Assalamualaikum gan, sebenarnya ini makalah ane buat soal bahasa indonesia, tapi, ya semoga agan suka deh. inti dari makalah ini, ndonesia harus merajai pasar bawang merah internasional!
salam dari ane
Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret Surakarta
salam dari ane
Muhammad Abdullah 'Azzam
Mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Sebelas Maret Surakarta
Teorama Bawang Merah
Bawang merah mudah
untuk dikembang biakkan, bawang merah bermanfaat dari daun sampai kepada
umbinya, dan manfaatnya luas, tidak hanya sebagai konsumsi saja, juga bisa
menjadi alternative obat tradisional. Selain itu juga, bawang merah menawarkan
cita rasa yang tidak dimiliki oleh rmpah-rempah lain, dan dapat menjadi
alternative bagi jajanan kuliner dunia.
Tiga sebab
diatas yang membuat teorama bawang merah menjadi nama yang cocok, untuk
meringkas dalil-dalil keuntungan dari bawang merah, yang kesemuanya, secara
mikro atau makro dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Aspek mikro
dapat dilihat daripada manfaat bawang bagi individu, yaitu sebagai alternative
obat tradisional, barang konsumsi, juga kemudahan dalam perkembang biakkan.
Sedangkan aspek makro dapat dilihat pada bagaimana bawang merah menawarkan
sensasi rasa dalam dunia kuliner internasional.
Kemudian,
teorama tersebut dapat optimal jika perdagangan bawang merah ditunjang dengan
dukungan pada aspek infrastruktur dan re-strukturisasi pada metode perdagangan
bawang merah. Selama ini, bawang merah masih dianggap sebagai komoditas lokal
untuk pasar lokal, terlihat dengan bagaimana bawang merah itu diperlakukan di
pasar-pasar. Walaupun ada sebagian yang diekspor itu masih minoritas saja,
sebagian kecil dari produksi bawang skala nasional. Dengan adanya dukungan pada
infrastruktur, dan re strukturisasi pada metode perdagangan bawang merah, di
harapkan sifat bawang, dengan teoramanya dapat dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan baik, sehingga betul-betul bisa menjadi “emas merah” dalam pertanian Indonesia.
Bawang Merah dan
Masyarakat
Secara sosiologis, masyarakat terbagi menjadi awam dan ahli.
Awam adalah mereka yang kurang tahu banyak mengenai suatu hal, hanya pemahaman
umum saja mengenai suatu hal. Sedangkan ahli adalah mereka yang memahami secara
baik konsep suatu hal. Perbandingan sederhana antara pedagang dan ahli ekonomi.
Meskipun sama-sama melakukan tindakan ekonomi, antara pedagang dan ahli ekonomi
melihat ekonomi sebagai konsep yang berbeda. Pedagang melihat ekonomi sebagai
transaksi saja, padahal sebenarnya ekonomi tidak hanya berupa transaksi saja,
itulah yang dipahami ahli ekonomi, dan terkadang diferensiasi antara awam dan
ahli inilah yang menyebabkan terjadinya stratifikasi jabatan di sebuah
organisasi atau perusahaan.
Begitu juga dalam urusan bawang merah. Masyarakat awam
mungkin hanya menganggap bawang merah berguna hanya sebagai bumbu penyedap
masakan, apabila digoreng dapat menambah cita rasa dengan aromanya yang harum,
serta menurut http://id.wikipedia.org tanaman yang berasal dari dataran asia ini dapat menambah
citarasa tersendiri, meskipun menurut http://apakabardunia.com bawang merah sebenarnya hambar.
Sedangkan fungsi asli dari bawang merah sangat banyak dan
beragam. Umbi bawang menurut http://id.wikipedia.org bermanfaat untuk mengobati maag, merngobati masuk angin ,
dan menurunkan kadar gula dalam darah. Sedangkan menurut http://manfaatbuahdaun.blogspot.com dengan nama akun Sahabat Noah, buah merah dapat digunakan
untuk menyembuhkan sembelit, mengontrol tekanan darah, hingga menghambat
pertumbuhan sel kanker. Akun Sahabat Noah juga menegaskan bahwa manfaat bawang
merah tidak kalah dengan bawang putih, meskipun fungsi bawang merah tidak
sepopuler bawang putih dalam dunia medis. Sedangkan dalam buku Pijat Ura dan
Obat Kuno karya MB. Rahimsyah. Ar, bawang merah bisa digunakan untuk mengobati
bermacam penyakit dan komponen dalam obat0obatan tradisional. Seperti ramuan
untuk sakit maag dan kompres alamiah bagi demam anak-anak, serta meringankan
luka lebam.
Begitulah beberapa hal, bagaimana masyarakat berhubungan
dengan bawang merah. Selain bermanfaat besar, bawang merah memiliki beberapa
potensi untuk diproduksi secara massif, dan dijadikan salah satu asset
pertambahan devisa Negara, meskipun tidak sebesar TKI dan ekspor bahan mineral
mentah.
Konsep Kitchen in Lawn
sebagai Alternatif Ketahanan Pangan
Konsep Kitchen in Lawn sebenarnya merupakan alternative yang
penulis kembangkan untuk menanggulangi krisis lahan dalam beberapa decade
kedepan, akan tetapi, meskipun krisis lahan masih memerlukan waktu cukup lama
untuk dapat berdampak bagi kehidupan masyarakat, ide konsep Kitchen in Lawn ini
penulis angkat, karena dapat mendukung master plan ketahanan pangan nasional
dan menunjang konsep kefua yang akan ditawarkan penulis.
Secara sederhana, konsep Kitchen in Lawn adalah konsep untuk
menempatkan dapur di dalam pekarangan individu. Yang dimaksud dapur bukan dapur
untuk memasak, tetapi bahan dapur yang digunakan untuk menunjang proses memasak
individu atau keluarga. Jadi, bagaimana agar keluarga mampu menyediakan bahan
masak atau bumbu dapurnya secara mandiri, khususnya bagi masyarakat perkotaan.
Kota merupakan tempat yang sangat miskin lahan. Jangankan
pekarangan, teras saja terkadang tidak ada yang punya. Alasan ini juga yang
membuat warga kota berdalih tidak sanggup untuk menaman yanaman penghijau,
padahal kota sendiri merupakan tempat berjayanya polusi udara. Konsep Kitchen
in Lawn ini menawarkan sebuah konsep kebun dalam gelas, jadi, pekarangan yang
penulis tawarkan merupakan lahan gelas plastic bekas, yang sangat sesuai dengan
kondisi perkotaan.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan rintangan dari
konsep ini, adalah
Kekuatan
1. Produksi sampah plastic kota, dan kaitan masyarakat kota
dengan gelas plastik yang besar
2. Tidak diperlukan lahan yang cukup luas
3. Ketersediaan tanah, bukan lahan di kota yang menurut hemat
penulis sangat bisa digunakan untuk konsep ini
|
Kelemahan
1. Terkadang masyarakat kota masih terbiasa dengan budaya
instan-konsumtif
|
Peluang
1. Menawarkan peluang ketahanan pangan di bagian bahan bumbu
dapur bagi masyarakat kota, sehingga bumbu dapur produksi daerah tidak selalu
digunakan untuk konsumsi kota
2. Menawar Reduksi dari kuantitas sampah plastic dengan
menggunakan sampah plastic sebagai alat tanam
|
Halangan
1. Akan muncul kendala jika bumbu dapur yang dimaksud tidak
memiliki daya resistensi terhadap lingkungan kota yang keras
|
Dengan analisis yang demikian, dengan halangan terbesar
adalah resistensi tanaman terhadap kondisi lingkungan, penulis menawarkan
tanaman bawang merah sebagai alternative yang digunakan untuk tahap awal konsep
Kitchen in Lawn. Ada beberapa pertimbangan kenapa bawang merah dipilih untuk
tahap awal penerapan dan percobaan praktis konsep Kitchen in Lawn.
1. Bawang merah merupakan tanaman yang suplai airnya tidak sebesar
padi, atau tanaman yang lain. Cukup dengan adanya air, maka tanaman ini dapat
tetap hidup.
2. Media tanam bawang merah bisa tanah yang beragam, bahkan
dalam tanah oplosan dengan pasir, bawang merah merah masih tetap tumbuh dan
berkembang
3. Manfaat yang bawang merah tawarkan dalam teorama bawang merah
cukup bisa digunakan sebagai permbanding pengorbanan yang dikeluarkan dengan
menerapkan konsep Kitchen in Lawn
Dengan pertimbangan demikian, Kitchen in lawan dapat
mengakomodir kebutuhan bawang merah meskipun secara minimum, dan memberi
tambahan peluang bagi produksi bawang merah lokal, untuk dapat menyentuh pasar
ekspor, sehingga ketahanan pangan di dalam komoditas bawang sediki-banyak
terjamin, dan kemudian, Indonesia dan masyarakat siap untuk memasuki konsep
kedua, yaitu konsep Red Garlic Package. Sebuah konsep yang
menghantarkan bawang merah lokal memasuki pasar internasional dengan perbaikan
sederhana di bidang pengemasan.
Konsep Red Garlic Package
Konsep Red Garlic Package adalah
sebuah paket rencana perbaikan dalam praktek pengemasan komoditas bawang merah
yang telah terseleksi untuk bersaing dan diperdagangkan dalam pasar
internasional. Bahkan, konsep ini menawarkan peluang untuk menjadikan tidak ada
bawang merah yang tidak layak ekspor, selain bawang merah busuk.
Secara
sederhana konsep ini mengacu pada konsep dasar dalam teori manajemen marketing,
yaitu konsep AIDA (Attention, Desire, Interest,Action) bagaimana pemasar dapat
memicu aksi dari calon pelanggan dengan memberikan perhatian yang dibutuhkan
calob pelanggan, sehingga memicu hasrat dan keinginan mereka.
Dalam
berbagai buku, terutama yang mengambil spesialisasi dalam manajemen pemasaran,
bahkan dalam buku manajemen global, konsep ini sangat ditekankan dalam
menunjang aspek promosi dan pemasaran produk. Dalam buku Komunikasi Bisnis
karangn Drs. Djoko Purwanto. M.B.A, konsep AIDA ditekankan dalam mengorganisir
pesan-pesan bisnis, termasuk bagaimana mengorganisir iklan. Berdasarkan hal
ini, maka konsep AIDA juga dapat diterapkan dalam mengatur packaging atau
pengepakan sebuah produk.
Secara
umum, kualitas bawang merah atau bawang-bawang lain yang diperdagangkan dalam
pasar-pasar lokal maupun asing memiliki kualitas yang identic, atau tidak ada
perbedaan berarti dalam bentuk maupun kualitas rasa. Yang membedakan adalah
bagaimana Negara pengekspor bawang mengatur penampilan dan packaging produk
mereka. China dalam memperdagangkan
bawang putih ekspornya selalu memberi bentuk bawang putih yang paling mulus,
masih belum terpecah-pecah, sehingga menyenangkan untuk dilihat, sedangkan
India dalam hal persaingan kualitas di bisnis bawang bomabi masih kalah dengan
Pakistan, karena bawang Pakistan terlihat lebih besar dan lebih mulus ketimbang
bawang bombai india.
Dengan
alasan demikian, maka konsep Red Garlic Package secara sederhana adalah konsep
yang menwarkan metode terbaru dalam pengepakan bawang merah, sehingga
diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen asing.
Dalam
Red Garlic Package, bawang yang akan diekspor tidak hanya dimasukan dalam
karun-karung besar, kemudian ditumpuk begitu saja di kapal. Tapi penulis
menawarkan konsep dimana bawang merah akan di paketkan dalam bentuk bawang
segar yang dibungkus dalam wadah kedap udara, disertai dengan tanggal kadalursa
serta sudah dalam kondisi terkupas.
Analisis S.W.O.T atau
kekuatan, kelemahan, peluang dan gangguan dari konsep ini akan dijabarkan
sebagaimana berikut
Kekuatan
1. Pasar bawang bisa dibilang merupakan pasar persaingan sempurna,
karena kualitas barang yang dihasilkan nyaris sama, dan konsumen sudah sama
tahu mengenai kualitas barang ayng mereka beli
2. Dengan mengorbankan sedikit biaya dalam pengepakan, dapat
memperoleh imbal balik yang cukup besar, dikarenakan kos atau biaya yang
dikeluarkan dalam satuan rupiah, sedangkan perdagangan ekspor menggunakan
satuan dollar
|
Kelemahan
1. Seringkali biaya pengepakan masih dianggap terlalu mahal
bagi pengusaha bawang merah
2. Masih diperlukannya banyak bantuan dari pihak-pihak terkait
seperti pemerintah maupun investor
3. Bawang merah merupakan komunitas benda segar, cenderung
mudah busuk,
4. Biaya untuk proses pembuatan bawang beku masih cukup tinggi
untuk standar usaha lokal
|
Keuntungan
1. Indonesia secara umum dapat ikut berpartisipasi dalam pasar
bawang internasional
2. Dengan pengepakan atau penyajian produk yang bisa dibilang
lain daripada yang lain, dapat menjalankan konsep AIDA itu sendiri
|
Halangan
1. Konsep ini masih sangat sederhana dan bukan tidak mungkin
terjadi plagiasi, jika tidak dilindungi oleh hokum
2. Banyaknya kelemahan, karena konsep ini akan diterapkan di Indonesia
menjadi halangan tersendiri
|
Secara sederhana, konsep ini memang masih memiliki banyak
kelamahan, tetapi solusi daripada kelemahan itu sangat sederhana, yaitu, ketika
pemerintah dan intasni terkait mau berperan dalam eksekusi konsep ini, karena
yang ditawarkan daripada konsep ini lebih dari cukup untuk dijadikan alasan
mengapa konsep ini relevan dan bisa diterapkan di Indonesia.
Sedangkan
jika muncul dalih bahwa stok bawang merah Indonesia akan mengalami krsis, maka
konsep Kitchen in Lawn yang menjadi konsep pertama yang ditawarkan penulis bisa
menjadi solusi. Meskipun dalam jangkan pendek memang akan memberi dampak
ketidak stabilan splay bawang, tetapi dalam jangka panjang, ketika konsep ini
telah berjalan berdampingan dan baik, maka tidak ada lagi alasan untuk
terciptanya ketidak stabilan suplai bawang merah di pasar lokal, sehingga,
dalam jangka panjang tersebut, permintaan bawang merah lokal bisa terakomodir
oleh konsep Kitchen in Lawn dan bawang merah yang disisakan untuk pasar lokal dan
fokus produksi bawang merah nasional akan digunakan untuk menguasai pasar asing
dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki konsep Red Garlic Package.
Maka,
ketahanan pangan dalam komoditas bawang merah dan perolehan devisa Negara dari
perdagangan bawang merah bisa terlaksana.
Urgensi
Manajemen Pemasaran dan Peran Krusial Pemerintah
Konsep
Red Garlic Package didasarkan pada ide mengenai AIDA yang merupakan konsep
daripada manajemen pemasaran. Maka untuk mengembangkan dan mempertahankan
konsep ini diperlukan pemahaman yang memadai mengenai manajemen pemasaran, dan
ini jelas bukan merupakan bidang dimana petani atau pengusaha bawang bergerak.
Bawang yang penulis maksud adalah bawang merah.
Maka penulis
menekankan mengenai perlunya pembentukan tim ahli, guna memantapkan konsep Red Garlic
Package. Tim ahli ini merupakan tim yang terdiri dari individu yang memiliki
kemampuan mumpuni di bidang pemasaran dan pemngawasan produk. Yang perlu
dilakukan oleh tim ahli ini, adalah mereka harus mengendalikan dan menjaga
kualitas produk yang akan diekspor, mengawasi metode produksi, serta pengepakan
produk, dan menjaga dan mengawasi kondisi pasar. Sehingga, eksistensi bawang
merah di pasar internasional melalui konsep Red Garlic Package terjaga.
Kemudian
mempertimbangkan analisis S.W.O.T dari konsep Red Garlic Package, penulis juga
akan membahas mengenai peran krusial pemerintah dalam proyek ini. Pemerintah,
dalam hal ini berperan sebagai fasilitator dan regulator. Fasilitator adalah
sebagai penyedia fasilitas yang diperlukan, minimum 25% dari fasilitas yang
dibutuhkan, seperti ketersediaan tim ahli dan alat-alat guna menghasilkan
bawang beku, dan regulator sebagai pembuat regulasi yang bertujuan untuk
memudahkan bawang lokal memasuki pasar ekspor. Seperti aturan cukai dan
sebagainya, bahkan jika memungkinkan, diadakan juga subsidi dan bantuan keunagn
lain untuk berjalannya konsep ini.
Peran
krusial pemerintah yang lain, menurut penulis adalah peran dalam menjalankan
konsep Kitchen in Lawn, karena dengan posisi sebagai pengambil kebijakan bisa
memudahkan dan mendorong warga kota untuk konsisten dalam menjalankan konsep Kitchen
in Lawn, sehingga hal-hal yang ditakutkan seperti ketidak stabilan suplai
bawang bisa teratasi.
No comments:
Post a Comment