Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Saturday, June 27, 2015

International Business Study. Boeing and Motohashi



Critical Review
Innovation Strategy and Business Performance of Japanese Manufacturing Firms
Kazuyuki Motohashi

Strategi bisnis internasional, sebenarnya memiliki banyak dimensi. Beberapa dimensi dari strategi bisnis ini memiliki banyak jenis, dimensi, dan perbedaan pada penerapan tingkatan strategi. Masing-masing jenis, dimensi, dan tingkatan memiliki perbedaan signifikan. Masing-masing saling berbeda, akan tetapi tidak bersifat menegasi. Justru lebih baik jika perusahaan mampu mengkombinasikan berbagai macam strategi, pada berbagai jenis, dengan berbagai dimensi. Strategi tersebut, salah satunya adalah strategi inovasi.
Fokus dari jurnal yang dikaji, adalah pada strategi ini. penerapan strategi inovasi yang dinilai merupakan konsentrasi kekuatan utama berbagai macam industri manufaktur, dari berbagai kelas, terutama industri-industri dengan kriteria memiliki pegawai maksimal 50 orang dan modal 30 juta USD atau BBSA. Dengan fokus penelitian pada negara maju, yang dinilai memiliki fonasi kuat pada pengembangan teknologi, yang pada akhirnya sangat menyokong strategi-strategi inovasi yang dilakukan oleh berbagai jenis perusahaan, dalam hal ini menitikberatkan pada fungsi-fungsi riset dan pengembangan (Research and Developement).
Sebagai sebuah penelitian awal, yang mendasari analisis terhadap pengaruh R&D terhadap strategi motivasi, artikel sudah mencakup berbagai macam hal yang bisa menjadi pedoman untuk melakukan berbagai penelitian. Namun patut disadari, apabila berkaca pada strategi inovasi, strategi ini tidak hanya menjadi konsentrasi utama dari industri-industri berteknologi tinggi. Negara-negara berkembang, dalam tataran global menerapkan strategi inovasi bahkan pada tataran industri-industri tradisional. Sekali lagi, meskipun mungkin tidak terlalu berhubungan dengan apa yang dipikirkan negara maju, akan menjadi lebih menarik jika perspektif ini turut serta dikaji dan dikembangkan pada lini-lini bisnis lain.
Penggolongan dari berbagai macam industri teknologi tinggi yang disajikan pada paper merupakan gambaran umum, tentang apa yang dimiliki oleh negara-negara maju. Namun, dikarenakan perspetif strategi ini merupakan strategi global, tidak ada salahnya pula menilik dan pengembangan penerapan strategi inovasi pada kultur perekonomian negara-negara lain. Sehingga, dapat dilihat bagaimana perspektif dunia, dalam menanggapi dan menerapkan strategi inovasi.
Maka cukup baik jika penelitian dikembangkan pada tataran yang lebih luas, dengan menyentuh ranah-ranah atau lini bisnis lain yang juga mengembangkan inovasi sebagai kekuatan utama. Ditambah dengan mengkaji berbagai perspektif global terhadap strtegi ini, dapat memperkaya wawasan pengetahun tentang fenoma strategi inovasi, dan penggunaan departemen riset dan pengembangan secara global.



The Boeing Company 






Profil Perusahaan



Strategi Bisnis Korporat
Boeing merupakan perusahaan multinasional yang memiliki profil yang telah kami sebutkan sebelumnya. Perusahaan ini bergerak di industri pesawat terbang dan antariksa, otomatis, produk-produk yang diciptakan Boeing tergolong produk eksklusif. Dalam hal ini, tidak semua negara di dunia, memiliki kemampuan untuk memproduksi produk yang terstandar, sesuai dengan Boeing. Dalam hal ini, ada 165 negara yang terdapat Boeing di dalamnya, akan tetapi, hanya negara-negara di bawah ini yang memiliki lisensi dan keterikatan secara langsung dengan kantor pusat Boeing di Chicago. Negara-negara itu adalah sebagai berikut ;
Dengan demikian, Boeing menggunakan standarisasi yang sangat ketat untuk produknya. Atau, bisa dikatakan kantor cabang harus sesuai standarnya dengan kantor pusat. Meskipun terdapat istilah menyesuaikan dengan negara asal, penyesuain ini hanya berupa desain, dan hal lain seperti bahasa dan corak budaya. Budaya organisasi, standarisasi produk, dan lain sebagainya harus sesuai dengan yang diterapkan oleh kantor pusat Boeing di Illionis.
Maka tidak heran, hanya terdapat satu negara berkembang, India (jika masih dianggap demikian) yang menjadi kantor cabang Boeing. Tidak ditemukan negara-negara seperti Indonesia, Thailand, atau negara Afrika disisni. Timur-Tengah masih terhitung “maju” dengan sokongan sumber daya modal, dan konsumen. Ditambah lagi, memang produk yang diproduksi Boeing bukan produk yang umum digunakan,  maka dari itu, penerapan strategi seperti ini dinilai tepat. Beberapa alasan mengapa penerapan strategi semacam ini dinilai tepat, adalah karena ;
1.      Tidak perlu membuang modal untuk membuka cabang di daerah yang “riskan”
2.      Penjamin standarisasi produk dan meminimalkan kegagalan produksi
3.      Menjaga kualitas sumber daya fungsional, baik itu SDM, Modal, dan Sumber Daya Alam
4.      Menjamin kepercayaan dari pelanggan, dikarenakan penjagaan kualitas
5.      Dapat memaksimalkan koordinasi dengan sokongan sumber daya telekomunikasi yang memadai di negara maju
6.      Menjamin eksistensi persaingan. Karena, negara-negara tersebut merupakan “pelanggan” bagi industri semacam Boeing.
Boeing juga memiliki pesaing, dan pesaingan yang terbentuk adalah peraingan duopoli antara Airbus dan Boeing, terutama dalam hal bisnis pesawat terbang sipil. Maka, penempatan perusahaan cabang pada negara-negara tersebut merupakan tindakan tepat, dikarenakan, negara tersebut juga pangsa pasar pesawat. Dengan penempatan tersebut, dapat memperoleh informasi yang lebih baik tentang pesaing dan pasar, sehingga menjadi sumber pembuatan strategi-strategi reaktif .
Sedangkan penerapan strategi semacam ini di Indonesia, ada beberapa kondisi. Apabila Indonesia telah memiliki kemampuan teknologi yang sejajar dengan negara-negara diatas, bisa dikatakan hal itu cukup baik. Karena, otomatis Indonesia bisa menyesuaikan standar Boeing dan Boeing tidak perlu khawatir kehilangan kualitas produk. Kenyataannya, Indonesia belum merupakan negara yang sesuai dengan kriteria tersebut. Cukuplah kalau begitu, Boeing melakukan pelayanan dan perawatan, tanpa menerapkan sistem produksi massal di Indonesia. Maka, penerapan strategi Boeing, tepat secara global, maupun secara Indonesia.

Strategi Bisnis Lini Produk
Michael Porter merangkum ada 3 keunggulan dalam bisnis, yaitu diferensiasi, keunggulan dari biaya secara keseluruhan, dan fokus. Disinggung sebelumnya, Boeing pada pasar pesawat sipil membentuk persaingan duopoli dengan Airbus, hingga beberapa pesaing seperti Lockheed Martin, pesiang Russia seperti Ilyushin, Sukhoi, dan industri pesawat di China hanya memegang porsi kecil dari bisnis ini. Maka, menarik jika dapat melihat, bagaimana Boeing menyiapkan strategi keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus.
1.      Biaya
Secara biaya, Boeing memiliki kekuatan yang tidak terbayangkan. Mulai dari subsidi legal dari pemerintahan AS, hingga proyek-proyek militer bernilai besar (diduga merupakan subsidi illegal oleh Airbus) menjadi sumber pemasukan. Produksi yang menggunaka US dollar juga menjadi keunggulan tersendiri, dikarenaka Boeing lebih mudah mengukur biaya produksi, hingga skala global. Dengan aset 99.198 trilyun dollar pada 2014, itulah kekuatan aset Boeing.
2.      Diferensiasi
Boeing memiliki banyak varian pesawat, mulai dari sipil hingga militer. Seri sipil yang terkenal adalah Boeing 7x7, mulai dari produk terlaris Boeing 737 dan 747 hingga produk canggih 787 dreamliner merupakan beberapa produk Boeing. Lini-lini produk yang dimiliki Boeing juga cukup beragam. Yang kami sebutkan pada profil Boeing memiliki beberapa divisi, diantaranya divisi pesawat komersial dan divisi pertahanan dan keamanan. Maka, Boeing memiliki produk terdiferensiasi yang mungkin, tidak dapat tersaingi oleh Airbus.
3.      Fokus
Fokus pada industri pesawat terbang dan industri luar angkasa menjadi tulang punggung utama Boeing. Meskipun juga mengembangkan beberapa teknologi lain seperti satelit, peralatan anti pesawat terbang, hingga pesawat tempur teknologi tinggi, menjadi kekuatan Boeing. Dengan dukungan dari NASA, usaha Boeing untuk menggapi visinya menjadi sangat memungkinkan. Fokus ini, juga menjadi kekuatan Boeing. Dengan mengambil bibit-bibit unggul dari berbagai belahan bumi untuk menjadi SDM-nya, fokus Boeing untuk menguasai pasar dengan segala macam cara memang patut dipuji.
Berbagai macam strategi diatas menunjukan berbagai macam keunggulan yang dimiliki Boeing. Dengan diferensiasi produk yang beragam, kekuatan modal, dan fokus tinggi, emmbuat Boeing masih kuat besaing pada industri pesawat meskipun menghadapi pesaing yang sama besarnya, Airbus. Maka, apabila Indonesia, dalam hal ini memiliki perusahaan dengan tipe demikian, atau memiliki kekuatan modal, diferensiasi dan fokus sebagaimana yang dimiliki atau maksudnya, sesuai dengan standarnya, Boeing bisa menjadi contoh baik sebuah industri. Meskipun dikatakan perusahaan ini memproduksi barang eksklusif, strategi-strategi fungsional ini bisa menjadi contoh cukup baik bagi perusahaan di Indonesia.

Strategi Bisnis Fungsional
Boeing memiliki beberapa filosofi yang menjadi pedoman dalam menjalankan fungsi-fungsi bisnis. Dengan berfokus pada visi untuk terus menjadi yang terdepan dalam industri pesawat dan luar angkasa, Boeing memiliki berbagai metode unik dalam menjalankan lini-lini fungsionalnya. Berikut penjabaran dari masing-masing lini.
1.      Pemasaran
Membuka kantor-kantor cabang terstandar di negara-negara pangsa pasar menjadi salah satu strategi. Pembuatan website yang interaktif dan menarik, kerjasama dengan maskapai-maskapai internasional terkemuka, dan berusaha komitmen untuk “lebih cepat” dari Airbus, menjadi kekuatan pemasaran Boeing. Tidak dengan mengiklankan pesawat, cukup dengan mendukung penuh maskapai langganan dari segi keamanan dan kenyamanan menjadi nilai jual Boeing, seperti yang dilakukan Boeing terhadap garuda Indonesia airlines.
2.      Sumber daya manusia
Memiliki 162,290 karyawan, dengan target sumber daya manusia berkualitas 165,000 orang menjadi titik kekuatan Boeing. Penjaringan individu-individu berkualitas dari berbagai belahan dunia, pemberian gaji rata-rata yang sangat besar (menurut mantan karyawan, gaji rata-rata karyawan Boeing adalah 76,748 USD) menjadi cerita tersendiri. Diferensiasi tanpa diskriminasi yang diterapkan serta dorongan untuk karyawan berkarya sesuai etika, menjadi beberapa hal yang mungkin tidak terbayangkan terutama di negara dunia ketiga seperti Indonesia.
3.      Keuangan
Dengan aset 99.198 trilyun dollar, amak keuangan Boeing bisa jadi beberapa yang terbesar di dunia. Pernah dinobatkan sebagai 10 perusahaan superpower di AS. Pengelolaan saham yang cukup baik meskipun beberapa waktu terakhir mengalami penurunan (tetapi masih pada satuan 123,21 USD) menjadi bukti pengelolaan keuangan. Sedangkan revenue tahunan perusahaan yang mengalami laba pada 2014 masih memberikan beberapa nafas segar bagi investor. Seandainya ada perusahaan di Indonesia yang seperti ini.
4.      Operasi
Berikut adalah grafik pesanan dan pengiriman Boeing, dibandingkan dengan Airbus
Maka, produksi Boeing dinilai masih cukup baik, bahkan sangat baik. Pengelolaan konsolidasi antar cabang semakin mempercepat alur distribusi. Belum ada cerita akhir-akhir ini Boeing mengalami keterlambatan (seperti kasus Airbus A380 yang terlambat). Varian produk baru dari Boeing juga memiliki catatan keamanan yang baik.

Penerapan strategi fungsional dari Boeing bisa ditiru, terutama dari kecepatan pengiriman, penempatan kantor cabang pada pangsa pasar, penglolaan keuangan yang profitable serta SDM yang selektif. Strategi ini bisa diterapkan, tentu saja jika perusahaan di Indonesia memiliki fokus, sebagaimana yang dimiliki Boeing.



Daftar Pustaka

1.      GRIFFIN, Ricky W. International Business Ed. 4., 2006.




Situs Web

1.      www.boeing.com (diakses pada 23 Jun. 15 pukul 21.00)
2.      http://www.boeing.com/principles/# (diakses pada 23 Jun. 15 pukul 21.05)
3.      https://en.wikipedia.org/?title=Boeing (diakses pada 23 Jun. 15 pukul 21.10)
4.      https://id.wikipedia.org/wiki/Boeing (diakses pada 23 Jun. 15 pukul 21.15)
5.      https://id.wikipedia.org/wiki/Persaingan_antara_Airbus_dan_Boeing (diakses pada 23 Jun. 15 Pukul 21.20)
6.      https://en.wikipedia.org/wiki/Airbus (diakses pada 23 Jun. 15 Pukul 21.25)
7.      http://research.amikom.ac.id/index.php/karyailmiahdosen/article/view/1252 (diakses pada 23 Jun. 15 Pukul 21.25)
8.      http://market.bisnis.com/read/20140328/192/214851/mh370-jatuh-harga-saham-boeing-nyungsep-lagi (diakses pada 23 Jun. 15 Pukul 21.30)




No comments:

Post a Comment