Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Tuesday, April 21, 2020

Hikayat Santren : PPNK Territorial Map




PPNK Territorial Map

 

Well hello old project!

Like seriously, ane terakhi kali nulis bab cerita terakhir pada tahun 2018 :D My God what a Fraud I am.

Ane nulis bagian ini kira-kira 2 tahun setelah bab sebelum ini, ya mau gimana,  studi dan kesehatan ane perlu di urus dulu. Intinya ane bakal lanjutin kisah ini cuman kalau ada bahasa dan gaya yang ngga sama kayak dulu, ane mohon maaf. Cuman ane tetep bakal berusaha buat membuat serial ini lucu kayak biasanya, dan damn, ane baca chapter terakhir isinya emang agak serius ya, cuman ya begitulah, hidup di PPNK emang ngga selalu lucu.

Di bagian ini ane akan bahas soal tertitorial PPNK, ada alasan kenapa ane baru bahas sekarang. Pertama, PPNK is gede banget, serius, ini pondok udah kek kelurahan sendiri. Dengan minima 2500 penghuni disini, ustadz dan ustadzah, santri-santriwati dari seluruh Indonesia dan jangkauan kegiatan nya yang bisa mencapai seluruh kota, banyak tempat yang bakal dibahas disini. Kedua, karena luasnya, baru bulan ke 3 ane ngeh di tempat ini ada apa aja, dan ya, ini baru lingkungan sekitar PPNK aja. Kalian semua siap? Oke kita mulai.

Secara umum, bangunan di PPNK dibagi menjadi 3 bangunan. Bangunan asrama, bangunan kelas dan bangunan-bangunan penunjang. Tentu ya pembagian bangunan tadi berdasarkan fungsinya. Asrama untuk kita tidur dan beraktifitas sehai-hari, bangunan penunjang untuk mengurus aspek tambahan misal makan, kesehatan dan keuangan, sedangkan bangunan ruang belajar buat kita tidur dan lari dari tekanan sosial-masyarakat di asrama, itu fungsi utamanya selain dipake belajar mengajar.

Dari asrama, PPNK memilki kompleks asrama buat santri dan santriwati. Tipikal asrama ini mirip sama mess dan barak militer, dengan tembok keliling setinggi 3 meter dengan diperkuat pecahan kaca dan kawat berduri. Kenapa demikian? Selain untuk melindungi maling, aspek dominan dari tembok ini ya biar santri ngga kabur, I mean, 24 jam 7 hari bertahun-tahun di pondok, siapa yang tahan? Dari kondisi asrama yang demikian, wajar jika santri-santri menggelari PPNK sebagai Pure Jail (Penjara Suci) karena kehidupan di asrama dan kondisi isolasi yang demikian emang mirip sama penjara.

Asrama-asrama ini ngga cuman satu, tetapi banyak dan dibagi per-angkatan. Ngga ada cerita beda angkatan di campur, karena, you know, banyak masalah kalau lintas angkatan dicampur dalam 1 kompleks asrama. Anak-anak baru kayak ane, semua menempati gedung K, gedung ini terletak paling dengan gerbang masuk pondok. Jika kami berhasil melompati pagar keliling kami, kami merdeka, redemption! Oleh karenanya, banyak kakak tingkat kami yang berlomba-lomba mendekati para anak baru, biar jalur kabur mereka lewat asrama ini ngga ketahuan.

Kok bisa? Well, pertama santri PPNK urat kewarasan dan rasionalnya udah banyak yang putus. Kedua, tembok 3 meter di gedung K, sebenarnya ngga 3 meter banget. Tepat di area jemuran yang terbuat dari besi cor, entah jenius siapa yang membuat jemuran setinggi 180 cm ini diposisikan sangat dekat dengan pagar. Artinya, pagar di gedung K ini dari sisi pondok cuman setinggi 120 cm aja, ngga tinggi-tinggi banget. Meskipun di sisi sebelahnya masih 3 meter, well, you can literally overcome anything can you? Konon di beberapa titik kakak kelas gila sebelum kami sudah mendesain tumpukan kasur dan bantal yang terhitung aman buat jatuh-jatuhan dari pager.

Kakak tingkat yang lebih tua setahun dari kami dapat tinggal di gedung H, gedung ini sangat dekat dengan masjid dan lapangan basket. Lantas apakah ini membuat mereka jadi sholih dan atletis? Heck no. Mereka justru sial karena 1, tembok di belakang asrama mereka, yang berbatasan langsung dengan lapangan bola pondok, memiliki tinggi tidak normal. 3 meter ditambah dengan bebatuan fondasi yang menunjang lapangan. Tembok ini tembok yang paling tinggi di pondok, setinggi kira-kira 5 meter. Selain itu, karena masih harus berhadapan dengan lapangan luas dan tembok lagi yang mengelilingi lapangan ini, rute kabur disini bukan rute kabur yang menyenangkan. Tapi, setelah maling yang coba mencuri di pondok nekat menjebol salah satu tembok keliling yang melindungi lapangan ini, well, semua berubah.

Bertetangga dengan kakak tingkat kami pas satu tahun diatas kami, adalah anak-anak tahun ke 5. Merek tinggal secara eksklusif di gedung U, maklum, bentar lagi mereka menjadi pengurus OSNK. The best place are for them. Mereka juga punya tembok keliling, cuman bedanya, tembok ini membatasi mereka bukan dengan dunia luar, tapi alam mahluk astral, alam alien. Yap, kalau kamu jantan dan nekat, dengan melompati tembok ini kamu akan langsung disambut dengan tempat istirahat para bidadari. Yeah.

Ada 2 gedung lag, yaitu gedung Q sama gedung B. gedung Q ini semacam gedung baru yang lagi dibangun. Lokasinya pas di lapangan luas dibelakang gedung H, karena lagi dibangun banyak tukang disana. Konon kalau pinter mengambil hati tukangnya, santri bisa kabur dengan mudah lewat bantuan para tukang. Sedang gedung B, umm, ini gedung yang isinya kakak tahun ke 4 dan ke 6, dan mereka adalah representasi masalah kalau dalam 1 asrama lain angkatan dicampur. Asrama ini bertetangga dengan asrama anak baru, artinya mereka deket banget sama gerbang. Dan kedua, anak-anakmenjemur sempak juga didekat gerbang pondok, tanpa perlu dijelasin, ini memperburuk citra 100%. Ngga mungkin kan kita promosi “pondok ini bersih” cuman begitu calon wali santr mau masuk gerbang disambut sempak longgar bolong-bolong yang udah 2 bulan ngga dicuci?

Selain asrama-asrama ini ada kurang lebih 6 asrama perempuan yang ane ngga tahu namanya. Konon dari luar, asrama-asrama ini lebih bersih dari asrama putra karena ngga mungkin santriwati njemur daleman mereka secara bebas merdeka. Cuman konon di dalem kamar, well, pas ane kelas satu ada wabah di sekitar pondok ane yang namanya Kaki Gajah. Ini terjadi gara-gara nyamuk. Santri cowok, yang kena penyakit ini cuman 5% dari populasi, santri cewek 35%. Jadi bisa dibilang nyamuk betah hinggap kamar santriwati dari santri. Ane yakin bukan hanya karena konon darah cewek manis dan cowok asem ya, cuman kamar cewe “lebih mendukung” buat nyamuk tinggal lama-lama.

Asrama tadi dilengkapi dengan kompleks gedung tempat belajar mengajar. Secara umum dibagi jadi tempat belajr anak-anak SMP, tahun 1-3 dan anak-anak SMA tahun 4-6. Gedung-gedung ini megah-megah bahkan ada yang sampe dibangun 3 laintai, kondisinya juga lebih bersih dibanding asrama karena emang ada petugas yang membersihkan. Karena itulah fungsi gedung ini ngga hanya buat sekolah aja, cuman jadi tempat tidur tambahan bagi para santri. Maksudku, kegiatan asrama dan pesantren itu kadang ampe tengah malem, jadi jangan salahkan kami kalau di kelas mengantuk.

Untuk membuat santri betah pondok konon juga meng-install beberapa fasilitas, seperti laboratorium computer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, perpustakaan dan kantin-kantin plus koperasi. Masing masing tempat ini termasuk pusat informasi berhak dapet chapter ceritanya sendiri karena ditambah satu tempat legendaris yang kita sebut saja “pendopo”, malah menyimpan porsi indah dan hebat dari kehidupan menjadi santri. Begitu juga dengan masjid, klinik dan seluruh jaringan toilet dan septic tank yang punya romansa sendiri. Jujur aja, di pondok ini kotoran manusia punya ceritanya sendiri, 3000 lebih manusia, hidup dalam satu kompleks dengan septic tank terintegrasi? Itu baru mantap.

Terakhir sebenarnya nama dari PPNK sendiri sih, meskipun nama pondok ini terpampang jelas di gerbang masuk selamat datang, cuman ane sendiri baru ngeh maksudnya apa. Kepanjangan dari PPNK adalah Pondok Pesantren Ndek Kono, emang tertulis dalam bahasa jawa yang artinya Pondok Pesantren Di Sana. Ane sendiri ngga ngerti kenapa dinamai Ndek Kono, pake bahasa jawa, padahal jelas-jelas ini pondok ngga di daerah orang berbahasa jawa. Yang artinya, membuat program dan organisasi yang udah ane ceritain sebelumnya (POS-NK dan OSNK) memiliki kepanjangan “Pekan Orientasi Santri- Ndek Kono” dan “Organisasi Santri Ndek Kono”. Aneh kan? Inilah kenapa ane baru cerita setelah sepanjang ini, well emang bener sih karena masa orientasi juga baru selesai, cuman ada satu filosofi dibalik nama “Ndek Kono” ini.

Konon harapan dari para pendiri yang mbabat alas daerah yang konon disebut hutan keramat ini adalah agar disana, orang belajar agama. Agar disana, orang bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa bangsa dan alam semester. Inilah konon rute sungai yang kami tempuh adalah napak tilas pendahulu-pendahulu kami yang membuka psantren ini dengan mengajak para petani yang tinggal di sekitar jalur irigasi. Ndek Kono, inilah nama yang melekat terus kepada kami, santri-santri disana yang belajar biar jadi pribadi yang lebih baik.

Cerita kami emang ngga sempurna, penuh dengan air mentah, toilet yang mampet atau cengkrama bar-bar ala orang rantau. Cuman ane rasa cita-cita luhur para pendiri Pondok Pesantren Ndek Kono ini, perlu diceritain biar ngga disangka cita-cita awal pendirian tempat ini adalah membuat manusia yang tidak mengenal istilah centong nasi. Bahwa cita-cita semakin mulia, tantangannya semakin besar.

 

 

Apalah

Nama PPNK cuman nama samara bikinan penulis. Cukup ane ngibulnya. Dibuatin nama samaran karena emang ini cerita isinya AIB SEMUA. Udah sono gausah dipikir ini cerita tentang pondok mana. Kalau mau nyari kehidupan santri yang mulia ada buku namanya N*geri * Menara, baca aja itu, buku ini isinya kegilaan santri-santri yang nyata, ngga wajar dan didramatisir sedikit.

Lanjutkan ceritanya! Ini baru bulan pertama, masih ada bulan-bulan lain yang ngga miskin cerita. So endure this you people that actually had a time to read this crap-ter-piece. Kalian luar biasa.



Azzam Abdullah Artwork/Azzam Abdullah
(masih) kuliah di UNS. Mencoba Menulis dan Menggambar.
follow @azzam_abdul4 on Instagram. or sent me email on : felloloffee@gmail.com

Untuk seri sebelumnya bisa tengok disini :


 Thank you for Support!
Share, Follow and Comment!!

Tay Safe, Stay at Home, Wash Your Hands!

No comments:

Post a Comment