Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Saturday, January 30, 2016

Kakurenbo #6

Surakarta, Beberapa tahun lalu
"anda tidak bisa kemudian membiarkan pengelolaan magang di organisasi anda hanya sebagai event organizer. magang juga mencari dan perlu mengetahui esensi dari organisasi anda". debat panjang berlangsung lebih dari 15 menit, ruangan itu hening, entah takjub atau tidak bisa berkata-kata melihat dua orang laki-laki beradu argumen. seolah menjadi pemandangan langka, dan mungkin sangat langka, seorang yang terlihat dewasa di depan, dicecar pertanyaan-pertanyaan tajam oleh orang yang lebih muda. pimpinan sidang sampai larut dalam perdebatan, hingga lupa pembahasan tersebut sudah melebihi waktu yang diijinkan. orang muda itu tersenyum puas, setelah memperoleh jawaban yang diinginkan, kemudian segera meninggalkan ruangan selepas penundaan sidang ditetapkan. langkahnya meyakinkan, mengesankan dia bukan orang biasa, orang pilihan, mungkin kesan itu yang coba ditunjukkan orang muda itu. bisik bisik keras mengguman di belakang, namun dia tidak peduli, karena saat itu tuhan memanggil.

Masjid Kampus, Tengah Hari
orang muda itu memasuki masjid dengan sedikit terburu-buru, dia baru selesai mengambil wudhu ketika iqomah dikumandangkan. segera dia mencari shaff yang kosong, dan mengambil posisi sholat. entah pikirannya mengembara kemana ketika dia sholat, namun, selepas sholat dia segera mengambil posisi bersandar di tiang masjid, menerawang jauh ke alam khayalannya. lamunannya buyar ketika sesosok laki-laki menepuk pundaknya.
"oy,  siang-siang dan ngelamun aja. habis ngapain lu?" Afif, nama pemuda itu, berasal dari ujung utara pulau sumatera. berbadan kecil, dengan senyum lebar, selalu tersenyum dan memiliki stok guyonan seperti gudang Wal-Mart.
orang muda itu hanya tersenyum tipis, melemaskan lehernya dan menggeser posisi duduk. "ngga gimana-gimana, tadi cuman iseng jadi evaluator aja, haha, agak berantem sih tadi"
"ajegile, bocah bau kencur kayak kau, berantem di sidang umum lembaga? kau sakit apa bro? Afif tergelak, menggelengkan kepala, dan menimpali "awak ni orang melayu, pernah salaman sama ketua GAM aja masih malu di fakultas. lah kau, orang jawa, ngga pande berantem pula, berani adu suara di sidang umum!"
orang muda itu meletakan telunjuk di bibir, isyarat untuk diam karena suara Afif terlalu keras, kemudian menimpali
"ya kan sidang umum ngga kaya forum jeger pasar fif.." katanya sambil mengulum senyum
"kau emang gila mad!, udah pintar, bibir kau pun ngga bisa diem, pantas orang-orang bilang kau itu terlalu cepet tua! habis, kelakuan kau mirip betul sama bapak-bapak!" kata Afif, sambil menepuk pundak dan beranjak pergi."aku nak AAI dulu mad, kau jangan melamun lah, muka kau jadi mirip beruk!"
orang muda itu hanya tersenyum, dan melambaikan tangan.

dia ahmad, anak "luar biasa" dari sebuah fakultas yang cukup mentereng di kampus ini. tahun ini, dia menginjak usia 18 tahun, usia mahasiswa baru. namun, seringnya dia berorganisasi, aktif berbicara serta memiliki kapasitas intelektual yang "lebih" membuat dia sangat dikenal di kalangan teman fakultas, atau bahkan universitas. pernah suatu ketika dia mendebat presiden BEM sebua fakultas karena BEM fakultas tersebut tidak memiliki AD/ART, dia juga sering menanyakan pertanyaan kritis di kelas, yang beberapa kali memicu kegaduhan namun sangat disukai oleh dosen. dialah ahmad, orang yang digadang-gadang menjadi ketua di beberapa lembaga, menjadi sumber ide bagi kalangan yang lebih tua, dan tentu saja, sejak awal sudah memiliki sekian banyak hater di antara teman-temannya. dia termenung, masih melanjutkan lamunannya, berulang kali membuka dan menutup mata, dan bergumam "apakah ini apa yang aku cari? apakah ini mimpi-ku.." dia menutup matanya sangat dalam, hingga akhirnya terbuai di alam mimpi.

Asakusa, Tengah Malam
aku terbangun di tengah malam, menutup mata dengan tangan ku, sambil memejamkannya kuat-kuat. mimpi-mimpi masa lalu itu selalu datang bertubi-tubi bahkan dikala aku tidak menginginkannya. aku hanya mampu terdiam cukup lama diatas futon ku, dan menatap ke seantero ruangan. terliht gelas masih berada di atas meja, lampu masih mati, dan cahaya temaram dari luar masuk menerangi sebagian ruangan. aku bangkit dari tidurku, berjalan menuju kamar mandi, dengan posisi terguncang setelah dipaksa melihat aku-di-masa-lalu, setelah itu, aku mencuci muka dan wudhu, aku yakin itu adalah mimpi buruk. aku bukan orang hebat, aku hanya salah karena telah dilahirkan. aku bukan orang cerdas, aku hanya terlalu sok tahu dan terlalu banyak berteman dengan buku. aku kembali ke ruang tengah, dan ternyata, aku mendapati kamarku terbuka sedikit, cahaya dari gedung sebelah dan cahaya malam menerangi kamar ku. aku bersumpah pada tuhan aku sama sekali tidak berniat mengintip dia, ya karena dia tidur di kamar ku.

saat itulah, aku melihat dia. dia masih mengenakan yukata dan taplak meja di kepalanya, menatap keluar kamar melalui jendela beranda ku. dia menggumam kan beberapa kata yang pada awal nya aku tidak mengerti, kalian tahu kan, aku tidak terlalu baik dalam berbahasa jepang. aku mendekat ke pintu kamar, mendengarkan secara seksama, apa yang dia katakan, dan aku membeku di tempat aku berdiri. apa-apaan perempuan itu! memoriku kembali dipaksa berputar, lebih jauh lagi, lebih jauh dari awal aku melihat sosok ku sekarang, kembali menjadi sosok yang lebih kerdil dan lebih hina lagi...

"my god is Allah, and He is my goal. My Prophet is Muhammad SAW, and he is my idol. My Holy Book is Al-Qur'an, and That's my way of life. Jihad is my way, and my highest dream. Die as a martyr in Allah's way is my biggest dream..."

dia mengucapkan kata-kata itu berulang-ulang, sambil menatap keluar jendela. mengelus taplak-meja-hijab nya, sembari menitikkan air mata...

"thank you Allah, at last i can meet him.. thank you...."

dia menitikkan air mata, namun aku tahu, dia tersenyum.. dan kalian tahu? senyuman itu sangat menawan..

-to be continued

No comments:

Post a Comment