"kearifan lokal akan memberikan kemanfaatan"
-my ancestors in java
Assalamualaikum! pagi! semoga keberkahan senantiasa menyertai agan dan sista sekalian!. pagi ini ane bakal upload tentang essai ane di bidang peternakan. tentunya, dikaitin ama bisnis dan ekonomi syariah. tujuan essai ini buat memenuhi syarat seleksi reksruitmen UKM Kajian Ekonomi Islam FEB UNS. jadi, bisa dibilang ini merupakan konsep baku buat penelitian mendatang. so, Kalau Mau Kopas Kasi data Penulis yak.. kalau nggak.. *ngasah Katana. here, enjoy..
-my ancestors in java
Assalamualaikum! pagi! semoga keberkahan senantiasa menyertai agan dan sista sekalian!. pagi ini ane bakal upload tentang essai ane di bidang peternakan. tentunya, dikaitin ama bisnis dan ekonomi syariah. tujuan essai ini buat memenuhi syarat seleksi reksruitmen UKM Kajian Ekonomi Islam FEB UNS. jadi, bisa dibilang ini merupakan konsep baku buat penelitian mendatang. so, Kalau Mau Kopas Kasi data Penulis yak.. kalau nggak.. *ngasah Katana. here, enjoy..
Konsep
Peternakan Organik Syari’ah untuk Mengembangkan Potensi Pasar Ayam Kampung
Oleh : Muhammad
Abdullah ‘Azzam
Ayam Kampung merupakan varietas ternak
yang banyak dikembangkan di Indonesia. Budi daya ayam kampung sampai saat ini
belum dilakukan secara massal-komersial, meskipun permintaan pasar
meningkat,seiring berkembangnya tren masakan tradisional. Akan tetapi, meskipun
belum memiliki sistem budi daya massal, jumlah ayam kampung di Indonesia
sendiri sudah mencapai 265 juta ekor (Departemen Pertanian RI, 2010). Dengan demikian,tanpa menggunakan metode budi
daya massal,ayam kampung telah memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan pasar,meskipun terbatas. Maka, diperlukan usaha untuk mengoptimalkan
potensi pasar ayam kampung,sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi dan ayam
kampung menjadi konsumsi alternatif pengganti ayam negeri,untuk melengkapi
kebutuhan gizi bangsa.
Metode budi daya ayam kampung menjadi
hambatan dalam mengoptimalkan potensi pasar ayam kampung. Belum diterapkannya
budi daya massal-komersial menghambat produksi,sehingga ayam kampung belum
dapat mengoptimalkan potensi pasarnya. Maka budi daya massal-komersial
merupakan solusi yang dapat digunakan. Tetapi, tidak semua budi daya
massal-komersial dapat meningkatkan potensi pasar ayam kampung. Diperlukan
variasi dan pengembangan,sehingga budi daya massal-komersial tidak hanya
mengembangkan potensi pasar ayam kampung,juga memberikan nilai tambah pada ayam
kampung.
Untuk mewujudkan hal tersebut,penulis
menyiapkan kosep peternakan organik dengan menerapkan sistem syari’ah.
Peternakan organik syariah merupakan gabungan dari peternakan sehat dengan
pengelolaan bebas bahan kimia. Dilengkapi dengan sistem pemotongan,pengolahan
daging, dan proses distrbusi dan akad penjualan yang sesuai dengan syari’ah.
Dengan menerapkan konsep ini,diharapkan ayam kampung yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan pasar serta memberikan nilai lebih pada konsumen,berupa
produk sehat dan syar’i. Maka, penerapan konsep ini dapat menjawab tantangan
dan hambatan yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Konsep ini dapat digunakan dalam
berbagai skala peternakan. Tetapi hasil optimal akan diperoleh jika dapat
melaksanakan budi daya massal komersial,atau peternak besar. Peternakan
individu yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan individu atau komersial terbatas
normalnya telah melakukan sistem ini,terutama dari segi pakan bebas bahan kimia
dan lain-lain yang akan dijelaskan lebih lanjut. Tetapi guna memenuhi permintaan
dan kebutuhan pasar,maka konsep ini baik jika diterapkan di peternakan besar
yang mampu melakukan budi daya massal komersial. Apalagi dalam pengembangan
konsep ini ada beberapa hambatan-hambatan yang belum bisa ditangan dengan cara
individu. Untuk penjabaran konsep akan dijelaskan sebagai berikut.
Konsep peternakan organik syaria’ah
diawali dengan penyiapan peternakan sehat dan bebas bahan kimia. Sebuah
peternakan biasanya memakai pakan olahan pabrik serta penggunaan obat penggemuk
ternak. Konsep ini meninggalkan cara tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan
ayam kampung akan diserahkan oleh alam tanpa memanfaatkan bahan-bahan kimia.
Perbedaan dengan metode tradisional adalah pemanfaatan sarana seperti alat
penetas telur yang dapat mempercepat perkembang biakan ayam kampung,pakan yang
terkontrol dan rutin,penjagaan kebersihan serta vaksinasi guna menjaga
kesehatan ayam. Pakan ayam kampung akan menggunakan pakan alami seperti ampas
tahu,kroto,daun beluntas, serta dedak. Dengan kombinasi tertentu,sehingga dapat
menjaga pertumbuhan ayam kampung. Vaksinasi tetap dilakukan guna melindungi
konsemen serta ternak dari penyakit berbahaya seperti flu burung. Dengan
demikian, hasil produk ayam kampung akan memenuhi standarisasi organis,bersih,
dan sehat.
Untuk pengelolaan kandang,kandang akan
dikelola dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Pembersihan kandang secara
rutin dengan desinfektan akan diterapkan. Penggunaan desinfektan kimia
diminamilisasi dengan penggunaan desinfektan organis secara berkala. Kotoran ayam
kampung akan diolah menjadi pupuk kandang,untuk dimanfaatkan sebagai pupuk
pertanian organis. Dengan batas penumpukan kotoran maksimal sepekan,maka
diharapkan kandang dapat terbebas dari penyakit akibat tumpukan kotoran ternak.
Penerapan sistem syari’ah akan dimulai
saat proses pemotongan ayam kampung. Pemotongan akan dilakukan dengan cara
syar’i. Menggunakan pisau dan proses penyembelihan tradisonal seperti yang
diajarkan syariat. Sedangkan untuk proses pencabutan bulu tetap menfaatkan
sarana seperti alat pencabut bulu untuk menjaga kualitas ayam kampung. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen,tersedia layanan cabut bulu manual untuk menambah
sensasi tradisional yang akan dirasakan konsumen. Dengan proses ini,produk yang
dihasilkan terjamin kehalalanya dan kualitasnya saat akan dikonsumsi.
Sistem distribusi dan akad penjualan
terutama penjualan kredit akan disesuaikan dengan aturan syari’ah. Penjualan
kredit akan memakai akad istishna tanpa riba’. Sementara proses pemesanan ayam
kampung untuk kebutuhan mendatang akan memakai akad salam,guna mencegah
kerugian kedua belah pihak. Untuk distribusi akan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan konsumen dengan sistem on-demand.
Setelah akad selesai barang segera dikirimkan. Sehingga tercipta hubungan tanpa
gharar antara produsen dan konsumen. Jika terjadi kecacatan dalam
produk,disediakan metode khiyar aib,dan konsumen berhak memperoleh retur.
Dengan memanfaatkan sistem syari’ah,konsumen akan lebih nyaman dan produsen
memperoleh penghasilan dengan cara yang bersih.
Analisis SWOT (strenght,weak,opportunity,threat) pada konsep adalah sebagai
berikut. Kekuatan konsep ada pada kombinasi sistem peternakan organis yang
memberikan manfaat bagi pihak konsumen dan produsen. Dengan perpaduan sistem
ini akan menghasilkan produk dan keuntungan yang telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya. Akan tetapi,perpaduan konsep ini juga menuntut biaya yang mahal dan
rentang produksi yang lama. Sehingga harga jual produk pun menjadi mahal.
Maka,akan dipilih pangsa pasar yang cocok dan sesuai,serta penurunan poin
organik guna memeuhi pasar yang lebih umum. Sedangkan konsep syari’ah akan
terus diterapkan.
Keuntungan dari konsep ini ada pada sisi
produsen dan konsumen. Dengan mamanfaatkan prinsip syari’ah produsen akan
memperoleh kepercayaan, dan konsumen terjamin kualitas makanan yang higienis
dan halal. Selain itu,tren makanan tradisional dan pola hidup sehat (organis)
juga turut menjadi keuntungan bagi konsep ini. Sedangkan gangguan untuk konsep
ini datang dari sisi peternakan biasa. Peternakan biasa lebih murah dan lebih
cepat dalam memenuhi kebutuhan pasar. Dengan tanpa sistem syariah dimungkinkan
memperoleh laba yang lebih besar dari penerapan konsep ini.
Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka
konsep ini memiliki beberapa penghambat,seperti lamanya waktu produksi dan
investasi yang mahal. Tetapi,dengan penetapan pangsa pasar yang jeli dan
memanfaatkan sarana seperti sertifikasi halal MUI,sertifikasi organik dari
departemen kesehatan,label makanan organik sehat dari komunitas pecinta makanan
sehat serta sarana pendukung promosi, maka ayam kampung produk dari konsep
pertanian organik syari’ah ini akan memiliki basis pangsa pasar yang kuat.
Serta penerapan kontrol kualitas yang komprehensif akan menjamin perbaikan
produk maupun pengelolaan peternakan dari waktu ke waktu. Sehingga,ayam kampung
organis dapat menjadi alternatif guna memenuhi kebutuhan protein hewani yang
sehat dan bebas bahan kimia.
Dapat disimpulkan bahwa potensi yang
dimiliki ayam kampung bisa dikembangkan dengan cara menerapkan budi daya massal
komersial. Guna memberi nilai tambah pada produk hasil peternakan, maka dapat
diterapkan konsep peternakan organik yang menerapkan sistem syari’ah dalam
produksi,distribusi, dan transaksi yang dijalankan. Meskipun memiliki banyak
hambatan,dalam keberjalanannya sistem ini dapat memperoleh pasar di kelasnya
sebagai penghasil produk organik yang sehat. Tentunya,dengan melengkapi dan
memanfaatkan keseluruhan sarana pendukung yang menunjang dan sesuai dengan
kebutuhan produk. Sehingga,dalam jangka panjang masyarakat Indonesia akan bisa
menikmati produk protein hewani yang sehat,aman,halal dan bercita rasa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ahmadi,Abdul Ghani ; “Plus
Minus Sistem Ekonomi Islam ; Sebuah Komparasi terhadap Ekonomi Kapitalis dan
Sosialis” http://aganiah.blogspot.com,2010
2.
Ashari dan Saptana ; “Prospek Pembiayaan Syari’ah Untuk Sektor
Pertanian”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,Bogor ,2005
3.
Rasyaf,Muhammad ; “Manajemen
Peternakan Ayam Kampung” Kanisius,Jogjakarta 2006
No comments:
Post a Comment