Gerai Inspirasi

ekonomika politika romantika

LightBlog
Responsive Ads Here

Tuesday, October 28, 2014

Indosat, apa yang saya rasakan setelah 4 tahun- sebuah essay

Konbanwa.. :) ore no tomodachi! assalmualaikum. hehe. ane kenal provider telekomunikasi sejak tahun 2009, pas ane kelas 3 SMP. well, pertama kali kenal sama telkomsel sih, dia juga yang ngebuat ane nge trend di kalangan cewek,, hehe. wah lupakan, ntar si nafisa geer dan si gembul ngambek. ahaha. sebenarnya ini tugas analisa masalah pemasaran, dari prof. tulus. dosen ane, semoga sehat. well, enjoy. semoga ane bisa nikmatin gerai indosat yang sesungguhnya. check this out. oya, plagiarisme ada hukum pidananya, dan juga ada hukuman tuhan. cantumin nama di karya tulis nggak susah kan? sebelum tuhan menghukumi kalian seperti pencuri. terimakasih.



ANALISIS PERMASALAHAN PEMASARAN
GERAI INDOSAT DALAM PERSAINGAN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA
Kasus yang diperoleh dari hasil wawancara tabloid indosat terhadap oleh direktur dan kepala penjualan dan petugas distribusi, Joy Wahyudi
Oleh : Muhammad Abdullah ‘Azzam
NIM : F0213062, Kelas Manajemen A, No. Urut 20

            Dalam teori marketing modern yang mengutamakan pada metode pemasaran untuk menjaga hubungan antara pemasar dan pelanggan, interaksi intensif antara pemasar dan pelanggan merupakan salah satu sarana yang dapat melanggengkan hubungan antara pelanggan dan produsen, yang dalam hal ini dapat dijembatani dengan adanya sarana penghubung antara pemasar dan pelanggan. Beberapa saluran hubungan antara pelanggan dan pemasar yang dapat menjambatani interaksi langsung dalam hal ini adalah kesediaan gerai-gerai atau stand-stand fisik tempat pemasar mendisplay, menjual, hingga menjajakan produknya secara langsung maupun melalui brosur, tetapi, ada pertemuan langsung antara pemasar dengan pelanggan. Dalam industri telekomunikasi yang berkembang di indonesia, pemasar-pemasar skala nasional dalam bidang telekomunikasi masih menjadikan pemasaran dengan memanfaatkan gerai fisik sebagai senjata utama untuk menjalin hubungan langsung dengan pelanggan, dan juga untuk mengambil nilai dari pelanggan melalui proses-proses penjualan dan promo-promo yang mungkin dilakukan untuk menarik pelanggan.
Dalam masalah gerai ini, beragam pertimbangan tentunya di ambil oleh pemasar dalam mengelola gerai sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima bagi pelanggan, dan masalah ini diakui oleh direktur dan kepala penjualan dan petugas distribusi, Joy Wahyudi, dalam wawancaranya dengan tabloid “Indosat”, pada edisi 2013. Menurut Joy Wahyudi juga, nilai gerai dalam pemasaran indosat memegang peranan vital, sehingga perlu dipertahankan dan disesuaikan metodenya dengan kondisi pasar saat ini. Sehingga, dalam tugas akhir yang ditulis oleh mahasiswi UNS, Lynda Silviani Wati, juga dijelaskan bahwa dalam pelayanan di setiap outlet nya, indosat berusaha mengedepankan excellent service sehingga dapat memberikan pelayanan yang di inginkan oleh pelanggan, dengan mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai tolok ukur dalam indikator kesuksesan excellent service.
Menyikapi masalah gerai yang menjadi sebuah problematika dalam bisnis telekomunikasi nasional, maka penulis akan mengambil sebuah asumsi, bahwa setiap gerai terutama gerai indosat merupakan gerai yang telah terstandarisasi dalam hal pelayanan, sehingga dalam hal melayani pelanggan bisa dianggap telah sesuai dengan standar yang diharapkan. Yang ingin penulis angkat, adalah bagaimana gerai-gerai yang telah terstandar itu mampu mencakup mayoritas pasar pengguna jasa telekomunikasi. Dikarenakan, secara sederhana pasar telekomunikasi yang luas memerlukan gerai-gerai terstandar lebih banyak, sehingga pelayanan terhadap pelanggan lebih dapat di optimalkan dan diharapkan dapat menjaga hubungan antara pemasar dan pelanggan, sehingga proses pengambilan nilai dari pelanggan oleh pemasar dapat berlangsung dengan optimal.
Akan tetapi, dalam pasar telekomunikasi indonesia, keberadaan gerai-gerai terstandar bisa dibilang belum dapat mengakomodir kebutuhan mayoritas pasar konsumen jasa telekomunikasi. Dapat dibuktikan, dengan standar kota ataupun kabupaten saja, keberadaan gerai-gerai atau outlet resmi yang dimiliki oleh penyedia jasa telekomunikasi belum sepenuhnya ada di setiap kota maupun kabupaten di indonesia. Padahal menurut data yang dirilis oleh Kompas.com, indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna kartu seluler sebanyak 270 juta kartu seluler yang aktif. Maka, bisa dibilang pangsa pelanggan kartu seluler lebih banyak daripada keseluruhan jumlah penduduk indonesia. Maka, apabila gerai terstandar yang terdapat di setiap kota atau kabupaten memiliki jumlah yang terbatas, dapat diambil kesimpulan, bahwa mayoritas pelanggan tidak akan memperoleh pelayanan terstandar dan optimal sebagaimana yang terdapat dalam gerai-gerai resmi milik penyedia jasa layanan telekomunikasi. Konsekuensinya, mayoritas pelanggan akan dilayani oleh gerai atau outlet pribadi, yang seringkali tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh penyedia layanan komunikasi resmi, atau provider. Dalam hal ini, pangsa pasar indosat yang sebanyak 42 juta pelanggan (trubus, 2013) sebagian besar akan dilayani oleh gerai-gerai umum, yang sebagaimana yang dialami oleh mayoritas pengguna jasa telekomunikasi, tidak memperoleh pelayanan sebagaimana pada outlet-outlet resmi.
Dalam hal ini, apabila pelanggan-pelanggan yang masuk pada kriteria sapi perah, atau pelanggan yang setia dan potensial keseluruhan nilai-nya tidak akan terserap secara optimal oleh penyedia jasa telekomunikasi. Dikarenakan ada asumsi-asumsi berikut. Yaitu :
1.      Pelanggan potensial tersebut tidak dapat terpuaskan dalam hal penyelesaian masalah atau dalam memperoleh pelayanan pada gerai-gerai non-official atau tidak resmi, karena jelas, standarisasi pelayanan yang diterapkan pada gerai-gerai tidak resmi akan jauh berbeda dengan standar pelayanan pada gerai-gerai resmi.
2.      Pelanggan potensial kemungkinan besar akan tertarik untuk beralih kepada produk pesaing, karena dalam gerai-gerai tidak resmi peluang gerai gerai pribadi menawarkan produk pesaing lebih besar dibanding dengan gerai-gerai resmi.
3.      Apabila terjadi komplain pada gerai-gerai tidak resmi, meskipun yang menanggung beban kerugian langsung adalah gerai-gerai tersebut, akan tetapi, beban jangka panjang tetap akan ditanggung oleh penyedia jasa layanan telekomunikasi, sebagai pihak utama yang terlibat dalam bisnis telekomunikasi.
Dari tiga resiko rendahnya kualitas pelayanan dari gerai-gerai tidak resmi, maka dapat disimpulkan secara sederhana, bahwa rendahnya kualitas pelayanan pelanggan pada gerai-gerai tidak resmi dapat memperbesar probabilitas hilangnya nilai yang bisa diambil pemasar dari pelanggan.
            Ada sebuah analogi yang dapat digambarkan. Analogi ini dibentuk dari beberapa asumsu berikut :
Asumsi pertama, pelanggan rutin membelanjakan uang senilai 5000 rupiah per pekan hanya untuk pembelian pulsa, yang berbasis pada kartu pasca bayar, layanan telekomunikasi yang dapat dinikmati setelah pembelian sejumlah pulsa
Asumsi kedua, faktor-faktor pembelian lain seperti pembelian kuota internet, pembayaran prabayar, dan lain-lain dianggap ceteris paribus. Jadi, yang menjadi indikator hanya jumlah pengguna dan pembelian pulsa senilai 5000 per-pekan
Anggap pangsa pasar indosat adalah 42 juta pengguna, berdasarkan pada data tahun 2012. Dan kemungkinan terjadinya penurunan jumlah pelanggan dianggap oleh indisat adalah 10% per tahun, dengan nilai toleransi wajar adalah ditambah 5%.
Perhitungan matematis yang dapat dihitung berdasarkan asumsi diatas untuk menghitung nilai yang dapat diperoleh dari pembelian pulsa 5000 oleh pelanggan.
Dalam 1 bulan, pelanggan menghabiskan 20.000 rupiah untuk pembelian pulsa. Hasil dari perhitungan 5000xjumlah pekan dalam sebulan.
Dalam 1 bulan, indosat memperoleh pendapatan dari pulsa senilai 5000 itu dengan total 840.000.000.000, atau 840 milyar. Dari perhitungan jumlah pembelian pelanggan dalam 1 bulan dikalikan dengan jumlah pelanggan (20.000x42.000.000)
Dalam setahun, indosat memperoleh pendapatan sebesar 10.080.000.000.000, atau 10 trilyun, 80 milyar rupiah. Hasil perhitungan dari pendapatan sebulan dikalikan jumlah bulan dalam satu tahun (840.000.000x12)
Dari perhitungan berdasarkan asumsi diatas, maka indosat dapat memperoleh pendapatan sebesar 10 trilyun lebih jika mengandalkan pembelian pulsa senilai 5000 per pekan oleh setiap pelanggannya. Namun, apabila perhitungan diatas dilanjutkan dengan kemungkinan penurunan jumlah pelanggan sebesar 10% per tahun, maka per tahunnya indosat dapat kehilangan sebesar 1.008.000.000.000, atau satu trilyun 8 milyar rupiah per tahun, jika 10 persen daja dari pelanggannya yang berpindah produk dan sebagainya.
Apabila kita anggap faktor gerai berperan pada 5% penurunan jumlah pelanggan dalam setahun, maka dalam setahun indosat dakat kehilangan 504.000.000.000 atau 504 milyar saja dari pelayanan yang buruk pada pelanggan dikarenakan beragam faktor yang terjadi dalam pelayanan pada gerai-gerai tidak resmi, maupun yang resmi, dikarenakan, diasumsikan dalam beberapa gerai-gerai resmi pun pelayanan kurang dapat memuaskan pelanggan.
Dari perhitungan berdasarkan asumsi sederhana diatas, maka dapat disumpulkan sementara, bahwa kehilangan pelanggan yang berarti kehilangan peluang mengambil nilai dari pelanggan berarti sama saja mempertaruhkan nasib uang tuna sebesar 1 trilyun lebih setiap tahun, hanya pada transaksi pulsa yang hanya senilai 5000 rupiah. Maka, hal ini bisa dinilai merugikan, karena potensi nilai pelanggan riil di luar asumsi memiliki kemungkinan lebih besar daripada nilai pulsa 5000 yang dijadikan asumsi.
            Dalam buku principles of marketing, dalam membaca dan mengendalikan pasar konsumen, beragam faktor yang menentukan interaksi antara pelanggan dan pemasar dianggap sebagai faktor-faktor yang berada dalam kontrol pemasar, meskipun secara mayoritas faktor-faktor yang mempengaruhi pasar konsumen tersebut  bukanlah faktor yang dapat diprediksi, disentuh, atau bahkan dikendalikan. Faktor-faktor yang membentuk pasar konsumen dapat dikendalikan, apabila telah terjadi interaksi antara pemasar dan konsumen. Dalam hal ini, tempat terjadinya interaksi pun mempengaruhi kemampuan pemasar dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi pasar konsumen. Dalam kasus indosat sebagai perusahaan telekomunikasi, maka tempat interaksi yang dapat terjadi secara fisik dan langsung adalah gerai. Dicontohkan dalam buku tersebut, beberapa perusahaan raksasa amerika yang memanfaatkan gerai untuk melakukan display dan transaksi seperti Wal-Mart mendesain gerai nya sedemikian rupa sehinggan tidak hanya pengalaman berbelanja saja maupun potongan murah yang dapat dirasakan oleh pelanggan, tetapi juga pengalaman belanja yang dapat memuaskan mereka.
Apabila di turunkan kepada kasus gerai indosta yang dianggap oleh joy wahyudi sebagai salah satu penentu dalam persaingan industri telekomunikasi, maka, dalam menciptakan sebuah gerai, haruslah yang memberikan kepada pelanggan pengalaman sebagai pengguna indosat, bukan hanya sebagai awam yang ingin membeli pulsa atau menservis nomor telepon nya yang hangus. Maka, gerai-gerai resmi maupun tidak resmi haruslah bisa melahirkan hal yang demikian, sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan dan peluang perusahaan dalam hal ini indosat untuk mengambil nilai dari pelanggan.
Berdasarkan analisa tersebut, maka penulis berkesimpulan untuk memberikan beberapa solusi, dapat berguna untuk menambah kemampuan perusahaan dalam hal ini pemasar untuk memperbesar kemampuan untuk mengambil nilai dari pelanggan, terutama dari mengahadirkan pelayanan prima dan terstandar kepada pelanggan baik pada gerai-gerai resmi maupun non-resmi.
1.      Membuka serta menambah gerai gerai resmi baru, baik dalam skala kecil maupun skala besar
Solusi diatas merupakan solusi yang memberikan porsi kepada indosat selaku penyedia layanan komunikasi sebagai pelaku utama dalam hal pengembangan gerai beserta pelayanannya kepada pelanggan. Gerai-gerai tidak hanya berada pada skala provinsi atau kota saja, tapi juga pada skala kecamatan atau wilayah yang merupakan cakupan dari beberapa kecamatan, sehingga dapat bersinggungan langsung dengan pelanggan. Investasi ini merupakan investasi bernilai besar, akan tetapi juga dapat memberikan nilai lebih dari kemampuan indosat untuk mengendalikan pasar yang ada di gerai-gerai nya. Ditambah dengan investasi untuk memperbaiki gerai-gerai yang ada, untuk dapat menyesuaikan standar pelayanan dengan pasar, maka diharapkan indosat dapat menjadi pemain utama, pengendali utama, serta penikmat hasil utama dari investasinya dalam memberikan pelayanan bagi pelanggan
2.      Bekerjasama dengan beberapa gerai non-resmi untuk menjadi tangan kedua indosat, minimal dalam hal standarisasi pelayanan untuk para pelanggan indosat
Solusi kedua ini merupakan solusi yang memposiskan indosat sebagai mitra induk. Menjalin hubungan dengan beberapa gerai non-resmi untuk dapat mengutamakan indosat dari segi produk dan pelayanan pelanggan atas produk lain merupakan solusi yang mudah untuk beberapa wilayah yang mungkin tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh gerai-gerai resmi, atau, apabila indosat tidak menginginkan untuk investasi besar-besaran pada gerai serta kualitas pelayanan.
3.      Menciptakan event-event skala bulanan maupun tahunan yang sasaran utamanya adalah pelanggan setia maupun pelanggan potensial, untuk memberikan pelayanan terstandar minimal pada event-event tersebut

Kesimpulan daripada analisa ini adalah, bahwa peran gerai-gerai baik gerai resmi maupun tidak resmi dalam pemasaran di bidang industri telekomunikasi di indonesia memegang peranan penting, terutama sebagai sarana untuk mengambil nilai dari pelanggan, serta memperluas jaringan pemasaran dan menambah jumlah pelanggan. Maka dari itu, seperti yang dikatakan Joy Wahyudi, indosat tidak bisa memandang remeh urusan gerai ini, sehingga, dalam persaingan yang lebih ketat mendatang, gerai indosat mampu menjadi alat pengambil nilai dari pelanggan yang lebih produktif dibanding dengan gerai-gerai perusahaan telekomunikasi yang lain.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Kotler,Philip & Gary Armstrong ; “Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas Jakarta, Penerbit Erlangga, 2008
2.      Sylviani, Lynda ; “Tugas Akhir : Penerapan service excellent terhadap pelayanan digaleri indosat cabang solo” Surakarta, Universitas Sebelas Mared, 2009

Sumber Internet
3.      www.m.kompas.com , diakses pada 22 oktober 2014, pukul 22.30 malam
4.      www.m.indosat.com, diakses pada tanggal 24 Oktober 2014, pukul 23.15 malam
5.      www.wikipedia.org, diakses pada tanggal 24 oktober 2014, pukul 00.15 malam




No comments:

Post a Comment