elemen yang merupakan tempat berpijak, yang disebut ilmuwan-ilmuwan kuno eropa sebagai mother of earth, yang disebut ilmuwan-ilmuwan muslim sebagai Al-ardh, dan disebut orang jawa kuno sebagai bhumi pertiwi, adalah sesuatu yang berwarna gelap, membosankan, bertekstur agak aneh dan menjadi sebuah senjata yang amfuh pada saat ada "perang" di taman kanak-kanak pada hari hujan, akan tetapi, dari segala keanehannya itu, tanah mampu menjadi tempat tumbuh yang ideal bagi berbagai macam hal yang indah-indah, seperti bungan kamboja yang ada di samping itu, bahkan, orang eropa jaman dahulu menganggap, bahwwa tanahlah yang "memunculkan" segala sesuatu yang indah-indah itu. bahkan kalau kita boleh berbicara, apapun yang tumbuh diatas permukaan tanah, hampir semuanya memberi manfaat yang tidak sedikit bagi kehidupan manusia. buah, sayur, kacang-kacangan,bebungaan,kayu-kayuan,getah-getahan,rerumputan, mampu memoercantik tanah, yang pada dasarnya memiliki sifat yang serba cacat dan serba kurang. itulah tanah, sebuah elemen yang menyususn dunia ini, yang menjadi tempat berpijak bagi kita, juga tempat tumbuh bermacam-macam hal yang indah lagi bermanfaat bagi manusia.
sifat tanah, yang sedemikian itu, mampu kita tarik dan kita korelasikan dengan kehidupan kita sebagai manusia. kita manuisa, juuga merupakan mahluk yang tidak sempurna, sama seperti tanah, memiliki bermacam kekurangan, baik yang kasat mata ataupun tidak kasat mata, baik yang selalu kita munculkan, ataupun sesuatu yang kita sembunyikan, itulah kita sebagai manusia, terutama pemuda, yang identik dengan pencarian jati diri, yang dapat disamakan dengan tanah berusia muda, yang dalam ilmu geografi pada saat SMU dikenal sebagai suatu tanah yang rapuh, tapi memiliki potensi yang besar. di manapun, di babak sejarah bangsa manapun, peran penting dipegang oleh pemuda, dipegang oleh tanah-tanah muda yang berpotensi besar itu, yang menggerakkan roda perubahan, yang menyusun dan memperbaharui sistem-sistem, semua itu ada di tangan pemuda. yang terjadi, adalah kenyataan bahwa pemuda pada masa ini seringkali tidak menyadari siapa sebenarnya diri mereka, tidak menyadari kekurangan dan potensi diri mereka, bahkan cenderung bersikap, gue ya gue, mau gimanapun juga ya gue seperti ini. padahal, ketika meereka mampu mencontoh prilaku tanah, mereka akan mampu meberikan manfaat yang tidak sedikit bagi sekelilingnya, persis sekali seperti tanah. tanah mampu menerima kekurangannya, mampu menerima keanehannya, akan tetapi dia tidak egois dengan apa-apa yang ada pada dirinya sekarang, dia tidak berpasrah-pasrah ria menerima kekurangan yang dia miliki, dengan teksturnya yang aneh, tanah mampu mengembangkan skill menyerap dan menyimpan air, dengan wujudnya yang tidak normal, tanah mampu mengubah, menciptakan,dan menyimpan unsur hara, yang berasal dari ampas-ampas yang ada di sekitarnya. coba bayangkan, ketika pemuda mampu menyadari kekurangannya, minimal adalah dengan menyadari bahwa mereka itu tidak sempurna, niscaya mereka akan mampu memberi dan melakukan hal yang bermanfaat seperti apa yang dilakukan tanah, hingga dunia, dan lingkungan yang ada di sekitar mereka, menjadi lebih indah, sebagaimana tanah mampu menjadi tempat tumbuh bagi segala yang indah-indah. itulah idealnya seorang pemuda, pemuda yang ideal bagi masa depan bangsa yang lebih bak.
remember, there is the most powerful, who control and manage this universe, and he is, who create earth itself, he is our god, remember, you are a peasant in front of him, in front of his power, you are nothing! so remember it, and you can understand your weakness, and, after you understand it, you can make something better, and you can be more useful from before, so, understand your weakness, back to your god, and do your best.
Tuesday, October 8, 2013
Petal Dance part I. teenager and Earth
opini
Lokasi:surakarta,indonesia
Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Central Java, Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment