Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Tuesday, May 19, 2015

Mc Donalds dan Paradigma Bisnis Makanan Cepat Saji




ANALISIS PERMASALAHAN PEMASARAN
MEMBANGKITKAN LEGENDA MAKANAN CEPAT SAJI. KAJIAN PADA MC DONALDS
Kasus diperoleh dari berbagai sumber media elektronik
Oleh : Muhammad Abdullah ‘Azzam
NIM : F0213062, Kelas Manajemen A

Lampiran Kasus
TEMPO.CO, Jakarta - Pamor restoran cepat saji McDonald's mulai meredup di negara asalnya, Amerika Serikat. Penjualan sepanjang November 2014 menunjukkan penurunan hingga 4,6 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pada September 2014 sebesar 4,1 persen. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak awal 2003.
Lesunya penjualan McDonald's, antara lain, disebabkan oleh ketatnya persaingan restoran cepat saji dan masalah pada sistem pemasaran. McDonald's berusaha memperbaiki pemasaran, menyederhanakan menu, dan mengimplementasikan struktur organisasi yang lebih lokal untuk meningkatkan relevansi dengan pelanggan.  
Sejumlah pelanggan McDonald's berpindah ke restoran cepat saji lainnya, seperti Five Guys Holding LLC dan Chick-fil-A-Inc, yang menyajikan menu dengan lebih sederhana. Sedangkan McDonald's menawarkan menu yang lebih beragam, sehingga waktu penyajiannya lebih lama. Akibatnya, konsumen pun malas mendatangi gerai McDonald's. McDonald's Chief Executive Don Thompson berjanji akan memperbaiki masalah tersebut. Restoran ini akan mengubah susunan manajemennya.  
Selain di Amerika Serikat, seperti dilansir Wall Street Journal, penjualan global juga ikut turun sekitar 2,2 persen pada November 2014. Di Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika, penjualannya anjlok hingga 4 persen. Bahkan sejumlah gerai di Rusia terpaksa ditutup karena panasnya situasi politik
Permasalahan
Kasus yang menimpa Mc Donalds diawali oleh beberapa katalis yang terlihat secara jelas di pasar. Beberapa katalis tersebut diantaranya merebaknya isu pemakaian daging basi dalam produksi Mc Donalds di Hongkong. Menurut BBC, peristiwa tersebut diawali dengan adanya indikasi sebuah produk yang dijual Mc Donalds yaitu berupa mc nuggets diduga menggunakan daging kadaluwarsa. Daging yang berasal dari perusahaan pemasok asal Shanghai China, Husi food. Berdasarkan informasi dari BBC dijelaskan bahwa Dikatakan bahwa daging ayam dan babi yang diimpor dari Shanghai Husi Food, merupakan produk perusahaan Cina yang diduga memasok daging kadaluarsa untuk sejumlah perusahaan makanan cepat saji. Cina telah menghentikan operasi Shanghai Husi ini setelah adanya laporan media lokal yang mengklaim bahwa mereka mengolah kembali daging kadaluarsa.
Dampaknya, hampir 500 outlet di seluruh dunia menghentikan produksi dari nugget ini. Kemudian, menyusul pada produk yang menggunakan daging olahan yang menyebabkan reduksi dari diferensiasi produk Mc Donalds. Bahkan pada beberapa kasus, produk yang tidak ada kaitannya seperti lemon tea juga turut dihapuskan dari menu. Itu adalah katalis pertama yang buktinya dapat langsung ditemukan di pasar.
Katalis kedua, adalah berubahnya gaya hidup masyarakat, yang menginginkan sesuatu yang identik dan orisinil. Pada paparan kasus diawal, dijelaskan bahwa masyarakat Amerika tidak menyukai diferensiasi yang dilakukan pihak Mc Donalds, karena diferensiasi itu justru membawa dampak pada menurunnya kualitas layanan yang diberikan. Beberapa kasus di Amerika, malah restoran skala lokal lebih bisa mendominasi pasar karena mampu mengahasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan yang diinginkan pasar.
Katalis ketiga, adalah bagaimana pandangan masyarakat dunia, terhadap perkembangan restoran makanan siap saji. Perubahan gaya hidup dari praktis menjadi praktis dan sehat membawa pukulan telak bagi restoran-restoran cepat saji. Terutama, bagi restoran cepat saji yang masih memegang prinsip pemasaran kuno yang menganggap pasar dan pelanggan semuanya sama, berlaku secara universal. Padahal pada kenyataannya, pasar juga menginginkan makanan cepat saji yang dapat memenuhi kebutuhan, bukan hanya menawarkan produk universal.
Maka, dapat kami simpulkan, Mc Donalds menghadapi beberapa masalah secara marketing baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Masalah pertama adalah, bagaimana Mc Donalds belum berhasil menanggapi perubahan tren pasar, dimana pelanggan memiliki daya tawar lebih besar dari pemasar. Konsumen yang tercerdaskan mulai berani untuk meminta pemasar untuk memberikan apa yang dibutuhkan, bukan lagi menawarkan yang ingin ditawarkan. Masalah kedua, adalah pandangan Mc Donalds yang masih lokal terhadap permasalahan internasional. Pemberian menu yang hampir dikatakan seragam di seluruh outlet Mc Donalds memberikan kesan, bahwa Mc Donalds adalah suatu kesatuan. Masalah ketiga, adalah bagaimana praktik diferensiasi massal yang dilakukan Mc Donalds, yang dahulu berhasil, sekarang malah menjadi strategi yang kontraproduktif. Kemudian, terakhir, standar yang diterapkan Mc Donalds tidak bisa kemudian menyentuh pemasok. Terlihat bagaimana kasus nugget Hongkong yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika penerapan standar ketat juga diterapkan pada pihak pemasok.
Solusi yang Ditawarkan
1.      Pemasaran holistik. Menghargai pelanggan
Pemasaran mengalami tren yang terus berubah seiring perkembangan zaman. Diawali dengan pemasaran massif dengan orientasi pasar massif dengan produk dan merek yang dimassfikan ada era awal. Hingga munculnya metode pemasaran yang berorientasi konsumen, dengan tidak melupakan pasar dan persaingan yang disebut pemasaran holistik. Meskipun pemasaran holistik masih dinilai baru, tetapi, konsep ini merupakan konsep yang bisa menjawab pasar yang tercerdaskan.
Permasalah utama yang dihadapi Mc Donalds adalah bagaimana mereka gagal untuk menanggapi perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak lagi menginginkan apa yang ditwarkan, tetapi mulai berani menjawab apakah hal yang kamu tawarkan berguna bagi saya?. Maka, sebuah kesalahan jika Mc Donalds terus berharap kondisi pasar yang bersahabat, dengan tidak mempertimbangkan perubahan perilaku ini.
Orientasi diferensiasi produk yang ditawarkan Mc Donalds juga akan tidak berguna jika masih merupakan penawaran satu pihak. Dengan mempertimbangkan permintaan dan aspirasi dari pelanggan di masing-masing wilayah, memberikan pilihan interaktif bagi pelanggan, dan melibatkan pelanggan dalam mendesain produk dapat memberikan kunci bagi Mc Donalds untuk kembali menguasai pasar makanan siap saji.
Perbaikan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan juga bisa menjadi indikator lain. Jika Mc Donalds tidak bisa untuk melibatkan konsumen, setidaknya ada imbal balik pada pelayanan terutama jika Mc Donalds berkeras untuk menerapkan diferensiasi. Kecepatan pelayanan untuk setiap produk haruslah disetarakan, karena pelanggan tidak peduli dengan kerumitan penyajian produk, yang diinginkan adalah kecepatan pelayanan. Maka, resiko ini yang harus dihadapi, karena bagaimanapun dengan tidak melibatkan konsumen dalam metode pemasaran, perusahaan harus berani memberikan pelayanan prima yang terstandar, tentunya, dapat memenuhi harapan atau citra dari usaha yang ingin dibentuk.
Kami menyadari untuk penerapan pemasaran holistik bagi perusahaan sekelas Mc Donalds memang bukan hal mudah. Apalagi, dengan telah menjamurnya outlet Mc Donalds di seluruh penjuru dunia. Maka, apabila tidak dapat melakukan pemasaran holistik, ada opsi lain dengan menjadikan outlet lokal lebih akrab dengan pasar lokal.
2.      Menjadi lokal. Pemasaran adaptatif-partisipatif
Pasar lokal memiliki karakteristik yang jauh berbeda antar satu dengan yang lain. Perbedaan ini bisa jadi karena latar belakang budaya, kondisi ekonomi, hingga politik. Orang-orang Amerika mungkin tidak keberatan memakan ham berbahan babi, tapi orang timur tengah akan keras menentang hal tersebut. Maka, keniscayaan bagi pemasar dan perusahaan, terutama perusahaan makanan untuk dapat menyesuaikan dengan budaya lokal, terutama jika pasar tersebut memiliki potensi pasar yang cukup besar.
Yang menjadi masalah di Mc Donalds, bahwa kelokalan yang ditawarkan masih berdifat universal. Hanya beberapa perubahan yang sifatnya fundamental saja yang diizinkan, sedangkan untuk varian produk masih mengikuti pola aturan dari pusat. Maka, pilihan masyarakat lokal menjadi sedikit sulit untuk menerima hal yang ditawarkan, ditambah lagi jika ada benturan dengan tren-tren yang bersifat lokal. Maka, kembali pada menjadi lokal. Menjadi lokal tidak seperti pemasaran holistik yang memerlukan perhatian pada beragam variabel. Menjadi lokal, adalah seperti menerapkan kebijakan otonami pada outlet-outlet di pasar lokal.
Otonomi ini termasuk pada pemberian variasi produk yang unik dan menyesuaikan dengan selera lokal. Memberikan metode pelayanan yang lebih baik dari standar lokal yang ada. Memberikan suasana toko yang menyesuaikan dengan pasar lokal, hingga hal remeh seperti ornamen-ornamen yang digunakan.
Pusat, memberikan arahan pada standarisasi fundamental yang tentunya menyesuaikan dengan tujuan perusahaan. Harapannya, dengan standar tersebut, produk lokal yang dihasilkan dari outlet lokal masih sejalan bahkan mendukung tujuan perusahaan. Contoh sederhana, pada paket sarapan di outlet Indonesia tidak mungkin diberikan menu seperti yang ada di Amerika dengan jus jeruk sebagai minuman. Dengan variasi lokal, pemberian wedang jahe, bubur ayam, dengan potongan besar daging ayam dan kerupuk dapat menjadi menu yang cukup menarik. Dengan standarisasi menu sarapan dari pusat, maka, sarapan di Mc Donalds Amerika dan Indonesia memiliki rasa Mc Donalds dengan aroma lokal.
Apabila menjadi lokal pun tidak mungkin dilakukan, maka setidaknya ada hal yang dilakukan pada perusahaan seperti Mc Donalds, yang sangat membutuhkan, bahkan bergantung nyawa pada pemasok.
3.      Bermitra dengan pemasok
Pemasok tidak bisa kemudian dibebaskan atau ditekan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Terutama, biasanya satu pemasok tidak bekerja bagi satu perusahaan saja, tapi juga perusahaan yang lain. Sebagaimana shanghai husi food yang juga menjadi pemasok bagi Pizza Hut dan KFC di regional asia timur. Maka, salah satu kuncinya adalah membentuk kemitraan dengan pihak pemasok. Jadi, tidak hanya tercipta hubungan perusahaan dan pemasok, tetapi hubungan kemitraan yang erat.
Hubungan kemitraan memiliki pola ikatan formal yang jauh lebih kuat dibanding sekedar hubungan pemasok-perusahaan saja. Dengan menjalin mitra, hidup-mati masing-masing pihak juga ditentukan oleh performa dari kedua belah pihak. Maka, dapat memperkecil peluang terjadinya kesalahan sebagaimana berbisnis dengan pemasok biasa.
Kasus yang terjadi di Hongkong, adalah ternyata pihak pemasok tidak ingin memenuhi standar yang diterapkan pihak perusahaan. Tentu saja, karena pihak pemasok tidak terikat hubungan kemitraan dengan pihak perusahaan. Terlihat dari bagaimana pihak pemasok juga memberikan suplai pada perusahaan lain, dan bagaiman dengan mudah perusahaan berganti pemasok begitu terjadi masalah. Maka, hal ini bukanlah hubungan yang sehat dan kuat antara pemasok dan perusahaan.
Maka, kami menyimpulkan cara terakhir bagi Mc Donalds adalah menciptakan hubungan kuat dan saling menguntungkan antara Mc Donalds dan pemasok-pemasoknya. Memperketat standar seleksi, memperkuat posisi tawar Mc Donalds atas pemasok, dan menjalin kemitraan menjaid beberapa solusi, untuk dapat mempertahankan pola kerja yang masih diterapkan Mc Donalds saat ini, sehingga kesalahan seperti daging kadaluarsa Hongkong tidak perlu terulang lagi.
Kesimpulan
Dunia pemasaran adalah dunia yang dinamis, dengan segala keunikan yang ada. Bahkan dinamisasi di dunia pemasaran bisa menentukan apakah bisnis yang kita jalani akan hidup atau mati, besar atau kecil, diperhitungkan atau dibuang. Maka, dunia pemasaran menjadi katalis dalam menentukan bagaimana nasib perusahaan hari ini atau hari esok.
Kegagalan yang dialami Mc Donalds dalam mempertahankan eksistensi pasar menjadi bukti, bahwa yang besar dan kuat belum tentu dapat bertahan jika dihadapkan dengan masalah pemasaran. Bahkan, di tempat asal Mc Donalds, eksistensi mereka terancam oleh perusahaan-perusahaan lokal. Dunia dan pelanggan yang tidak ramah tenryata juga dapat mengusik Mc Donalds, bahkan diferensiasi poduk yang dahulu menjadi keunggulan kompetitif Mc Donalds sekarang malah berbalik seperti efek bumerang yang tidak tekendali.
Maka penting bagi pemasar manapun untuk menjaga dan mempertahankan pasar. Pasar sekecil apapun jika dapat memberikan nilai seumur hidup bagi perusahaan bisa menjadi pasar yang nilainya sangat tinggi, bahkan jika itu hanya niche. Menjadi lokal, dan lebih adaptif dengan masyarakat juga menjadi salah satu senjata efektif menjinakan pasar modern. Dan tentu saja, usaha maksimal untuk menerapkan pemasaran holistik bisa merubah alur cerita bagi perusahaan manapun yang menerapkannya. Tentu tidak ketinggalan, insting dan kemampuan memiliki pemasok, terutama bagi bisnis seperti makanan siap saji.
Maka, inilah realita marketing, dimana posisi nyaman dapat berarti kabar buruk, dan posisi terancam bisa menjadi posisi paling menguntungkan. Bagaimana Mc Donalds menyikapi hal ini? Biarlah waktu yang menjawab. Apakah sang raksasa dapat kembali bangkit, atau malah makin terpuruk.


DAFTAR PUSTAKA
1.      KOTLER,Phillip; Amstrong. Principles of Marketing. Pearson , 2012.

2.      KOTLER,Phillip; Keller. Marketing Management ed 12. Pearson , 2006.

Sumber Internet
1.      http://www.tempo.co/read/news/2014/12/09/090627313/Warga-Amerika-Tinggalkan-McDonalds diakses pada jumat, 15 mei 2015 pukul 23.30

2.      http://www.bbc.co.uk/indonesia/bisnis/2014/07/140725_bisnis_mcdonald_hentikan_penjualan diakses pada jumat, 15 mei 2015 pukul 23.35


3.      http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/07/140721_bisnis_cina_kfc_mcdonalds.shtml  diakses pada jumat, 15 mei 2015 pukul 23.37






No comments:

Post a Comment