KOMPENSASI GENERASI Y PADA GOOGLE
INC
Muhammad Abdullah ‘Azzam (F0213062)
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis jurusan Manajemen
Universitas Sebelas
Maret
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
analisis kasus
kompensasi dengan judul Kompensasi
untuk Generasi Y di Google Inc.. Kami menyusun analisis kasus ini dari
informasi yang kami peroleh dari beberapa sumber.
Bagi mahasiswa kami berharap analisis kasus ini dapat menjadi wawasan baru, dan
dapat menjadi evaluasi bagi pihak yang terkait. Analisis kasus ini masih jauh dari sempurna
sehingga kami sangat mengharapkan masukan atau saran para pembaca untuk
mengoreksi paper ini.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Prof. DR. Dra. Asri Laksmi
Riani M.S selaku dosen Kompensasi, yang telah membimbing
kami sehingga paper ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman Manajemen A yang telah memberikan dukungan kepada kami.
Surakarta, 21
Desember 2015
Penulis
Mengapa Kompensasi Generasi Y di Google Unik
Generasi Y (Gen Y)
merupakan generasi Yang melahirkan ide-ide brilian, dengan kemahiran dalam
mengaplikasikan teknologi dan kemampuan untuk memaksimalkan kreatifitas. Generasi
Yang berumur belasan hingga maksimal 30-an ini lahir pada tahun 1980-2000.
Dengan gelar generasi milenium, generasi Y mulai mewarnai dunia bisnis dengan
tipikal yang khas. Berpenampilan santai, agak susah diatur, bahkan cenderung
“tidak peduli” dengan kerja.
Sifat muda yang
selalu ingin coba-coba, membuat generasi Y tidak pernah awet di tempat kerja.
Kepedulian yang sangat terhadap teknologi pun menjadi antitesis bagi generasi X
(lahir tahun 1965-1979) dan baby boomer (lahir tahn 1946-1964). Inkonsistensi
itu yang membuat generasi sebelumnya menganggap generasi Y tidak terlalu
membanggakan. Karena egosentrisme yang kuat dan sifat mudah bosan, meskipun
secara politis, yang dianut generasi Y lebih baik dari generasi sebelumnya,
dengan kekuatan toleransi yang tinggi.
Menurut pandangan
SDM, generasi Y merupakan generasi unik. Generasi ini memiliki banyak
keunggulan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya. Tetapi dalam hal etika dan
aturan main SDM, generasi Y dinilai memang tidak terlalu cocok dengan apa yang
berlaku umum sekrang. Teori-teori SDM yang mengutamakan loyalitas, tata krama,
dan formalitas, dibenturkan dengan relaitas generasi baru yang mengunggulkan
performa, melawan batas formal, dan berperilaku individualis-toleran.
Beberapa kasus
menganggap Google.inc merupakan perusahaan teknologi raksasa yang berhasil memberdayakan
generasi y dengan baik. Pertumbuhan perusahaan serta nilai IPO yang beranjak
progresif, jajaran CEO dan owner yang menduduki peringkat atas orang terkaya
Amerika Serikat (pada peringkat 5 dengan kekayaan 18.5 Milyar Dolar) menjadi
bukti. Inovasi tiada henti dengan pengembangan jasa layanan perangkat lunak
maya dan perangkat lunak offline
menjadi bukti kreatifitas yang menjadi ciri khas generasi y. Aplikasi Google
mulai dari chrome, nose, hingga Google android membawa percepatan teknologi
abad 21.
Dengan menerapkan
budaya kerja yang dirangkum dalam 3 filosofi, “anda dapat menghasilkan uang
tanpa melakukan vandal”,”anda dapat bekerja serius tanpa mengenakan seragam”,
serta ”bekerja seharusnya menantang dan tantangan harusnya menyenangkan”
mengantarkan Google menjadi nomer satu dalam urusan kerja versi majalah
fortune. Pemberian keleuasaan 20% waktu untuk melakukan riset pribadi juga
menjadi simbol kebebasan. Aplikasi seperti mail dan spreadsheet juga berawal
dari keleluasaan 20% ini. meskipun dituduh menerapkan gaji kecil, tapi dengan
suasana kerja yang bebas-menyenangkan seolah tidak menjadikan masalah bagi
kalangan karyawan. Bahkan suasana kerja Google diabadikan dalam sebuah film
rilisan 20th Century Fox dan Regency Enterprise berjudul “The Internship” pada tahun 2013, yang menggambarkan kondisi kerja
menyenangkan dan menggambarkan kantor pusat Google di Silicon Valley secara
total.
Google memberikan
kompensasi tidak hanya berupa kompensasi materiil, bonus liburan, kebebasan
dalam mengelola kantor, makanan gratis di kafetari, outdoor meeting, dan
berbagai hal lain yang memfasilitasi kebutuhan dan kebebasan generasi Y. Akan
menarik jika kita melihat beberapa tren bahwa Google tidak memberikan
kompensasi cukup besar dalam bentuk kompensai materiil, dalam hal ini berupa
uang atau gaji. Namun, Google memberikan hal lain yang telah kami sebutkan
sebagai semacam pengganti untuk kompensasi meteriil tersebut (bahkan gaji
kawyawan Google apabila dibandingkan dengan Microsoft bisa dibilang cukup jauh),
dan dampaknya, cukup berhasil menarik sebagian besar generasi Y untuk
memasukkan Google sebagai perusahaan impian tempat mereka bekerja. Timbul
pertanyaan mengapa Google dapat semenarik itu bagi generasi Y? Apakah budaya
kerja mereka dan suasana kerja menjadi salah satu pertimbangan? Apakah generasi
Y tidak lagi menganggap kompensasi materiil sebagai unsur penting dalam daftar
kompensasi mereka? Bagaimana masa depan Google dan generasi Y jika dilihat dari
jawaban pertanyaan diatas?.
A.
LANDASAN TEORI
Definisi Generasi Y
Menurut Bureau
of Statistic Australia, generasi Y
merupakan generasi yang lahir antara 1982-2000
Menurut
William Strauss dan Neil Howe,
generasi Y merupakan generasi yang istimewa. Generasi ini adalah hero, yang
percaya akan kewenangan dan konstitusi. Baik dalam kerja kelompok, berani
mengambil keputusan dan tetap berkontribusi pada masyarakat dalam usia apapun.
Menurut Jean
Twenge (2007), generasi Y adalah
generasi me, yang memiliki kecendurungan narcism
sama seperti generasi X dari masa remaja hingga menginjak usia 20-an.
Definisi Generasi Y dalam Pandangan Praktisi
Menurut Mata (2014: 74), generasi Y dapat digolongkan sebagai generasi native democracy dan teknologi.
dikarenakan generasi ini memandang demokrasi dan teknologi sebagai unsur given dan memberikan pandangan yang
lebih bebas dan toleran terhadap unsur-unsur politik dan teknologi.
Menurut Anderson (2007: 144) generasi yang muncul setelah era internet menjadi
kekuatan baru dalam ekonomi dengan kekuatan informasi dan penguasaan teknologi
yang dapat memberikan pengaruh pada pasar.
Definisi Kompensasi
Menurut
Dessler (2007: 46), kompensasi karyawan
adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan
muncul dari pekerjaan mereka.
Menurut
Hasibuan (2002 : 118) kompensasi adalah
semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung maupun tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada
perusahaan.
Definisi Kompetensi
Menurut Dessler (2007: 412) sedangkan kompetensi berarti karakteristik yang dapat di
tunjukkan termasuk pengetahuan, kemampuan, dan perilaku, yang mendukung
performa.
Definisi Turnover
Menurut Harninda (1999:27): Turnover intentions pada dasarnya adalah sama dengan
keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya.
Harnoto (2002:2) menyatakan:
turnover intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar
dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intentions
ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik.
Jurnal-jurnal Terkait
Teori Hezberg
Now, more than 30 years after the debate and despite
multiple claims that Herzberg's theory is dead, emerging research from the
field of positive psychology is surprisingly consistent with basic tenets of
the motivation-hygiene theory. It may be time to resurrect Herzberg's theory.
This article includes a summary of the motivation-hygiene theory, a
clarification of long-standing misinterpretations of the theory, and an
examination of the fit between Herzberg's theory and contemporary research on
happiness, intrinsic motivation, and materialism. The benefits of returning to
Herzberg's model are discussed. (Sachau, Daniel A Vol
6. 2007. Human Resource Development Review. Thousand Oaks ).
Herzberg's motivation-hygiene theory argues that job
satisfaction and job dissatisfaction result from different causes. According to
Herzberg, satisfaction depends on motivators, while dissatisfaction is the
result of hygiene factors.46 He defined motivators as intrinsic to the job, and
he defined hygiene factors as extrinsic to the job.47 He also succinctly
created a distinction between satisfaction and dissatisfaction. . (Udechukwu, Ikwukananne I, DBA Vol
38 2007.
Public Personnel Management. Thousand Oaks ).
.
Hubungan antara Kompensasi, Turnover dan Pelatihan
The results provide strong support for the hypothesis that is the negative relationship between organizational commitment and
turnover intention. Employees' training is significantly
correlated with organizational commitment, turnover intentions and the
commitment-turnover relationship.
(Jehanzeb, Khawaja; Rasheed, Anwar; Rasheed, Mazen F.
Vol 8. 2013. International Journal of Business and Management. Toronto ).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Generasi Y.
Generasi Keajaiban bagi Dunia Bisnis
Belum ada kesepakatan diantara para ahli mengenai kapan generasi ini mulai
dan kapan generasi ini mengalami cutoff.
Tetapi mayoritas berpendapat bahwa generasi ini mulai pada tahun 1982-2000 (Bureau of Statistic Australia).
Sedangkan beberapa berpendapat generasi ini mulai muncul antara 1990-2000.
Tetapi secara garis besar generasi ini dapat disimpulkan sebagai generasi yang
akan berada pada usia siap kerja pada saat ini. baik pada tataran fresh graduate atau telah menaiki
jenjang karir tertentu. Dengan usia antara 15 hingga 30-an, generasi ini
tergolong sangat muda dan bagi negara berkembang, merupakan dampak dari
piramida ekspansif yang berarti, penduduk negara berkembang saat ini didominasi
oleh generasi ini.
Sedangkan
menurut pendapat beberapa ahli, generasi Y memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Menurut pendapat William Strauss dan Neil
Howe, generasi ini memiliki kemampuan kerja kelompok yang baik, berani
mengambil keputusan, dan berperan pada masyarakat umum pada usia senja.
Tentunya, sangat percaya pada kewenangan dan konstitusi. Menurut Chris
Anderson, penulis buku The Long Tail, dalam dunia bisnis generasi ini berperan
sebagai pangsa pasar baru dan pemain baru. Pangsa pasar berarti generasi ini
sangat berperan dalam menentukan kondisi pasar. Perkembangan tren industri dari
fisik menuju online pun dianggap
karena dominasi generasi ini. Sedangkan Anis Mata, pengarang buku gelombang
ketiga indonesia menganggap generasi ini sebagai native democracy dan native
technology. Maksudnya, menganggap bahwa demokrasi dan teknologi yang ada
sekarang bukan sebagai unsur yang diperoleh (achieved) tapi sebagai unsur given,
yang sudah sewajarnya ada dan dinikmati manusia. Pandangan terhadap dua hal itu
membawa generasi ini menjadi sangat mencintai kebebasan berpendapat dan tidak
dapat diam dengan perkembangan teknologi yang ada. Dampaknya, mereka tidak
terlalu suka pengekangan pendapat dan gaya kepemimpina otoriter dan mahir dalam
menggunakan sarana teknologi.
Bagaimanapun
pendapat diatas beragam, secara garis besar memang ada kesamaan karakter dan
sifat generasi Y yang menjadi identitas. Karakter ini yang cukup membedakan
antara generasi Y dengan generasi sebelumnya. Dalam artikel di majalah Femina
dan website PPM-Manajemen.ac.id, generasi Y merupakan generasi yang memiliki
kekuatan terbesar pada daya eksplorasi dan kreatifitas. Kekuatan itu didukung
dengan penguasaan teknologi tinggi dan perilaku serta pemikiran yang santai dan
terbuka. Dalam bekerja sangat mendukung kerja tim yang saling terbuka dan
menolak dominasi tertentu. Memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, dengan visi
yang cukup jelas di usia muda, meskipun visi tesebut seringkali membuat mereka
tidak suka terikat. Beberapa karkateristik diatas adalah kekuatan yang dimiliki
generasi Y.
Sedangkan
kelemahannya, diawali dengan sikap yang cenderung santai dan tidak menyukai
formalitas. Sikap ini membuat mereka
dipandang tidak profesional oleh generasi sebelumnya. Kemudian visi yang jelas
membuat mereka tidak bisa menerima ketika lingkungan kerja tidak dapat
mengakomodir visi tersebut, dan ketika bertemu lingkungan yang otoriter, dalam
beberapa kasus generasi ini lebih memilih pergi. Maka, generasi ini terkenal memiliki
laju turnover cukup tinggi. Kemampuan
adaptasi sangat didukung oleh kondisi lingkungan secara umum. Proses adaptasi
yang cepat sangat dipengaruhi adanya figur atau kekuatan tertentu yang
menginspirasi. Sedangkan kreatifitas generasi ini dapat menjadi kontraproduktif
ketika mereka tidak memperoleh ruang untuk mengembangkan kreatifitas.
Maka,
secara garis besar ada beberapa variabel yang sangat mempengaruhi kekuatan dan
pemberdayaan generasi Y. Variabel pertama, adalah keberadaan teknologi sebagai
penunjang kreatifitas. Yang kedua, sistem yang terbuka dan egaliter, terdapat
interaksi dalam pihak-pihak yang terlibat dalam suatu sistem. Yang ketiga,
lingkungan kerja dan suasana kerja yang mendukung terciptanya kepuasan kerja
dan mengakomodir visi masing-masing individu. Oleh karena itu, yang perlu
dipahami perusahaan ataupun dunia bisnis secara keseluruhan, adalah bahwa dunia
bisnis akan bergantung pada generasi ini. Maka, yang paling penting adalah
menyiapkan toleransi-toleransi tertentu untuk menyikapi generasi ini. Toleransi
bukan berarti memberikan segalanya, lebih tepatnya memberikan apa yang
dibutuhkan generasi ini yang sekiranya cukup untuk menunjang kemampuan istimewa
mereka. Seperti yang dilakukan oleh Google, microsoft dan yahoo.
Mengkaji Kompensasi Generasi Y di Google
Penulis menemukan beberapa
fakta menarik tentang perusahaan Google, kaitannya dalam penerapan kebijakan
kompensasi. Penulis merangkum ini dari berbagai catatan yang penulis peroleh
dari berbagai sumber. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Menurut komunitas karir Amerika Serikat, Glass Door, Google menepati Urutan
pertama perusahaan dengan kompensasi paling menarik, dengan poin 4.4, diatas
Costco, Facebook, dan Adobe.
2.
Kompensasi yang diperoleh Chief of Financial Operations (CFO) Google
memperoleh insentif sebesar 22.6 Juta USD, menduduki peringkat 5 teratas di
Amerika Serikat.
3.
Google mengalami 3 fase perubaan metode kompensasi, dalam hal ini khusus
untuk perencanaan saham dan kompensasi-kompensasi finansial. Dipaparkan oleh
Frank Wragner dan John Scrimm sebagai berikut :
a.
Fase sebelum IPO (1998-2004)
Google hanya memberika opsi saja kepada karyawannya
b.
IPO (2004-2009)
Saham Google yang fluktuatif memberikan Google kebijakan
untuk mengijinkan pemilik saham (karyawan) menyesuaikan saham mereka ketika
berada di ujung dari performa (berlaku ketika saham sedang menanjak atau
menurun tajam)
c.
Tahap Dewasa (2009-sekarang)
Google mendapat tantangan untuk mengelola dan memelihara
karyawannya, dan kebijakan kompensasi “plain vanilla” sangat tidak cocok untuk
hal ini, maka Google melakukan hal-hal dengan kebijakan kesetaraannya.
Dilakukan dengan mengganti metode pengiriman kompensasi, memperbaiki
komunikasi, mengganti jadwal investasi, dan program kustom (bisa dirombak).
4.
Google memiliki kebijakan aturan kompensasi yang diketahui dan diseutujui
pihak pemerintah, diantaranya kebijakan kompensasi insentif pada tahun 2012
untuk karyawan Google dan konsultas Motorolla Mobility, atau yang lebih lampau,
kebijakan Deffered Compensation Plan pada tahun 2011
5.
Jajaran eksekutif Google memiliki gaji fantastis, diantaranya adalah Eric
S. Schmidt sebesar 108,690,772 USD, Omid Kordestasni sebesar 129,903,052 USD,
David C. Drummond sebesar 44,258,888 USD, dan Patrick Pichette sebesar
43,757,484 USD.
6.
Kebijakan di tempat kerja Google yang dirilis resmi melalui laman resminya,
yang menyatakan beberapa fasilitas yang diperoleh karyawan seperti layanan
makanan dan minuman gratis di kafetaria, kebebasan mendesain lingkungan kerja,
bonus liburan, kebebasan memilih tempat kerja dengan proporsi 80-20 dengan 20%
jam kerja bebas, serta kebijakan lain seperti kebijakan tanpa seragam yang
sangat menarik.
Dari fakta-fakta diatas,
keseluruhan kompensais Google baik dari nilai, bentuk kompensasi, format
pemberian kompensasi memang sangat menarik bagi generasi Y, lebih khusus lagi,
ada budaya perusahaan yang menurut penulis merupakan “kemenangan” Google atas
bisnis medoren, terutama di industri teknologi tinggi, hal itu adalah “iklim
kebebasan produktif”.
Google, Iklim Kebebasan Produktif
Menjadi perusahaan swasta pada 1998, perusahaan yang didirikan oleh Sergey
Brin dan Larry Page menjadi fenomena. Kemunculan internet pada abad 20 seolah
memunculkan tatanan dunia baru, dan disitulah Google mengambil peran. Memgang
transaksi hampir 24 petabyte data harian milik pengguna, menjadikan Google
sebagai enterprise terkuat dalam
dunia maya. Menyingkirkan pesaing seperti yahoo, dan perusahaan lain.
Pengembangan industri secara massif, pada bidang perangkat lunak dan keras
menjadikan Google sebagai ancaman bagi raksasa lain seperti apple dan
microsoft. Keberanian meluncurkan telepon seluler bahkan komputer desktop
membuat Google tidak hanya diperhitungkan sebagai indutri dunia maya saja,
tetapi merengsek memasuki industri teknologi fisik seperti perangkat lunak dan
keras. Posisi kelima orang terkaya yang diduduki jajaran CEO, Sergey Brin,
Larry Page dan Eric Scmidt menjadi beberapa bukti kuatnya industri ini. Bahkan
kantor pusat di Silicon Valley dianggap sebagai salah satu kantor paling
“produktif” dan “ramah kerja”.
Ada apa
di balik Google?. Sebuah pertanyaan sederhana yang memerlukan jawaban panjang
sebenarnya. Kami akan mempersempit pada bahasan bagaimana Google memperlakukan
generasi ajaib, generasi Y. Beberapa filosofi yang dibawa oleh Google menjadi
sebuah landasan perlakukan dan standar perilaku bagi karyawan. Kami akan
memberdah filosofi-filosofi tersebut.
1.
“anda dapat menghasilkan uang tanpa melakukan vandal”
Vandalisme adalah tindakan melanggar aturan, sia-sia dan berlaku tidak
baik. Google sangat menentang perlakuan semacam ini. Orisinalitas dan
keteraturan menjadi ruh dalam produk-produk yang menjadi pemaukan Google.
Konsep ringan, sederhana, mudah diakses menjadi ciri khas produk milik Google.
Maka, tidak ada sejarahnya prodk Google sulit dioperasikan. Bahkan saat ini,
dengan memiliki akun Google, baik itu mail maupun Google plus, kita bisa
mengakses layanan Google lain seperti maps, blog, bahkan youtube. Akan tetapi,
dalam penciptaan produk, standarnya berbeda. Dan akan dikaitkan pada filosofi
kedua.
2.
”anda dapat bekerja serius tanpa mengenakan seragam”
Meskipun dalam produk yang menjadi income Google diterapkan standar
setinggi itu, dalam penyiptaannya Google tidak mengharuskan karyawan berlaku
seperti produk mereka. Pada filosofi kedua ini menggambarkan kondisi yang ingin
diciptakan dalam lingkungan kerja. Seragam merupakan simbol formalitas dan itu
ditolak Google dalam filosofinya. Kebebasan berpakaian dengan keseriusan
bekerja menjadi inti dari filosofi ini. kebebasan itu tentunya bukan hanya
pakaian saja. Metode kerja, suasana kerja, didesain agar karyawan “serius”.
Yang perlu dipahamai, generasi Y sangat tidak menyukai formalitas, dan filosofi
kedua ini yang seringkali menjadi magnet bagi generasi Y untuk bekerja di Google.
“keseriusan” yang dipahami generasi Y adalah performa. Bukan pada tampilan luar
maupun lingkungan yang penuh tata krama yang kaku. Maka, filodofi kedua menjadi
metode untuk dapat merealisasi filosfi pertama. Penciptaan suasana serius kerja
yang disesuaikan dengan kondisi serius masing-masing karyawan menjadi kunci
rahasia produk Google yang sangat berkualitas. Karena masing-masing karyawan
memiliki metode berbeda untuk mencapai standar itu. Kemudian, filosofi ini
sejalan dengan prinsip-prinsip khas generasi Y.
3.
”bekerja
seharusnya menantang dan tantangan harusnya menyenangkan”
Teori 20 persen waktu adalah jawaban filosofi ini. Bukanya membiarkan
karyawan bekerja bebas, Google justru membiarkan mereka berkreasi sesuai minat
dan bakat dengan waktu sisa itu. Di waktu sisa itu, Google menantang
karyawannya untuk memberikan “ide gila” mereka. Ide-ide itu sesuai dengan
bidang yang disukai dan diminati karyawan. Tercatat beberapa produk sukses Google
seperti Gmail, dan Gplus adalah hasil dari “ide gila” karyawan di 20 persen
ini. Bahkan lebih hebatnya lagi, waktu 20 persen ini bebas untuk dimanfaatkan
dengan kegiatan apapun. Tercatat Google playground di kantor pusat Google
adalah ide sekelompok karyawan dan mereka menghabiskan 20 persen waktunya untuk
membuat playground semacam itu. Ketika apa yang ditemukan karyawan
menghasilkan, atau meberi income, Google memicu mereka untuk lebih dan lebih
dalam melakukan sesuatu. Dampaknya? Google tidak lagi dikenal sebagai industri
intenet, tapi industri teknologi tinggi.
Google merupakan contoh menarik
pemberian kebebasan berekspresi pada karyawan secara umum dan generasi Y secara
khusus. Menstimulus relung kreatifitas dan memberikan kebebasan seluas-luasnya
dan sarana semaksimal mungkin, bahkan karyawan diijinkan untuk memnciptakan
sarana yang menunjang produktifitas mereka. Itulah filosofi dan suasana kerja
di Google, the freedome and creative high
technology enterprise. Dampaknya? Membanjirnya generasi Y yang ingin
berkembang disana. Menikmati kenyaman dan kepuasan kerja, bahkan sebuah
“petualangan” penuh tantangan bukan deadline yang menanti dan tertanam dalam
benak karyawan.
Bagaimana Generasi Y memandang Google
Kajian Sumber Daya Manusia
menyebutkan bahwa generasi Y adalah generasi yang memiliki sifat bawaan,
seperti berorientasi kepada inovasi, pengembangan diri, kebebasan, kepercayaan
diri tinggi, kedekatan dengan teknologi, dan selalu “bertanya”. Sifat-sifat ini
menemukan fakta-fakta menarik, yang apabila disimpulkan, memang betul generasi
Y masih membutuhkan insentif materiil guna menunjang kehidupan mereka, namun,
bukan masalah dan bahkan baik, jika prusahaan mampu menyediakan dan memenuhi
sifat dasar mereka. Maksudnya, jika kamu bisa makan gratis di kafetaria, untuk
apa uang makan perusahaan? Maka dalam hal ini, Google dapat menjawan itu.
Sederhana, dalam urusan makan generasi Y tidak perlu memikirkan “apa yang akan
saya makan” karena sudah disediakan perusahaan, kompensasi uang mereka bisa
dipergunakan untuk kegiatan yang mereka sukai.
Maka, dengan bukti Google
sebagai perusahaan paling populer dari segi kompensasi di Amerika Serikat,
membuktikan bahwa perusahaan ini memiliki posisi dari segi kompensasi yang ditawarkan
bagi para pegawai baru (yang dalam hal ini jelas generasi Y). Dengan demikian,
model kompensasi Google yang demikian, memberikan kebebasan berkreasi di
kantor, fasilitas libura, opsi saham, dan lain-lain unik dan lain dari
perusahaan lain, menjadi primadona di kalangan generasi Y, atau bahkan generasi
diatasnya yang merindukan kebebasan dan kemerdekaan. Perlu diingat, kompensasi
tidak hanya berupa kompensasi materiil, namun juga non materiil.
PENUTUP
Catatan
Kecil untuk Industri Teknologi Tinggi
Kesimpulan
Generasi Y merupakan generasi
yang akan menjadi tulang punggung dunia bisnis. Kehadiran generasi ini yang
didukung dengan peerapan teknologi tinggi secara massif di seluruh lini bisnis
memberikan korelasi hubungan yang saling mendukung. Kemampuan eksplorasi,
kreatifitas, penguasaan teknologi, ide-ide brilian dan prinsip kerja berbasis
perfroma membawa generasi Y pada tahapan terbaik untuk mulai mengambil alih
kendali bisnis. Lini industri kreatif dan teknologi tinggi merajai pasar berkat
dukungan dari generasi ini. Perusahaan yang memberikan wadah untuk pengembangan
kemampuan generasi ini pun juga memperoleh posisi cukup baik di pasar.
Google menunjukkan diri sebagai
salah satu perusahaan yang berhasil dalam menerapkan sistem kompensasi bagi
generasi Y yang khusus dengan sifat-sifat bawaan yang menarik. Pemberian
kebebasan berkreasi di tempat kerja yang berarti mengeksplorasi diri sesuai dengan
minat dan bakat, aspek pemberian kompensasi unik dalam pembagian opsi saham,
kebijakan kompensas yang legalitasnya diakui pemerintah, serta jumlah yang
fantastis bagi posisi-posis perusahaan (kompensasi materiil) memberikan sebuah
“paradigma” perusahaan impian bagi kalangan generasi Y. Maka, hasil survei yang
dilakukan Glassdoor yang melibatkan 300.000 responden menjadi “hadiah” dan
bukti keberhasilan Google menarik generasi pekerja baru dari generasi Y.
Saran
Dunia bisnis akan sangat
bergantung kepada bagaimana perusahana dapat mengelola dan menarik generasi Y
ke dalam budaya dan aturan mereka. Kompensasi bisa menjadi salah satu aspek
menarik, dan seharusnya perusahaan bersyukur karena generasi ini tidak meminta
“bayaran tinggi”, mereka meminta “kemampuan eksplorasi” mereka diberikan
keluasan sebesar-besanya. Seolah generasi Y mengatakan ; “ijinkan saya menjadi seorang Christiano
Ronaldo di perusahan mu, maka saya menjamin saya mampu menjebol 500 rumah dalam
3 hari dengan produk mu”. Anekdot tersebut menjadi sinyal dan tanda serta kunci
kesuksesan sebuah perusahaan bernama Google Inc. Sinyal bahwa generasi Y bisa
“menjajinkan” imbal balik besar bagi perusahaan, tanda dari sebuah era baru
kompensasi yang lebih fleksibel, dan kunci kesuksesan pengelolaan generasi Y.
Daftar Pustaka
1. ANDERSON, Chris. The Long Tail. Penerbit Gramedia Pustaka Utama , 2007.
2. DESSLER, Gary. Human Resources Management. Prentice
Hall , 2007.
3. JEHANZEB, Khawaja;
RASHEED, Anwar; RASHEED, Mazen F. Organizational Commitment and Turnover Intentions: Impact of
Employee's Training in Private Sector
of Saudi Arabia. International Journal of Business and Management, 2013, 8.08
of Saudi Arabia. International Journal of Business and Management, 2013, 8.08
4. MATA, Anis. Gelombang Ketiga Indonesia. The Future Institute , 2014.
5. SACHAU, Daniel A. Organizational Commitment and Turnover Intentions: Impact of
Employee's Training in Private Sector. Human Resource Development Review, 2007, 6.04.
6. RIANI, Asri Laksmi. Perspektif Kompensasi. Yuma Pressindo, Surakarta , 2011.
7. SUMAMPOUW, Christine L. Pengaruh kompensasi terhadap produktifitas kerja karyawan
pada pt. Bank tabungan pensiunan
nasional, tbk manado. unsrat.ac.id, 2013, 2.03.
8. UDECHUKWU, Ikwukananne I. Correctional Officer Turnover: Of Maslow's Needs Hierarchy and
Herzberg's Motivation Theory. Public Personnel Management, 2007, 38.02.
Situs Web
1.
Google
- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses pada 02 April 2015 pukul 11.07
2.
Microsoft - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses pada 02 April 2015 pukul 11.16
3.
Five steps to a strong company
culture.htm diakses pada 02 April 2015 pukul 11.22
4.
What Culture Means to Yahoo!.htm
diakses pada 02 April 2015 pukul 11.33
5.
Ciri Khas Gen Y Karier
Isu Wanita Femina.co.id.htm
diakses pada 02 Aoril 2015 pukul 11.37
6.
http://blog.kenexa.com/the-evolution-of-Googles-equity-compensation-program/ diakses pada
21 Desember 2015, pukul 22.30
7.
http://www1.salary.com/Google-Inc-Executive-Salaries.html diakses pada
21 Desmber 2015 pukul 22.33
8. http://www.sec.gov/Archives/edgar/data/1288776/000119312512283173/d357265dex1002.htm diakses pada
21 Desember pukul 22.35
9. http://corporate.findlaw.com/contracts/compensation/Google-deferred-compensation-plan.html diakses pada
21 Desember pukul 22.40
10.
http://bisnis.liputan6.com/read/2055272/Google-perusahaan-as-beri-kompensasi-paling-menarik diakses pada
21 Desember 2015 pukul 22.45
11.
http://www.jurnalakuntansikeuangan.com/2011/07/kompensasi-cfo-meningkat-19-persen-inilah-5-yang-tertinggi/ diakses pada
21 Desember pukul 22.48
pictures from google.com
Artikel ini dilindungi oleh hak cipta fakultas ekonomi dan bisnis universitas sebelas maret. dilarang memperbanyak tanpa seijin penulis, dan dilarang melakukan plagiasi terhadap artikel ini. apabila ingin mengutip harap menggunakan kutipan yang sebenar-benarnya dan selengkap-lengkapnya.
Muhammad Abdullah 'Azzam, Mahasiswa S1 Manajemen FEB UNS
kritik dan saran harap dikirim ke felloloffee@gmail.com
find me on Google Plus +Azzam Abdullah
No comments:
Post a Comment