Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Sunday, May 14, 2017

Terima Kasih Prelo!



Terima Kasih Prelo! 

Gambar disamping sebenarnya ngga ada hubungannya sih, lagian logo Prelo nya juga ngga mirip (Kunjungi: https://prelo.co.id/ ). Ditambah ngga ada hubungannya antara balon dengan pertemuan menakjubkan ini. Tetapi, bener sih, Prelo menawarkan sesuatu untuk ane, sesuatu bernama kebahagiaan. Emang ngga se-epik cerita cinta Roro Jonggrang, atau Romeo-Juliet, tapi kebahagiaan itu nyata kok.

Seorang aktifis kampus selama 5 bulan diminta tidak bergerak, terkungkung di dalam kamar. Bukan karena dia gila atau apa, tetapi cedera menimpa tulang belakang dan kakinya. Bingung dan terjebak dalam kekhawatiran, tiba-tiba seseorang tidak dikenal menawarkan kebahagiaan dengan memberi kesempatan berkarya. Prelo melalui blog competitionnya memberikan ane kesempatan itu, maka, pertama-tama ane mau mengucapkan “Terima Kasih”.


 
Udah 5 bulan ini ane ngga bisa bergerak bebas sebagaimana mestinya. Jangankan naik motor, jalan aja masih mirip sama bayi 18 bulan. Dengan kondisi seperti itu, akhirnya ane menghabiskan waktu dengan 2 benda kesayangan. Menulis cerita di internet, berselancar, dan bermain permainan di laptop dan telepon seluler menjadi pengisi waktu ane selama masa rehab. Tentu, juga untuk menjaga agar ane tetap dalam kondisi “waras”.

 

Bayangin aja deh, anak laki-laki yang biasanya keluyuran, ketemu banyak orang, selama sekian bulan dipaksa berdiam diri. Setiap pekan bertemu dengan dokter atau rumah sakit, udah gitu-gitu aja. Tidak bertemu dengan mahluk hidup, mengajak bicara pistol mainan, eh salah, ada sih mahluk hidup, ane punya seekor kucing di rumah. Namanya Komeng. Tapi di ngeselin, sukanya nyakar. Fiks, 5 bulan dunia maya menjadi sarana utama “penjagaan kewarasan” ane. Udah tuh, beragam artikel ditulis dan dipublikasikan, cerita-cerita dan pengalaman ditulis sedemikian rupa. 




Hingga akhirnya sebuah email masuk dan seolah berkata “ayo, kamu bisa melakukan sesuatu”. Tentu, email itu datang dari Prelo, memberikan kepada ane kesempatan untuk berkompetisi, berkarya meskipun dalam kondisi terbatas. Orang bijak sempet bilang kalau “kesempatan tidak datang 2 kali” dan mungkin ini saat yang tepat untuk mengambil kesempatan itu? (iya kali ya). Bisa jadi juga jadi peluang pembuktian gitu, “aku masih bisa melakukan sesuatu” dan semacamnya. Karena mungkin pas ane sehat jangankan nulis! Mandi aja sering lupa!

Pertama pas ane dapat informasi lomba Prelo Blog Competition, ane sempat ngira itu penipuan. Iya serius! Wong lomba blog kok hadiahnya sampai 25 Juta, kan amazing banget. Orang lomba LKTI yang dulu pernah ane buat aja hadiah total paling cuman 12 juta! LKTI loh ya, kamu harus meneliti dan mengumpulkan referensi untuk itu. Nah ini, cuman bercerita wae 25 Juta, bener-bener luar biasa.

Uang selalu menang! Hahaha, ujung-ujungnya gitu juga sih. Jumlah fantastis ditambah kesempatan bercerita rada serius membuat ane tergoda. Ditambah karena cocok dengan kondisi ane sekarang, yang sering kerjaannya mengkhayal cerita, mungkin asik juga cerita soal Prelo-prelo ini. Mulailah pencarian, dan ane sedikit banyak jadi tahu apa itu Prelo.

Prelo itu nama website, namanya mirip sama blog ane sih. Tapi isinya jelas beda, kalau di blog ane isinya Hikayat Santren, kalau prelo isinya “anu”. Semacam situ jual beli online yang fokus pada barang “preloved” alias barang bekas, berbagai tawaran tidak biasa dihadirkan di Prelo. Mulai dari baju-baju cowok, sampe gantungan kunci entah apa namanya. Dari mainan Zaman Jepang sampai Kosmetik (ada ngga ya yang jual lipstik preloved?) dan barang-barang lain. Karena Prelo juga ane jadi tahu, kala “barang bekas” punya nama beken, “preloved!” coba bandingkan dengan istilah”pasar loak” atau “barang seken” yang umum dipakai di Indonesia. (Kunjungi : http://fellofello.blogspot.co.id/2017/05/hikayat-santren-dul-tempe-tepung.html dan https://prelo.co.id/ )

Omong-omong soal barang bekas, sejak dulu hingga sekarang ane adalah penggemar barang bekas. 2 alasan, pertama, jelas lebih murah, kedua, kualitasnya biasanya bagus jika kondisinya masih mulus jika dibandingkan dengan barang baru. Pasar buku dan pasar elektronik loak adalah tempat ane suka bermain. 300 meter dari rumah ada pasar loak besar di Kota Semarang. Buku-buku, komik, dan manga yang ane koleksi rata-rata beli 50.000 dapat satu kodi (Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/buku). Hape ketiga ane adalah nokia bekas (Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/gadget) . Tapi tentu, ane bukan lelaki bekas, meskipun punya mantan sih (punya ngga ya?)

jadi sempet ketawa aja pas ada orang-orang nun-jauh di Bandung sana bikin website khusus buat barang-barang seken. Apalagi barang-barang tadi harus dipastikan ASLI bahkan dikategorikan (untuk fashion) dari kelas Prada sampai kelas Vrada, Gucci sampe Guci dan Bvlgari sampai Bwulgwary, hahaha. Soalnya di pasar loak ngga ada fitur begituan, percayalah. Apalagi secara online bisa nego mulus, bener-bener dah! Pasar loak yang aman dari penggusuran. (Kunjungi : https://prelo.co.id/)

Ada 2 hal yang membuat Prelo menarik, dan berhasil menemani masa-masa suwung ane selama
rehab. Hal pertama, adalah Prelo memberikan kesempatan kita untuk berkhayal dengan logis. Aduh deh, siapa yang ngga mau pake baju-baju high end, parfum high end dan sejenisnya. Tapi, kalau liat dompet kismin mahasiswa ane, kayaknya prada-prada itu ngga masuk deh.

Tapi Prelo beda cuy, harga barang prada-prada tadi bisa mirip sama ayam bagian dada. Meskipun masih terkesan mewah bagi anak kos, tapi dengan sedikit menabung, bisa lah beli begituan. Sedikit cerita, di pasar loak ane pernah beruntung nemu sweater Donna Karan bekas tapi ori, dan ane beli dengan harga 110.000 dapet 2 biji. Di Prelo, kamu nemuin begituan ngga perlu pake kata “beruntung”. Semuanya terpampang jelas! Tinggal milih! Toh karena itu barang bekas, taulah, orang Sweater Donna Karan aja 110.000 dapet 2. (Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/fashion-pria)

So, dengan Prelo, khayalan-khayalan kita bisa lebih mudah di wujudkan (plok..plok..plok). ketika sakit, ane jadi punya kemampuan berkhayal lebih. Beginilah kira-kira ane menggambarkan wujud ane kalau sudah sembuh tadi dengan memakai barang-barang bermerek. Kacamata merek Riben, parfum Bvlgary, jas Prda, jeans Lakwis, dan sepatu Dogpillar! Mantap. Biar barang bekas, sing penting nggaya sik, yang penting bergaya dulu.

Darimana kira-kira ane dapet ide buat bikin beginian? Jelas. Waktu ane liat-liat katalog di Prelo, ane bener-bener dibikin ketawa. Di menu utama ada barang-barang bekas pilihan editor, biasa sih ya, di situs manapun juga ada begituan. Tapi, setelah anda-anda semua masuk ke menu produk, anda akan melihat sesuatu seperti ini. (Kunjungi : https://prelo.co.id/editors-pick)

Bayangkan! Kamu diberikan kesempatan memilih status sosial tanpa perlu searching-searching dan menguji keberuntungan. Anak kos waktu awal bulan bisa milih status sosial pertama, sedangkan anak kos akhir bulan mungkin bisa “type search : indumi”.

Buat orang yang lagi perawatan macam ane, sesuatu kayak tadi bisa menimbulkan bunga-bunga bernama harapan dan khayalan. Kelak setelah sembuh, aku mau pake anu..anu.. dan anu untuk comeback ke masyarakat. Dengan pemilihan kategori tadi, ane bisa menentukan ingin seperti apa ane kembali nanti. Ditambah dengan harga mantap jiwa dan status “preloved” baik itu preloved jas, preloved kemeja, ataupun parfum, semuanya bisa lebih mudah direalisasikan.(Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/fashion-pria)

Poin kedua yang membuat Prelo asik dan menarik. Mungkin pembaca blog ane dan temen-temen ane akan berpikir “gile azzam,, habis sakit jadi stress gitu” tapi bodo amat. Ane cowok dan ane normal. Kesan dan citra apalah! Ane akan jujur karena ini yang membuat ane terkejut banget pas buka website Prelo buat pertama kali. Silahkan lihat gambar dibawah ini :

Visit : https://prelo.co.id/
 
Mbak e ayu len! Hahaha! Terjemahan bahasa indonesianya “itu kakak perempuannya cakep banget”. Kalau di Jepang dibilangnya “ano onee-san kawaii desu” kalau di Amerika “that girl is shockingly beautiful”. Model-model yang dipake Prelo, rata-rata ane nggak kenal! Haha. Ditambah kesan uniknya, “mereka cakep loh padahal makenya barang bekas” coba bayangkan kesan luar biasa ini. Ini adalah market point dari Prelo yang tentu bisa menimbulkan kesan berbeda di kepala konsumen.

Pembentuk kesan tadi ada dua hal (weis serius, masuk ke pembahasan marketing, secara ane anak manajemen) pertama, model-model tadi adalah orang biasa. Meskipun mereka model dan emang cakep, tetapi mereka tidak “setinggi” dan “sejauh” orang-orang di layar kaca dengan perawatan tubuh dan fashion level dewa. Artinya, dengan perawatan tepat guna, orang-orang biasa macam ane mungkim bisa tampi secakep dan sekeren model-model tadi. Ditambah kalau main ke https://prelo.co.id/, visualisasi modelnya digambarkan dengan video. Kamu tau? Itu mantap, apalagi mbak model yang pakai hijab.

Kedua, mereka menjadi model yang mengiklankan “barang bekas”, bahkan kalau model cewek juga turut mengiklankan kosmetik dan fashion cewek. Hello, di dunia ini orang-orang memandang sebelah mata terhadap barang bekas. Hobi ane beli buku bekas aja masih diketawain orang-orang satu kos. Tapi! Coba liat model itu! Dia cakep dan anggun menggunakan hijab preloved, blazer preloved, dan murah hati berbagai kosmetik preloved-nya ke orang lain!(Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/fashion-wanita) Dan ane, bermodalkan buku bekas IPK ane sekarang 3.88 (belum 4.00 sih tapi bodo amat). Jangan pernah sekali-kali meremehkan kekuatan barang “preloved” men, atau kamu akan menyesal. (Kunjungi : https://prelo.co.id/bekas/kosmetik-wanita dan https://prelo.co.id/bekas/buku)

Lah apa hubungannya ane sama itu model? Kenapa ane bahas disini. Simple! Selama 5 bulan ane ngga kenal manusia lain! Dan terimakasih Prelo membawakan keindahan duniawi secara singkat lewat mbak model tadi (hu..hu..hu, terharu). Maksudmu apa zam? Maksudnya, mbaknya itu cakep, udah, itu doang. Alasan marketing dan sejenisnya diatas hanya alibi. (Kunjungi :https://prelo.co.id/)

Haha! Bisa aja ane bercanda. Tapi wajar kan ya kalau cowok merasa “deg-deg-an” kalau ngeliat cewek. Kalau lain cerita.. ah lupakan. Intinya, beberapa pekan terakhir ini Prelo memberi banyak kesempatan dan 2 hal yang menjaga ane tetap ceria. Alasan pertama karena ane bisa mengkhayal untuk “comeback style” ane ke masyarakat setelah sembuh. Kedua, modelnya cakep. 

Selain itu, kesempatan untuk berkarya melalui apa yang ane suka adalah berkah tidak terkira. Karena bisa jadi kan? Comeback style dengan barang-barang bermerek tapi bekas tadi terwujud, jika ane dapet duit dari kompetisi ini. So buat pembaca sekalian, yang punya blog, yuk ikutan Prelo Blog Competiton. Serta kamu yang mau tampil cantik atau keren dengan turut menjaga alam, bisa lah belanja belanja di Prelo.
(Untuk Prelo Blog Competition bisa kunjungi : https://prelo.co.id/blog-competition)

Ane rasa cukup ya, cerita ane dengan prelo. Sebagai pentup ane mau bilang “Terima Kasih Prelo”


Aplikasi Prelo bisa diunduh di Google Play Store atau visit
  https://prelo.co.id/ untuk berkenalan dengan prelo















Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk mengenal lebih jauh soal Prelo silahkan kunjungi https://prelo.co.id/


Untuk artikel lainnya di Blog ini, bisa klik pranala dibawah ini :

Gambar di Artikel ini adalah hak cipta dari Azzam Abdullah Artwork. Kunjungi : https://www.instagram.com/azzam_abdul4/



No comments:

Post a Comment