Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Thursday, July 30, 2020

AL-Qur’an Titipan


AL-Qur’an Titipan

“Kuntum Khoiro Ummatin Ukhrijat Liinnaas…” entah sebuah kebetulan, ayat ini menemani pertemuan kita. Aku tidak tahu bagaimana kabarmu, tapi aku harap kamu tahu aku, disisimu saat ini. Dahulu, iya, kamu mengingatkanku apa hakikatku hidup di dunia ini. Sekarang aku hanya tersenyum, berharap Allah merawatmu dengan baik disana. Kembali aku teringat, apa yang terjadi malam itu.
“Mas, kamu tidak apa-apa mas?” sosok itu menampar wajahku keras-keras.

Terbuka perlahan, aku menatap bingung pada sosok itu. Semuanya terjadi begitu cepat, singkat izrail menarik nyawaku keras, kemudian menghempaskannya kembali.

“Mas, Sadar mas, sadar!!” tamparan itu kembali menghantam wajahku. Aku membuka mata, dan melihat sesosok laki-laki. Wajah teduhnya terlihat panik, terlihat setetes darah mengalir di pelipisnya. Baju koko putihnya terlihat kotor, mungkin karena berbenturan dengan aspal.

Aku terduduk, merasakan sakit luar biasa di kaki kiri ku. Motor kesayanganku tergolek lemah di jalan, nyaris tidak berbentuk lagi. Sedang kulihat disana ada rongsokan motor, mungkin milik laki-laki berbaju koko tadi. Rasa sakit itu kembali menyerang, kepalaku berputar, suara sayup-sayup teriakan panik manusia hilang perlahan, lalu gelap.

Aku tersadar saat tengah tertidur di sebuah ranjang. Melihat botol infus menggantung, aku sadar aku berada di rumah sakit. Ingatan kejadian sebelumnya berkelebat, serbuk putih, kepulan asap, minuman hangat. Bertanya akan identitas diri, kekasih ku meninggalkanku, berkendara memecah sunyinya malam. Benturan keras, dan aku terbangun disini.

Kuedarkan pandangan disekitar kamar, dan aku melihat kembali sosok berbaju koko putih itu. Terlihat duduk sambil berbicara pelan, sepintas aku mendengarnya. Kata-kata itu mirip dengan panggilan adzan, sayangnya sudah lama adzan  kuacuhkan. Dia menatapku dan tersenyum

“Alhamdulillah, kamu sudah sadar mas. Tadi kamu sempet pingsan, warga bawa kamu ke rumah sakit” katanya sambil mendekatiku.

“Kata polisi mas berkendara dibawah pengaruh minuman keras. Mungkin mereka akan mendatangi mas..” sekali lagi dia tersenyum, membalikkan tubuhnya

“Oh iya mas, terakhir mas. Allah pasti memiliki alasan, kenapa masih mengizinkan mas untuk hidup. Saya menitipkan Al-Qur’an ini buat kamu mas. Coba dibaca dan direnungi mas, di bagian yang sudah saya tandai” dia meletakkan Al-Qur’an itu disampingku, sekali lagi dia tersenyum dan keluar dari kamarku.

Berselang, dokter dan perawat masuk kedalam ruangan. Sekilas aku melihat sang laki-laki, dia kembali tersenyum kepadaku, kulihat dia mengepalkan tinjunya, diangkat keatas, dan dia menghilang dari pandanganku.

Pagi itu, aku sudah tersadar kembali. Kaki kiriku patah, dan harus mendapat perawatan intensif. Namun selebihnya tidak apa-apa, hanya gegar otak ringan dan luka-luka lecet di sekujur tubuhku. Kata dokter, polisi akan datang dan menanyaiku beberapa hal. Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya, maka aku memperbaiki posisi duduk ku dan bersiap menunggu.

Kulihat disebelahku, ada sebuah Al-Qur’an. Titipan orang itu aku rasa, orang baik yang tidak aku tahu. Terlihat ada bekas cipratan darah disana, mungkin miliknya, aku tidak tahu darimana asalnya. Kubuka, satu demi satu, dan di satu bagian, kulihat bekas jemari menempel disana, jemari berlumuran darah.

Tepat beberapa detik, polisi datang. Seorang inspektur berkumis menunjukkan sebuah foto. Lelaki berwajah teduh, dengan sebuah baju koko putih bersimbah darah. Terlihat luka-luka menghiasi wajahnya.

“Laki-laki ini, meninggal setelah ditabrak saudara, dia terlempar sekian meter dari motornya, lalu kepalanya menghantam aspal telak. Dia tewas karena benturan itu. Saat wafat, dia memegang qur’an ditangannya”

Aku terdiam, kulihat di depan pintu, laki-laki berwajah teduh itu bersedekap dan tersenyum. Kemudian dia isyaratkan aku untuk menjaga baik-baik al-Qur’an itu. Gigil menyelimuti tubuhku, dan lagi-lagi aku kehilangan kesadaran. Air mataku mengalir, ya, maafkan aku, tetapi setidaknya, akan kuteruskan langkahmu. Tunggu aku.

Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.


For further information contact me in felloloffee@gmail.com or skripsiazzam@gmail.com
Alumni Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Untuk tulisan lain berkaitan dengan manajemen, silahkan kunjungi pranala dibawah ini

kunjungi juga profil selasar saya di : https://www.selasar.com/author/abdullah/
Thanks for your support!
Follow dan Komen untuk artikel-artikel menarik lainya 

No comments:

Post a Comment