Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Friday, November 20, 2015

Mengenal Job Benchmark dan Non Benchmark



 Mengenal Apa Itu Job Benchmark dan Non Benchmark
Oleh :
Muhammad Abdullah 'Azzam
Naila Faiza Rahmasita
Rahmat Abdi Sumaryono

Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah Sumber Daya Manusia dengan judul Pekerjaan Benchmark dan Non Benchmark. Kami menyusun makalah ini dari informasi yang kami peroleh dari beberapa sumber.
Bagi mahasiswa kami berharap makalah ini dapat menjadi wawasan baru, dan dapat menjadi evaluasi bagi pihak yang terkait. Makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kami sangat mengharapkan masukan atau saran para pembaca untuk mengoreksi makalah ini.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Dra. Asri Laksmi Riani. M.S selaku dosen mata kuliah Kompensasi, yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Manajemen A yang telah memberikan dukungan kepada kami.



Surakarta,   09 September 2015

Penulis







Latar Belakang Masalah
Pekerjaan dengan berbagai varian memerlukan perhatian yang berbeda, memerlukan kapabilitas yang berbeda serta hal-hal lain, yang membuat masing-masing pekerjaan memiliki perilaku khusus. Dalam dunia SDM, pekerjaan erat kaitannya dengan apa yang dilakukan manusia dengan pekerjaan yang diemban. Maka, menganalisis dan menilai suatu pekerjaan menjadi sangat penting, dan bisa jadi menentukan keberjalanan perusahaan kedepan. Contoh tertentu, restoran cepat saji memerlukan kualifikasi pekerja yang cepat dan cekatan. Akan cukup sulit jika kebetulan memperoleh karyawan yang memiliki perangai malas, tidak cekatan, serta lambat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka karyawan harus ditingkatkan kecekatanan dan kecepatannya melalui beragam pelatihan.
Paragraf pengantar memberikan gambaran bagaimana pekerjaan sangat mempengaruhi performa bisnis yang diwakili dari performa sumber daya manusia-nya, pekerjaan merupakan faktor internal, disamping faktor internal lain yaitu perseorangan. Pemahaman mengenai faktor pekerjaan ini memiliki beberapa tahapan serta tujuan. Tahap pertama adalah analisa pekerjaan dan deskripsi pekerjaan, dengan tujuan mengumpulkan, dan menyimpulkan informasi konten pekerjaan. Kedua adalah evaluasi pekerjaan, untuk menjelaskan apa yang bisa dinilai atau diberikan kompensasi. Kemudian tahap pemberian derajat faktor dan berat, untuk menenmukan nilai relatif. Terakhir, akan tercipta struktur berdasarkan pekerjaan, berfungsi untuk menerjemahkan pekerjaan dalam sebuah struktur.
Tahapan dan tujuan diatas akan memunculkan serta mendasari beberapa asumsi, yang dirangkum dalam dua kelompok besar, yaitu, benchmark job dan non benchmark job. Kedua kelompok ini akan kami bahas lebih lanjut di dalam makalah ini. yang penting diingat, hal-hal yang penulis sebutkan diatas akan sangat mempengaruhi proses penentuan kebijakan kompensasi, yang menjadi topik utama pada mata kuliah ini, sehingga, pembahasan mengenai dua hal tersebut sangat penting adanya, dan sangat perlu untuk memahami analisis pekerjaan yang akan membawa kita pada dua hal tersebut.


.

LANDASAN TEORI
Definisi Job Benchmarking
The benchmarking of jobs refers to our ability to match specific jobs to comparable jobs in the labor market.(Lehigh University)
Definisi Benchmark Job
A benchmark job is one that has a standard and consistent set of responsibilities from one organization to another and for which data is available in valid and reliable salary surveys.(Lehigh University)
“A job selected as representative of a range of jobs against which the other jobs can be assessed.” (Appendix 4, ACAS Organization)
Definisi Non Benchmark Job
Non-benchmark jobs are those for which valid and reliable salary survey data is not available. They may be jobs that are unique to our organization. Or, they could be jobs that simply can’t be accurately matched to comparable positions in published surveys.(Lehigh University)
Definisi Analisis Pekerjaan
“Adalah studi sistematis mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan, serta pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut” (Riani, Asri Laksmi   )
“Proses metoda secara sistematis untuk memperoleh data jabatan” (KEP-49/MEN/IV/2014 dalam Riani    )
Definisi Evaluasi Pekerjaan
“Proses sistematis mengukur nilai pekerjaan untuk menciptakan struktur kerja di dalam organisasi” (Riani, Asri Laksmi     )
“Proses menganalisis dan menilai suatu jabatan secara sistematik untuk mengetahuo nilai relatif bobot jabatan-jabatan” (KEP-49/MEN/IV/2004 dalam Riani    )
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.    Analisis Pekerjaan
B.     Evaluasi Pekerjaan
1.      Definisi Evaluasi Pekerjaan
Adalah proses sistematis mengukur nilai pekerjaan untuk menciptakan struktur kerja di dalam organisasi (Riani, 2011). Sedangkan, menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia nomor KEP-49/MEN/IV/20014, evaluasi jabatan adalah proses menganalisis dan menilai suatu jabatan secara sistematik untuk mengetahui nilai relatif bobot jabatan-jabatan dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Dewan Nasional (1968, 1) didefinisikan sebagai harga dan pendapatan. Perbandingan pekerjaan dengan menggunakan prosedur formal dan sistematis dalam rangka, setelah melakukan analisis untuk menentukan posisi  relatif dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam gaji upah hirarki. Definisi ini selain mengakui peran negosiasi atau persetujuan, tetapi juga tertanam konsep logika, keadilan dan ekuitas (Badan Nasional Harga dan Pendapatan dalam Riani, 2011).

Dalam evaluasi pekerjaan, setiap pekerjaan dalam evaluasi diterima hanya pada hal:
a.       Kepentingan relatif pekerjaan tersebut
b.      Pengetahuan, keterampilan dan kemampian untuk melakukan pekerjaan tersebut
c.       Tingkat kesulitan pekerjaan tersebut
2.      Urgensi Evaluasi Jabatan
Pernyataan apakah evaluasi jabatan itu perlu merupakan pertanyaan menyesatkan karena 2 sebab. Pertama, tidak ada organisasi yang memiliki pekerja yang memiliki pilihn untuk tidak melakukan evaluasi javatan. Kedua, “jenis evaluasi jabatan seperti apa yang sesuai untuk organisasi tertentu?”. Organisasi yang memiliki budaya berbeda, lingkungan dan hal lain yang berbeda, perlu mengadaptasi evaluasi jabatan yang berbeda pula. (Amstrong dan Murlis dalam Riani, 2011).
Meskipun demikian, tetap diperlukan standarisasi evaluasi jabatan pada tingkat formalitas tertentu, dengan alasan :
a.       Diperlukan dasar pemikiran rasional untuk penetapan gaji dan golongan jabatan
b.      Mengatur relativitas
c.       Struktur gaji yang adil (equitable)
d.      Metode evaluasi jabatan formal dan analitis untuk menyelesaikan masalah “gaji yang sama untuk nilai jabatan yang sama”
e.       Memberi kerangka strategis dalam pembuatan keputusan
f.       Diperlukannya kriteria yang disepakati dan digunakan untuk menciptakan pendekatan yang logis dan konsisten untuk mengukur bobot relatif suatu jabatan
3.      Makna Evaluasi Jabatan
a.       Proses perbandingan
Membandingkan bobot suatu jabatan dengan jabatan lain.
b.      Proses penilaian
Proses sitematis untuk mengukur bobot atau nilai jabatan, namun proses ini tetap menuntut penilaian ketika menginterpretasikan fakta dan situasi dan ketika menerapkan interpretasi tersebut dalam pembuatan keputusan bobot relatif jabatan.
c.       Proses analitis
Penilaian yang dilakukan berdasarkan informasi (information judgement)
d.      Proses terstruktur
e.       Proses berorientasi jabatan
4.      Membuat Keputusan Utama
Beberapa keputusan utama dalam evaluasi kerja :
a.      Membuat tujuan organisasi
b.      Memutuskan apakah akan memakai rencana tunggal atau berganda
c.       Memiliki diantara pendekatan alternatif
d.      Menerima keterlibatan dari stakeholder yang relevan
e.       Mengevaluasi kegunaan rencana
5.      Peraturan Perundangan mengenai Evaluasi Jabatan di Indonesia
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dalam KEP-49/MEN/IV/20014, tentang ketentuan struktur dan skala upah terdapat pada pasal 6 :
a.       Evaluasi jabatan berfungsi untuk mengukur dan menilai
b.      Faktor yang diukur dalam evaluasi jabatan antara lain ;
·         Tanggungjawab
·         Andil jabatan terhadap perusahaan
·         Resiko jabatan
·         Tingkat kesulitan jabatan
c.       Hasil evaluasi jabatan digunakan antara lain :
·         Penetapan upah
·         Penilaian pekerjaan
·         Penetapan kebijakan pengembangan sumber daya manusia perusahaan
6.      Metode Mengukur Evaluasi Kerja
a.       Peringkat
Cara menilai dari pekerjaan yang bernilai paling tinggi sampai pada pekerjaan yang bernilai paling rendah dalam orgnisasi.
b.      Angka
Metode evaluasi pekerjaan yang digunakan scara luas, lebih rumit dari pada metode penentian peringkat dan metode klasifikasi. Metode yang digunakan perusahaan konsultan high group umum digunakan, menggunakan tiga faktor untuk mengukur pekerjaan. Tiga faktor dan subfaktor tersebut adalah :
1.      Pengalaman
a)      Keahlian fungsional
b)      Keterampilan manajerial
c)      Hubungan manusia
2.      Penyelesaian masalah
a)      Lingkungan
b)      Tantangan
3.      Akuntabilitas
a)      Kebebasan untuk bertindak
b)      Pengaruh hasil-hasil terakhir
c)      Besarnya tugas
c.       Klasifikasi
Deskripsi setiap golongan pekerjaan ditulis dan kemudian setiap pekerjaan dalam organisasi dimasukan ke dalam suatu tingkat deskripsi golongan yang sesuai.
C.    Benchmark Job dan Non Benchmark Job
Definisi dari job benchmark dan non benchmark, menjelaskan bahwa ketersediaan data menentukan kualifikasi pekerjaan, apakah termasuk kategori benchmark atau non benchmark.Dengan data yang tersedia serta dapat diandalkan, pekerjaan akan menjadi benchmark atau dapat diukur, sehingga dimungkinkan melakukan benchmarking baik oleh karyawan, calon karyawan, dan pengguna jasa karyawan. Data tersebut akan sangat didukung oleh kesuksesan analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Pada bagian ini, penulis akan menyajikan pemaparan mengenai benchmark job dan non benchmark job.
1.      Benchmark Job
Merupakan kategori pekerjaan yang memiliki data tersedia dan dapat dipercaya, dapat digunakan berbagai kalangan, dan mendukung proses job benchmarking. Kategori pekerjaan ini memungkinkan terjadinya hal-hal berikut ;
a.       Calon karyawan dapat menentukan kapabilitas diri dengan kualifikasi pekerjaan, julah gaji yang diperoleh dengan kebutuhan dan dengan gaji di perusahaan lain, serta mengklasifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan.
b.      Perusahaan dapat memperoleh gambaran lebih jelas tentang karakteristik pekerjaan dengan pelamar (cukup membandingkan), membandingkan suatu pekerjaan dengan pekerjaan serupa pada pesaing, dan menentukan paket program peningkatan kemampuan perusahaan agar sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
c.       Karyawan dapat menilai diri dan menentukan hal-hal berikut, seperti gaji, paket pelatihan dan pengembangan, serta penempatan dan promosi.
Dengan benchmark, digambarkan perusahaan mengijinkan pekerjaan untuk berbicara tentang kualifikasi optimal yang dibutuhkan, kompensasi yang pantas, dan tantangan yang akan dihadapi. Proses-proses ini akan sangat didukung dengan proses analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan yang sesuai, dengan validitas data, reliabilitas dan syarat-sayarat lain yang telah disebutkan.
Akan tetapi, benchmark job juga memiliki kekurangan, diantaranya beberapa pihak jadi memiliki nilai tawar lebih dalam bursa kerja. Kemudian ada kemungkinan pemalsuan data, dan perebutan karyawan yang tidak sebagaimana mestinya.
2.      Non Benchmark Job
Memiliki karakteristik unik, ketidaktersediaan data, serta varietas yang beragam di berbagai perusahaan membuat non benchmark job menjadi sebuah pulau misterius di Kepulauan Karibia. Dengan tidak adanya data, non benchmark job bisa jadi senjata rahasia perusahaan, atau paling parah menjadi perangkap bagi karyawan maupun perusahaan sendiri. Kemunculan non benchmark job tentu saja berasal dari analisis pekerjaan dan proses evaluasi pekerjaan. Akan tetapi, yang membedakan seringkali hasil dari dua hal tersebut tidak menjadi konsumsi umum. Bahkan, mungkin pada tahap senajata rahasia, teknis dari pekerjaan tersebut baru akan dijelaskan setelah karyawan diterima di posisi tersebut.

Meskipun seolah memberi bias dan lain sebagainya, adanya pekerjaan jenis ini juga memberi keuntungan tersendiri, yang paling kentara adalah kemungkinan ditemukannya keunggulan kompetiitf baru yang tidak bisa diperoleh perusahaan lain, dan keberadaanya bisa menjadi penentu keberlanjutan pasar. Keuntungan lain adalah adanya titik-titik dimana perusahaan bisa memegang kendali penuh atas karyawan, dikarenakan sifat pekerjaan ini yang tidak bisa ditebak dengan mudah karena tidak adanya data. Terakhir, pekerjaan ini akan memberikan manfaat pada karyawan, karena posisi-posisi tersebut biasanya menawarkan beragam fasilitas yang menggiurkan, tidak biasa, dan penuh kejutan.

Diantara keuntungan yang ditawarkan, terdapat juga beberapa kerugian yang dapat muncul. Bagi calon karyawan, pekerjaan janis ini cukup menakutkan untuk dimasuki, karena faktor “kejutan” yang dominan. Bagi perusahaan, kerahasiaan bisa jadi terbongkar, apabila karyawan pada posisi pekerjaan tersebut menjual informasi dengan pihak luar. Bagi karyawan sendiri, biasanya pekerjaan tersebut menuntut tanggung jawab lebih dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan biasa.










PENUTUP

Istilah benchamark job dan non benchmark job merupakan hasil dari proses analisis dan evaluasi terhadap pekerjaan. Keberadaan kedua jenis pekerjaan tersebut memberi manfaat pada seluruh pihak, dan lebih utama, memberi gambaran pada pemberian kompensasi yang menjadi topik bahasan mata kuliah ini. dengan keberadaan data dan klasifikasi tersebut, mudah bagi perusahaan untuk menentukan posisi apa akan memperoleh berapa, mudah juga bagi karyawan dan calon karyawan untuk memperkirakan perolehan dari masing-masing posisi. Kedua karakter yang berbeda juga bisa menjadi spesialisasi bagi perusahaan, lini mana yang akan dijadikan keunggulan kompetitif dan lini mana yang akan dijual sebagaimana mestinya pasar.

Dengan demikian, penting memahami proses yang membentuk kedua golongan tersebut, yang berarti, keberjalanan proses-proses dalam analisis dan evaluasi pekerjaan harus dilakukan sebagaimana karakter masing-masing perusahaan. Meskipun terdapat ukuran standar, akan tetapi karena masing-masing perusahaan memiliki karakteristik berbeda, hendaknya tidak mengandalkan pada ukuran standar saja, sehingga dapat diperoleh data yang lebih sesuai dengan karakter perusahaan. Pemenuhan terhadap hal-hal tersebut akan meminmalkan bias yang terjadi dalam proses perekrutan, pelatihan, pengembangan, penggajian, dan pemutusan hubungan antara karyawan dengan perusahaan. Diharapkan akan terwujud keadilan dan kondisi ideal lain yang diharapkan kedua belah pihak.

Terakhir, penting bagi perusahaan untuk menjaga keunggulan kompetitif yang dimiliki. Dengan pemisahan jenis seperti yang penulis sebutkan, perusahaan harus dapat menentukan penanganan yang tepat bagi masing-masing jenis. Poin krusial disini adalah penjagaan individu, karena, meskipun memiliki sistematika analisis dan evaluasi yang baik, individu tetap memiliki kebebasan atas perusahaan. Pelanggaran kode etik yang dilakukan karyawan, perilaku pembocoran rahasia, dan lobi-lobi pihak luar perlu diwaspadai. Maka, dengan memahami karakter pekerjaan, akan bisa memahami proteksi jenis apa yang cocok untuk masing-masing jenis perusahaan.






































Daftar Pustaka

1.      ACAS Organization. Job Evaluation ; An Intriduction. ACAS Organization, UK, 2005.

2.      DESSLER, Gary. Human Resources Management. Pearson Education Limitad, Essex  , 2013.

3.      Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor KEP-49/MEN/IV/20014 tahun 2004.

4.      Lehigh Unversity. Benchmark V/S Non Benchmark Job. Lehigh University, Amerika Serikat.

5.      RIANI, Asri Laksi. Perspektif Kompensasi. Yuma Pressindo, Surakarta , 2011.


Situs Web

1.       https://hr.lehigh.edu/benchmark-vs-non-benchmark-jobs Diakses pada 10 September 2015 pukul 13.20
2.       http://www.hrzone.com/hr-glossary/what-is-a-benchmark-job# Diakses pada 10 September 2015 pukul 13.25.
3.       http://pangeranarti.blogspot.com/2014/11/pengertian-job-description-lengkap.html Diakses pada 10 September 2015 pukul 13.30
4.       http://www.acas.org.uk/media/pdf/r/q/B01_1.pdf Diakses pada 10 September 14.45






No comments:

Post a Comment