Sumber Gambar : Kuliah Lapangan Magister Manajemen UNS
Sebelum
Kita ke Masyarakat
#TipsTrikMillennial #Millennial
#TipsTrikMillennial #Millennial
Salah satu sifat generasional yang membuat millennial memiliki
kekhasan tersendiri dibanding generasi sebelumnya, adalah bagaimana millennial
memiliki kemampuan untuk menciptakan gelembung bagi diri mereka sendiri. Jika saya
memandang sekelompok millennial, dalam kacamata saya mereka adalah kumpulan
gelembung dengan ciri khas yang bisa jadi sangat bertolak belakang satu dengan
yang lain. Contoh sederhana, sebelum millennial hadir, setelan seorang CEO
selalu sama dan membosankan, jas, dasi, kemeja dan sepatu pantofel. Lalu hadirlah
seorang Mark Zuckenberg dengan kaos abu-abunya.
Maka umum jika dalam struktur masyarakat yang jumlah
millennial dan generasi sebelumnya masih berimbang, seperti struktur masyarakat
di Indonesia misalkan, ada keluhan bagaimana millennial cukup susah untuk
berbaur ditengah masyarakat. Generasi yang lebih tua pun mulai beranggapan,
generasi semacam ini terlalu aneh, dan mungkin sombong, meskipun sebenarnya hal
ini terjadi karena kecanggungan saja.
Masalah ini tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan saja,
dengan perkembangan teknologi se-pesat ini, wilayah pedesaan pun mulai
menyaksikan generasi yang mungkin belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Meskipun
ya di wilayah pedesaan membangun interaksi dengan masyarakat cenderung lebih
mudah karena banyak fasilitas yang mendukung. Namun bagi millennial perkotaan,
termasuk saya, memang ada beberapa tahap tertentu untuk dapat terlibat dalam
struktur masyarakat baik itu tempat kerja, tempat belajar, dan lingkungan
tempat tinggal. Dan ini adalah 2 saran yang mungkin bisa kamu coba sebelum
berinteraksi dengan masyarakat.
Oya sebelum masuk ke saran, cara tercepat untuk dapat masuk
dan berbaur dengan masyarakat adalah menikah ya. Setelah menikah akan lebih
mudah buat kita untuk ikut serta dalam insturmen kehidupan sosial bermasyarakat
seperti misal komunitas PKK, rapat RT dan RW serta kegiatan-kegiatan di desa
atau kelurahan. Jadi millennial yang jomblo seperti saya, mulai
bersiap-siaplah, jangan kelamaan membusuk di rumah orang tua. Oke lanjut ke
saran.
Tau Waktu
Tau Kondisi
Sifat cuek yang umum dimiliki millennial sebenarnya sangat
bermanfaat untuk satu dan lain hal. Kamu bisa sangat fokus kalau sudah
berambisi dan inilah alasan kenapa bisnis startup sangat digandrungi oleh
generasi ini. Namun dalam bermasyarakat, baiknya kemampuan kita menganalisis
dan bersikap sesuai situasi yang berkembang harus ditambah didalam resume
individu kita. Bagi orang-orang dengan bawaan psikologi tertentu mungkin akan
susah untuk melaksanakan hal ini tapi percayalah, hal ini tidak serumit pikiran
parno kita.
Kata kunci “lu ngga masalah main hape, asal lu tau waktu”
adalah kata kunci sakti yang harus kita pegang. Tidak ada sebenarnya pihak yang
mempermasalahkan kita bermain telepon genggam, yang dipermasalahkan adalah
momen kita menggunakan jimat kita satu itu. Mau main PUBG, PES Mobile atau
Mobile Legend sampai mokat di dalem kamar, ngga ada yang peduli. Tapi ketika
ada tetangga meninggal dan lu asik dzikir dan kedengeran suara “Legendary” dan
sejenisnya, itu baru kurang ajar.
Artinya bener-bener perhatikan momen dan sebenarnya ngga
banyak kok momen masyarakat meminta kita mengangkat wajah sekilas dari hape
kita. Momen-momen ini paling hanya ada di acara formal seperti rapat atau malam
perayaan tujuh belas agustus, momen tetangga meninggal, dan momen-momen ibadah
seperti sholat jumat dan ied, misa, dan agenda keagamaan yang lain. Momen pernikahan,
lomba agustusan, kerja bakti, atau apapun selain itu, umumnya masyrakat ngga
akan protes kalau kalian main hape. Syaratnya sederhana, kerjaan udah lu
selesaikan.
Selama kita bisa menempatkan posisi terbaik pada event-event
itu, akan lebih mudah kita berbaur dan diterima di tengah masyarakat. Kenapa fokus
bahasan saya Cuma di hape? Sederhana, ini adalah godaan, candu dan alasan
terbesar kita menjadi alien di tengah masyarakat. Padahal sebenarnya, tanpa
benda satu ini bisa-bisa aja kok kita berbaur di tengah masyarakat. Dan ya,
hape adalah pelarian nomor 1 orang berkepribadian introvert, so, bisa mengelola
hape dan tau kapan momen yang pas buat memakai hape memudahkan bahkan introvert
sekalipun buat memasyarakat.
Tau Siapa
Tokohnya
Sedikit pengalaman dari saya, dulu saya pernah punya motor
dan sedang parkir di teras rumah. Ketika itu saya sedang ada banyak masalah di
kampus dan bener-bener dalam kondisi bad mood parah. Tiba-tiba, “BRAKKKKK!!!!!”
terdengar suara sesuatu jatuh dan orang memanggil-manggil saya. F*ck, motor
saya jatuh ditabrak mobil tetangga saya.
Ketika itu tetangga saya sudah meminta maaf dan ya saya
maafkan dengan cara millennial, saya angkat motor saya, saya mengangguk sedikit
dan bersegera masuk rumah. You know apa yang terjadi? Tetangga saya
teriak-teriak dan marah-marah, bahkan bilang kalau saya sombong etc, etc,
mengatakan siapa dia di wilayah itu dan apalah. Bahkan dengan songongnya dia bilang
dia bisa membelikan saya motor semacam itu hingga puluhan.
Tau akhir ceritanya? Saya yang motornya ditabrak, yang
mengalami kerugian, kudu minta maaf balik, dan bahkan harus terus memupuk
hubungan saya dengan tetangga satu itu dengan berbagai cara. Mulai ngasih
oleh-oleh khas daerah asal saya, mengunjungi ketika hari raya, dan lain
sebagainya.
Inilah pentingnya, coba sebisa mungkin, sebisa mungkin
bersikap wajar sesuai norma yang berlaku di wilayah sekitar mu, bukan bersikap
wajar sesuai dengan nilai yang kamu pegang.
Sederhananya, kalau waktu itu saya angkat
motor saya, saya temui beliau dan saya sambut permintaan maafnya, mungkin saya
bisa dapat Rp. 100.000 buat biaya perbaikan, inilah perilaku “wajar” ketika itu
terjadi. Tetapi yang saya lakukan, adalah “wajar” menurut seorang millennial
yang lagi badmood, cuman no, ini tidak wajar di dalam masyarakat.
Maka, ketahui betul siapa tokoh masyarakat dan bersikap wajar
dihadapan mereka. Memetakan tokoh masyarakat mudah, cari yang rumahnya paling
mewah, cari yang ada plang jabatan structural di wilayah itu, dan cari yang
menjadi shaff terdepan di masjid, atau aktif di gereja. Ini adalah para tokoh
masyarakat yang minimal harus kamu dapetin trust nya, dan kamu sapa entah
dengan cara apa sesuai kustom yang berlaku di wilayah itu, karena dengan begini
saya bisa minimal menggaransi, hidupmu akan lebih mudah dan ngga ngalamin yang
aku alamin.
Ini aja tips nya! Semangat!
Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6
Untuk tulisan lain , silahkan kunjungi pranala dibawah ini
kunjungi juga profil selasar saya di :
Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya
No comments:
Post a Comment