Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

Thursday, April 27, 2017

Retail Modern : Spionase dan Konsultasi




Spionase dan Konsultasi

-Langkah Ketiga dalam Membangun Ritel Modern

Spionase, Mengenal dan Memetakan Pesaing

Dalam dunia bisnis, penguasaan terhadap akses informasi bisa menjadi penentu menang atau tidaknya kita. Insting seorang pebisnis terhadap informasi seringkali menjadi penentu dalam keberhasilan suatu keputusan. Sudah sewajarnya jika seorang pebisnis melakukan berbagai cara untuk dapat memperoleh akses informasi terbaik dan terpercaya, agar pengambilan keputusan nanti tidak membawa dampak buruk kepada perusahaan. Begitu juga dalam ritel modern, informasi tidak bisa dikesampingkan, bahkan justru bernilai lebih.

Ritel pada dasarnya adalah bisnis berbasis pelayanan dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Konsumen memiliki hak mutlak untuk menentukan, dengan cara apa dia akan memenuhi kebutuhannya, dan di pedagang seperti apa dia akan menaruh kepercayaan. Pola pikir demikian menjadi argumen, bahwa meskipun ritel-ritel modern berbasis minimarket menjamur dimana-mana, pasar tradisional dan toko-toko lokal akan tetap bertahan, karena masing-masing jenis usaha ritel memiliki pasarnya sendiri. Meskipun demikian, tetap akan ada usaha masing-masing ritel melakukan penetrasi ke segmen pasar lain, karena tidak ada jaminan segmen pasar kita sekarang akan tetap sama bahkan masih ada. Contoh nyatanya adalah usaha sebuah ritel modern membuat convenient store yang konten dagangannya mirip dengan pasar swalayan besar, namun skalanya lebih kecil.

Bagaimana bisnis ritel bisa berkembang dan melakukan penetrasi pasar sekali lagi ditentukan oleh bagaimana informasi bisa diperoleh dan diolah. Memperoleh informasi menjadi hal cukup sulit, karena itu banyak perusahaan melakukan proses memata-matai perusahaan lain. Infomasi seperti ekspansi cabang, penambahan produk, pengembangan toko, dan rencana promo menjadi hal penting, karena dengan adanya informasi demikian kita bisa membuat proyeksi dan prediksi bisnis kedepan. Jika proyeksi kita benar, maka kita bisa menjadi pemenang dengan mengambil momen tersebut, jika proyeksi kita salah, kerugian kita tidak akan sebesar jika kita gagal memproyeksi.

Dalam praktik simulasi manajerial, Semart dipertandingkan dengan 7 konsep lain, dimana masing-masing memiliki plus minus-nya masing-masing. Rencana ekspansi dan pengembangan masing-masing pun berbeda, data dan informasi yang dijadikan landasan pun berbeda, tentu saja, cara penyajian dan presentasi bisnis didepan konsumen pun berbeda. Disinilah Semart memanfaatkan kedekatan hubungan antar teman sebagai sarana melakukan proses siponase. Kamar-kamar kos, forum-forum pertemananan, hingga telepon seluler kelompok lain menjadi sumber informasi, yang akhirnya mampu kami olah sehingga mendatangkan keunikan dalam bisnis Semart.

Misalkan, kelompok-kelompok lain mengarahkan pengembangan konsepnya berkutat pada modernisasi. Dengan berbekal informasi tersebut, Semart menghadirkan konsep minimarket dengan perpaduan apik antara nostalgia masa lalu, produk-produk tradisional, dan konsep toko modern, sehingga menghasilkan keunggulan kompetitif berupa uniqueness, keunikan. Kelompok bisnis lain mengutamakan promo-promo diskon besar-besaran seperti biasanya, misal promo lebaran, natal, dan tahun baru. Disini Semart membuat gebrakan dengan promo diskon Malam Suro, dimana saat itu Solo menjadi destinasi wisata paling ramai karena adanya agenda Grebek Suro yang melibatkan masyarakat dari berbagai daerah. Dengan mengambil promo tersebut, memperkuat kesan Semart sebagai minimarket yang Solo Banget, dan tentu, itu menjadi keunggulan kompetitif kami.

Meskipun informasi adalah penting, masih banyak pebisnis yang bleum aware terhadap urgensi informasi, apalagi jika dalam pelaksanaan bisnis melibatkan tim besar. Dengan tidak aware nya pimpinan, bisa mengakibatkan informasi dengan mudah dibocorkan anak buah kemana-mana, dan tentu, secara bisnis hal itu tidak bagus. Sudah seharusnya bisnis mengumpulkan, memegang dan mengelola banyak informasi, namun jangan sampai ada satupun informasi perusahaan bocor keluar. Hukum dasar ini patutnya menjadi pegangan erat kita dalam berbisnis, karena hal tersebut bisa mempengaruhi faktor keberhasilan bisnis seperti misal, keunggulan kompetitif. 

Karena itu, dalam bisnis khususnya ritel modern, proses siponase menjadi bagian tidak terpisahkan. Ada banyak cara yang umum digunakan dalam proses spionase, seperti langsung datang ke toko pesaing dan berlagak menjadi pembeli, membeli informasi dari pihak dalam, hingga memata-matai proses pengambilan keputusan pesaing. Proses spionase memang seringkali menyerempet aspek legal, namun beberapa hal memungkinkan kita sebagai pebisnis untuk melaksanakan proses spionase. Kecanggihan teknologi bisa menjadi salah satu sarana untuk memperoleh informasi.

Maka, berhati-hatilah saat kita memulai bisnis. Bukan tidak mungkin orang terdekat anda sudah menjual kepercayaan anda demi sejumlah uang. Jaga baik-baik informasi, bahkan jika memungkinkan dibuat lingkaran-lingkaran informasi, dimana bahkan antar anggota dalam bisnis kita tidak saling tahu ada di lingkaran mana dia. Karena bisa jadi, satu informasi bocor keluar, menadakan lonceng kematian bagi bisnis anda.

Kenapa Biaya Seorang Konsultan Mahal

Proses konsultasi tidak pernah lepas dari bisnis manapun. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, sadar tanpa sadar kita melakukan proses konsultasi. Penetuan tempat makan siang, penentuan menu makan siang, hingga penetuan siapa yang akan membayar adalah bagian dari proses konsultasi. Dalam proses konsultasi, jelas terjadi pertukaran informasi. Dan jelas, nilai informasi tidak bisa dipandang remeh apalagi murah.

Konsultan pada dasarnya adalah manusia biasa yang memegang akses informasi besar terhadap suatu bisnis. Seringkali juga, saran-saran konsultan bersifat sama seperti informasi, menentukan hidup-matinya bisnis. Untuk memperoleh saran tersebut, jelas kita perlu memberikan informasi relevan dan jelas, agar tidak menghasilkan saran-saran ambigu dan tidak jelas. Pemberian informasi ini jelas melanggar etika pada bahasan pertama, karena pada dasarnya informasi dikelola dan dijaga sendiri oleh perusahaan. Namun, dengan kekurangan kita dalam urusan pengalaman, dan sejenisnya, peran konsultas menjadi esensi tidak terpisahkan dalam bisnis apapun.

Semart beberapa kali juga melakukan konsultasi dengan ahli-ahli di bidang ritel modern. Tentu, tingkatan konsultasi dalam latihan membangun bisnis tidak bisa disamakan dalam arti sesungguhnya. Latihan artinya, bisa jadi orang yang kita jadikan konsultan tidak memandang rencana bisnis kita sebagai ancaman. Kedua, mungkin dia bisa memperoleh ide segar untuk dirinya sendiri, karena peluang sebuah bisnis “latihan” untuk direalisasikan sangat rendah, apalagi jika bisnis latihan itu merupakan bagian dari tugas kuliah.

Tetapi dalam artian sesungguhnya, konsultasi bernilai sangat mahal. Banyak perusahaan diluar sana akhirnya memilih untuk menyewa dan mempekerjakan konsultan secara terikat dengan perusahaan, daripada menggunakan jasa konsultan independen. Bahkan perusahaan-perusahaan diatas rela membayar mahal jasa seorang konsultan. Alasannya sederhana, agar informasi yang dibagi dengan pihak konsultan tidak bocor kemana-mana.

Baru-baru ini, tren menciptakan konsultan dari Rahim perusahaan tengah menjadi tren, dimana karyawan-karyawan terbaik dalam bisnis diberikan modal untuk menempuh pendidikan lanjutan dan atau memperoleh pengalaman kerja ditempat lain. Produk dari proses ini adalah seorang karyawan yang memiliki spesifikasi untuk melakukan pengambilan keputusan sendiri, tanpa perlu melibatkan orang luar, dalam hal ini konsultan. Keterikatan lebih degan perusahaan diharapkan mampu meminimalisir arus informasi, dan dengan keanggotaan dan ikatan kontrak diharapkan mempersulit karyawan untuk dapat menjual informasi ataupun berkhianat dari perusahaan.

Usaha diatas menjadi salah satu contoh urgensi konsultan dan proses konsultasi dalam suatu bisnis. Maka, perlakukan konsultan sebagaimana wajarnya dan jangan terlalu bergantung pada mereka. Bagaimanapun, manusia menjadi manusia ketika dia mampu menentukan dan memutuskan sendiri masalah yang dia hadapi. Sama juga dengan bisnis, dan inilah yang akan kita hadapi.

#Semart
#Monggo Tumbas

 Muhammad Abdullah 'Azzam, Bachelor Students of Management Study, Faculty of Economy and Business, Sebelas Maret University, Surakarta.
For further information contact me in felloloffee@gmail.com or azzamabdullah@student.uns.ac.id
Penerima Manfaat Beasiswa Aktifis Nusantara Dompet Dhuafa Angkatan 6

Tulisan ini juga sudah dimuat di selasar.com, untuk membaca bisa klik pranala dibawah ini

No comments:

Post a Comment