Alasan
aku hanya berjalan dengan bimbang selepas membaca beberapa headline majalah tentang kasus orang asing ditangkap kepolisian setempat karena menyembunyikan dan menculik penduduk asli jepang. beberapa dari mereka yang ditangkap memiliki wajah asia tenggara sepertiku, jadi aku sangat khawatir, kenapa? bayangkan aku membiarkan yuko tinggal di rumahku selama lebih dari 5 hari! aku berkali-kali membujuk dia untuk pulang atau bertemu dengan keluarganya namun dia selalu menolak dan memiliki ribuan alasan untuk membunuhku. seperti misal sore terakhir, aku mengamuk ketika dia menggunakan hadiah keusilan temanku dia jadikan untuk membalik permintaan ku menyuruh dia pulang. jujur aku malu karena hadian keusilan itu tidak main-main, sebuah action figure karakter wanita disebuah anime. aku sangat ingin membuang itu tapi teman ku bersumpah tidak akan menjadi kawanku lagi untuk selama-lamanya, jika aku berani membuang benda itu.
untuk menenangkan pikiran aku bertemu dengan tora, ya meskipun aku pendiam aku tidak memiliki musuh disini. penduduk lokal sangat suka denganku karena tidak pernah mencampuri urusan mereka dan selalu membantu apabila mereka membutuhkan bantuan. tora sedang memilah beberapa ikan asap yang akan dijual dan menata beberapa cumi goreng untuk stok jajanan. melihatku datang dia tersenyum menyebalkan dan aku tahu, dia akan mulai mengerjaiku lagi.
"ho..ho, selamat datang tuan penjahat kela*in, apakah tuan ingin saya menghubungi 110 atau tuan sendiri yang menyerahkan diri?" kata dia sambil memegang telepon genggam-nya
"kau sudah "menyekap"perempuan cantik selama 5 hari di kamarmu, aku yakin kamu telah memperoleh beberapa "pengalaman" kata tora sambil memperagakan beberapa adegan mesum
aku tahu anak ini adalah anak baik, namun jujur terkadang dia memang harus dihukum
aku hanya menatap lampu LED yang terang di beranda toko, sembari berdiri di depan cumi goreng hangat, lalu
"hatttsyiiiiiihhhhhh....!!!!!!"
aku bersin sangat keras dan muka tora terlihat pucat pasi, seolah darah hilang dari kepalanya dan berteriak panik
"aaarghhh!!! dasar bodoh apa yang kamu lakukan....!!" katanya panik sambil mengambil cumi-cumi itu lalu menggorengnya ulang..
"kamu memang anak baik tapi cara bercandamu keterlaluan kuro-san.. kamu bisa membuatku digantung ayah..apalagi aku tidak pintar sepertimu.."
terlihat tora masygul, aku hanya tersenyum dan menggoda dia lagi
"hati-hati jika berurusan dengan penjahat sepertiku, ikan asap" sambil mencomot dan memakan kroket ikan yang tersedia di meja kasir
tora yang tengah menggoreng bertanya dengan mimik sedikit serius, seolah sesuatu yang penting ingin disampaikan
"kuro-san, berita dikoran itu hendak nya kau pikirkan. orang jepang sangat serius dengan individu yang melecehkan martabat orang yang satu negara dengan dia. entah kenapa aku merasa kamu harus melakukan sesuatu dengan perempuan itu,,"
aku hanya terdiam dan menatap hampa ke kejauhan
bukannya aku tidak melakukan sesuatu, aku sudah meminta yuko untuk bergiliran tinggal denganku dan keluarga tora, keluarga tora mau menerimanya, namun yuko tidak mau. bahkan dia melakukan hal yang sama dengan yang barusan ku-lakukan, bersin di depan taiyaki yang baru dipanggang. aku juga meminta dia untuk tinggal dengan kawan yang memberiku hadiah keusilan itu, mahasiswi kebudayaan tradisional bernama Miha dan rekan sekontrakan-nya, Mari, namun dia malah membuatku mengamuk dengan mengungkit hadiah itu.
aku paham betul kegelisahan tora, dia beberapa kali memergoki pasukan pengintai polisi berkeliaran di sekitar asakusa baru-baru ini, dia hanya khawatir aku terlibat urusan yang tidak perlu seperti ini. namun jujur, aku sendiri belum dapat solusi apa-apa untuk masalah ini.
ditengah kebimbanganku, aku merasa pundak-ku ditepuk oleh seseorang. tora memasang ekspresi heran dan bingung melihat sosok dibelakangku, aku jadi menduga dibelakangku adalah polisi yang datang meringkusku. ketika aku berbalik, aku terkejut
pikiranku kembali melayang pada hari-hari panas bulan ramadhan beberapa tahun lalu. hari ketika aku mengungkapkan diri pada sahabatku aku ingin melarikan diri. hari ketika aku menjunjung tinggi keegoisanku dan membuang jauh kepedulianku akan kondisi dunia dan ummat ini. hari itu bepusar seperti jam pasir, hilang sekejap dalam pernik-pernik peradaban. aku hanya terkesiap, membuka pikiran dan hati tentang kebodohanku, karena entah kenapa aku sangat mengenal sosok di hadapanku ini. ketika tora kembali sibuk menggoreng, aku masih terdiam. terngiang seseorang yang mengurusku pertama kali saat aku tiba dan aku meninggalkannya, dan dia dihadapnku..
"aku sudah bilang kan, kalau kamu ada masalah hubungi saja aku,,,," "kamu sudah mandiri ya, aku dengan kamu bekerja dan membantu orang disekitar sini..." "dan sekarang kamu makin mirip dengan orang jepang asli"
bahasa indonesia yang lancar mengalir, senyum lucu seperti marmut hilang giginya menyambutku. kawan lama dan masa lalu-ku menyergapku kembali. tuhan,, aku sudah ditemukan..
continued
aku hanya berjalan dengan bimbang selepas membaca beberapa headline majalah tentang kasus orang asing ditangkap kepolisian setempat karena menyembunyikan dan menculik penduduk asli jepang. beberapa dari mereka yang ditangkap memiliki wajah asia tenggara sepertiku, jadi aku sangat khawatir, kenapa? bayangkan aku membiarkan yuko tinggal di rumahku selama lebih dari 5 hari! aku berkali-kali membujuk dia untuk pulang atau bertemu dengan keluarganya namun dia selalu menolak dan memiliki ribuan alasan untuk membunuhku. seperti misal sore terakhir, aku mengamuk ketika dia menggunakan hadiah keusilan temanku dia jadikan untuk membalik permintaan ku menyuruh dia pulang. jujur aku malu karena hadian keusilan itu tidak main-main, sebuah action figure karakter wanita disebuah anime. aku sangat ingin membuang itu tapi teman ku bersumpah tidak akan menjadi kawanku lagi untuk selama-lamanya, jika aku berani membuang benda itu.
untuk menenangkan pikiran aku bertemu dengan tora, ya meskipun aku pendiam aku tidak memiliki musuh disini. penduduk lokal sangat suka denganku karena tidak pernah mencampuri urusan mereka dan selalu membantu apabila mereka membutuhkan bantuan. tora sedang memilah beberapa ikan asap yang akan dijual dan menata beberapa cumi goreng untuk stok jajanan. melihatku datang dia tersenyum menyebalkan dan aku tahu, dia akan mulai mengerjaiku lagi.
"ho..ho, selamat datang tuan penjahat kela*in, apakah tuan ingin saya menghubungi 110 atau tuan sendiri yang menyerahkan diri?" kata dia sambil memegang telepon genggam-nya
"kau sudah "menyekap"perempuan cantik selama 5 hari di kamarmu, aku yakin kamu telah memperoleh beberapa "pengalaman" kata tora sambil memperagakan beberapa adegan mesum
aku tahu anak ini adalah anak baik, namun jujur terkadang dia memang harus dihukum
aku hanya menatap lampu LED yang terang di beranda toko, sembari berdiri di depan cumi goreng hangat, lalu
"hatttsyiiiiiihhhhhh....!!!!!!"
aku bersin sangat keras dan muka tora terlihat pucat pasi, seolah darah hilang dari kepalanya dan berteriak panik
"aaarghhh!!! dasar bodoh apa yang kamu lakukan....!!" katanya panik sambil mengambil cumi-cumi itu lalu menggorengnya ulang..
"kamu memang anak baik tapi cara bercandamu keterlaluan kuro-san.. kamu bisa membuatku digantung ayah..apalagi aku tidak pintar sepertimu.."
terlihat tora masygul, aku hanya tersenyum dan menggoda dia lagi
"hati-hati jika berurusan dengan penjahat sepertiku, ikan asap" sambil mencomot dan memakan kroket ikan yang tersedia di meja kasir
tora yang tengah menggoreng bertanya dengan mimik sedikit serius, seolah sesuatu yang penting ingin disampaikan
"kuro-san, berita dikoran itu hendak nya kau pikirkan. orang jepang sangat serius dengan individu yang melecehkan martabat orang yang satu negara dengan dia. entah kenapa aku merasa kamu harus melakukan sesuatu dengan perempuan itu,,"
aku hanya terdiam dan menatap hampa ke kejauhan
bukannya aku tidak melakukan sesuatu, aku sudah meminta yuko untuk bergiliran tinggal denganku dan keluarga tora, keluarga tora mau menerimanya, namun yuko tidak mau. bahkan dia melakukan hal yang sama dengan yang barusan ku-lakukan, bersin di depan taiyaki yang baru dipanggang. aku juga meminta dia untuk tinggal dengan kawan yang memberiku hadiah keusilan itu, mahasiswi kebudayaan tradisional bernama Miha dan rekan sekontrakan-nya, Mari, namun dia malah membuatku mengamuk dengan mengungkit hadiah itu.
aku paham betul kegelisahan tora, dia beberapa kali memergoki pasukan pengintai polisi berkeliaran di sekitar asakusa baru-baru ini, dia hanya khawatir aku terlibat urusan yang tidak perlu seperti ini. namun jujur, aku sendiri belum dapat solusi apa-apa untuk masalah ini.
ditengah kebimbanganku, aku merasa pundak-ku ditepuk oleh seseorang. tora memasang ekspresi heran dan bingung melihat sosok dibelakangku, aku jadi menduga dibelakangku adalah polisi yang datang meringkusku. ketika aku berbalik, aku terkejut
pikiranku kembali melayang pada hari-hari panas bulan ramadhan beberapa tahun lalu. hari ketika aku mengungkapkan diri pada sahabatku aku ingin melarikan diri. hari ketika aku menjunjung tinggi keegoisanku dan membuang jauh kepedulianku akan kondisi dunia dan ummat ini. hari itu bepusar seperti jam pasir, hilang sekejap dalam pernik-pernik peradaban. aku hanya terkesiap, membuka pikiran dan hati tentang kebodohanku, karena entah kenapa aku sangat mengenal sosok di hadapanku ini. ketika tora kembali sibuk menggoreng, aku masih terdiam. terngiang seseorang yang mengurusku pertama kali saat aku tiba dan aku meninggalkannya, dan dia dihadapnku..
"aku sudah bilang kan, kalau kamu ada masalah hubungi saja aku,,,," "kamu sudah mandiri ya, aku dengan kamu bekerja dan membantu orang disekitar sini..." "dan sekarang kamu makin mirip dengan orang jepang asli"
bahasa indonesia yang lancar mengalir, senyum lucu seperti marmut hilang giginya menyambutku. kawan lama dan masa lalu-ku menyergapku kembali. tuhan,, aku sudah ditemukan..
continued
No comments:
Post a Comment