Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Saturday, August 14, 2021

Seandainya Mereka Bisa Berbicara: Sebuah Refleksi Kemerdekaan

 

Sumber: disini

Seandainya Mereka Bisa Berbicara: Sebuah Refleksi Kemerdekaan

 

Oleh: Muhammad Abdullah ‘Azzam

 

Seandainya Fir’aun bisa berbicara.

Dia pasti akan bercerita kepada kita bahwa tangga menuju langit yang dia bangun, seluruh kekuatan militer dan harta dunia yang dia miliki tidak berguna. Sudah beragam peringatan dan mukjizat dia saksikan, belalang, katak, dan darah, dan bagaimana Tuhan Musa A.S lah yang menyelesaikan semua permasalahan itu. Semua berasal dari-Nya dan Kembali kepada-Nya, itulah pesan sejati yang tersampaikan. Namuan Fir’aun tetap membangkang, tetap angkuh.

 

Dikejarlah Musa A.S dan ummatnya. Bergemuruh bumi mendengar deru kereta dan kuda perang, penuh angkara murka. “Tuhan” dunia ini akan memberikan balasan-nya kepada Musa A.S!. Musa A.S terjepit, didepannya lautan membentang, dibelakangnya mulai terdengar gemuruh itu. Allah SWT berfirman “pukul tongkatmu!” Musa A.S hanya pasrah, memukulkan tongkatnya pada luasnya lautan yang seolah tak peduli.

 

Lautan bergolak, terbelah. Kedua sisinya seolah gemunung tinggi, membiarkan Musa A.S dan ummatnya lewat tanpa perlu satu kapal-pun. Fir’aun terhenyak, dan dengan angkuhnya, Kembali mengejar Musa A.S, tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Semua berasal dan Kembali pada-Nya. Kembalilah Fir’aun hari itu, dengan hina dan dina. Lautan meluluh lantakkan jasadnya, namun Allah SWT berkehendak agar jasad itu abadi. Ditemukanlah jasad tersebut oleh mereka yang tertinggal di belakang, kemudian dimumikan, yang mana sampai sekarang kita masih bisa menyaksikan.

 

“Dijadikan tubuhnya sebagai pelajaran”

 

Maka sebenarnya Fir’aun sudah berbicara kepada kita. Tentang bahaya keangkuhan dan kesombongan. Juga tipuan dari harta dunia dan kekuasaan. Serta bagaimana sebaiknya kita tidak berurusan dengan orang saleh. Karena semua, berasal dan akan Kembali kepada-Nya.

 

Seandainya Abrahah bisa berbicara.

Dia akan menceritakan bagaimana kekuasaan nya tidak berlaku barang sedikitpun di muka bumi ini. Dia yang berhasil menghancurkan sebuah kerajaan Yahudi di Yaman, dan membalas dendam kematian kawan-kawan Kristen-nya disana. Dia yang membunuh Sebagian besar orang Yahudi atas dasar balas dendam itu, dan berhasil menggetarkan Jazirah Arabia hanya dengan Namanya. Dia yang memiliki pasukan bergajah dengan jumlah fantastis, dan seekor gajah besar, yang mampu mengguncang bumi.

 

Tetapi cemburu benar menguras hati Abrahah. Dia cemburu karena orang arab yang primitive, orang arab yang tidak bisa menandingi kekuasannya lebih memilih bersembahyang di sebuah bangunan kubus. Apa istimewa nya kubus batu itu? Katanya.

 

Dikumpulkan-lah seluruh arsitek terbaik, dibongkarlah Gudang harta kerajaan dan dia bangun sebuah gereja megah di Sana’a, ibukota pemerintahannya di Yaman. Dia berkirim surat kepada seluruh kabilah arab, mengundang mereka untuk hadir dan pindah berziarah ke bangunan agung tersebut. Mulai hadir orang-orang, betul mereka takjub atas bangunan itu, terheran, bagaimana manusia bisa membuat bangunan se-megah itu.

 

Namun saat Abrahah, dengan muka belah-nya itu mengutarakan keinginannya, perlahan orang pergi. Mereka berbisik, menghujat. Kembali ke rumah masing-masing mereka semakin menghujat dan marah-marah. Beraninya si sombong itu menyuruh kita menukar Ka’bah kita dengan bangunan itu. Ka’bah ini adalah peninggalan leluhur kami! Begitu kata orang arab dan tiada pesan yang lebih jelas selain sebuah kotoran manusia yang ditinggalkan didalam bangunan itu. Sebuah penghinaan, sebuah penolakan yang membuat yang mulia Abrahah marah besar.

 

Disiapkanlah pasukan bergajahnya, mengguncang bumi, merobohkan semangat manusia kebanyakan. Beberapa berusaha bangkit dan melawan, tetapi berakhir sia-sia. Tidak ada satupun kekuatan arab yang bisa menghentikan pasukan penghancur dari selatan ini. Untuk tujuan apa si Abrahah ini bergerak menuju selatan? Untuk sebuah tujuan, tujuan yang akan membuatnya ditakuti seluruh manusia di Jazirah Arab.

 

Menghancurkan Ka’bah.

 

Ketakutan, seluruh orang arab melihat kepada Suku Quraisy. Sebuah suku yang mendapatkan kemuliaan mengurus Ka’bah dan menyambut seluruh peziarahnya. Rapat di Darun Nadwah buntu, tidak ada satupun pasukan arab dapat mengagalkan rencana Abrahah. Abdul Muthalib, dengan segala kepasrahan akhirnya berkata, “Ka’bah ini ada pemiliknya. Biarlah pemilik-Nya yang menjaga milik-Nya sendiri”.

 

Bergegas dia berjalan keluar Mekkah, bertemu Abrahah. Unta miliknya ditawah oleh pasukan bergajah ini, dan dia ingin unta-untanya Kembali. Tertawa Abrahah “Aku kesini ingin menghancurkan Ka’bah mu, malah kamu mengurus unta-unta mu?” cibirnya, angkuh. Abdul Muthalib, sambi lalu hanya berkata “Unta-unta ini milik saya, Ka’bah ada sendiri pemiliknya. Saya bertanggung jawab atas unta-unta ini, sedangkan pemilik Ka’bah akan bertanggung jawab atas milik-Nya sendiri”. Ditinggalkan Abrahah yang gusar, dan dengan geram dia perintahkan pasukan bergajah itu maju saat itu juga, menyerang dan menghancurkan Ka’bah.

 

Namun apa yang terjadi, semakin mendekati Ka’bah, gajah-gajah ini semakin susah dikendalikan. Bahkan gajah yang terbesar hanya terduduk lesu saat Ka’bah hanya sejarah beberapa yard saja darinya. Semakin murka Abrahah, seluruh gajah-gajah itu dicambuk, dipaksa berjalan. Namun semua mendadak gelap, segerombolan burung datang dengan membawa kerikil semerah darah di kaki-kaki kecil mereka. Seluruh pasukan terhenyak.

 

Kemudian kekacauan, pasukan bergajah itu pontang panting mencari selamatnya sendiri. Namun percuma, kerikil semerah darah itu menembus baju besi dan tubuh mereka bak pisau panas menembus mentega. Tidak ada satupun yang selamat termasuk si Muka Belah yang angkuh, Abrahah. Mereka semua berakhir, sebagaimana daun yang dimakan ulat.

 

Seadainya mereka dapat berbicara, mereka akan berbicara sejujurnya mengenai kesalahan yang mereka perbuat sehingga pantas dijatuhkan kehinaan sedemikian rupa kepada mereka.

 

Duhai! Mereka yang masih mengagung-agungkan infrastruktur, mereka yang masih memuja harta dunia dan menghalalkan segala cara untuk merampoknya. Entah merampok dari anggaran pemerintah, bantuan untuk rakyat, dari instansi atau bahkan Yayasan social. Ingatlah bahwa harta dan infrastruktur itu tidak akan membawa kita kemana-mana.

 

Pada akhirnya bangunan megah hanya akan hancur dikikis oleh waktu. Harta hanya akan menjadi perebutan bagi mereka yang kita tinggalkan. Tetapi kejahatan saat kita mengambilnya, kedzaliman saat kita merebutnya akan abadi. Akan ada jutaan orang yang menuntut pada Dzat yang maha adil saat bantuan social mereka, sebuah kunci akhir yang menyelematkan mereka dari kelaparan dirampas. Akan ada jutaan orang mempertanyakan di hadapan Dzat yang Maha Tau ada apa gerangan para penguasa ini mempercantik diri mereka sendiri, sibuk rebut proyek sana-sini, saat satu demi satu rakyatnya meninggal, entah karena wabah atau karena lapar.

 

Inilah yang Fir’aun lakukan, dia persekusi seluruh Bani Israil, memperolok mereka, mengharamkan mereka dari hak-hak mereka hanya karena mereka beriman. Mencari selamat sendiri dan menjilat kaki Musa A.S saat peringatan Allah SWT datang satu demi satu, namun Kembali ingkar saat sudah dicabutnya peringatan tersebut. Sibuk membangun berbagai monument untuk menunjukkan kuasanya sebagai “tuhan”, bahkan mendirikan tangga ke langit untuk bisa “melihat” Tuhan-nya Musa A.S.

 

Sekarang saksikan apa yang tersisa? Jasad yang melapuk, sama lapuknya dengan monument-monumen megah yang dia bangun. Bahkan banyak daripada monument tersebut yang hilang, tidak berbekas.

 

Duhai mereka yang masih menyombongkan diri dengan kekuatan! Memiliki ribuan pasukan bersenjata lengkap, siap membungkam siapapun yang berani melawan. Memenjarakan orang yang berkata “tidak sepakat”, membutakan orang yang berjuang menyampaikan keadilan, hingga membuat narasi palsu hingga bohong untuk memuluskan segala rencana. Padahal secara asasi bangsa ini mengakui perbedaan pendapat, bangsa ini didasarkan pada supremasi hukum dan demokrasi. Namun semuanya dilecehkan, dihinakan, diganti dengan bangunan palsu Bernama popularisme, dengan fondasi rapuh Bernama pencitraan.

 

Memang betul saat ini banyak yang berhasil dibungkam, bahkan entah Ketika dirayakan “kemerdakaan” kemerdekaan macam apa yang ingin dicari. Karena jangankan bernafas bebas tanpa masker, berpikir dan memutuskan nasibnya sendiri banyak yang tidak bisa.

 

Sebagaimana Abrahah, petentang-petenteng dengan gajah-nya, menakuti orang-orang. Dengan harapan dia bisa menindas orang lain, dengan cara menyerang dan menghancurkan nilai inti dari spiritualitas orang banyak. Namun lihatlah Ketika akhirnya Tuhan berkehendak dan Tuhan selalu memiliki rencana.

Maka sudah sewajarnya kita merasa takut. Takut karena entah dalam kehidupan ini berapa banyak jiwa yang sudah disakiti. Takut karena entah berapa banyak janji tidak tertunai.

 

Gamblang dijabarkan pada sila ke-lima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Namun gamblang kita saksikan dan biarkan dia yang merampas hak rakyat yang lapar masih bisa tertawa tanpa ada konsekuensi, yang bisa membalas perbuatan buruknya itu. Kita sendiri menyaksikan bagaimana “keadilan” disajikan dihadapan kita. Tidak-kah kita takut jika nanti Yang Maha Adil akhirnya menunjukkan keadilan sejati-Nya? Bagaimana jika dia mengirim Kembali Ababil-ababil dengan kerikil semerah darah, yang siap meremukkan tubuh dan menghinakan kematian kita?

 

Selalu ingat, ingatlah bahwa semua akan berasal dan akan Kembali kepada-Nya. Dialah sebaik-baik hakim, dialah seadil-adil nya keadilan. Pada hari kita Kembali, kita hanya bisa berdoa untuk dijaga dari murka dan adzabnya, dengan amal saleh kita harapkan rahmat-Nya. Namun, senantiasa ada doa orang-orang terdzalimi, yang siap menghinakan kita Kembali, menjatuhkan, dan akhirnya menghancurkan hari-hari abadi kita.

 

Ya Allah, ampunilah kami,

Wallahu ‘Alam

 

For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain, silahkan kunjungi pranala dibawah ini

follow me on insta @Azzam_Abdul4 
Thanks for your support!

Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya

No comments:

Post a Comment