kamu disini? yukarin ichijou?! bukankah kamu,,kamu putera dari yang terhorma saizo ichijou,kepala perusahaan tempat aku bekerja?!"
aku kaget, yuko mengenggam lengan bajuku erat, tora terlihat menelpon seseorang sambil berkata sesuatu pada arman, seolah mengusir arman. aku membatu, seolah tidak percaya dengan apa yang aku dengar. namun,kurasakan tangan yuko menarikku keras,aku dipaksa meninggalkan tempat itu. kulihat sekilas tora masih marah-marah kepada arman, namun arman hanya menatapku. sebuah tatapan bersimpati, seolah-olah mengesankan betapa malangnya aku sekarang. aku memalingkan muka, kulihat yuko berlari didepanku, namu kurasakan, aku memasuki sebuah tempat yang aku tidak boleh berada di dalamnya.
-continued
No comments:
Post a Comment